Hari ini, Mama Dira pergi ke rumah sakit bukan hanya bersama Lean saja, tetapi dengan Anne juga. Mereka bertiga berjalan bersama menyusuri koridor rumah sakit.
Sepanjang perjalanan, banyak sorot mata yang memperhatikan kebersamaan mereka bertiga, beberapa juga ada yang menyapa kedatangan Lean.
"Ma, Lean ke ruangan kerja dulu ya, nanti kalau ada apa-apa mama telepon atau datang saja ke ruangan Lean," ungkapnya sebelum mereka berpisah.
"Iya, kamu semangat kerjanya."
Mama Dira, Anne dan Lean berpisah di persimpangan koridor karena tujuan mereka berbeda arah. Melihat Lean sudah berjalan menuju ruangannya, mama Dira dan anne juga melanjutkan langkah mereka menuju ruangan Brian.
Jessy yang baru saja memperbaiki selimut Brian, segera berjalan membukakan pintu ketika mendengar ada suara ketukan pintu dari luar.
Ketika pintu terbuka, terlihat Anne dan Dira yang datang dengan membawa makanan, buah-buahan, serta bunga sebagai pengharum ruangan.
"Mrs ... Anne, silahkan masuk." Jessy membuka pintu lebih lebar lagi agar Dira dan Anne bisa masuk ke dalam ruangan.
"Baru saja Bri tertidur lagi," imbuh Jessy ketika Dira dan Anne sudah memasuki ruangan.
"Oh, ya? Terus bagaimana dengan kondisinya?" tanya Dira.
" Kata Dokter, udah jauh lebih membaik dari sebelumnya."
Setelah itu, Dira menghampiri Brian yang masih tertidur pulas. Dia mengusap lembut wajah pucat putranya itu, sampai tak terasa ada tetesan air mata yang jatuh. Dira segera mengusap air matanya, dan kembali menatap wajah Brian.
Mommy bersyukur sekali kamu bisa selamat Bri, semoga penyakit ini benar-benar sembuh, harapnya dalam hati.
"Oh ya Jess, karena saya sudah di sini, lebih baik kamu pulang dan istirahat dulu. Biar saya dan Anne saja yang menjaga Brian hari ini," ujar Dira.
"Tapi Mrs___" Jessy sedikit tak enak jika dia istirahat karena ini sudah tanggung jawabnya.
"Sudah, tidak apa-apa. Kamu juga butuh istirahat yang rileks agar tidak ikut sakit, kalau kamu tidak mau kembali ke kediaman Fabio, kamu bisa check in di hotel dekat sini saja," usul Dira.
Jika di pikirkan lagi, Jessy memang butuh istirahat di tempat yang nyaman, serta berendam air hangat. Karena tubuhnya memang lelah dan letih sekali saat mengurus Brian, sampai belum mempunyai waktu untuk me time.
" Baiklah Mrs, kalau begitu saja izin istirahat dulu, ya."
Dira mengangguk, setelah itu Jessy mengambil tasnya dan pergi dari ruangan Brian. Hanya tersisa Anne dan Dira yang ada di sana untuk bergantian menjaga Brian.
Tiba-tiba ponsel Dira berbunyi, dan kode nomor itu adalah nomor telepon luar negeri. Dira tahu kalau yang menelponnya itu adalah Samuel, karena sebelumnya Dira memang sempat menghubungi Samuel untuk memberitahukan tentang kondisi Brian.
"Dek, Mama keluar sebentar ya, angkat telepon," izin mama Dira.
Anne mengangguk.
Dira tersenyum, lalu beranjak dari duduknya berjalan keluar dari ruangan itu.
Setelah berada jauh dari ruangan Brian, Dira segera mengangkat panggilan itu.
"Halo," sapa Dira kepada seseorang di ujung telepon.
Saat mendengar suara Dira, hati Samuel meleleh tak percaya kalau dia masih bisa mendengarkan suara ini lagi. Suara yang sudah sangat lama dia rindukan, tapi tak bisa lagi bertemu karena hubungan mereka telah berakhir.
"Halo, apakah ini Kamu, Agatha? Ada apa kamu menghubungiku? Bukankah__" Sam menghentikan ucapannya.
"Saya bukan Agatha, melainkan Dira. Saya menghubungi kamu hanya ingin memberitahukan kalau Brian sekarang ada di Indonesia untuk berobat," jelasnya.
Di ujung telepon, Sam terkejut saat Dira mengatakan bahwa Brian sedang berada di Indonesia untuk berobat. Awalnya Sam tidak percaya, jika Brian sakit kenapa harus datang kesana. Bukankah tenaga medis di luar negeri jauh lebih bagus daripada di sana.
Dira menghembuskan nafas panjang ketika mendengar ucapan Samuel yang seperti merendahkan pengobatan di Indonesia.
"Terserah kalau kamu tidak percaya, aku hanya ingin menyampaikan hal itu saja. Awalnya Brian ingin menutupi semuanya, dia juga melarangku untuk memberitahumu, tapi aku pikir kalau kamu juga harus tahu yang sebenarnya karena kamu daddynya."
Setelah itu, Samuel membiarkan Dira untuk menceritakan semua yang telah terjadi. Saat mendengar semuanya, Sam terkejut sekaligus merasa bersalah. Dia tak tahu kalau putra semata wayangnya itu ternyata mengidap penyakit berbahaya tanpa sepengetahuannya.
"Lalu bagaimana kondisi Brian saat ini, nyonya Kenzo?" tanya Sam.
"Kondisinya sudah membaik, sekarang sedang berada dalam masa penyembuhan," jelas Dira.
"Terimakasih karena kamu masih peduli dengan Brian, setelah apa yang sudah terjadi di antara kita." di ujung telepon, Sam mencoba menahan air matanya saat ingatan bersama Dira kembali muncul.
"Sama-sama, kamu tak perlu berkata seperti itu. Meskipun kita tidak ada hubungan apa-apa, Brian tetap saja anak yang sudah ku rawat selama belasan tahun. Aku memang bukan Ibu yang melahirkannya, tapi Aku ibu yang telah merawatnya," jelas Dira.
Samuel hanya diam mendengarkan ocehan Dira yang sangat di rindukannya. "Aku sudah tak bisa datang ke Indonesia, jadi aku titip jaga Brian ya," ujar Sam.
"Kamu tenang saja, aku akan menjaganya."
"Terimakasih, dan ucapkan salam maaf dan terima kasihku kepada keluargamu karena mereka mau menerima Brian. Terutama dengan putramu, ucapkan terimakasih dariku karena sudah mau mengobati Brian," ucap Samuel.
Setelah itu, panggilan terputus.
...☘️☘️☘️...
Di dalam ruangan, selama Dira pergi, Anne hanya duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Ternyata sudah ada sepasang mata yang terus menatap ke arahnya. Menyadari bahwa seperti ada yang memperhatikannya, membuat Anne mendongakkan kepala.
"Kamu sudah bangun? Sejak kapan? " tanya Anne yang sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Brian sudah bangun dan sedang memperhatikannya.
"Sejak beberapa menit yang lalu, di saat Kamu hanya fokus bermain ponsel saja, ketika menjaga seorang pasien," goda Brian.
"Ya, lagian tadi kamu juga sedang tidur. Jadi, aku tinggal main handphone saja biar tidak bosan," ketus Anne yang sedikit memanyunkan bibirnya karena merasa sedikit kesal mendengar ucapan Brian.
Brian tersenyum saat melihat raut wajah Anne yang begitu menggemaskan.
"Kamu kenapa ada di sini? Jessy mana?" tanya Brian ketika tak melihat ada Jessy di ruangan itu.
"Dia pulang, istirahat!" jawab Anne singkat.
Tiba-tiba Brian terbatuk-batuk karena tenggorokannya terasa kering. Dia mencoba meraih gelas yang ada di atas nakas, namun tak bisa.
Anne yang tahu hal itu, segera bangun dari tempat duduknya, lalu membantu Brian untuk minum.
" Terimakasih," ucap Brian dengan tersenyum.
"Sama-sama, apa mau makan sesuatu? Tadi aku dan mama membawakan buah," tawar Anne.
"Tidak usah, nanti merepotkan."
Anne memicingkan matanya, ketika mendengar ucapan Brian yang selalu saja seperti kode keterbalikan dari ucapannya. Di karenakan dia saat ini adalah seorang pasien, jadi Anne harus bersikap baik dengannya.
Anne mengambil buah Apel, duduk di kursi dekat ranjang Brian, lalu mengupas apel itu dan memberikannya kepada Brian.
Melihat sikap Anne yang tiba-tiba terlihat perhatian, membuat Brian sedikit heran.
"Buat apa?"
"Di makan lah, masak di buang!" ujar Anne yang kembali menyodorkan potongan buah apel tersebut.
Karena tubuhnya masih lemas, Brian menerima buah itu dengan memegang tangan Anne dan memasukkan potongan buah apel ke dalam mulutnya.
Anne sedikit terkejut saat Brian menyentuh tangannya, seperti ada aliran listrik yang menyengat. Melihat wajah Anne yang berubah diam, membuat Brian menjadi bingung lagi.
"Kenapa? Apa ada sesuatu yang salah?" tanya Brian.
Anne menghembuskan nafas panjang, lalu memberikan sisa buah apel yang sudah dia kupas ke tangan Brian.
"Makan sendiri!" Kemudian, Anne bangkit dari tempat duduknya, lalu kembali duduk di sofa agar tidak berdekatan dengan Brian.
Melihat sikap Anne yang ber ubah-ubah membuat Brian bingung, tiba-tiba baik, tiba-tiba terlihat kesal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah seorang wanita begitu cepat berubah moodnya? batin Brian
...****************...
Halo, maaf ya kemarin gak up. Padahal malam mau up, tapi ketiduran. Jadi, insya Allah hari ini akan double upnya. Jadi, tunggu saja kisah mereka di Partner terbaik.
Jangan lupa ritualnya, like, komen, vote dan hadiahnya yang banyak ya... Biar Novi semangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Sita Aryanti
bentar ..ni kisah lanjutan nopel pa Thor???kok kyk GK asing nm2 nya
2022-01-21
1
Lia Wildan
Anne😊😊
2022-01-17
0
Lia Wildan
😍😍
2022-01-17
0