"Rin, saya benar-benar minta tolong sama kamu , menikah lah dengan anak saya ,Bagas. Saya tau betul, tidak ada cinta di antara kalian. Lebih tepat bya belum ada. Tapi saya yakin kalian akan saling mencintai pada saat nya nanti."
Bik Marni hanya diam ,tak mampu berkomentar apapun. Ia tidak mau membuat anak nya tertekan. Jadi semua ia pasrahkan kepada Arin.
"Maaf ,bu...Arin masih ingin bekerja dan kuliah. lagi pula Arin hanya anak pembantu. Mana berani Arin menikah dengan pak Bagas." seru nya tertunduk.
"Rin, saya tidak pernah membedakan status, pembantu itu hanya sebuah profesi. Saat kita meninggal nanti gak di tanya ,kok apa profesi kamu."
Arin tetap menggelengkan kepala nya menolak. Tidak pernah terlintas di pikiran nya akan menikah secepat ini ,apa lagi dengan anak seorang majikan.
Tujuan Arin menyusul ibu nya ke ibukota adalah mencari kerja dan menabung agar bisa kuliah tahun depan.
Tidak mungkin ia merelakan cita-cita nya lenyap begitu saja.
"Arin, gak bisa ,bu...?!"
"Baik,mungkin kamu masih memikirkan tentang cita-cita kamu, bagai mana kalau kamu bisa tetap kuliah asal kamu mau menikah dengan Bagas!" Vina seolah mampu membaca pikiran Arin mengapa ia menolak permintaan nya.
"Please ,Rin...Tolong saya kali ,ini." Dan seolah hanya ada kesempatan terakhir bagi Vina, ia oun mengeluarkan jurus pamungkas nya yaitu menangis sesegikan di depan Arin dan Marni.
"Apa perlu suami saya juga yang memohon sama kamu , Rin?"
Merasa benar-benar tak enak hati atas perlakuan sang majikan lantas tanpa berpikir lagi Arin langsung menyetujui. "Bu Vina jangan menangis lagi, saya mau menikah dengan oak Bagas ,bu."
Seolah mendapat angin segar lantas menarik Arin ke dalam pelukan nya. "Terima kasih banyak, Rin, kamu sudah mau menjadi menantu saya."
Suatu kehormatan bagi saya yang hanya anak pembantu bisa menikah dengan anak bu Vina. seru nya.
Baik lah kalau begitu besok kamu ikut saya pergi ke butik untuk fitting yang akan kamu kenakan lusa.
"Hah, lusa ,bu???" lagi-lagi arin terkejut , mengapa harus secepat itu.
Ya allah ,gusti bolehkah saya mencabut kata-kata saya.
"Iya , lusa kamu menikah dengan bagas ,oke!" seringai Vina sebelum akhirnya meninggalkan ibu dan anak tersebut tanpa memberi kesempatan kepada Arin untuk memprotes.
"Buk....??" hiks...Arin menghambur ke dalam pelukan Marni.
"Ibuk gak bisa berbuat apa-apa ,nduk. Bu Vina dan pak Danu terlalu baik selama ini kepada ibu." Bahkan mereka juga yang dulu sudah membantu ibu melunasi hutang-hutang almarhum bapak mu. Padahal saat itu ibuk baru saja bekerja, tapi mereka percaya kepada ibuk.
Arin terus saja terisak dalam pelukan Marni, Ia belum mengenal Bagas, bagai mana sifat asli lelaki berwajah dingin tersebut.
"Kalau tau bakal begini jadinya , Arin gak mau datang ke sini ,bu. Lebih baik Arin kerja di kampung."
"Nak....jodoh pati itu sudah di tangan Gusti Allah. Kalau memang sudah takdir nya kamu berjodoh sama Den Bagas, mau kamu di kampung atau di ujung dunia sekali pun, kalian akan tetap bertemu."
Di ruangan yang berbeda kini Bagas bersi tegang dengan ayah nya yaitu Danu kusuma.
"Gas, mama kamu pasti tidak akan salah pilih. Percayalah kamu pasti bahagia dengan Arin."
"Cihh....!!!" Kalau pun aku gak jadi nikah sama Intan aku bisa ,kok pa bawa partner ranjang aku yang lain. Yang lebih baik dari anak bik Marni.
"Stop Bagas! ucapan kamu tidak sesuai dengan umur kamu. Kamu sudah cukup dewasa untuk hal ini ,Gas!"
"Bocah ingusan seperti anak bik Marni itu gak asyik ,pa... gak bisa di apa-apain."
Ya Tuhan....salah kasi makan apa dulu Danu dan Vina sampai-sampai anak nya seperti ini. Tanpa rasa malu sedikit pun berkata demikian di depan ayah nya sendiri.
"Sudah lah ,papa bosan berdebat sama kamu! yang jelas lusa kamu menikah. Jika kamu tidak mau menikah dengan anak bik Marni lebih baik harta papa akan papa serahkan kepada panti asuhan. Akan lebih bermanfaat dan papa dapat pahala daripada papa berikan sama kamu tapi kamu gunakan untuk bersenang-senang dengan wanita penghibur."
Ahhh sial, kenapa intan harus pergi.
Bagas memang mencintai Intan, Tapi bukan berarti ia tidak pernah tidur dengan wanita lain. Contoh nya saja saat intan sedang ke luar negri. Saat malan hari Bagas pergi ke kelab malam bersama teman-teman nya tak jarang ia juga menyewa perempuan bayaran yang bersedia melayani nya degan balasan uang yang ia berikan.
Bagas bergidik ngeri membayangkan anak kecil lah yang akan menjadi istri nya. Benar-benar tidak terlintas di otak nya sama sekali hal tersebut akan terjadi.
***
Keesokan hari nya Vina menganak calon menantu nya yaitu Arin menuju butik langganan para artis untuk membeli gaun untuk ia kenakan esok.
"Mar, anak kamu saya bawa dulu ,ya!" seru mama Vina kepada Marni.
"Enggeh bu, silahkan."
Lantas dengan di antar oleh sopir pribadi mama Vina , mereka berdua kini sampai lah di butik mewah tersebut.
Nama Vina tidak lah asing bagi pemilik butik tersebut maupun karyawan nya karena saking seringnya ia memesan gaun di sana jika akan di adakan acara-acara tertentu. Bahkan mama Vina adalah pelanggan tetap di sana.
Saat memasuki butik tersebut Arin terpelongo melohat secara nyata artis cantik yang biasanya ia lihat di layar tv kini benar-benar nyata ada di hadapan nya.
Wah ini kan mbak artis yang katanya panggilan nya inces itu. ya ampun bening banget. kira-kira bening nya asli dari gusti allah apa rombakan ya? gumam nya terkagum-kagum.
Sayang nya ia tak memiliki ponsel. Jika saja punya ponsel yang berisikan kamera mungkin ia akan meminta foto bersama dengan artis tersebut.
"Rin... Arin...!!" Vina melambai-lambai kan tangan nya tepat di depan wajah Arin yang tengah tercengang.
"Aduh ,nggeh ,bu ,maaf."
Vina melihat ke arah di mana calon menantu nya tersebut kehilangan fokus nya. Ternyata benar Arin tengah mengagumi sosok artis tersebut.
"Udah jangan banyak ngelamun! kalau kamu mau besok saya bisa datangkan dia di acara pernikahan kamu dan Bagas."
"Beneran ,bu...?"
"Iya, kamu mau dia nyanyi di pesta pernikahan kamu?"
Seketika kesadaran Arin kembali. Tubuh nya melemas. Ia kesal jika di ingatkan besok adalah hari pernikahan nya dengan putra bu Vina.
"Enggak ,bu, tadi Arin cuma kagum. Arin juga gak mau ngundang artis tersebut. Pasti bayaran nya mahal." Lagi pula besok bukan hari bahagiaku. batin nya.
"Ya sudah ,Ayok jangan bengong terus."
Mama Vina memilihkan gaun yang tidak terlalu terbuka namun tetap cantik dan elegan untuk Arin kenakan.
Setah melakukan fitting tak lupa mama Vina menyempatkan diri untuk diam-diam mengambil foto Arin untuk ia kirimkan kepada sang putra.
Nih, cantik bening masih muda begini masih kamu tolak? masak masih muda udan katarak ,sih. Eh iya mama lupa anak mama kan gak muda lagi. Begitu lah kira-kira pesan yang mama Vina kirimkan kepada bagas setelah melampirkan foto Arin. Tak lupa juga ia membubuhkan emoticon lidah menjulur sebagai pertanda meledek sang putra.
Gaun pilihan mama Vina untuk Arin.
mas Bagas ,masa yang beginian di tolak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ninin Sumantrie
bagas katarak rabun deket ma....😂😂😂😂😜
2022-03-29
0
QQ
Semangat Arin jgn mau ditindas oleh Bagas 👍👍👍👍
2022-03-05
0
acih aja
aq suka sama karakter mama nya bagas 😄
2022-02-25
1