Kesempatan??

Sesuai dengan rencananya yang sudah ditentukan hari kemarin, hari ini Arnaf beserta keluarganya pun berangkat menuju rumah sakit tempat orang tua mantan tunangan Arnaf.

Jika boleh jujur, Arnaf sebenarnya berat untuk menghadap keluarga mantan tunangannya itu. Dia merasa malu dan tak enak hati. Apalagi keadaannya yang memakai kursi roda. Pasti akan banyak pertanyaan yang timbul.

Tapi di sisi lain dia juga harus minta maaf, karena secara langsung dia juga mambuat malu keluarga Prasasti atas gagalnya pertunangan dan rencana pernikahannya.

kini mereka telah sampai di sebuah rumah sakit. dimana orang tua Sasti dirawat. sesuai dengan petunjuk yang sasti berikan, kini mereka menuju keruangan orang tua Sasti berada

"Assalamu'alaikum.."

merasa ada suara yang memberi salam, seorang wanita paruh baya yang sedang menyuapi suaminya menoleh. Matanya membulat seketika begitu dia tahu siapa yang datang.

"Ya Allah mba Mia?" ucap ibu itu dengan perasaan takjub.

"apa kabar Ratih?"

"Mba Mia, Mas Bagus, sini masuk.."

Orangtua Arnaf pun masuk terlebih dahulu. namun begitu Arnaf dan Arnia masuk, kedua orang tua Sasti mengerutkan pandangannya. Bukan tak senang tapi mereka heran dengan keadaan pemuda yang hampir menjadi menantunya itu.

"Arnaf, Arnia?" ucap Ratih. Arnaf serta Arnia pun tersenyum canggung sembari menjabat tangan Ratih.

"Sehat bu?" tanya Arnaf dan dia juga menuju ke brangkar ayahnya Sasti.

"Gimana keadaanya pak?"

"Alhamdulillah nak ,sudah agak mendingan. kamu kenapa bisa....?" ucap wahyu, ayahnya Sasti. Arnaf hanya tertawa renyah. sebenernyan Arnaf maksud dengan pertanyaan yang terpotong dari Wahyu, Tapi Arnaf enggan menjawabnya. Dia hanya tersenyum tipis.

"Apa yang terjadi sama kamu nak? kok kamu bisa kaya gini?" tanya Ratih sembari melangkah dan berdiri di belakang Arnaf. Seperti biasa sejak dulu saat sama putrinya, Ratih selalu mengusap usap kepala Arnaf. pemuda itu merasa tersentuh, bahkan mereka masih bersikap baik setelah apa yang Arnaf lakukan terhadap putrinya.

Arnia yang kebetulan paling muda hanya bisa diem menempel di langan ibunya.

"Yah, hadiah dari Tuhan Tih..." Jawab Bagus lesu merasa tak enak.

"Maksudnya?"

"Sudah lah Tih, nggak perlu penasaran, ntar yang ada membuka luka lama.."

"Luka lama? Apa ini gara gara kepindahan kita yang mendadak tanpa ngasih kabar mas Bagus? Ya Allah jadi Arnaf lumpuh gara gara.."

"Bukan Ratih, itu karena salah dia sendiri. Ngga ada hubunganya dengan kalian.."

"Maafkan kami mba Mia, mas Bagus. Karena tiba tiba Sasti memutuskan pertunangannya tanpa alasan.."

Deggg...

Arnaf dan keluarganya terkejut dengan apa yang di ucapkan Ratih. Berarti Sasti tak menceritakan yang sebenarnya? itulah pertanyan mereka dalam benak masing masing.

"Aku juga kaget, ketika Sasti tiba tiba mendadak setuju pindah kesini, apa lagi Sasti melarang kami ngasih kabar ke kalian, Maafkan kami mba Mia.."

"Jangan menyalahkan Sasti Ratih, Sasti ngga salah, justru anak kami yang salah. Arnaf selingkuh, dan sebab itulah Sasti memutuskan pertunangan mereka.."

"Apa? Jadi?"

"Iya, justru kami yang minta maaf, kami yang salah, anak kami yang keterlaluan.." Terang Mia dengan nada yang mulai bergetar.

Sedangkan Arnaf, dia hanya menunduk tak bisa berkata kata.

"Maafkan kami ya Ratih, kami nggak becus mendidik anak. Maafkan kami.."

"Hmm, mungkin mereka memang ditakdirkan tidak berjodoh mba Mia, ya sudahlah mau bagaimana lagi. trus, apa sekarang kamu sudah menikah nak?"

Arnaf yang sedari tadi menunduk sedikit kaget dikasih pertanyaan seperti itu.

"Mana ada yang mau dengan pria lumpuh Tih.." Jawab Mia getir.

"Jangan gitu mba, pasti ada, asal mau berusaha. Apa kakinya benar benar nggak bisa di sembuhkan?"

"Ya bisa sebenarnya, tapi dia nggak mau.."

"Kenapa nak? mending disembuhkan loh. Kan lebih enak berjalan normal.."

"Nggak apa apa bu, biar aku begini saja, doain saja bu, semoga ada perempuan seperti Sasti yang bisa nerima aku apa adanya.."

"Sasti juga rencananya dua minggu lagi mau nikah nak.."

Deggg..

Arnaf kembali di kagetkan dengan sebuah fakta yang membuat hatinya sakit.

"Mba Mia, mas Bagus, aku mohon kalian datang ya pernikahan Sasti. kamu juga ya nak?"

"Akan aku usahakan bu."

"Semoga bisa lah, walaupun ngga berjodoh, kamu dan Sasti kan sudah dekat dari dulu, walaupun nggak jadi pasangan, kan masih bisa jadi temen??."

"Iya bu, akan saya usahakan yah, calon suami Sasti orang sini aja apa bu?" Meski getir namun rasa penasaran tetap masih ada pada diri Arnaf.

"Bukan, dari kota sebelah, sebenarnya kita kurang setuju karena mereka belum lama saling kenal, namun laki lakinya selalu kerumah dan memohon, ya sudah, akhirnya kami setuju.."

Dan Arnaf manggut manggut

"Awas loh Naf, kalau nggak datang, ibu marah sama kamu.." Dan Arnaf hanya tertawa kecil.

"Sastinya mana? kemarin kita ketemu di hajatan sodara saya.."

"Sasti lagi nyebar undangan.."

"Lilo mana bu?" Arnia yang dari tadi diam baru berani mengeluarkan suara.

"Lilo masih sekolah, dia kan sekarang kelas dua SMA, kamu masih sekolah apa sudah kuliah nduk?"

"Kuliah bu, baru mulai tahun ini.."

Dan setelah ngobrol hal yang lain dan sebagainya, akhirnya Arnaf sekeluarga pun pamit karena mereka juga ada acara yang lain.

Arnaf lebih banyak diam sepanjang perjalanan. pikirannya melayang kepada ucapan sang ibu dari mantan tunangan. Sasti dalam waktu dekat ini akan melangsungkan pernikahannya. Ada rasa sakit dan kecewa yang mendera hati Arnaf.

pupus sudah harapan Arnaf. Bahkan dia sudah tak berhak memiliki perasaan terhadap Sasti selain perasaan hanya mantan saja.

Saat mobil berhenti di lampu merah, pandangan Arnaf di kejutkan dengan pengemudi motor yang di sebelah mobilnya.

"Bukankan dia cowok yang kemarin bersama Sasti? kok sekarang?"

Arnaf melihat laki laki yang bersama Sasti kemarin sedang memboncengkan seorang perempuan yang sedang dalam keadaan hamil. Dilihat dari gerak geriknya sepertinya mereka ada hubungan spesial.

"Apa Sasti akan mengalami pengkhianatan lagi? Ya Tuhan, bagaimana perasaan dia nanti saat tau laki lakinya memililki wanita lain yang sedang hamil?"

Arnaf benar benar kalut. Di satu sisi dia ingin menolong Sasti, tapi di sisi lain dia merasa tidak punya hak membongkar kebusukan orang lain karena dulu dia juga pernah melakukan pengkhianatan.

Tapi perasaan cinta Arnaf yang masih tersimpan rapi membuat pria itu terus berpikir, mencari cara agar Sasti tahu kebusukan laki laki itu tanpa Arnaf turun tangan.

Setelah lumayan berpikir keras, tiba tiba bibirnya tersenyum. Sepertinya dia mempunyai ide yang bagus.

"Baiklah, mending aku hubungi seseorang untuk menyelidikinya." Ucap Arnaf dalam hatinya. Dia membuka kaca mobil dan membidik pria dengan ponselnya. Untungnya pria itu tak menyadari gerak gerik Arnaf.

"Mungkin ini satu satunya cara agar aku bisa kembali lagi dengan Sasti, maafkan aku Sasti, maaf aku harus melakukan cara ini.." Gumamnya

@@@@@

Terpopuler

Comments

️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹

️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹

kasian sasti

2022-02-01

0

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

2x, di khianati.. sasti. 😢

2022-01-19

3

🌸 andariya❤️💚

🌸 andariya❤️💚

semoga mereka gak sampai nikah..Uda tahu...bawah dia Uda nikah😇

2022-01-14

7

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!