Bab 2 Sang Malaikat

Tibalah Reyfan di rumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya, Reyfan langsung menggendong Sylla menuju IGD. "Tolong wanita ini Sus." Reyfan membaringkan Sylla di brankar.

"Tunggu di luar ya Pak, kami akan memeriksanya." Gorden pun di tutup. Reyfan duduk di ruang tunggu.

"Bagaimana kalau dia mati?" batin Reyfan. "Ah tak mungkin seperti nya tak ada luka serius tadi." Reyfan pun mengambil ponsel yang ada di sakunya dan menelpon Susan istrinya.

"Hallo Mas kamu dimana sih, udah jam segini belum pulang?"

"Maaf Sayang, Mas lagi di Bandung."

"Loh ngapain?"

"Ada sedikit urusan Sayang. Kamu jangan khawatir ya."

"Urusan apa Mas sampai aku nggak tau? Udah gitu malam-malam begini?"

"Iya Sayang, maafkan Mas. Tadi Mas buru-buru banget loh."

"Ya udah kalau gitu Mas hati-hati ya."

"Iya Sayang kamu jangan terlalu mencemaskan Mas ya."

"Iya Mas. Jaga diri ya."

"Aku tutup ya telponnya. Selamat malam sayang. I love you."

"I love you too."

Telpon pun terputus. Setelah beberapa menit seorang perawat memanggil Reyfan. "Pak ini tolong di isi formulir pasien." Reyfan mengambil kertas itu dengan wajah kebingungan. Dia bahkan tidak tahu nama wanita yang telah dia tabrak tadi.

"Bagaimana keadaannya Sus?" Tanya Reyfan pada perawatan itu.

"Kita belum bisa pastikan Pak. Tunggu pasien sadar dulu setelah itu kita akan lanjutkan pemeriksaan ulang. Untuk bagian luar hanya lecet saja Pak. Untuk bagian dalam kita harus tunggu pasien sadar." Jelas seorang perawat.

"Baik terima kasih infonya." Reyfan lalu menatap formulir yang di berikan kepadanya itu. Ada banyak yang harus dia isi tetapi Reyfan kebingungan dengan identitas Sylla. Reyfan pun mengarang nama Sylla menjadi Renata dan mengurus administrasinya. Setelah semuanya selesai, Reyfan kembali ke kamar Sylla lalu duduk di sampingnya.

Sylla masih belum sadarkan diri. Sedangkan Reyfan merasa sangat lelah dan mengantuk, akhirnya Reyfan tertidur sambil duduk tepat di sisi Sylla.

...***...

Fajar pun tiba. Suara tangisan di kamar sebelah membuat Sylla tersadar. Namun Sylla sangat terkejut melihat sosok Reyfan yang tertidur pulas di sisinya. Sylla menatap wajah Reyfan yang tampan. Dia mencoba mengingat apa yang telah terjadi semalam. "Aku ingat pria ini menabrakku," gumam Sylla.

Suara tangis itu semakin pecah dan sangat bising hingga Reyfan pun terbangun. Reyfan mengucek matanya beberapa kali karena retina matanya belum benar-benar bisa melihat dengan jelas saking rasa kantuknya masih mendalam. Setelah berkedip beberapa kali, akhirnya Reyfan pun bisa melihat dengan jelas Sylla yang sedang duduk dan menatapnya. "Kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan sekarang?"

"Saya tidak merasa apa-apa, Tuan. Terima kasih sudah menolong saya."

"Aku yang minta maaf karena ceroboh dan menabrak kamu semalam. Sudahku urus semua administrasimu. Jika tidak ada keluhan serius, saya mau pulang." Sylla teringat lagi perkataan Mpus kucingnya itu bahkan kalau Sylla berhasil lari dari ibu tirinya maka hidupnya akan berubah. Sylla pun menyusun rencana dalam sekejap mata.

"Aw ... adu-duhh sakit," Sylla memegangi kepala dengan kedua tangannya dan berakting kesakitan. Reyfan berdiri dengan panik dan memegang kedua punggung tangan Sylla yang sedang memegang kepala.

"Kamu bilang tadi nggak sakit?"

"Tu-Tuan ... tolong ... kepala sa-saya sakit sekali." Sylla pun pura-pura pingsan.

"Hah? Hei bangun ...." Reyfan menepuk-nepuk pipi Sylla tetapi tak ada jawaban. Reyfan pun berlari ke bagian resepsionis untuk minta Dokter memeriksa keadaannya. Beberapa saat kemudian Dokter pun memeriksa keadaan Sylla. "Kita harus melakukan CT scan untuk mengetahui keadaan pasien, Pak."

"Lakukan apa saja demi kesembuhannya, Dok."

"Baik kami akan pasien ke ruang CT scan." Reyfan pun kembali duduk di ruang tunggu. Reyfan khawatir jika terjadi sesuatu yang fatal pada Sylla itu akan merusak reputasinya. Jadi Reyfan harus memastikan keadaan Sylla aman dan baik-baik saja.

...***...

Hari pun berlalu. Kini matahari sudah menjulang tinggi tetapi Sylla tidak segera membuka matanya membuat Reyfan semakin panik. Hingga jam makan siang pun tiba. Sylla yang bosan berpura-pura tidak sadarkan diri akhirnya memutuskan untuk membuka matanya karena perutnya terasa lapar.

"Kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Reyfan dengan tatapan penuh kasih. Bahkan Sylla sampai terpesona melihatnya.

"Tidak ada, Tuan."

"Panggil saya Reyfan."

"Iya Mas Reyfan."

"Syukurlah. Siapa namamu?"

"Marsylla. Panggil saja Sylla."

"Kamu sudah berkeluarga?" Sylla hanya menggeleng kan kepala. Sialnya perkenalkan itu tak berangsur lama karena tiba-tiba saja Donita datang dengan dua ajudan dan membuka pintu ruang rawat Sylla dengan kasar. "Siapa kamu?" tanya Reyfan terkejut.

"Saya ibu dari wanita yang telah kamu tabrak semalam," jawab Donita dengan nada sinis.

"Lalu?"

"Saya akan membawa kasus ini ke kepolisian."

"Saya sudah bertanggung jawab atas apa yang saya perbuat. Lalu apa yang anda permasalahkan lagi?"

"Hei anak muda. Gara-gara kamu saya rugi." Sylla pun tidak tahan dengan perdebatan di antara keduanya dan ikut angkat bicara.

"Mami cukup. Sylla baik-baik saja." Kata Sylla dengan suara tinggi. Donita pun geram karena suara teriakkan Sylla lalu menjambak rambutnya.

"Oh anak Mami sudah berani berteriak sekarang? Kalau kamu baik-baik saja kenapa masih duduk manis disini hah? Kamu kenal dengannya?"

"Ti-tidak Mi. Tuan itu tidak salah apa-apa dia sangat baik."

"Oh jangan-jangan kamu menyukainya hingga kamu berani berteriak padaku, hah?" Donita menarik makin keras rambut Sylla.

"Aww … Sakit Mi." Tingkah laku Donita membuat Reyfan tercengang dan kasihan pada Sylla yang merasa kesakitan karena jambakan rambutnya.

"Apa seperti itu anda memperlakukan seorang anak?" ucap Reyfan yang hendak maju menolong Sylla tetapi di hadang oleh dua ajudan yang datang bersama Donita.

"Wah ada pahlawan kesiangan rupanya? Atau kamu menyukai anakku yang sangat cantik itu?"

"Tidak kah anda menyayanginya?"

"Haha ... kalau saya tidak sayang dengannya, sudah saya bunuh dia sejak kecil haha ...."

"Dia belum pulih, biarkan dia istirahat beberapa hari disini."

"Kamu nggak tau apa-apa, jadi jangan ikut campur. Sekarang berikan uang ganti rugi atau saya akan bawa kasus ini ke kantor polisi." Donita menyodorkan satu tangannya tepat di depan wajah Reyfan.

"Baiklah, berapa saya harus ganti rugi? Tapi biarkan dia dirawat." Jawab Reyfan santai.

"Punya nyali juga kamu? Haha ... Saya minta seratus juta." Ucap Donita penuh kemenangan.

"Baik akan saya siapkan." Reyfan pun mengambil ponselnya dan hendak menelpon.

"Tuan jangan! Tuan tidak salah. Bahkan saya baik-baik saja." Teriak Sylla mencegah Reyfan mengikuti perkataan Donita.

Plak!

"Diam kamu dasar anak nggak tau diri. Hei kalian jangan cuma berdiri seret anak ini ke mobil. Dia harus mulai bekerja malam ini juga." Renita kembali naik darah karena ucapan Sylla.

"Tunggu. Kenapa dia harus di paksa pulang. Saya bilang biarkan dia di rawat." Reyfan yang sangat lembut hati merasa iba dengan Sylla.

"Siapkan saja uangnya, jangan ikut campur urusan saya dengan anak saya."

"Tapi itu keterlaluan. Saya tidak akan memberikan sepeserpun." Donita menghampiri Reyfan dan berjalan memutar mengelilingi tubuh Reyfan. Tiba-tiba Dokter dan para perawat juga security datang karena laporan keributan.

"Ada apa, Fan?" tanya Dokter Doni yang kebetulan teman Reyfan yang bertugas disana kebingungan melihat situasi ruangan itu. Belum Reyfan menjawab Donita mulai berakting.

"Dokter dan kalian semua ... lihatlah laki-laki ini telah berusaha mencabuli anak saya Sylla. Makanya saya datang kemari dan membawa dua ajudan untuk memberinya pelajaran. Tapi dia sungguh sangat licik dan pandai berakting. Dia nggak mau ngaku, padahal otaknya mesum melihat kecantikan anakku ini." Perkataan Donita sontak membuat semua orang tercengang.

"Apa maksud anda Bu?" tanya Dokter Doni.

"Lihatlah anak saya yang sangat cantik ini. Begitu malang nasib mu nak hiks …!" Donita membelai rambut Sylla.

"Anak saya Sylla telah di tabrak olehnya semalam. Dan sebelum saya masuk ke kamar ini dia berusaha melecehkan Sylla hiks … Tapi saat saya memergokinya, laki-laki itu tidak mengaku. Bukankah dia harus menikahi anak saya ini?." Lagi-lagi perkataan Donita membuat suasana di ruangan itu sunyi. Tak ada yang berani menyangkal.

Hingga beberapa menit kemudian Doni mendekati Reyfan. "Fan, lu nggak lakuin itu kan?" bisiknya.

"Dia sedang menjebak gue, Don."

"Kenapa lu diem aja?"

"Kalau gue menyangkal reputasi gue jadi taruhannya." Akhirnya Doni pun menengahi permasalahan yang terjadi di ruangan itu.

"Ibu yakin Pak Reyfan ini telah berbuat yang tidak-tidak pada putri ibu?" tanya Doni memastikan kembali dengan di saksikan banyak orang disana.

"Tentu saja saya yakin. Dan detik ini juga saya mau laki-laki itu menikahi anak saya dengan mahar uang lima ratus juta," jawab Donita dengan sangat tegas dan ambisius.

"Baiklah saya akan menikahi anak ibu detik ini juga dan disini. Saya akan suruh orang-orang saya memanggil penghulu dan menyiapkan maharnya." Reyfan pun mengiyakan semua ucapan Donita.

"Tapi Pak, kita bahkan belum saling mengenal satu sama lain." Tolak Sylla.

"Kita akan saling mengenal setelah menikah Sylla," jawab Reyfan.

"Fan lu gila?" bisik Dokter Doni lagi.

"Sudahlah lu dukung gue aja. Sylla dalam bahaya juga kalau gue nggak nurutin maunya wanita itu."

Terpopuler

Comments

Aleea1

Aleea1

ibu tiri qu baik banget 😔

2022-04-29

0

Hiatus

Hiatus

aku hadir lg kk. maaf br engeh dikau buat cerita br.
ttp saling dukung ya. aku cicil like dl dan fav. semangat up🤗

2022-02-09

0

Via🔥💰

Via🔥💰

wah wah wah udah tegang aja baru awal2

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan
2 Bab 2 Sang Malaikat
3 Bab 3 Jatuh Cinta
4 Bab 4 Sebuah Pertemuan
5 Bab 5 Karna Aku Mencintai Mu
6 Bab 6 Untuk Mu Madu Ku
7 Bab 7 Pengumuman
8 Bab 8 Berusaha Adil
9 Bab 9 Perlakuan Baik
10 Bab 10 Nasi Goreng Istimewa
11 Bab 11 Makan Malam Bersama
12 Bab 12 Rencana Susan
13 Bab 13 Lakukan Lagi
14 Bab 14 Cemburunya Susan
15 Bab 15 Gosip Di Kantor
16 Bab 16 Perbandingan Dua Istri
17 Bab 17 Hati Yang Terbagi Dua
18 Bab 18 Dinner Time
19 Bab 19 Berhadapan Dengan Preman
20 Bab 20 Terasa Hambar
21 Bab 21 Kabar Bahagia
22 Bab 22 Ceraikan Sylla
23 Bab 23 Cemburu Atau Egois?
24 Bab 24 Jangan Mandi
25 Bab 25 Donita Marah
26 Bab 26 Keguguran
27 Bab 27 Nikah lagi?
28 Bab 28 Kepulangan Sylla
29 Bab 29 Rencana Jalan-Jalan
30 Bab 30 Saling Pengertian
31 Bab 31 Kencan Susan
32 Bab 32 Kencan Susan 2
33 Bab 33 Sylla Pingsan
34 Bab 34 Pesan Kakek
35 Bab 35 Dalam Bahaya
36 Bab 36 Dalam Bahaya 2
37 Bab 37 Dalam Bahaya 3
38 Bab 38 Kabar Duka
39 Bab 39 Berduka
40 Bab 40 Hidup Baru
41 Bab 41 Berubahlah
42 Bab 42 Rencana Pindah
43 Bab 43 Apartemen Baru
44 Bab 44 Akal Bulus
45 Bab 45 Pembalasan
46 Bab 46 Labrak Biang Gosip
47 Bab 47 Apa Nyidam?
48 Bab 48 Hamil
49 Bab 49 Musibah Datang
50 KARYA BARU
51 Bab 50 Ahir Yang Bahagia
52 Season Dua Bab 1 ~
53 Season Dua ~ Bab 2
54 Season Dua ~ Bab 3
55 Season Dua ~ Bab 4
56 Season Dua ~ Bab 5
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan
2
Bab 2 Sang Malaikat
3
Bab 3 Jatuh Cinta
4
Bab 4 Sebuah Pertemuan
5
Bab 5 Karna Aku Mencintai Mu
6
Bab 6 Untuk Mu Madu Ku
7
Bab 7 Pengumuman
8
Bab 8 Berusaha Adil
9
Bab 9 Perlakuan Baik
10
Bab 10 Nasi Goreng Istimewa
11
Bab 11 Makan Malam Bersama
12
Bab 12 Rencana Susan
13
Bab 13 Lakukan Lagi
14
Bab 14 Cemburunya Susan
15
Bab 15 Gosip Di Kantor
16
Bab 16 Perbandingan Dua Istri
17
Bab 17 Hati Yang Terbagi Dua
18
Bab 18 Dinner Time
19
Bab 19 Berhadapan Dengan Preman
20
Bab 20 Terasa Hambar
21
Bab 21 Kabar Bahagia
22
Bab 22 Ceraikan Sylla
23
Bab 23 Cemburu Atau Egois?
24
Bab 24 Jangan Mandi
25
Bab 25 Donita Marah
26
Bab 26 Keguguran
27
Bab 27 Nikah lagi?
28
Bab 28 Kepulangan Sylla
29
Bab 29 Rencana Jalan-Jalan
30
Bab 30 Saling Pengertian
31
Bab 31 Kencan Susan
32
Bab 32 Kencan Susan 2
33
Bab 33 Sylla Pingsan
34
Bab 34 Pesan Kakek
35
Bab 35 Dalam Bahaya
36
Bab 36 Dalam Bahaya 2
37
Bab 37 Dalam Bahaya 3
38
Bab 38 Kabar Duka
39
Bab 39 Berduka
40
Bab 40 Hidup Baru
41
Bab 41 Berubahlah
42
Bab 42 Rencana Pindah
43
Bab 43 Apartemen Baru
44
Bab 44 Akal Bulus
45
Bab 45 Pembalasan
46
Bab 46 Labrak Biang Gosip
47
Bab 47 Apa Nyidam?
48
Bab 48 Hamil
49
Bab 49 Musibah Datang
50
KARYA BARU
51
Bab 50 Ahir Yang Bahagia
52
Season Dua Bab 1 ~
53
Season Dua ~ Bab 2
54
Season Dua ~ Bab 3
55
Season Dua ~ Bab 4
56
Season Dua ~ Bab 5

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!