5. Raihan Rahardian Dharma |Dia hanya perempuan p*lacur!|

Sekitar lima polisi sudah datang atas panggilan Raihan untuk menangkap Mayasari, dengan bukti yang jelas dan kuat dia bisa menjebloskan Mayasari ke penjara. Atau.. menutup mata pada orang yang pernah dia cintai agar tidak pernah terlihat dan sekedar upaya untuk melupakannya.

"Saudari Mayasari Pritiwi, anda kami tangkap atas tuduhan penggelapan dana perusahaan."

Melihat dua polisi memborgol tangan Mayasari, Raihan hanya menatapnya datar. Mata yang terpancar, seakan mereka tidak pernah saling mengenal. "Maya, aku tahu kamu mendekatiku demi uang. Biarkan Arsyad juga melihat seberapa busuk kelakuan yang coba kamu sembunyikan."

Mayasari menatapnya dengan perasaan kelu, dia membuka mulutnya ingin menjelaskan. Tapi percuma saja, Raihan tidak akan mengambil perkataannya, dia tidak akan percaya.

"Raihan!" Suara itu terdengar dingin, keras dan membentak. Arsyad, untuk pertama kalinya dia memaki Raihan di depan umum. Dia menatap marah ke arah Raihan sekilas dan beralih ke dua polisi yang memegangi Mayasari.

"Sekretaris saya tidak mungkin melakukannya, saya mempercayainya, dia tidak bersalah!"

"Maaf  Pak Arsyad, tapi semua bukti tidak bisa di sangkal. Kami akan membawa saudari Mayasari untuk di intograsi." Tanpa bisa di hentikan, beberapa polisi itu langsung membawa keluar Mayasari dan memasukkannya ke mobil tahanan.

Arsyad tidak bisa bertindak apapun, kedua tangannya di kunci kuat oleh polisi yang menghentikannya mengejar Mayasari.

Buak! Arsyad kehilangan pitam, dia langsung memukul Raihan tepat di dagunya. "Raihan! Saya tanya ke kamu, selama ini kamu anggap Mayasari itu apa?!"

Raihan mengusap gerahamnya yang sedikit bergerak dia langsung meludah darah di bibirnya, masih dengan senyuman. "Dia hanya perempuan p*lacur! Perempuan matre! Gila uang dan penggoda dua pria secara bersamaan!"

"Kau-!" Arsyad menjambak rambutnya sendiri, tidak ada waktu untuk berdebat dengan Raihan sekarang, dia langsung berlari sambil memikirkan bagaimana cara membebaskan Mayasari. "Aku akan mengurusmu nanti."

Raihan hanya tersenyum gentir, dia lalu mengangkat ponsel yang sendari tadi bergetar di saku celananya. Seperti biasa, pasti tertera nama 'Eyang putri'. Setelah percakapan panjang, Raihan mengatakan lima kata secara tegas.

"Baik, saya akan ke sana."

Berhenti di rumah mewah, bahkan bisa di sebut sebagai Istana besar keluarga Dharma. Beberapa pelayan langsung membungkuk hormat, karena cuaca panas terik di perjalanan Raihan melepaskan jaket kulitnya dan memberikannya pada Bik Mumun.

Bik Mumun segera menerimanya, dan melipatnya di tangan. Mengkerutkan keningnya karena sangat jarang sekali Raihan datang ke sini.

"Tuan muda Raihan?" Sapa Bik Mumun sambil menahan terkejut.

"Aku di panggil Eyang, di mana Eyang sekarang Bik?" Raihan sambil berjalan ke aula, biasanya Eyang Putri akan berada di sana untuk sekedar menikmati angin pagi atau sore. Tapi sekarang, Raihan datangnya siang.

"Beliau tidak ada di Aula, sini saya tunjukkan jalannya."  Bik Mumun memandu Raihan, seperti memandu seorang pelancong.

Raihan melirik ke kanan kiri, setiap inci ornamen di dinding tidak ada sedikitpun yang berubah, semuanya masih terjaga. Karena Raihan sudah lama tidak tinggal di Istana keluarga Darma, dia benar-benar terlihat seperti seorang pelancong yang baru tiba di kota. Ingin tahu, dan melihat-lihat lebih jauh. Di atas meja yang berukiran gaya jogya kuno, Raihan melihat fotonya dan Arsyad saat berusia lima tahun, foto yang di ambil di pinggiran sawah dan di dalam foto wajah mereka berdua terkena lumpur.

Raihan tertawa kecil sambil mengusap bibir bawahnya yang sedikit sobek. Diabenar-benar mirip dengan kakaknya. Dari segi wajah, suara dan bahkan cara mereka marah.

Kejadian tadi siang di mana dia di pukul Arsyad masih terasa nyeri, nyut-nyutan dan memar.  Raihan tersenyum tipis. "Tapi Arsyad mudah sekali tertipu wajah Maya, menganggap dia wanita baik suci! Padahal di baliknya..." Pasti menyembunyikan wajah p*lacur.

Bik Mumun hanya mendengar pelan gumamman Raihan. "Apa yang tadi kamu bicarakan Tn.Raihan?."

Raihan tidak menjawabnya, melainkan bertanya. "Bagaimana ekspresi Eyang saat ini, apa beliau marah?"

Bik Mumun terlihat berpikir keras yang secara refleks membuat Raihan menelan ludah, jika Eyang dalam keadaan marah apa sekarang Eyang tahu bahwa Raihan telah menjebloskan Mayasari ke penjara?

Karena Mayasari satu-satunya gadis yang juga Eyang banggakan..

Tidak butuh waktu lama, Raihan sekarang melihat wanita berumur enam puluh tahunan, kerutan di wajahnya masih menggambarkan jelas berapa usianya, tapi wanita itu jauh terlihat sepuluh tahun lebih muda dari usianya. Wanita itu mengenakan pakaian ungu formal, dan jauh terlihat lebih mendominasi dari tampilan seorang CEO dari PT. Astra Pasero, Arsyad Abyasa Dharma.

Wajah yang tidak jauh berbeda itu langsung menyuruh Raihan untuk duduk. "Raihan, ceritakan pada Eyang apa yang terjadi hari ini di perusahaan. Eyang mendapat enam kali panggilan komplen dari cabang yang bekerjasama, di mana Asrayad? Apa dia tidak mencoba menenangkan para investor yang hari ini mengeluh ke Eyang."

Arsyad? Dia sekarang pasti menyusul Mayasari ke kantor polisi.

Raihan langsung berdiri dan berhenti di belakang Eyang Putri dan memijit pundaknya. "Eyang pasti lelah, kalau begitu aku bisa pijat bahu Eyang."

"Dasar, kamu selalu merayu Eyang seperti ini dari dulu agar Eyang tidak marah. Tapi kali ini, Raihan.."

Raihan berhenti dengan aksinya, dari dulu cara ini langsung berhasil untuk Eyang, tapi kali ini tidak.

"Eyang.. Perempuan yang Eyang bangga-banggakan setiap saat, yang selalu Eyang sanjung sebagai menantu terbaik untuk keluarga Dharma, dialah perempuan yang sama yang telah korupsi senilai lima belas miliar di perusahaan milik Eyang." Raihan berkata dengan hati-hati agar tidak terdengar seperti petir di siang bolong untuk Eyang, takut neneknya akan kecewa dengan Mayasari. Karena Raihan juga begitu kecewa dengan Mayasari, tembok kepercayaannya untuk perempuan itu sudah hancur ke tanah, tidak akan bisa berdiri kokoh lagi.

Tanpa di duga Raihan, Eyang Putri terlihat begitu santai. "Di mana perempuan itu sekarang?"

Raihan menatap Eyangnya sedikit terkejut. "Maya.. aku kirim dia ke penjara."

"Bagus." Kata Eyang Putri. "Dia pantas mendapatkannya, hanya keluarga kecil Pritiwi berani menghianati kepercayaan seorang Dharma? Mayasari Pritiwi.. dia telah melangkah ke batasan yang seharusnya tidak dia lewati."

Dia telah menganggap Mayasari seperti cucu perempuannya selama bertahun-tahun. Berbelanja bersama dan masak bersama  merupakan hal yang biasa untuk mereka, beberapa kali dia juga pernah berkata akan menjodohkan Mayasari dengan salah satu cucunya, karena tidak ada perempuan lain yang pantas menyandang gelar sebagai menantu keluarga Dharma, tapi sekarang Mayasari seperti produk gagal di mata Eyang Putri dan sangat.. rendahan.

Meskipun demikian, Arsyad masih terobsesi dengan perempuan itu, orang yang sudah tidak pantas mengemban jabatan tinggi di PT. Astra Pasero karena mengabaikan kerjasama dengan para investor hanya untuk mengejar Mayasari? Apa yang tidak Eyang Putri ketahui? Dia punya ratusan mata-mata berjas hitam di sekeliling kedua cucu laki-lakinya.

"Raihan, bersiaplah naik tahta. Karena Arsyad akan Eyang gulirkan dari kursi megahnya dalam waktu dekat ini."

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

slalu ada yg beda²in

2022-05-14

0

Hindun

Hindun

ini eyang suka banget mihak satu putunya

2021-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog |saya.. masih mencintainya|
2 2. Arsyad Abyasa Dharma |kelalaian saya sebagai pemimpin|
3 3. Raihan Rahardian Dharma |wanita penggila jabatan dan uang|
4 4. Mayasari Pritiwi |Saya bukan perempuan seperti itu|
5 5. Raihan Rahardian Dharma |Dia hanya perempuan p*lacur!|
6 6. Mayasari Pritiwi |lambang kehinaan untuk mengejek orang tuanya|
7 7. Arsyad Abyasa Dharma |Saya benar-benar telah buta|
8 8. Arsyad Abyasa Dharma |Menjalani hidup masing-masing|
9 9. Anita Asmaralaya |Jadi pacar pura-pura saya|
10 Chapter 10. Anita Asmaralaya
11 Chapter 11. Arsyad Abyasa Dharma
12 Chapter 12. Anita Asmaralaya
13 Chapter 13. Raihan Rahardian Dharma
14 Chapter 14. Mayasari Pritiwi
15 Chapter 15. Mayasari Pritiwi
16 Chapter 16. Raihan Rahardian Dharma
17 Chapter 17. Anita Asmaralaya
18 Chapter 18. Anita Asmaralaya
19 Chapter 19. Anita Asmaralaya
20 Chapter 20. Anita Asmaralaya
21 Chapter 21. Mayasari Pritiwi
22 Chapter 22. Mayasari Pritiwi
23 Chapter 23. Mayasari Pritiwi
24 Chapter 24. Mayasari Pritiwi
25 Chapter 25. Raihan Rahardian Dharma
26 Chapter 26. Arsyad Abyasa Dharma
27 Chapter 27. Arsyad Abyasa Dharma
28 Chapter 28. Arsyad Abyasa Dharma
29 Chapter 29. Arsyad Abyasa Dharma
30 Chapter 30. Raihan Rahardian Dharma
31 Chapter 31. Raihan Rahardian Dharma
32 32. Mayasari Pritiwi |Kita di negara orang..|
33 33. Mayasari Pritiwi |Hanya ciuman doang, knp di tolak?|
34 34. Mayasari Pritiwi |Kamu menanam aplikasi pelacak ke ponsel saya?|
35 35. Anita Asmaralaya |berhenti sekarang sebelum semuanya semakin rumit|
36 36. Raihan Rahardian Dharma |Bagian dari mana diriku.. yang membuat mu takut?
37 pwngumiminn
Episodes

Updated 37 Episodes

1
1. Prolog |saya.. masih mencintainya|
2
2. Arsyad Abyasa Dharma |kelalaian saya sebagai pemimpin|
3
3. Raihan Rahardian Dharma |wanita penggila jabatan dan uang|
4
4. Mayasari Pritiwi |Saya bukan perempuan seperti itu|
5
5. Raihan Rahardian Dharma |Dia hanya perempuan p*lacur!|
6
6. Mayasari Pritiwi |lambang kehinaan untuk mengejek orang tuanya|
7
7. Arsyad Abyasa Dharma |Saya benar-benar telah buta|
8
8. Arsyad Abyasa Dharma |Menjalani hidup masing-masing|
9
9. Anita Asmaralaya |Jadi pacar pura-pura saya|
10
Chapter 10. Anita Asmaralaya
11
Chapter 11. Arsyad Abyasa Dharma
12
Chapter 12. Anita Asmaralaya
13
Chapter 13. Raihan Rahardian Dharma
14
Chapter 14. Mayasari Pritiwi
15
Chapter 15. Mayasari Pritiwi
16
Chapter 16. Raihan Rahardian Dharma
17
Chapter 17. Anita Asmaralaya
18
Chapter 18. Anita Asmaralaya
19
Chapter 19. Anita Asmaralaya
20
Chapter 20. Anita Asmaralaya
21
Chapter 21. Mayasari Pritiwi
22
Chapter 22. Mayasari Pritiwi
23
Chapter 23. Mayasari Pritiwi
24
Chapter 24. Mayasari Pritiwi
25
Chapter 25. Raihan Rahardian Dharma
26
Chapter 26. Arsyad Abyasa Dharma
27
Chapter 27. Arsyad Abyasa Dharma
28
Chapter 28. Arsyad Abyasa Dharma
29
Chapter 29. Arsyad Abyasa Dharma
30
Chapter 30. Raihan Rahardian Dharma
31
Chapter 31. Raihan Rahardian Dharma
32
32. Mayasari Pritiwi |Kita di negara orang..|
33
33. Mayasari Pritiwi |Hanya ciuman doang, knp di tolak?|
34
34. Mayasari Pritiwi |Kamu menanam aplikasi pelacak ke ponsel saya?|
35
35. Anita Asmaralaya |berhenti sekarang sebelum semuanya semakin rumit|
36
36. Raihan Rahardian Dharma |Bagian dari mana diriku.. yang membuat mu takut?
37
pwngumiminn

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!