Sosok gadis cantik tengah menunggu seseorang di bandara.
"Vale." Laki laki berumur 21 tahun itu langsung menghampiri Val dan memeluknya dengan erat.
"Kak Jeje. Val kangen."
"Kakak juga kangen kamu. Astaga Vale kaki kamu kenapa?"
"Val jatuh dari sepeda."
"Ih kasihan. Ayo kita ke apartemen Kakak. Kakak mau taro barang disana."
"Iya."
Val dan Jeje telah sampai di apartemen mewah. Jeje tak berhenti menggenggam tangan Val dan membantu gadis itu untuk berjalan.
"apartemen kakak bagus." Kata Val setelah masuk ke dalam. Ruangannya sangat rapi dengan dominasi warna putih dan abu abu.
"Iya. Pertama lihat kakak juga langsung suka. Apalagi semuanya sudah lengkap. Kakak tinggal bawa baju saja."
"Kak. Habis Kakak beres beres kita makan di rumah Val ya."
"Iya. Kakak juga rindu masakan Mami. Kalo gitu ini kamu minum dulu ya Val. Kakak mau beresin baju di kamar." Sambil memberikan segelas jus jeruk.
"Iya kak."
Jeje menuju kamarnya. Ia dengan cepat menata bajunya. Jeje tak mau membuat gadis yang Ia suka menunggu terlalu lama. Ia menyukai Val namun tak berani mengungkapkan karena takut Val akan menjauh. Jeje sudah mengenal Val sejak gadis itu masih berusia tiga tahun. Kedua orang tua mereka bersahabat dan tinggal di kompleks yang sama. Bisa dibilang bertetangga. Sama sama memiliki darah Indonesian, kedua keluarga itu sangat akrab seperti saudara.
Mami langsung memeluk putrinya dan Jeje ketika keduanya datang.
"Ih Kamu Je. Pulang kesini nggak kasih kabar."
"Kalo kasih kabar nggak surprise dong Mi. Ini ada oleh oleh dari Jogja."
"Makasih ya. Je, Kamu nggak tinggal sama kita aja?"
"Mami. Jeje terlanjur beli apartemen masa dianggurin."
"Lagian kamu kesini ga bilang bilang. Tau gitu kan ga usah beli. Tinggal sama Mami aja."
"Terlanjur Mi. Tapi Jeje akan sering nginep kok."
"ok. Ayo makan. Mami udah masak banyak."
"Iya Mi."
Mereka sudah diruang makan sekarang.
"Papi belum pulang ya Mi?"
"Papi pulang sore sayang. Tadi kabarin kamu katanya nggak dibalas."
"Masa sih?"
"Iya. Ini Papi kasih kabar katanya mau pulang sore." Kata Jeje yang sedang memainkan ponsel Val.
"Val nggak tau."
"Vale. Ada telepon, tapi nomornya nggak di kenal."
"Biarin kak. Aku sebel tiap hari begitu. Banyak nomor aku blokir."
"Coba kamu angkat Je."
"Iya Mi."
Jeje mengangkat panggilan itu.
"Halo dengan siapa?"Tanyanya tapi tidak mendapat jawaban.
"Malah dimatiin." Kata Jeje sambil menghela nafas.
"Abaikan aja. Lanjutin makannya."
"Iya Mi." Jawab keduanya patuh.
Mario sedang berada di ruangannya. Tidak seperti biasanya rapi. Penampilannya begitu acak acakan karena yang menjawab telepon adalah laki laki bukan gadis yang Ia cintai.
"Sialan." Teriaknya penuh amarah.
"Permisi Tuan." Kata seseorang memasuki ruangan.
"Ini kegiatan Nona Val hari ini." Sambil menyerahkan Map.
"Pergi." Katanya sambil menerima map itu.
"Saya Permisi Tuan." lalu meninggalkan ruangan.
Mario membuka Map itu. Hatinya mendidih melihat Val sedang bergandengan dan berpelukan dengan laki laki lain. Gadis itu juga tampak bahagia mendapat ciuman di kening dari laki laki berkacamata itu.
"Kurang ajar." Gumamnya sambil meremas laporan yang Ia dapat.
"Akh..." Mario membanting semua barang yang ada di sekitarnya penuh amarah.
"Kau hanya milikku Valerie Thompson. Sampai matipun Aku Mario Albert bersumpah tidak akan melepaskan mu." katanya dengan tatapan penuh ambisi.
Papi Val baru saja pulang kerja. Pria itu mencium anak dan istrinya.
"Sayang. Hari ini Papi antar ke rumah sakit. Katanya gips kamu bisa dilepas."
"Biar aku yang antar Vale Pi." Kata Jeje tiba tiba datang.
"Je. Kamu datang nggak bilang bilang." Mereka berpelukan.
"Surprise Pi. Biar aku yang antar Vale. Papi baru pulang kerja pasti capek."
"Kamu yang capek habis perjalanan jauh."
"Enggak. Di pesawat Jeje tidur terus."
"Kamu tinggal sama kita kan Je?"
"Enggak Pi. Jeje sudah beli apartemen."
"Kamu.."
"Tenang Pi. Jeje akan sering sering nginep."
"Baiklah." Katanya sambil menepuk punggung Jeje.
Selesai dari rumah sakit mereka memutuskan untuk berkeliling sebentar.
"Kakak kapan mulai kuliah?"
"Eem tiga hari lagi kayanya. Besok kakak mau nyerahin berkas di kampus. Kamu temenin kakak mau?"
"Mau."
"Makasih Vale."
"Sama sama kak. Mampir beli burger ya."
"Iya." Kata Jeje menurut.
"Astaga. Mami sudah bilang jangan makan Fast food."
" Lagi pengen Mi."
"Terserah. Kamu juga Je."
"Vale yang minta Mi. Jeje bisa apa."
"Kamu luluh sama dia." Kata Papi ikut bergabung.
"Lihat Pi anak kamu. Makan es krim, minum Boba, makan fast food. Yang masuk ke perutnya nggak sehat semua."
"Besok besok jangan lagi ya."
"Ah Papi sama anaknya nggak tegas. Dimanja terus."
"Biarin. Je kamu nginep disini kan?"
"Iya Pi." Katanya sambil menyuapi Val kentang goreng.
Mario jatuh ke ranjang dengan kewarasan yang tinggal seperempat. Kamarnya dipenuhi dengan bau alkohol yang menyengat. Ia frustasi saat ini karena gadisnya dekat dengan laki-laki lain. Ditambah lagi seharian ini ia tidak berjumpa dengan Val. Ia menahannya untuk tidak setiap hari menemui gadis itu. Takut nanti Val malah tidak nyaman.
"Val." Panggilannya.
Pria yang hanya mengenakan celana pendek itu terus memanggil nama gadis pujaannya.
"Val sayang kemarilah. Kau milikku"
"Valerie...Aku sangat merindukanmu. Aku gila." teriaknya histeris.
Pagi hari Mario terbangun dari tidur karena sinar matahari yang menerobos masuk. Kepalanya begitu pusing serasa mau pecah. Ia beranjak dan mengguyur tubuhnya di bawah shower. Pria itu juga melewatkan joging yang setiap hari Ia lakukan. Hanya karena seorang gadis impian semua rutinitasnya jadi berantakan.
Selesai dari kamar mandi Ia kembali dengan keadaan kamar yang sudah rapi dan bersih. Ia mengambil setelah jas dan mengenakannya. Pria itu memandang dirinya di sebuah cermin besar sambil memakai jam tangan. Matanya sedikit memerah karena efek alkohol semalam. Ia meneteskan dua tetes obat pada masing masing matanya. Ia tampan, kaya hanya saja umurnya jauh lebih tua dari Val. Lebih tepat Ia dipanggil Ayah oleh gadis itu daripada menjadi suaminya. "Hari ini aku harus bertemu." Kata pria itu menyemprotkan parfum mewah dengan wangi maskulin di leher, bahu dan pergelangan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cih perjaka karatan,Yg di incar anak abg,ingat umur,cari yg seumuran,paling gak yg dewasa dikit lah 28-30 gitu..😂😂😜😜
2023-05-05
0
Wenny Nurwenda
cowok mah bebas umur berapapun,asal singgle mau yg muda jg sah aja
2022-02-07
1
Indah Nurhafizah
fedopil... ga nyadar umur...
2022-02-06
2