Untuk yang keduakalinya Mario berkunjung lagi ke mansion keluarga Thompson. Pria itu sudah memiliki janji dengan Papi Val untuk bermain golf bersama. Keluarga Thompson memiliki lapangan golf pribadi di belakang. Oleh karena itu mereka akan bermain disana.
Pagi hari.
Gerbang mansion Thompson terbuka lebar. Sebuah mobil mewah masuk dan berhenti di halaman yang luas. Sosok pria dewasa turun dari mobil memperhatikan sosok gadis cantik yang tengah berbaur dengan pekerja di taman.
"Mario. Kau sudah datang."
"Sudah kak. Baru saja."
"Anak itu." Gumam Papi Val melihat tingkah anak gadisnya yang membuat para pekerja kerepotan. Valerie mencoba beberapa kegiatan seperti menggunting tanaman, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Papi Val sangat paham jika mereka khawatir terjadi sesuatu dengan Putri keluarga Thompson itu.
"Sayang, Papi suruh kamu sarapan." Teriaknya namun tidak dihiraukan.
"Val." Teriaknya lagi memanggil nama jika sudah kesal dengan anaknya. Daritadi seharusnya mereka sudah sarapan. Namun karena Val yang pergi entah kemana acara sarapan pun tertunda.
"Valerie Thompson. Papi tutup cafe kamu jika tidak menurut." Papi Val langsung mengajak Mario masuk setelah mengatakan ancamannya.
Empat orang sedang sarapan bersama. Val yang tadinya tidak ingin sarapan terpaksa harus bergabung mendengar ancaman dari Papinya.
"Papi. Habis ini Val mau sepedahan boleh?"
"Kemana? Kamu suka ngawur kalo naik sepeda."
"Sekitar sini aja. Nggak jauh jauh."
"Boleh. Hati hati."
"Iya Mami."
"Kamu bisa naik sepeda Val?"
"Bisa Om. Tapi tidak terlalu bisa juga. Maksudnya bisa tapi tidak lancar." Mario hanya tersenyum mendengar penjelasan gadis itu yang berbelit.
"Bilang aja nggak lancar gitu."
"Iya itu maksudnya."
"Sayang. Temani Mami arisan ya."
"Nggak mau ah Mi. Teman Mami menyebalkan semua." Katanya sambil cemberut.
"Menyebalkan gimana?"
"Val suka dikenalin sama anak anaknya teman Mami Pi."
"Bagus. Nggak usah ikut Val. Papi juga risih kalo jadi kamu."
"Iya Pi."
"Cafe bagaimana Val?"
"Alhamdulillah lancar. Om mampir deh. Aku traktir."
"Ok. Om mampir kapan kapan. Kamu masak sendiri?"
"Iya. Tapi kalo Val lagi luang."
"Oh." Mario mengangguk paham.
Mario dan Papi Val sedang bermain golf di belakang. Val sedang bersepeda di sekitaran kompleks sementara Maminya berangkat untuk arisan.
Matahari sudah cukup tinggi. Papi Val mengajak Mario untuk duduk di teras belakang yang menghadap langsung ke kolam renang.
Keduanya saling mengobrol sambil menikmati minuman.
"Val sholatnya rajin ya."
"Iya. Kami sengaja mengajarinya sholat dan menyewa guru mengaji agar agama tetap melekat dengan hidupnya. Maklum, kami tinggal di negara yang mayoritasnya non muslim. Jadi urusan agama kita tanamkan kepada Val sejak dini."
"Bagus itu kak. Sekarang jarang sekali remaja yang memelihara sholatnya dengan baik. Seperti Aku. Terakhir aku sholat waktu SMP dan di umurku sekarang yang sudah kepala tiga aku belum sholat lagi. Bahkan lupa."
"Memang urusan dunia membuat kita lupa. Oh iya. Tipe perempuan seperti apa yang kamu cari. Siapa tau aku bisa bantu." Kata Papi Val sambil bercanda.
"Ah kakak. Sebenarnya tidak ada spesifikasi khusus. Kalau aku nyaman ya kita lanjut."
"Oh. Begitu."
"Tuan." Seorang laki laki tergopoh gopoh menghampiri keduanya.
"Ada apa?"
"Nona masuk rumah sakit. Kaki Nona patah karena jatuh dari sepeda."
"Baiklah saya kesana sekarang."
"Aku ikut kak." Mario ikut panik.
"Ayo."
"Mi. Gimana keadaan Val?"
Mami memeluk suaminya sambil menangis.
"Masih ditangani dokter."
"Mami tenang ya." Pria itu menepuk punggung istrinya.
Dokter telah memperbolehkan mereka menjenguk Val setelah menunggu sekian lama. Mereka langsung masuk ke dalam untuk melihat kondisi gadis itu. Val duduk dengan infus dan kaki yang sudah di gips.
"Mami habis nangis."
"Astaga anak ini. Mami khawatir sama kamu tau." Mami memeluk putrinya.
"Om Mario disini juga."
"Iya. Bagaimana keadaan kamu Val?"
"Baik Om. Papi ayo kita pulang."
"Kamu baru aja masuk rumah sakit minta pulang."
"Ayolah Pi. Val bosan. Tanya dokter deh."
"Iya. Iya. Papi tanyakan." Vino menuruti keinginan anak satu satunya.
Akhirnya Valerie sampai di rumah. Ia langsung beristirahat di kamarnya.
"Mario. Kamu makan siang dulu. Kakak mau antar makan siang di kamar Val."
"Boleh aku yang antar kak? Sekalian aku juga ingin mengobrol dengannya."
"Boleh." Katanya mengizinkan karena melihat Mario orang yang baik.
Mario memasuki kamar Val. Gadis itu masih menggunakan mukenanya. Sepertinya selesai sholat dengan posisi duduk di sofa karena tidak bisa berdiri.
"Om."
"Om antar makan siang untuk kamu Val."
"La Mami mana?"
"Sedang makan di bawah dengan Papi kamu. Kamu makan ya."
"Iya." Val melepas mukenanya agar tidak kotor.
Keduanya makan bersama. Mario sebenarnya sangat ingin menyuapi Val. Namun, Ia takut Val akan menjauh karena sikapnya yang agresif.
"Om."
"Ya."
"Aku boleh tanya umur Om?"
"Umur Om 36."
"Oh."
"Kelihatan tua ya?"
"Enggak kok."
"Val."
"Ya Om."
"Kalo kamu luang. Ajari Om sholat dan mengaji bisa?"
"Bisa Om."
"Kamu nggak sibuk di cafe?"
"Sibuk sih. Tapi masa ada orang mau belajar Val tolak. Tapi maaf ya Om. Val juga belum sebagus ustadzah di luar sana."
"Ga papa. Makasih ya."
"Sama sama. Oh iya Om. Mami tadi nggak nitip dessert?"
"Nggak ada dessert." Mami dan Papi datang menghampiri keduanya.
"Val mau eskrim Mi."
"Enggak."
"Ayolah Mi."
"Kasih aja Mi. Cuman eskrim juga."
"Papi kok gitu. Tiap hari bahkan kadang sehari tiga kali dia makan eskrim. Ga baik tau."
"Ayolah Mi."
"Iya iya." Kata Mami pasrah menuruti kemauan anak gadisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok kayak Aya juga ya suka makan eskrim.. umur Alvin dan Mario juga sama 36 tahun..😂
2023-05-05
0
Qaisaa Nazarudin
Kok sama umur Alvin suami nya Aya sih thor??Jgn tua amat lah thor,mending masih 29-30 gitu,,36 ketuaan deh 🤣🤣🙏🏻🙏🏻
2023-05-05
0
Indah Nurhafizah
bocilllll ya ceweknya
2022-02-05
0