Mobil yang dikendarai Reyfan kini telah memasuki sebuah kawasan apartemen yang mewah. Sylla sangat kagum melihat bangunan yang menjulang tinggi dan suasana yang nyaman disana, dirinya tidak menyangka sama sekali bisa berada di tempat seperti itu, bahkan bermimpi pun Sylla tak pernah. Wajar kalau dia begitu kagum melihat bangunan tinggi.
Reyfan pun memarkirkan mobilnya. Setelah dirasa cukup, Reyfan segera turun untuk membukakan Sylla pintu. "Ayo turun, kita istirahat dulu di kamar," ucap Reyfan seraya tersenyum.
Bukannya turun, mendengar kata kamar, jantung Sylla berdetak lebih cepat dari biasanya. "Mungkinkah aku dan Mas Reyfan bakalan tidur bersama layaknya pengantin baru?" batin Sylla dan senyum-senyum sendiri. Tentu saja dia bukan gadis yang benar-benar polos. Dia tahu bagaimana hubungan suami istri itu.
"Hei ... ayo!" ajak Reyfan lagi dan membuyarkan lamunan Sylla. Segera Sylla turun dari mobil dan mengekor pada Reyfan yang berjalan cukup cepat, bahkan Sylla harus sedikit berlari menyeimbangkan posisinya agar tetap dekat dengan suaminya.
Tiba saat masuk lift, Sylla berdiri di belakang Reyfan. Tiba-tiba ponsel Reyfan berbunyi. "Hah ini Susan?" gumam Reyfan dalam hati sembari melirik Sylla. Reyfan menatap lama layar ponselnya hingga suara itu berhenti tetapi berdering kembali. Reyfan pun mengangkat panggilan tersebut.
"Hm? hallo," jawab Reyfan.
"Hallo Mas kamu dimana sih nggak pulang-pulang."
"Di apartemen kita yang di Taman Sari Tera Resindence."
"Ngapain disitu Mas? Bukannya langsung pulang?"
"Istirahat. Nanti ku telpon balik ya." Reyfan langsung memutuskan panggilan itu dan menoleh pada Sylla yang sejak tadi diam mematung.
"Aku harus bagaimana? Mungkinkah ini memang jalan yang terbaik? Tapi aku sangat mencintai istriku Susan," batin Reyfan dalam hati.
Tring!
Lift terbuka. Tibalah mereka di lantai tiga belas. Reyfan keluar dari lift di ikuti oleh Sylla dengan pandangan ke setiap sudut bangunan apartemen itu. Sylla norak dan kampungan, memang benar itu julukan yang pantas untuk Sylla sebab selama hidupnya Sylla hanya melihat gang sempit saja bahkan ramainya pasar dan serunya taman hiburan tidak pernah Sylla rasakan.
"Kamu mandi dulu ya, biar badanmu segar," kata Reyfan yang langsung melemparkan tubuhnya ke kasur empuk di apartemen itu.
Detak jantung Sylla semakin tak beraturan saat suaminya meminta dia untuk mandi. "Iy-iyaa ...," Sylla bingung dan celingukan mencari kamar mandi. "Apa mungkin dia akan meminta haknya sebagai suami sekarang juga?" batin Sylla dan merasa sangat gugup. Sylla pun meletakkan kucing kesayangannya di sebelah lemari di sudut ruangan. Kemudian Sylla langsung masuk ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, Sylla tengah melepaskan semua pakaiannya. Sylla kebingungan bagaimana cara mandi di ruangan itu. Di putar ke kanan airnya begitu dingin seperti air es. Di putar ke kiri air panasnya mengalir di tangan Sylla hingga membuatnya berteriak.
"Argh!" Reyfan yang hampir sampai ke alam mimpinya langsung bangkit dan membuka pintu kamar mandi. Reyfan melihat Sylla yang sedang meringkuk tanpa sehelai kain pun. Terpana dengan tubuh mulus Sylla? Jelas saja karena Reyfan adalah laki-laki normal.
"Ada apa?" tanya Reyfan sedikit memalingkan muka.
"Itu Mas, airnya panas banget. Tanganku seperti melepuh," jelas Sylla yang menahan rasa sakit. Reyfan menarik satu handuk yang tersusun di tempatnya dan melebarkannya untuk menutup tubuh Sylla.
"Ayo berdiri, kita obati lukamu." Reyfan menuntun Sylla yang hanya memakai anduk putih dari dada hingga paha. Reyfan berlari ke ruangan lain untuk mengambil kotak obat. Sylla duduk di sofa dan menunggu Reyfan mengambil kotak obat.
Reyfan memeriksa tangan Sylla yang memang terlihat seperti udang rebus, merah melepuh. Dengan telaten Reyfan mengusap tangan Sylla menggunakan salep dan sesekali meniupnya. Mata Sylla terpancar cinta yang mendalam terhadap Reyfan. Disaat yang sama, tibalah seorang wanita dengan mata bulat sempurna di hadapan mereka.
"Mas Reyfan!" teriaknya marah. Reyfan menoleh ke sumber suara dan begitu terkejut dengan kedatangan Susan, sang istri pertama.
"Su-susan?" Reyfan tiba-tiba jadi gagap dan langsung melepaskan tangannya yang sedang memegang tangan Sylla.
"Ini maksudnya istirahat? Dengan seorang gadis? Bahkan dia tengah memakai handuk seperti itu? Apa yang barusan kalian lakukan?" Susan berada di puncak kemarahan yang sangat akut.
Dengan cepat Reyfan menghampiri istrinya, Susan. "Tenang Sayang ... dengarkan aku dulu," ucap Reyfan memeluk Susan.
Sylla sangat syok mendengar Reyfan memanggil wanita di hadapannya dengan kata sayang dan bahkan mereka berpelukan mesra. "Sayang? Dia siapa, Mas?" tanya Sylla yang langsung berdiri.
"Aku istri sah Tuan Reyfan Adi Darmawan." jawab Susan dengan tegasnya dan melepaskan pelukan Reyfan kemudian menatap Sylla dari atas ke bawah dan kembali ke atas. "Cantik-cantik jadi pelakor," sinis nya.
"Aku dan Mas Reyfan barusan menikah. Aku juga istrinya. Bukan perebutan suami orang," jawab Sylla dengan suara yang sangat berat.
Reyfan mengacak-acak rambutnya. Tentu bukan kejadian seperti ini yang dia inginkan. "Apa? Kalian menikah barusan?" Susan terkejut. Bahkan Susan merasa jantungnya telah lepas dan terinjak-injak.
"Sayang, dengerin aku dulu. Tenang lah dan duduklah dulu." Reyfan mendorong tubuh Susan untuk memaksakan duduk di sisi tempat tidur.
"Sylla ... kamu juga duduk dulu. Kita bicara baik-baik, oke?" ucap Reyfan dan memaksakan tubuh Sylla untuk duduk di tempatnya semula.
Reyfan berada di tengah-tengah antara Sylla dan Susan yang saling beradu mata. "Sayang ... dengar, kamu tenang dulu, jangan menyela penjelasanku, oke? Kamu juga Sylla jangan katakan apa pun selama aku bicara, paham kalian?" Dengan kompaknya mereka menganggukkan kepala.
"Sayang, bukannya kamu yang mendukung Papah agar aku menikah lagi?" Reyfan menghadap pada Susan, dan Susan pun mengangguk mengiyakan pertanyaan Reyfan.
"Dia Sylla, wanita yang memang telahku nikahi tadi pagi." Reyfan menoleh pada Sylla yang matanya terlihat berkaca-kaca mendengar setiap ucapan Reyfan.
"Dan Sylla, maafkan aku karena nggak ngomong jujur sama kamu. Dia adalah Susan, istri yang sudah aku nikahi selama empat tahun ini." Reyfan kini menatap Sylla yang telah meneteskan banyak cairan bening di pipinya.
"Jadi kamu menikahiku untuk apa, Mas? Kenapa kamu bermain-main dengan pernikahan yang sakral?" tanya Sylla dengan suara yang sangat berat karena menahan rasa sakit yang menyerang kerongkongan secara tiba-tiba.
"Sylla ... maaf sekali lagi maafkan aku. Kamu tau pernikahan ini karena terpaksa. Kamu lihat bagaimana ibu tirimu yang mempermalukanku di depan banyak orang tadi kan? Bagaimana bisa aku menghindar semua itu?" jawab Reyfan yang juga terlihat menyesali keputusannya.
"Tapi Mas, kamu menikah tanpa persetujuanku? Aku memang mendukung Papahmu untuk menikah lagi, tapi kamu keterlaluan, Mas. Kamu menikahi gadis ini dengan sembunyi-sembunyi. Bahkan kamu pintar sekali memilih seorang istri yang lebih muda dan lebih cantik dari aku." Susan kembali berdiri dan jari telunjuknya tidak henti-hentinya mengarah pada Sylla.
"Sayang ... tolong sabar. Tenang lah. Ayo duduk lagi." Reyfan menekan bahu Susan untuk memaksanya duduk lagi. "Aku tau kamu kecewa dengan keputusanku. Tapi ini juga untuk kebaikan kita supaya Papah nggak menekanku terus menerus. Kamu juga mendukung keputusan Papah, jadi aku harap kamu menerima Sylla sebagai madumu."
Jleb!
"Apa Mas? Maduku? Maduku yang sangat cantik dan sangat muda? Aku harus menerimanya, Mas?" Dengan sayu Susan menatap wajah Reyfan. Bahkan dia hanya bicara dengan sangat pelan diiringi tetesan air mata. Reyfan mengusap air mata itu dengan kedua tangannya lalu mencium kening Susan.
"Aku yakin kamu pasti bisa, Sayang. Aku sangat mencintaimu." Reyfan kembali mencium kening Susan.
"Mas Reyfan, bagaimana dengan posisiku?" tanya seorang gadis yang juga sedang menangis meratapi nasibnya.
"Sylla, maafkan aku. Tapi aku akan mencukupi semua kebutuhanmu. Hanya sekarang memang aku belum bisa membagi cintaku padamu. Aku sangat mencintai Susan dan aku menikahi karena terpaksa, jadi tolong maafkan aku jika butuh waktu lama untukku menempatkan kamu di hatiku," jelas Reyfan.
"Kamu laki-laki yang jahat, Mas. Kamu bilang kamu mencintai istrimu tapi kamu menikahiku? Laki-laki macam apa kamu Mas dengan mudahnya menyakiti hati dua istri sekaligus saat ini?"
Sylla menghentak kakinya lalu berjalan menuju paper bag yang ada di meja. Sylla mengambil bajunya dan berganti baju di kamar mandi. Setelah memakai baju Sylla langsung keluar dari apartemen bahkan melupakan kucing kesayangannya.
"Sylla, tunggu!" teriakan Reyfan tak membuat langkah Sylla berhenti. "Sayang, kamu tunggu disini dulu." ucapnya pada Susan dan Reyfan pun berlari mengejar Sylla.
Sedangkan Susan yang melihat kepergian suaminya terduduk lemas di lantai bahkan beberapa kali bersin, tetapi tak dia hiraukan. Susan merenungi takdirnya.
Di luar apartemen.
"Sylla!" Reyfan berhasil mengejar Sylla dan menarik lengannya.
"Apa kamu mau dijual lagi oleh ibumu?" Tanya Reyfan.
"Sekarang ini aku merasa kamu memang telah membeliku dari Ibuku, Mas."
"Sylla aku butuh bantuanmu. Aku tau kamu gadis yang sangat baik. Bukankah aku telah menolongmu dan memberikan mahar cukup banyak? Bisakah kamu juga menolongku agar kita impas?"
"Maksudmu apa, Mas?"
"Sylla ... aku mohon tolonglah aku dan Susan. Kami tidak bisa memiliki seorang anak karena rahim Susan telah di angkat."
"Jadi maksudmu, kamu mau anak dariku dan setelah itu kamu akan membuang ku? Stres kamu, Mas."
...##################...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Elly Sari Narulita
ko syla ngga terimakasih sih
2023-01-01
0
Hiatus
cicil like dl ya kk. semangat up😇
2022-02-17
0
Via🔥💰
woahhh bagai petir di siang bolong
2022-01-13
0