Keesokan pagi nya tampak orang - orang berjejer mengelilingi dua gundukan tanah tempat mereka mengantarkan Davin dan Dinda, kedua orang tua Yemi ketempat peristirahatan terakhir nya.
Seiring berjalan nya waktu beberapa orang tampak mulai beranjak meninggalkan tempat itu satu per satu. Dan kini hanya tersisa Yemi yang masih menangis ditengah kedua gundukan tanah yang ada disamping kiri dan kanan nya. Kepala nya tertunduk dengan tubuh yang bergetar hebat seiring tangisan yang keluar dari bibir nya, wajah nya penuh dengan air mata yang tidak berhenti mengalir sedari malam tadi.
Di belakang nya tampak berdiri Mia dengan sesekali mengusap mata nya yang mengeluarkan air mata nya dan juga Kenzi, sang uncle yang telah masuk ke dalam hati Yemi sejak dia menginjak usia remaja tengah memandang punggung yang tak berhenti bergetar itu dengan sesekali mengusap sudut mata nya yang ikut basah
" Hiks hiks" hanya suara tangisan yang amat memilukan yang sedari tadi terdengar di area pemakaman umum itu
" Ayah dan ibu jahat , kenapa kalian meninggalkan aku sendiri hiks hiks.." Yemi tiba - tiba berteriak histeris seraya memukul kedua gundukan tanah itu dengan tangan nya. " Aku sekarang harus tinggal dengan siapa ha, aku bahkan tidak punya keluarga lain selain kalian berdua di sini" Yemi terus berteriak histeris meluapkan isi hati nya membuat Mia juga ikut terisak semakin kencang sedangkan Kenzi hanya bisa membiarkan gadis itu meluapkan isi hati nya
" Aku...."
Bruk
Tiba - tiba tubuh Yemi ambruk begitu saja ditempat dia berjongkok tadi.
" Yemi" Ucap Mia dan Kenzi bersamaan seraya berlari menghampiri tubuh tak berdaya itu. Tak menunggu lama. Kenzi langsung menggendong tubuh Yemi yang pingsan ke dalam mobil nya dan membawa Yemi kembali ke rumah nya.
Setelah menempuh waktu beberapa menit, mobil yang ditumpangi Kenzi dan yang lain nya sampai di pekarangan rumah keluarga Yemi. Rumah yang lumayan besar bernuansa modern dengan warna dominan hitam dan abu - abu dengan pagar tinggi berwarna hitam di depan rumah.
Setelah mobil Kenzi terparkir rapi di halaman, Kenzi pun tak menunggu lama dan langsung menggendong tubuh Yemi yang masih belum sadarkan diri kedalam kamar Yemi yang berada di lantai dua sedangkan Mia juga tampak ikut berlari mengikuti langkah Kenzi yang membawa tubuh Yemi
" Aku akan ambil minyak angin dulu" Mia membuka laci nakas yang ada diruangan itu dimana Yemi biasa meletakkan minyak kayu putih di sana. Ya Mia tahu betul di mana sahabat nya itu biasa meletak kan benda - benda yang ada di kamar nya. " Ini uncle" Mia menyodorkan minyak kayu putih pada Kenzi
Kenzi pun menerima nya dan langsung mengoleskan nya pada kening dan tengkuk Yemi, dia juga mendekatkan minyak kayu putih itu pada hidung Yemi agar Yemi bisa mencim nya dan cepat sadar dari pingsan nya.
" Ngggh" Dan benar saja, tak lama Yemi tampak melenguh dan mulai membuka mata nya
" Minum lah!" Kenzi menyodorkan gelas berisi air putih pada Yemi dan sedikit mengangkat bagian atas tubuh gadis itu untuk memudahkan nya untuk meminum air dalam gelas itu
" Aku kenapa? Aw, kenapa kepalaku sakit sekali" Yemi memegang kepala nya yang terasa berat dan berdenyut. Sepertinya Yemi kelelahan karena semalaman dia menangis tanpa henti dan lagi dia belum mengisi perut nya sama sekali dari pagi
" Kamu terlalu kelelahan, sehingga tadi kamu pingsan" Mia tampak mengulurkan tangan nya menyentuh pundak Yemi
" Kelelahan? Pingsan?" Yemi tampak mengingat apa yang terjadi pada nya dan sepersekian detik kemudian air mata Yemi kembali tumpah, dan isakan juga terdengar kembali dari bibir mungil itu.
" Mia, ayah dan ibu sudah pergi jauh meninggalkan ku" tubuh Yemi bergetar hebat saat mengatakan nya
Mia langsung merengkuh tubuh sahabat nya itu yang tampak bergetar dan terus terisak itu. " Gue sekarang sendirian Mi" Yemi tampak menatap kosong kearah depan
" Lo gak sendiri Yem, ada gue disini" Mia ikut terisak seraya tangan nya mengelus punggung Yemi dengan lembut sedangkan Kenzi tampak menatap kedua nya dengan tatapan yang sulit untuk di artikan
Lama mereka dalam keadaan seperti itu sampai Yemi tertidur dalam dekapan Mia. Kenzi pun mengambil alih tubuh Yemi yang sudah tertidur pulas dan membaringkan nya di tempat tidurnya seraya memasangkan selimut pada tubuh nya
" Uncle, aku pamit pulang dulu. Besok aku akan datang lagi" Mia pamit pada Kenzi karena hari sudah mulai sore dan Mia belum pualang sejak pagi tadi.
" Pulang lah!" Kenzi berkata dengan wajah datar nya
" Tolong jaga Yemi dengan baik" Setelah mengatakan itu, Mia pun langsung melangkahkan kaki nya ke luar dari kamar Yemi untuk pulang meninggalkan Kenzi yang kini sedang duduk di tepi ranjang seraya menatap Yemi yang tertidur pulas dengan tatapan sendu nya
" Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Gumam Kenzi seraya menyugar rambut nya frustasi.
Dia mengingat kembali kejadian kemarin saat dirinya tiba di rumah sakit dan mendapati Davin ayah nya Yemi yang sedang sekarat berbicara pada nya.
Ya Kenzi datang kerumah sakit jauh lebih dulu di bandingkan dengan kedatangan Yemi kesana. Saat Kenzi datang Dinda memang sudah meninggal namun Davin masih sadar dan masih sanggup berbicara pada Kenzi
Flash back on
" Kenzi" Davin memanggil nama Kenzi yang kini sedang memegang tangan nya dengan tubuh yang bergetar dengan suara yang lemah
" Aku disini, apa yang anda butuh kan?" Kenzi betkata dengan bibir yang bergetar menahan tangis yang ingin keluar dari bibir nya. Sungguh Kenzi tidak sanggup melihat orang yang sudah delapan belas tahun membantu dan selalu mendukung nya sampai dia mencapai kesuksesan nya yang sekarang ini.
" Berjanjilah padaku, kamu akan menjaga Yemi dengan baik" Davin berkata dengan terbata dan nafas yang tersengal
" Anda tenang saja, aku akan menjaga Yemi sampai anda sembuh" Kenzi semakin mengeratkan genggaman tangan nya pada tangan Davin yang sudah sangat lemah
" Menikahlah dengan Yemi, agar kamu bisa menjaganya dengan leluasa. Lagi pula aku tahu, kamu belum pernah mempunyai hubungan dengan wanita mana pun. Jadi tidak ada alasan untukmu menolak keinginanku" Davin berbicara serius menatap pada pria di hadapan nya dengan sisa kekuatan nya. Sedangkan Kenzi tampak kaget saat mendengar permintaan orang yang sudah dia anggap sebagai kakak kandung nya itu
" Berjanjilah! Uhuk... uhuk.." Davin tampak terbatuk beberapa kali dengan darah yang tampak keluar dari mulut nya dan tak lama mata nya pun tertutup dan tangan nya lemas. Bahkan monitor yang ada diruangan itu sudah menunjukan sebuah titik dengan suara yang lumayan membengkakan telinga bagi orang yang ada di ruangan tersebut. Dokter yang sedari tadi berdiri di samping Kenzi pun langsung bergerak cepat memeriksa keadaan Davin
Kenzi sangat panik melihat keadaan Davin yang seperti itu dengan dokter yang tampak sedang memeriksa keadaan nya
" Innalillahi, wainnailaihi rooji'un" Dokter tampak menggelengkan kepalanya
" Tidak" Kenzi menggeleng - gelengkan kepala nya dengan tubuh yang sudah luruh dilantai dengan air mata yang sudah menetes pada pipi nya
Flash back off
Jangan lupa ,Like, Vote dan Komen. Terima kasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ulfa Ksp
jadi teringat cerita nadia dan om gibran🥰
2022-03-19
1
Ennyyl
tg
2022-02-05
1
ziezie
seru kayaknya lanjut lg aja dulu
2022-01-28
2