...Kemah Terakhir Season 3...
Getta merasa bodoh karena ia begitu mengharapkan kata-kata selanjutnya. Tapi, Molly nggak seperti Chika atau cewek-cewek lain yang agresif dan kadang-kadang cenderung nggak tahu malu. Ia harus bersabar, namun kemudian ia tersenyum.
"Kamu beneran sakit Sleeping Beauty syndrome deh kayaknya," kata Getta memecah keheningan.
"Hah?" Molly tampak terkejut. Lalu tertunduk malu sambil melangkah dan melewati Getta yang masih berdiri. "Bukan Sleeping Beauty tapi Sleeping Ugly..."
"Apa?" tawa Getta melompat dari bibirnya dan ia segera menyusul Molly. "Ugly?"
Molly menoleh sekali padanya. "Aku kan nggak cantik," katanya merengut.
"Apa sih pentingnya cantik?" tanya Getta mulai cekikikan.
Molly tidak menjawab dengan bersungut-sungut ia melangkahkan kakinya dengan cepat. "Bagi cewek itu penting...," keluhnya.
"Iya deh iya...," Getta mengalah.
Lalu keheningan kembali bicara dalam langkah yang tampak nggak punya tujuan. Tiba-tiba Getta bergidik, ia merasa ada sesuatu yang bergerak-gerak di semak-semak yang baru mereka lewati. Tanpa sadar ia mempercepat langkahnya dan menabrak Molly yang nggak tahu apa- apa.
"Kenapa, Get?" tanya Molly yang sudah menemukan wajah Getta pucat.
"Ada... ada yang gerak-gerak di situ tuh...," jawab dia ngeri.
Molly mengernyit, jadi... Getta juga takut hantu?
"Paling cuma binatang...ini kan hutan," jawab Molly tampak acuh sambil bergerak lagi.
"Tuh!" Getta menunjuk-nunjuk dengan ketakutan ke semak-semak bergoyang-goyang.
Karena Getta takut, Molly mulai waspada. Semak-semak itu diam
beberapa saat sebelum...
"Whoaaaaaaa!" suara menyeramkan menerkam mereka dari belakang.
Molly dan Getta menjerit sampai jatuh!
Tawa renyah Chika terdengar, Jonas muncul tiba-tiba dengan mata membelalak bercahaya menyeramkan -sebuah ekspresi konyol mereka baru membuat lelucon.
"Siaaaaal!" pekik Getta sambil bangkit dan dalam sekejap meraih kedua bahu Jonas untuk memberinya hantaman lutut di perut. "sialan lo, Jo!"
Jonas tertawa sambil melepaskan dirinya sebelum Getta membalas candaannya.
Tawa Chika terhenti, melihat Molly belum dapat berdiri.
Wajahnya pucat. Rona merah yang selalu timbul saat bersama Getta tadi, telah lenyap nggak berbekas.
"Molly?"Chika menghampirinya.
"Molly?" Panggil Getta sambil mendekat dan tiba-tiba tubuh kurus itu terkulai.
Molly pingsan karena terkejut!
"Aah! Kalian sih!" gerutu Getta sambil mengangkat Molly yang tumbang di hadapan sahabatnya yang bisanya cuma melongo.
Jonas tampak kawatir. "Sory... gue kan nggak tahu dia jantungan...," sesalnya sambil mengikuti Getta yang sudah menggendong Molly di punggungnya.
Chika nggak bergerak, saat Jonas berlari menyusul Getta dan Molly terburu-buru. Ia hanya memandangi langkah mereka yang perlahan meninggalkannya."Apa-apaan sih...," gumamnya tiba-tiba merasa kesal.
****
"Sebenarnya semalam...," Getta memulai kata-katanya yang terdengar gugup sambil berpikir. "Kamu pingsan atau ketiduran sih?"
Molly merasa sangat malu. "Aku beneran kaget kok...," kata dia ragu-ragu sambil mengingat lagi. Ia memang nggak sadarkan diri sewaktu Chika dan Jonas menakut-nakuti mereka. Hanya saja dalam perjalanan kembali ke tenda, ia tersadar namun...
Tiba-tiba pipinya merona, membayangkan Getta menggendongnya dan mereka berada dalam jarak yang sangat dekat.
"Ada tapi-nya kan?" celetuk Getta yang kebingungan melihat perubahan raut Molly, lalu ia menghela nafas. "Udara di sini dingin ya, sampai kamu yang biasanya putih pucat kulitnya jadi merah..."
Molly tertunduk membeku, ingin tersenyum tapi terlalu malu. Getta tahu bahwa ia ketiduran saat mereka sampai di tenda. Tapi, Getta tampak nggak mempermasalahkannya.
"Oh ya, kemarin... aku sama Jonas sempat keliling di sekitar tempat kemah terus kami nemu tempat yang bagus banget.," Getta memulai. "Kamu mau ikut ke sana?"
Molly mengangkat kepalanya dengan semangat. "Mau! Aku kasih tahu Chika dulu ya!" serunya.
"Nggak usah," kata Getta. "Aku juga nggak ngajakin Jonas, jadi..."
Molly menatapnya bingung, jadi... hanya pergi berdua?
"Kamu mau kan?" tanya Getta, lagi tampak penuh harap.
Molly mengangguk dengan sangat pelan, ragu-ragu tapi senang!
"I..iya...," jawabnya, tertunduk canggung.
Getta tersenyum sambil berdiri dan Molly menengadah karena terkejut, Getta mau langsung pergi?
"Bentar lagi games-nya dimulai, kita perginya pas istirahat siang aja. Aku tunggu di dekat sungai ya?" kata dia sebelum berlari dengan gembira dan selanjutnya ia sudah berada di antara anak-anak cowok yang sedang tertawa.
****
"Mau ke mana lo?!" suara Chika mengangetkan Molly yang ingin keluar dari tenda.
Molly terkejut setengah mati sampai detak jantungnya mau berhenti dan Chika malah tertawa.
"Gue nggak ke mana-mana kok," kilah Molly yang bingung.
Getta pasti sudah menunggunya di pinggir sungai.
"Ngapain lo sendiri-sendiri aja, mendingan lo ikut gue ngumpul sama yang lain," ujar dia sambil menarik lengan Molly dan mereka meninggalkan tenda di saat yang lain sedang istirahat setelah games ketangkasan yang bikin capek.
"Ta...tapi...," Molly ingin menolak, tapi ia harus mengatakan alasannya. Dan kalau Molly bilang Getta sedang menunggunya pasti bakal terdengar aneh bagi Chika. Lagipula, Getta bilang hanya berdua. Nggak boleh ada orang lain yang tahu.
"Udah, nggak apa-apa. Gue jamin nggak bakal ada yang ngeledek lo di sana!" kata dia.
Masalahnya bukan sekelompok orang yang sering meledek Molly waktu di sekolah, tapi Getta! Molly sudah berjanji padanya akan datang. Tapi, saat ini ia nggak bisa menolak, bahkan nggak ada kata-kata yang dapat ia lontarkan untuk mengelak.
Padahal sudah terbayang pergi ke tempat rahasia dengan Getta tapi sekarang Molly malah duduk di antara anak-anak songong yang membuatnya sama sekali nggak nyaman. Karena mereka mengobrol tentang sesuatu yang nggak dimengerti Molly. Sedangkan Chika...
tampak nggak mempedulikan Molly. Seperti sengaja duduk berjauhan dari Molly untuk membiarkannya sendirian.
Sekilas, saat Molly membayangkan Getta masih menunggu, Chika menoleh padanya dengan seringai di wajah cantiknya. Sebelum ia menertawai sesuatu dengan kelompok mayoritasnya.
"Lo ngapain ajak si goblok itu sih?" Jonas menyikut Chika sambil melirik Molly yang gelisah.
Chika cuma nyengir. "Gue kasihan lihat dia sendirian di tenda," jawab dia. "Oh ya, si Getta kok nggak kelihatan?"
"Nggak tahu gue, tuh anak belakangan aneh banget!" keluh Jonas. "Suka ngelamun, suka ngilang, kayak lagi jatuh cinta aja..."
Chika tertawa, menyembunyikan kekesalannya, tanpa komentar seolah telah memenangkan sesuatu saat memperhatikan Molly tampak khawatir. Getta pasti kecewa karena yang ditunggu nggak pernah datang.
****
Getta terlihat di samping Jonas dalam barisan anak-anak cowok.
Bu Seno masih berpidato dengan suara keras di depan murid. Sedangkan Molly menunggu Getta menoleh padanya tapi pada akhirnya ia naik bus dengan kecewa. Getta sudah seperti itu sejak malam api unggun di mana ia nggak lagi mengajak Molly bicara. Namun juga nggak menunjukan ia sedang marah atau kesal.
Ia tetap tertawa dengan teman-temannya dan Molly menarik nafas panjang, menyadari bahwa ia menyukai Getta dan menyesali hari saat ia nggak menepati janjinya -nggak sadar kalau Chika tampak senyum- senyum dari kejauhan setelah ia pindah tempat duduk di bus dan bergabung bersama kelompok cewek lain. Chika meninggalkan Molly sendiri.
Molly tampak nggak peduli, meski pun hatinya sedih sampai rasanya ingin menangis. Ia berusaha memejamkan mata, mencoba untuk tertidur meskipun ia belum mengantuk. Dan mengucapkan mantra tidurnya.
Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,....
ooOoo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments