LUKA

Pov Arjuna

Tik.. tik.. tik..

Suara jam terdengar jelas di ruangan sepi ini, Aku mengegam tangan mungil gadis cantik yang selalu menemani ku ini, wajah cantik nya terlihat pucat, Aku hanya bisa berdoa agar Dia bisa baik-baik saja, kekhawatiran ku ini sudah sangat melebihi perasaan sebagai seorang sahabat.

"Monalisa bangunlah, pangeran sangat sedih harus melihat tuan putri nya seperti ini,"ujar ku dengan suara lirih di ruangan rumah sakit itu.

Setelah beberapa jam setelah kejadian dan malam pun datang, Monalisa mengerakan jari nya saat ini Aku langsung memanggil dokter untuk menuju ruangan Monalisa.

"Kondisi nya sudah baik-baik saja, cukup di rawat beberapa hari lagi dan baru bisa pulang,"ucap dokter yang berperawakan tinggi berambut putih itu.

"Baik dok, terimakasih"ucap ku tersenyum kepada dokter.

Dokter pun pergi dari ruangan, sementara itu Monalisa hanya diam tanpa ada satu patah kata yang keluar dari mulut nya, Aku paham betul Dia pasti saat ini menghrapkan orang lain yang mengegam tangan mungil nya, wajah pucat dan sendu itu membuat hati ku kian teriris melihat nya.

"Nasa, mau makan buah tidak?"tawar ku membuyarkan lamunan gadis itu.

"Juna Mama sama Papa mana?"tanya Monalisa kepada ku.

"Mereka berangkat tadi sore ke jerman, kata nya ada beberapa urusan yang harus diselesaikan,"ujar ku menatap wajah kecewa gadis cantik itu.

"Begitu yah,"lirih nya hanya membuang muka.

Pov Monalisa

Aku terbangun di rumah sakit dengan luka yang sudah di perban pada kepala, seseorang yang Aku harapkan hadir menjaga dan merawat ku tidak ada di sisi ku, mereka lebih memilih meninggalkan ku bersama orang lain, sepenting itu kah bisnis? Apa anak mereka tidak ada harga nya di mata kedua nya, Aku sangat kecewa, sungguh kecewa. Tapi Aku tidak kecewa sedikit pun kepada Juna yang menjaga ku, Aku hanya berharap mereka mendampingin di masa-masa tersulit bagi ku.

"Juna terimakasih yah Selalu jaga Nasa, cuman Juna yang selalu peduli sama Nasa,"ucap ku lirih kepada pria tampan itu.

Juna mengegam tangan ku dengan erat lalu mengelus pipi ku yang pucat, di mata ku semua itu adalah ketulusan yang sangat Aku syukuri, sosok Juna yang selalu hadir di setiap saat.

"Nasa, sama-sama, Gua juga melakukan ini karena Gua sayang sama Lu Nasa,"ujar Juna menatap ku dengan senyum nya.

"Juna kenapa sih Mama sama Papa Nasa ga peduli sama Nasa?"tanya ku kepada Juna mengharapkan jawaban yang mungkin membuat ku lega.

"Nasa, Nyokap sama Bokap Lu bukan nya ga peduli, cara mereka memberikan kasih sayang mungkin terlalu jauh berbeda dengan orang lain, mungkin sedikit terlihat mengacuhkan tetapi mereka berdua sayang dengan cara mereka sendiri sama Lu,"ucap Juna menjelaskan semua itu.

"Begitu yah Juna, Nasa jadi lebih lega dengerin omongan Juna, oh iya Juna kalo mau pulang gapapa kok, Nasa sendiri di sini aja,"ucap ku kepada Juna takut merepotkan pria tampan itu.

"Nasa Lu itu astaga, pangeran harus jaga tuan putri nya dong, ga keren kalo di tinggal,"ucap Juna bercanda kepada ku.

"Haha Juna selalu ngomong begitu, emang Juna mau punya Tuan putri kayak Nasa?"tanya Ku yang menjawab nya juga bercanda.

"Mau dong, Nasa kan cantik baik pintar, jago masak paket komplit kayak mie di kantin sekolah,"ujar pria itu tertawa manis di depan ku.

"Juna kalo ngomong paling benar deh,"ucap ku kepada pria itu.

Malam itu di lewati dengan canda dan tawa oleh Juna kepada ku, dan keesokan hari nya Juna harus pergi ke sekolah dan mengizinkan ku untuk beberapa hari untuk tidak masuk ke sekolah, Aku memilih pergi ke taman rumah sakit berjalan sendiri.

"Udara nya segar,"gumam ku menatap pemandangan yang ASRI itu.

Aku memilih duduk di sebuah kursi taman yang kosong, sambil menatap lurus ke depan memikirkan hal yang tidak penting dan sebagai nya, pikiran ku buyar saat sebuah notifikasi pesan terdengar dari ponsel mahal ku.

Tring.. tring..

Sebuah notifikasi pesan dari Mama yang langsung Aku buka dengan perasaan berbunga mengharap kan ucapan ke khawatiran atau pun ucapan semoga cepat sembuh kepada ku, tapi harapan cuman harapan Aku melihat pesan yang lagi-lagi menuntut ku untuk menjadi yang terbaik.

Mamaku yang cantik:

Jangan lama-lama di rumah sakit, bukan nya Mama tidak mampu membayar mu, tapi ingat kalo kau lama bisa-bisa kau akan ketinggalan pelajaran dan nilai mu rendah dan tidak sempurna, kau harus mendapatkan nilai sempurna Nasa, karena kau anak Mama, jadi cepat lah kembali ke sekolah!

Hiks.. hiks..

Tangisan ku terdengar tercekat di bagian tenggorokan, Aku berusaha agar tidak menangis dengan cara mencubit diri ku sendiri, tetapi rasa sakit bukan nya membuat ku berteriak tetapi sakit ketika tidak di pedulikan adalah yang paling membuat ku sakit saat ini, Aku hanya bisa menangis menatap keadaan hidup ku yang di lihat orang dari luar sebagai putri dan penerus konglomerat generasi ketiga yang kaya raya, tetapi di mata ku, Aku hanya sebuah alat yang mewujudkan harapan kedua orang tua ku itu.

"Mama, Papa kenapa harus Nasa yang menderita, apa Nasa saja yang terlalu berlebihan? Ini tidak sakit mungkin, benar Nasa cuman berlebihan menanggapi semua tekanan ini, maafkan Nasa Mama, Papa, Nasa masih banyak kurang nya"

Air mata sudah kering di pelupuk mata ku, tetapi luka yang tergores di hatiku setiap hari kian semakin banyak, mungkin hati yang ku miliki sudah membusuk karena luka yang tidak dapat terobati, Aku tidak bisa melampiaskan nya kepada orang lain, Aku menahan diri agar tidak terjebak hal buruk ketika Aku sedang terpuruk, Aku hanya bisa kembali kepada sang pencipta memohon sedikit perubahan takdir ku lebih baik lagi, apa tuhan bisa memenuhi ku, kata orang ujian yang di berikan sesuai dengan kemampuan mereka, tetapi Aku merasa ini sudah sangat sulit, seperti nya tuhan sangat membenci ku karena Aku hanya bisa terus mengeluh.

"Baiklahlah, seperti nya besok Nasa akan masuk sekolah saja" gumam ku pergi dari kursi taman itu menuju ruangan rumah sakit.

Saat Aku membuka pintu rumah saki itu, sebuah balon bertebangan di depan ku, seorang pria tersenyum memegang balon bertuliskan Cepat sembuh Tuan putri, ruangan itu di hias dengan banyak balon, dan banyak coklat yang Dia berikan, lagi-lagi hanya Juna yang bisa menepis rasa sakit ini.

......................

...Kau bagaikan penyembuh, dalam luka yang kian yang dalam....

...-Monalisa-...

Terpopuler

Comments

IG : @thatya0316

IG : @thatya0316

semangat

2022-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!