Malam harinya Gabriel datang ke kediaman Averus karena ingin menemui Leon sekaligus bertemu dengan kekasih hatinya,Grace.
Sebelum makan malam tiba Gabriel sudah berada di ruang kerja Leon. Gabriel memberikan berkas yang diinginkan Leon yaitu berkas mengenai data gadis yang bernama Wilona.
"Wilona Charlotte" suara pelan Leon masih dapat didengar oleh Gabriel.
"Kenapa? Kamu tertarik?" Gabriel berucap dengan suara yang tenang
Leon memicingkan matanya menatap tajam Gabriel yang sedang duduk di hadapannya itu.
"Cih,menyebut namanya saja aku malas."
Jawab Leon sambil melempar berkas itu ke atas meja.
Gabriel menaikan satu alisnya dan menatap balik sahabatnya itu dengan tatapan yang datar.
"Jangan menyesal jika suatu saat kamu akan merindukan nama gadis itu." Ejek Gabriel dengan menampilkan senyum evil nya.
Leon baru ingin menjawab ucapan Gabriel,tapi terdengar suara pintu diketuk.
"Masuk" ucap Leon
Pintu terbuka dan munculah seseorang di balik pintu.
"Maaf tuan muda,makan malam sudah siap." Ucap kepala pelayan
Leon mengangguk "baiklah,terima kasih" lanjut Leon.
Kepala pelayan itu pun keluar dan menutup kembali pintu ruangan kerja Leon.
"Sebaiknya kita turun untuk makan malam,nanti kita bahas lagi tentang gadis ini bersama Grace."
Pernyataan Leon hanya dijawab anggukan kepala saja oleh Gabriel dan akhirnya ia mengikuti Leon dari belakang. Setidaknya di meja makan Gabriel bisa bertemu dengan kekasih pujaannya. Leon dan Gabriel menuruni anak tangga sesampainya mereka di lantai bawah mereka melihat Grace dan papanya sudah hadir disana.
"Selamat malam pah" ucap Leon dan Gabriel. Ya,semenjak pertunangan Gabriel dan Grace diresmikan,Averus meminta Gabriel untuk memanggilnya papah. Karena sebentar lagi status mereka akan berubah yaitu menjadi anak menantu dan mertua.
Gabriel mengambil tempat duduk di samping Grace. "Selamat malam sayang." Ucap Gabriel dengan senyumnya yang terbit di wajahnya.
Grace pun tak mau kalah,ia memberikan senyum termanisnya yang selalu dirindukan Gabriel "selamat malam juga sayang" jawab Grace.
Mereka pun menikmati makan malam mereka. Leon terus menatap ke arah Grace,sedangkan yang ditatap hanya cuek tidak memperdulikan tatapan Leon. Grace sudah tahu dari Gabriel kalau Leon akan meminta Grace untuk tidak berteman dengan Wilona. Tapi,Gabriel meminta Grace untuk berpura-pura tidak tahu saja dan itu disetujui oleh Grace. Grace juga ingin mendengar sendiri apa yang diucapkan oleh kakaknya itu.
Setelah mereka selesai makan malam,kini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menikmati kopi dan teh juga cemilan yang disediakan oleh pelayan. Di tengah asyiknya obrolan mereka Leon meminta Grace untuk ikut dengannya. Grace pun akhirnya mengikuti langkah Leon yang menuju ke arah taman belakang. Sedangkan Gabriel masih menemani Averus.
"Ada apa kak?" Tanya Grace setibanya mereka di taman belakang.
"Mmmm.. Grace apakah kamu mengenal gadis yang bernama Wilona?" Tanya Leon kembali
"Wilona?" Ucap Grace sambil mengerutkan dahinya.
"Ya,Wilona Charlotte mahasiswa di kampus kita."
"Tentu aku mengenalnya karena hampir satu kampus membicarakan gadis itu." Jawab santai Grace
Leon tercengang dengan apa yang dikatakan Grace. "Maksud kamu apa? Satu kampus mengenal Wilona?"
"Ya,mereka hanya mengenal Wilona segini,sehingga mereka tidak tahu kebenaran yang terjadi." Jawab Grace dengan menunjukkan ukuran daun yang sangat kecil. Lalu Grace menatap Leon dengan intens.
"Apa kakak mengenal Wilona?" Tanya Grace
Leon menggeleng "tidak,tapi Claudia sudah menceritakan semuanya tentang gadis itu dan kakak minta sama kamu untuk tidak berteman dengan orang seperti dia. Itu akan merusak pencitraan keluarga Averus."
Grace memutar bola matanya malas "lalu kakak percaya begitu saja dengan wanita ****** itu?"
Leon membulatkan matanya,ia tidak menyangka kalau adiknya akan berbicara seperti itu terhadap kekasihnya.
"Jaga ucapan kamu,Grace" Leon berusaha menahan marahnya bagaimanapun ia tidak ingin membuat adik kesayangannya itu membencinya.
"Hah,terserah kakak saja. Kakak lebih percaya sama wanita itu kan' silahkan saja kakak percaya. Tapi,jangan melarangku untuk berteman dengan siapapun itu,terutama dengan gadis baik hati seperti Wilona." Grace segera meninggalkan Leon sendirian di taman,ia segera masuk dan menaiki anak tangga menuju kamar. Gabriel dan Averus yang melihat tingkah Grace hanya diam dan memperhatikan saja. Tidak lama Leon datang dari arah taman dan duduk kembali bersama Gabriel dan papanya.
"Ada apa Leon?" Tanya Averus yang melihat raut wajah Leon yang juga seperti sedang menahan sesuatu.
"Tidak ada apa-apa pah" jawab Leon sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
Averus menatap Gabriel meminta petunjuk atas sikap Grace dan Leon. Gabriel yang juga tidak tahu hanya mengangkat kedua bahunya sebagai tanda ketidak tahuannya.
...*****...
Di Sabtu pagi yang begitu cerah Wilona pagi-pagi sekali sudah bangun untuk melakukan lari pagi di taman komplek dekat rumahnya.
"Pagi Wilona" sapa pak sekuriti
Wilona tersenyum "pagi juga pak" jawab Wilona.
Wilona melanjutkan berlari mengitari taman komplek untuk beberapa putaran. Dirasa cukup oleh Wilona,akhirnya ia mengistirahatkan dirinya di sebuah bangku taman. Ketika ia sedang sibuk mengusap seluruh keringat di wajahnya,tiba-tiba saja seseorang menyodorkan botol minum ke arahnya.
Wilona terpaku menatap seorang pria yang berdiri dengan menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca oleh Wilona. Lalu ia menatap botol air yang ada di depan wajahnya. Wilona mengernyitkan alisnya,baru saja ingin Wilona menolaknya. Suara yang begitu familiar membuat Wilona urungkan niatnya.
"Diambil saja botol airnya Ilona" ucap Grace yang tiba-tiba sudah berada di belakang pria itu.
Wilona memiringkan sedikit kepalanya sedikit agar apa yang ia dengar itu adalah suara sahabatnya. Senyum Wilona terbit dari wajahnya.
"Grace,kamu disini?" Tanya Wilona yang sangat senang bertemu dengan sahabatnya itu.
Lalu Grace mengambil botol air minum yang berada di tangan Leon dan memberikannya kepada Wilona.
"Terimakasih sayangku" ucap Wilona
"Sama-sama sayangku" jawab Grace
Mereka pun saling menertawakan tingkah mereka. Sedangkan Leon yang dari tadi berdiri di sebelah Grace hanya menatap jengah pada Wilona.
"Grace apa pria ini calon suami kamu?" Tanya Wilona pelan seperti sedang berbisik
Grace pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya "aku hampir lupa memperkenalkannya padamu."
"Kak,kenalkan ini Wilona Charlotte sahabatku dan Wilona kenalkan ini kakak ku,Leon Averus Aksara"ucap Grace yang memperkenalkan Wilona kepada Leon. Wilona tercengang dan merutuki dirinya karena tidak mengenali Leon yang memakai masker dan topi,lalu Wilona tersenyum dan sedikit ragu mengulurkan tangannya kepada Leon.
Leon memandang Wilona dengan wajah dingin dan angkuhnya,serta tatapan yang intens dan sangat tajam yang mampu membuat tubuh Wilona menjadi kaku. Karena tidak mendapat sambutan untuk uluran tangannya akhirnya Wilona menurunkan tangannya dan tersenyum kecut.
Grace yang melihat tingkah kakaknya itu membuat dirinya dilanda kekesalan terhadap Leon. Dengan sangat kesal Grace menyikut perut Leon. Terdengar rintihan yang sangat pelan dari bibir Leon.
Leon membulatkan matanya pada Grace,bukannya takut dengan tatapan dari Leon malah Grace yang menatap kembali Leon dengan tatapan tajam dan memberi kode agar Leon memperkenalkan dirinya.
Akhirnya Leon pun mengalah dengan Grace. "Leon,namaku Leon,tadi namamu Wilona kan?" Tanya Leon dengan berpura-pura mengingat nama Wilona.
Wilona menoleh ke arah Leon dan tersenyum "iya,saya Wilona,tuan." Jawab Wilona dengan sangat sopan.
"Cih,pencitraan sekali dirimu nona. Senyummu itu tidak akan mempan untukku,kamu adalah wanita ular yang pernah aku kenal."
(Ucap Leon dalam hati)
...********...
Annyeong,untuk cerita ini aku usahakan setiap hari update satu bab,biar kalian para reader tidak semakin penasaran sama kelanjutan dari kisah Wilona. Salam peluk hangat jarak jauh dari aku untuk kalian... 🤗😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ariey Rosdiana
awal mula
2022-03-07
0