Di sebuah Villa mewah pagi ini terlihat begitu sibuk. Semua orang nampak sedang bersiap diri memakai pakaian terbaiknya. Hari ini salah satu dari keluarga besar mereka akan melaksanakan pernikahan. Pernikahan mewah dari salah satu keluarga kaya dan terpandang. Semua begitu nampak ceria.
Tapi tidak dengan seorang pria yang masih setia dengan lamunannya, lebih memilih menyendiri di dalam kamar daripada berkumpul dengan keluarga besarnya. Tatapannya kosong menerawang ke arah luar jendela. Dan sesekali dia juga menatap kedua kakinya. Kaki yang tidak bisa di gerakkan dan harus bergantung pada kursi roda di setiap aktifitasnya.
Pria yang sudah kehilangan senyumnya sejak kejadian naas itu, selalu menyalahkan dirinya dan menganggap kaki lumpuhnya adalah karma atas perbuatannya dimasa lalu. Kelumpuhan yang sebenernya masih bisa disembuhkan tapi dia enggan melakukannya.
"Hy Bro, ngapain lo masih masih disini.? ayolah keluar.." Suara seseorang menyadarkan lamunannya. Dia menoleh sejenak, dua sahabatnya bergerak menuju ke arahnya.
"Ayo dong Naf, gabung sama yang lain. ngapain demen banget menyendiri sih?"
"Kalian saja sana sama yang lain. Males gw kalau harus kumpul kumpul.." jawab pria berkursi roda itu. Pria yang akrab dipanggil Arnaf itu sejak kejadian naas tiga tahun lalu, merubah seluruh gaya hidup dan pergaulannya. Bekerja dan menyendiri adalah kegiatan utama yang dia lakukan untuk menghabiskan waktu.
"Ayolah Naf, lo jauh jauh dari Jakarta masa tetap kaya gini?"
"Kalau bukan karena Velly nikah, gw juga ogah datang kesini.? ngapain? mending di rumah.."
"Naf, jangan gitulah, lo nggak cape apa selamanya akan bersikap seperti ini.? Buka mata dan hati lo..! lo harus maju, bukan terus terusan seperti ini.." Ujar salah satu sahabatnya yang bernama Fathir.
"Iya Naf, biarlah yang berlalu tu pergi, ikhlaskan saja apa yang memang sudah menjadi takdirmu, lagian dia juga sudah pergi jauh.." Ucap sahabat Arnaf yang lain, yang biasa di sapa Baim.
"Kalau gw nggak buat kesalahan, mungkin saat ini gw lagi bahagia sama dia, bisa jadi gw sudah mempunyai anak dengan pernikahan kita.." Ucapan Arnaf terdengar getir. Matanya menatap cincin yang masih setia dia kenakan di jari manis tangan kirinya.
"Plis dong Naf, lo lupain dia, dia sudah jadi masa lalu, sekarang lo harus mikir masa depan lo, coba buka hati lo buat cewek lain?"
"Mana ada cewek yang mau sama cowok lemah dan lumpuh im? ada juga paling ngincer harta gw. Bukankah hidup gw hancur juga gara gara cewek yang gila harta?"
"Udah deh Naf, jangan lo ingat ingat lagi..! bukankah itu hanya akan bikin lo sakit hati? Udah lah lupain. mending kita siap siap berangkat ayo.."
"Iya Naf, mending kita berangkat, lihat dangdutan.."
"Dangdut? Velly jadi ngundang musik dangdut?"
"Jadi lah, lo tau sendiri, Velly tu maniak banget sama dangdut."
"Cihh, dasar bocah sableng, seleranya kok ya aneh aneh aja.."
"Ya udah ayok berangkat. Ntar malah ketinggalan lagi acara akadnya.."
Dan tanpa perdebatan lagi, ketiganya keluar kamar. Arnaf dan kedua sahabatnya memakai mobil yang memang di desain khusus untuk Arnaf hingga dia tidak kesulitan naik mobil. Dan setelah semuanya sudah siap, mobil Arnaf dan yang lain pun meluncur ke gedung tempat berlangsungnya acara.
"Kata Velly, grup dangdut yang dia undang grup terbaik di kota ini loh, dan suara biduannya, behh mantap benar.." Celoteh Baim penuh semangat.
"Kali aja im dapat jodoh biduan disini, pasti mantap tuh goyangannya.." Ucap Fatir menimpali.
"Cihh, cari jodoh kok biduan. Cari tuh yang berkelas."
"Berkelas? Seperti selingkuhan lo?"
Skak. Arnaf terdiam
"Lebih berkelas mana? Mantan tunangan lo apa selingkuhan lo?"
Dan Arnaf semakin terbungkam.
"Jangan semua di sama ratakan Naf, Kali aja lo sebenernya di takdirkan dengan biduan, baru tahu rasa lo.."
"Gw? sama biduan dangdut? mending gw milih mati, meski hanya ada satu wanita di dunia ini.."
"Hahha biarin aja dia ngomong kaya gitu im, paling ya kaya dulu, ucapannya berbeda dengan hatinya. Kalau hatinya dan ucapannya sama, nggak bakalan dia menyesal kaya gini hahha..." Ucap Fatir dan keduanya seketika tertawa bersama, sedangkan Arnaf memandang sebal kedua sahabatnya.
Ada rasa nyeri yang dirasakan dalam hatinya. Rasa nyeri karena kesalahan sendiri, Dulu dia selingkuh juga karena faktor penampilan. Menurutnya selingkuhannya terlihat cantik dan berkelas. Namun nyatanya cuma topeng.
Dan akhirnya merekapun sampai disebuah gedung tempat berlangsungnya acara. Mereka segera masuk karena acara pernikahan akan segera di mulai. Semua keluarga dan tamu undangan nampak sudah memenuhi kursi yang di sediakan.
Tak lama kemudian acara pernikahan pun di mulai. Yang pertama dan yang paling penting adalah acara akad. lafaz sakral itu terdengar lantang dan tegas dari bibir mempelai pria dalam satu tarikan nafas hingga kata sah sepakat diumumkan.
Selanjutnya adalah prosesi pernikahan. Prosesi yang menggunakan ada jawa itu nampak begitu hikmad tanpa ada gangguan sama sekali. Satu persatu rangkaian acara prosesi pernikahan, dilakukan kedua mempelai dengan lancar.
Hingga prosesi selesai, acara berikutnya adalah sambutan singkat dari perwakilan kedua keluarga mempelai dan juga pembacaan doa yang di pimpin oleh ustad setempat.
Setelah semuanya selesai, tiba saatnya acara menikmati hidangan dan berfoto bersama sang pengantin dengan diringi musik dangdut sebagai hiburan.
Arnaf dan kedua sahabatnya memilih tempat yang agak dekat dengan panggung. Sebenarnya Arnaf keberatan berada di sana, namun tempat yang ramai dan desakan dari kedua sahabatnya, mau tak mau Arnaf pun menuruti mereka.
Saat ini, biduan pertama sedang melakukan aksi panggungnya.
"Tuh lihat pakaian dan goyangannya.." Tunjuk Arnaf sinis, sedangkan Baim dan Fatir hanya besikap masa bodo.
"Emang dulu selingkuhan lo pakaiannya kaya gimana? Lebih sopan dari dia?"
Skak. Lagi lagi Arnaf dibuat bungkam. Dua sahabatnya selain pintar menghiburnya, juga pintar mencelanya. Meski mereka tidak tahu saat Arnaf selingkuh mereka mungkin sudah mendengar dari keluarganya.
Dan setelah menyanyikan dua lagu, pedangdut itu turun panggung untuk berganti dengan giliran pedangdut berikutnya.
Saat ini yang berada di panggung adalah pemandu acara dangdut tersebut.
"Okeh, setelah tadi kita menikamti suara merdu novi sasmita, kini saatnya untuk penampil berikutnya. Siapa lagi kalau bukan dara cantik dengan suara khasnya, yang namanya sudah tak asing bagi kita pecinta dangdut di kota ini. Ini lah dia AYUDIA PRASASTI..!!!"
Deggg...
jantung Arnaf seakan berhenti berdetak saat pemandu acaranya memanggil nama yang sangat tak asing bagi dirinya. Dengan debaran hati yang tek seperti biasanya, Matanya terus tertuju pada arah panggung.
Hingga tak lama kemudian, muncullah sosok anggun dengan pakaian yang sopan dan tak terlalu terbuka, nampak tersenyum ramah menyambut tepukan penonton.
Mata Arnaf dan kedua sahabatnya membulat sempurna.
"Prasasti..??"
@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
tris tanto
bisa dimusiumkan gk ya itu sipras
2023-01-29
0
Yuli Fitria
Biduan, aku jadi keinget Asmara 😁
2022-02-17
1
️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹
penyesalan selalu datang di akhir
2022-02-01
2