Di Club Billiard Company setinggi tiga lantai, seorang pria berperawakan sempurna itu sedang melakukan pukulan bank shot-
Tak! Beberapa bola langsung menggelinding dan masuk ke dalam lubang hanya dengan satu sodokan.
"300 poin! Benar-benar jago!"
Raihan tidak terlalu mengambil pusing, dia berniat bermain lagi, tapi getaran di saku jaketnya memaksa mengangkat panggilan. Raihan mengkerutkan kening, mengambil ruangan kosong saat tertera nama 'Eyang Putri' di layar ponsel.
"Raihan, apa kamu sudah tahu di perusahaan ada orang yang korupsi senilai lima belas persen? Ini karena Arsyad yang mengemban CEO, Eyang ingin kamu yang melakukannya. Pasti perusahaan milik Eyang tidak akan kecolongan seperti ini!"
Raihan menghimpit ponselnya di antara telinga dan pundak, dia lalu merogoh saku celana, mengeluarkan batang rokok dan mengepulnya. "Eyang, saya baru tahu."
Raihan semakin mengepulkan asap rokok untuk mendapatkan ketenangan, jika Eyang Putri sudah meneleponnya, pasti ujung-ujungnya tidak jauh dari permasalahan PT. Astra Pasero karena itu Raihan tidak terlalu suka dengan urusan perusahaan. Raihan adalah pemuja kebebasan, dia tidak bisa di ikat dengan aturan perusahaan!
Selagi dia bisa makan dan hidup, dia tidak ingin mengambil jabatan apapun di PT. Astra Pasero. Peduli setan!
Eyang semakin mengeluh di sebrang telepon. "Kepala Eyang pusing! Eyang rugi berapa miliar-
Raihan memutuskan panggilan sepihak, dia lalu menelepon paman Wisnu untuk memastikan, dan Wisnu segera menjelaskan semuanya seperti yang di katakan Eyang Putri di telepon.
Dia menutup teleponnya dan langsung turun dari gedung tiga lantai, menstater motor hitam mengkilap untuk segera menuju perusahaan.
Setelah sampai di perusahaan besar itu dan dia masuk ke dalam, kepala di dalam kubikel berbalik dan melihatnya, mereka tertohok terkejut seolah tidak percaya fenomena yang lewat di depan mata mereka dengan bentuk malaikat setengah berandalan?
"Pak Arsyad...?" tanya salah satu karyawan.
Semua panggilan itu seperti pesan berantai, menanyakan siapa yang lewat dengan baju sobek-sobek, apakah Arsyad Abyasa Dharma yang selalu berpakaian sempurna dan rapi, yang senantiasa memiliki wajah lembut dan sopan, kini berganti wajah yang tegas dan kuat.
Wisnu dari tadi menunggu kedatangan Raihan, dia lalu membukakan pintu ruang tunggu.
Wisnu adalah laki-laki berumur empat puluh tahunan yang sudah menikah, istrinya berasal dari salah satu keluarga besar Dharma. Wisnu juga bisa meraih posisi tinggi di PT. Astra Pasero melalui jerih payahnya, bisa di katakan Wisnu adalah laki-laki bijak yang memiliki potensi telah melambungkan nama perusahaan.
Dengan bimbingan jalan dari Wisnu, Raihan langsung duduk di sofa empuk dan menyenderkan punggungnya, dia sedikit melonggarkan kerah pakaiannya begitu memasuki ke dalam sebuah ruangan.
Wisnu duduk di seberangnya. "Tidak ada seseorang karyawan yang bebas bergerak di perusahaan selain sekretaris Maya, saya tidak berani menuduh. Mungkin saja Mbak Maya yang melakukan korupsi."
Pernyataan itu seperti petir, Raihan memajukan kepalanya memasang telinganya dengan baik-baik, mungkin saja dia baru saja salah dengar. "Apa yang tadi paman katakan?"
"Mbak Mayasari kan orang yang paling dekat dengan pak Arsyad, mereka juga selalu bekerja di dalam ruangan yang sama setiap hari, siapa lagi yang bisa menyentuh akutansi sebebas Mbak Maya?"
Wisnu melanjutkan perkataanya. "Karyawati yang mengurus bagian akutansi Mbak Stella juga bersih, dia tidak bisa di tuduh sembarangan. Saya pribadi yang telah mengawasinya."
Raihan memijit tulang hidungnya, rumit? Itulah yang sekarang Raihan rasakan. Apa benar Mayasari yang telah korupsi? Mereka telah lama berteman, lebih daripada saudara.. tidak di sangka hati wanita itu licik di dalam, seperti seekor rubah yang mengibaskan ekornya di belakangnya dan di depan Arsyad.
Raihan meremas rambutnya, membiarkan siku tangannya bertopang di lutut. Harusnya dia tidak membiarkan Arsyad jatuh cinta dengan Maya dan harusnya dia juga tidak.
Raihan dulu memandang Mayasari seperti Arsyad, penuh kekaguman karena Mayasari sosok perempuan hebat, pintar, cantik dan nyaris tanpa celah. Tidak di pungkiri.. Mayasari juga cinta pertama bagi Raihan.
Tapi semenjak Mayasari berumur sembilan belas tahun, dia selalu bercerita akan menikahi orang paling kaya di Indonesia. Raihan mengubah pandangan pada Mayasari, dia adalah perempuan yang mengukur ketebalan isi dompetnya dan juga Arsyad.
Mulai dari itu hatinya seakan hancur, jika wanita yang Raihan cintai.. mendekatinya hanya untuk uang.
Raihan membuka album foto lama di ponselnya, memperlihatkan satu perempuan cantik yang memakai seragam putih abu-abu, dan disebelahnya adalah dua laki-laki yang mirip, seperti dua cermin. Foto itu di ambil ketika Raihan, Mayasari dan Arsyad lulus sekolah dan ingin melanjutkan pendidikan mereka lebih tinggi.
Raihan membawa satu buket putih bunga mawar, dia memakai jaket kulit, dan celana jeans, kehadirannya ke sekolah membuat para siswa wanita memandangnya dan memandang jauh ke tempat berdiri Arsyad.
Raihan bukan siswa sekolah, Raihan datang untuk mengucapkan selamat kelulusan untuk Arsyad dan Mayasari.
Dia melihat Mayasari sedang berbicara dengan teman perempuannya, dan dia bersembunyi di balik pohon untuk menguping pembicaraan mereka.
"Saya iri loh dengan Mbak Maya, sudah cantik, pintar dan bisa deket sama wajah sempurna seperti Arsyad. Wajahnya yang tampan sudah kayak pria modelling kan Mbak Maya? Yakin, tidak bisa jatuh hati atau ingin menikah dengan wajah seperti Mas Arsyad?"
Mayasari langsung tertawa. "Mbak, untuk apa tampan kalau tidak kaya? Istri tidak bisa makan batu kalau suaminya miskin, saya tidak mencintai orang seperti Mas Arsyad. Saya kelak akan memilih CEO terkaya di Indonesia untuk menikah, orang seperti itu yang bisa di akui oleh keluarga saya."
Tidak bisa mencintai orang seperti Arsyad, tapi Raihan orang seperti Arsyad.. mereka terlampau mirip, sampai dua wajah mereka tidak bisa di bedakan.
Raihan meremas kepalan tangannya sendiri sampai kuku-kukunya memucat.
*
Masih di sofa yang empuk, dia terkekeh geli. Jadi sekarang setelah Arsyad menjabat sebagai CEO di PT. Astra Pasero dan telah menjadi orang terkaya di Indonesia, Mayasari mendekatinya? Tapi ketika itu beberapa kali Mayasari pernah menyatakan perasaan pada Raihan. Seolah tidak cukup dengan Arsyad, Mayasari juga merayu Raihan.. Tapi sekarang Raihan tidak memiliki hati selugu Arsyad.
Raihan tidak akan peduli jika melihat Mayasari di balik jeruji penjara.. berkebalikan dengan Arsyad yang tidak akan pernah tega.
"Paman Wisnu, sepertinya memang Maya yang korupsi di perusahaan. Dia adalah wanita penggila jabatan dan uang."
Wisnu langsung setuju dengan yang di katakan Raihan, Mayasari harus di keluarkan dari perusahaan. "Biar hukum yang mengurus Mbak Maya."
Wisnu mengeluarkan bukti, berupa foto, video dan catatan akuntansi yang di ubah. Dan yang paling penting ada seorang saksi dia Stella, seorang karyawati akutansi.
Wisnu memperlihatkan rekaman bukti pada Raihan, bagaimana Mayasari menyuruh Stella memalsukan angka akutansi, di sana.. terlihat jelas.
Raihan menggertakkan gerahamnya, menahan kemarahan besar pada Mayasari.. Tidak menyangka, wanita yang pernah Raihan kagumi sekarang seorang koruptor. Semua bukti ini sudah jelas!
Raihan mengambil vas kaca, membantingnya keras. Seakan kemarahannya bisa ikut hilang melihat bagaimana kaca itu jatuh berkeping-keping!
Pecah seperti Mayasari yang menghancurkan perasaan.. Raihan dan Arsyad.
Wanita p*lacur!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™
kembar tidak identik yah
2022-07-18
0
NandhiniAnak Babeh
jalan pelan² ya Thor...
biar ceritanya masuk dalam halu ku
2022-05-14
0
DEBU KAKI
nyicil
2022-02-17
0