mertua heboh

Keesokan hari nya Arin membuka mata nya. Mencoba menghalau cahaya yang masuk menembus korden hotel tempat nya bermalam.

Saat ia hendak bangkit ia baru sadar ada lengan kekar yang tengah memeluknya membuatnya kesulitan untuk beranjak.

"Astagfirullah, pak Bagas."

Ia mencoba memindahkan tangang tersebut. Beruntung sepertinya Bagas saat ini benar-benar dalam keadaan nyenyak tidur nya.

Setelah berhasil ia pun segera berlari dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.

Namun siapa sangka ternyata Bagas sudah bangun sejak Arin memindahkan tangan nya.

"Dasar gadis bodoh!" cibir nya.

Sesampainya di kamar mandi ia pun kembali menumpahkan tangis nya mengingat perlakuan Bagas semalam. Rasanya ia benar-benar membenci pria tersebut. Namun untuk saat ini tak banyak yang bisa ia lakukan selain pasrah menerima takdir hidup yang baru saja ia mulai.

Ia melihat pantulan dirinya di kaca ,melihat begitu banyak nya tanda merah di lehernya membuat nya seketika terlonjak kaget.

"Ya Allah, kenapa Arin seperti macan tul-tul begini?"

Lantas ia mencoba lebih dekat dengan kaca untuk memastikan bercak merah di lehernya yang nampak begitu jelas kontras dengan kulit nya yang putih bersih.

"Hiks...kenapa pak Bagas tega sama Arin , salah Arin apa?" serunya sembari terisak.

Hampir satu jam Arin di dalam kamar mandi akhirnya Arin keluar dengan menggunakan kimono handuk yang telah di sediakan oleh pihak hotel. Pelan-pelan menapakkan kaki nya mencari tas nya yang sudah lusuh bahkan terdapat jahitan tangan.

Aduh tas arin mana sih, baju ganti arin kan di sana.

Bagas sedikit membuka matanya melihat gadis tersebut nampak tengah kebingungan. Ngapain sih gadis sialan itu, mondar-mandir seperti setrikaan !

"Cari apa kamu??"

Arin terlonjak ,mendengar suara Bagas menggema memenuhi indera pendengaran nya.

"Emh, anu, pak, maaf saya cari tas saya warna hitam ada bekas jahitan tangan nya. Saya rasa seperti nya semalam saya bawa kesini ,pak!" seru nya bergetar ketakutan.

"Maaf ,apa bapak tahu?"

"Kamu pikir saya perduli dengan tas busuk kamu? Bahkan sama kamu pun saya tidak perduli." sahut Bagas.

Lagi-lagi mata Arin memanas. "Maaf ,pak , saya cuma cari tas saya , di dalam nya ada pakaian saya." sahutnya tertunduk.

"Makanya punya mata itu di lihat, disana ada lemari pakaian cari saja di sana! mama saya pasti sudah menyiapkan."

"Maaf ,pak...?!"

Bagas hanya berdecih ,lalu melangkah menuju kamar mandi.

"Masyaallah ,apa ini baju Arin, kenapa sebagus ini? Tapi kalau bukan punya Arin mau punya siapa lagi disni?" gumam nya saat melihat ada tiga buah dress denan model dan motif berbeda. Dan ketiga nya nampak bagus dan cantik. "Pasti semua mahal-mahal."

Lantas ia memilih satu dress berwarna peach dan juga sepatu senada yang membuat nya nampak cantik dan girly.

Kenapa semuanya ukuran nya pas buat ,aku. ah masa bodo lah yang penting aku pakai baju.

Tak lama kemudian suara pintu kamar mandi terbuka menunjukan peria berpostur tubuh tinggi besar keluar. Siapa lagi kalau bukan Bagas Airlangga Kusuma yang keluar hanya mengenakan handuk pendek sepinggang.

Sontak saja Arin langsung melipir pergi di dari tempat tersebut menuju balkon. Wah bagus sekali tapi aku merinding lihat ke bawah ,kenapa tinggi banget. batin nya.

Krukk....kruuukk......

Buk, arin lapar, arin habis di siksa semalam tapi sampai sekarang arin belum di kasi makan sama pak bagas. hiks...

Tak lama kemudian Bagas datang lalu duduk di kursi balkon tepat di belakang Arin berdiri dengan di ikuti di belakang nya beberapa pelayan hotel yang datang membawakan beberapa menu makanan.

"Selamat menikmati tuan dan nona Kusuma." seru salah satu pelayan setelah semua hidangan berhasil tertata dengan rapi dan siap di santap.

Namun lagi-lagi Arin mendapati Bagas tidak menjawab ucapan orang lain.

Ngomong-ngomong jenis spesies apa sih orang ini , orang ngomong baik-baik pun gak di jawab.

Arin menelan ludah nya melihat Bagas menikmati makanan nya.

"Gadis sialan ,ngapain kamu berdiri di situ? Cepat makan makananmu!" titah Bagas dengan nada datar.

"Ini makanan , Arin juga ,pak?" tanya Arin ,ia belum mengenal makanan yang ada di depan nya semua nampak begitu asing untuk nya.

"Duduk ,makan!"

"I-iy-ya pak ,Bagas ,maaf."

Lantas Arin mulai duduk. Karena hanya ada dua buah kursi di sana akhirnya mau tidak mau Arin harus duduk berhadapan dengan suami monster nya tersebut.

Kenapa tidak ada lalapan , atau setidaknnya makanan yang arin kenal disini. piring nya besar-besar tapi isinya sedikit-sedikit ,mana bau nya aneh-aneh semua.

"Makan! saya tidak mau kamu mati kelaparan dan akhir nya papa saya urung memberikan perusahaan nya kepada saya hanya gara-gara perempuan sialan macam kamu."

Akhirnya mau tidak mau Arin mengambil satu potong sushi yang ia pikir mirip dengan lemper salah satu jajanan yang sering ia makan di kampung saat pergi ke hajatan tetangga.

Baru saja sushi terbsebut memenuhi rongga mulut nya ,mendadak ia membuka mata nya lebar-lebar saat ia merasakan daging mentah yang tengah ia makan.

Karena takut dengan Bagas mau tidak mau ia langsung menelan begitu saja dan langsung mengambil satu gelas jus yang ada di depan nya.

"Terima kasih pak ,Bagas ,Arin sudah kenyang."

Lagi-lagi ia tak mendapat tanggapan apapun dari pria tersebut.

Selesai dengan urusan makan akhirnya pengantin baru tersebut bertolak kerumah mama Vina. Karena mama Vina sendiri yang meminta sopir pribadinya untuk membawa mereka ke kediaman Mama Vina dan papa Danu.

Di dalam mobil mereka layak nya dua orang yang tidak saling mengenal. Bagas sibuk dengan ponsel nya sementara ,Arin melihat ke kaca mobil, ia terkagum-kagum melihat bangunan yang menjulang tinggi yang sedari tadi ia lewati.

Wah ,semoga aku bisa kerja di tempat-tempat yang tinggi tadi. terus gaji nya aku pakai buat kuliah. batin nya sembari tersenyum.

Menempuh perjalanan sekitar kurang lebih empat puluh menit akhirnya mereka sampai di kediaman mama Vina dan papa Danu.

Setelah turun dari mobil, Bagas begitu saja melenggang memasuki rumah meninggalkan Arin yang berjalan sedikit kesakitan akibat ulah suami sialan nya itu.

"Loh, Arin dimana ,Gas ,kok kamu jalan sendiri sih?"

"Harus juga Bagas tuntun dia jalan buat memasuki rumah ini?" sahutnya malas.

"Dasar anak ga ada ahlak, perasaan papamu sifatnya gak seburuk kamu gitu deh. Mama rasa kamu dulu ada yang nuker deh pas di rumah sakit." cibir mama Vina sebelum melangkah pergi menyusul menantu nya.

"Loh ,Rin kamu mau kemana?" tanya mama Vina saat Arin hendak memasuki pintu belakang dimana biasanya para asisten rumah tangga yang lain memasuki rumah tersebut.

"Mau masuk ,bu...?!" sahut nya polos.

"Ih....lewat sini, kamar kamu bukan di belakang lagi ,kamar kamu di atas sama Bagas." ucap mama Vina sembari menarik tangan Arin.

"Aduhh.... sakit ...!"

Sontak Vina menghentikan langkah nya dan menoleh ke arah menantunya tersebut. "Hah , apa nya yang sakit ,Rin?"

"M-maaf ,bu ,anu ,itu. Gak jadi ,bu ,gak sakit ,kok."

Kemudian Vina melepas pergelangan tangan Arin membiarkan gadis tersebut berjalan sendiri. Sebenarnya yang Arin maksud sakit adalah pangkal paha nya, ia belum sanggup berjalan dengan cepat.

Setelah memasuki pintu rumah Vina menoleh ke arah belakang mendapati Arin berjalan seperti orang yang sedang sunnat.

Seketika otak Vina berpikir tentang hal apa yang telah anak dan menantunya lakukan semalam. Sontak ia menyunggingkan senyum nya lebar-lebar. Lalu kembali menyusul menantunya tersebut.

"Kenapa gak bilang sih klo yang sakit bukan tangan nya ,tapi itu nya ,Rin."

Arin bingung harus menjawab apa.

"Oh my Gosh di leher kamu juga , Rin, duh."

"Papa, paaahhhh.....pahhh , sini deh coba lihat." Teriak mama Vina memanggil sang suami hendak memamerkan kelakuan anak nya terhadap sang menantu.

"Apa sih ,mah?" sahut Danu menghampiri sang istri yang memiliki suara yang kecepatannya mengalahkan cahaya.

"Coba lihat ,pah, menantu kita lehernya seperti macan tul-tul, jalan nya juga seok-seok akibat ulah anak kita ,pah , sebentar lagi kita bakal punya cucu."

Arin benar-benar merasa malu. Ia hanya terdiam melihat kehebohan sang majikan yang kini menjadi mertua nya tersebut.

"Rin ,ngaku deh sama mama , semalam di apain aja sama Bagas ,berapa kali ,Rin?" tanya nya antusias.

"Mama apa-apaan sih, masa kayak gitu di tanyain ,kan malu Arin nya." tegur Danu.

"Ih, papa, iya -iya. Ya udah kamu istirahat dulu sana ke kamar suami kamu. Nanti jam makan siang mama bangunin."

Terpopuler

Comments

Ninin Sumantrie

Ninin Sumantrie

si mama vina kepo😂😂😂😂😂

2022-03-29

0

QQ

QQ

Malulah mama Vina masak mp minta diceritakan 😂😂😂😂

2022-03-05

0

acih aja

acih aja

ya ampyun mama vina... bocor banget sich 😅😅😅😅

2022-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!