...#...
...“Ada dua keadaan yang menyebabkan arogan. Pertama adalah ketika kamu salah dan tidak bisa menghadapinya, dan yang kedua adalah ketika kamu benar dan tidak ada orang lain yang bisa menghadapinya.”...
...- Criss Jami -...
...***...
Adnan Khaizan, menutup pintu lokernya dengan sedikit kasar. Perhatiannya dalam seketika tersita saat secara tiba-tiba ia menangkap sosok seorang gadis yang berdiri di dekat pintu lokernya dengan sebuah kotak dalam genggamannya. Adnan terdiam memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah. "K-kak… aku buatin cookies buat kak Adnan, t-tolong diterima ya…" ujar gadis itu gugup. Tangannya menyodorkan kotak dalam genggamannya itu ke arah Adnan. Adnan meraih kotak itu setelah terdiam beberapa saat, membuat semua orang yang berada diruang loker itu terkejut dibuatnya.
"Wah gila, diterima dong. Gue kira bakalan ditolak atau di anggurin."
"Tunggu aja, kak Adnan nggak mungkin terima gitu aja. Pasti bakalan di tolak."
"Lo buta apa gimana? Udah jelas-jelas kotaknya di terima." Beberapa gadis yang ada di sana berbisik sembari memperhatikan mereka berdua. Gadis dihadapan Adnan menunduk dengan wajah bersemu, wajahnya menampakkan senyuman malu sesekali melirik ke arah sang empu.
Jonas Cleve, sahabat Adnan yang sejak tadi berdiri dibelakangnya bersama Dev Jefrey hanya diam dan memperhatikan. Jonas mengeluarkan senyuman miring saat mendapati gadis itu tersenyum malu. "Belum tahu aja dia sama apa yang bakalan terjadi berikutnya," bisik Jonas pada Dev yang berada disampingnya. Dev diam tak bersua.
Adnan membuka kotak itu dengan sedikit kasar, ia menunduk melihat isi kotaknya. Di dalamnya ada beberapa buah cookies coklat dengan toping choco chips yang tampak lezat di tata dengan indah berjejer memenuhi kotak itu. Jonas yang berada di paling belakang mengintip sedikit ke arah kotak tersebut, cowok itu tampak tergiur dengan isinya. Apalagi Jonas ini adalah cowok pencinta makanan manis. "Kayaknya enak," gumamnya yang berhasil membuat Dev di sampingnya itu melirik. "Apa? Emang iya, kan?" Jonas balik menatapnya.
"Lo kalo liat yang manis-manis aja, cepat." Komentar Dev yang tak dihiraukan Jonas. Adnan menjatuhkan kotak ditangannya itu kasar membuat semua isinya berhamburan keluar dan hancur. Gadis di hadapannya terkejut bukan main saat melihat apa yang baru saja terjadi.
"Liat kan? Udah gue bilang, kak Adnan nggak mungkin terima."
"Gila sih, malu banget pasti."
Gadis itu termangu ditempatnya, ia mendongak perlahan menatap Adnan yang kini menatapnya dengan tatapan tajam. "Lo pikir, Lo siapa berani ngasih gue cookies kayak gini?" Tukasnya dengan suara dingin yang berhasil membuat gadis itu diam seketika membatu di tempatnya. Wajahnya mulai memanas, matanya mulai berkaca-kaca, dan bersamaan dengan itu tangannya mulai gemetar ketakutan. "Asal Lo tau aja, coklat itu mengandung kalori yang bisa bikin tubuh gendut. Jadi, maksud Lo ngasih gue coklat itu biar gue gendut? Gitu?"
"B-bukan gitu kak… aku hanya—"
"Lain kali, sebelum Lo mu ngasih apa-apa ke gue, pikir dulu sepuluh kali!" Tegasnya menatap tajam gadis yang hampir menangis dihadapannya itu. Semua orang yang ada di dalam sana berbisik, beberapa diantaranya menertawakan nasib gadis itu, sedangkan sebagian lainnya hanya bisa diam memperhatikan tanpa kata. Gadis itu tertunduk menyembunyikan air matanya yang jatuh, ia benar-benar sudah dipermalukan oleh cowok yang bahkan ia kagumi sejak ia masuk di SMA itu. Ia menggigit kulit bibir bagian dalamnya, berusaha menahan isak tangis yang nyaris keluar dari dalam mulutnya. "Cookies…" Jonas meratapi cookies yang baru saja dibuang sahabatnya itu. Dev mendelik ke arahnya.
...*...
Bina Esfand, melangkah menyusuri koridor sembari membaca buku berjudul Healology karya pengarang asal Amerika serikat Criss Jami. Ia menghentikan langkahnya saat mendengar suara gaduh yang berasal dari satu ruangan yang tidak sengaja ia lewati. Bina berhenti di depan pintu masuk, ia menurunkan buku ditangannya dan menatap ke arah cowok yang baru saja memarahi gadis dihadapannya dengan perlakuan yang cukup kasar. Bina menghela napasnya kasar, ia kemudian melangkah memasuki ruangan tersebut. Kedatangannya membuat beberapa orang yang berdiri menoleh spontan ke arahnya.
"Cewek itu siapa?"
"Kayaknya murid baru deh, gue baru liat soalnya."
Beberapa orang berbisik sembari memandang kearahnya yang terus melangkah masuk melewati mereka.
"Ada dua hal yang menyebabkan arogan. Pertama adalah ketika kamu salah dan tidak bisa menghadapinya, dan yang kedua adalah ketika kamu benar dan tidak ada orang lain yang bisa menghadapinya," ucap Bina dengan suara tegas, atensi semua orang berhasil disita oleh kedatangannya. Semua orang yang ada di sana menoleh serentak ke arah datangnya suara dan melihat Bina yang kini berjalan hingga akhirnya berhenti tepat di hadapan Adnan yang yang menatapnya penuh selidik. Bina mendongak, beradu pandang dengan Adnan.
"Sekarang gue tahu apa arti dari omongan Criss Jami dalam pepatahnya, dan contohnya… Lo!" Bina menunjuk Adnan tepat di wajahnya membuat cowok itu melongo dengan kalimat menohok yang baru saja terlontar dari mulutnya. "Berani banget ini cewek nunjuk gue," pikir Adnan dengan raut wajah kesal. Semua orang kaget dibuatnya, sebelumnya tidak pernah ada cewek yang berani melawan balik Adnan, dan Bina adalah satu-satunya cewek yang berhasil membuat semua orang terkejut dengan tindakannya.
Jonas menatap Bina berbinar, cowok itu kagum melihat sosok Bina yang berbeda di banding cewek-cewek lain di sekolahnya yang pernah ia temui. Beda halnya dengan Jonas dan Adnan, Dev justru menunjukkan respon yang berbeda. Kedua matanya membulat sempurna, ia menatap gadis itu nyaris tak berkedip.
"Lo siapa datang-datang main nunjuk-nunjuk muka orang?!" Adnan menatapnya tajam, Bina justru balas menatapnya dengan tatapan datar.
"Identitas gue nggak penting." Bina melipat kedua tangannya di depan dada. Ia memicingkan matanya ke arah Adnan, "tapi yang pasti gue paling benci sama orang yang merendahkan harga diri orang lain."
Gadis dibelakangnya itu mendongak perlahan menatap Bina yang melawan tanpa rasa takut. Ia menghentikan tangisnya dalam seketika.
"Apalagi didepan banyak orang kayak gini. Gue benar-benar nggak bisa tinggal diem." Sambungnya. Bina berbalik, berhadapan dengan gadis di belakangnya. "Lo nggak usah nangis. Nggak penting banget nangis cuma gara-gara cowok arogan kayak dia." Ia mendelik kesal pada Adnan.
"Arogan?" Adnan mengulang, Jonas di belakangnya cekikikan saat melihat Adnan yang tampak terkejut dengan ucapan Bina. "Diem, Lo!" Kesal Adnan melirik Jonas yang langsung terdiam sambil masih berusaha menahan tawanya. "Berani banget Lo bilang gue arogan!"
"Lo nggak terima? Lo emang arogan, saking arogannya Lo sampai rendahin orang."
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
ShiHoMi Channel
Adnan sampe Speechless
2022-02-22
0
ShiHoMi Channel
si Bina hebat
2022-02-22
0
ShiHoMi Channel
seru banget!!!
2022-02-22
0