Heningnya malam kini telah hilang, tergantikan pagi yang datang menyapa. Di dalam ruangan yang begitu bersih dan rapi, terlihat seorang pria tampan tengah bersiap-siap berangkat ke kantor.
Pantulan dari cermin memperlihatkan sosok tampan itu telah siap dengan setelan jasnya, sentuhan terakhir adalah aksesoris jam tangan serta parfum maskulin yang dia semprotkan ke jas mahal miliknya.
Jika dulu dia tak perduli dengan penampilan, berbeda dengan sekarang yang sangat perfect dalam hal apapun. Kean mengambil tas kantornya, lalu turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Selamat pagi Ma," sapa Kean dengan mencium pipi mamanya.
"Pagi Sayang, Ma sya Allah. anak Mama tampan sekali," puji mama Dira serayamenatap ke arah Kean.
"Terimakasih, Ma." Kean menarik kursi sebagai tempat duduknya.
"Papa, Anne, sama Lean mana, Ma?" tanya Kean saat melihat meja makan masih sepi.
"Lean tadi pergi joging, kalau Papa sama Anne mungkin sebentar lagi turun," pungkas mama Dira.
Dan apa yang di ucapkan oleh Dira benar terjadi, tak lama kemudian, Ken dan Anne sudah turun menuju meja makan.
" Selamat Pagi Mama," sapa Anne seraya memeluk dan mencium pipi mamanya.
"Pagi juga Sayang." Mama Dira kembali mencium Anne.
"Pagi Kak Kean," sapa Anne ketika melewati kursi Kean.
"Pagi Anne," jawabnya singkat.
Ucapan selamat pagi memang sudah menjadi tradisi yang selalu mereka ucapkan ketika bertemu di meja makan sebelum sarapan, meskipun pas sholat subuh mereka telah bertemu.
Begitupun juga dengan Ken yang menyapa Anak dan istrinya. Setelah itu mereka semua sarapan bersama kecuali Lean yang belum pulang dari joging.
Canda tawa mengiringi sarapan pagi mereka, apalagi sarapan kali ini khusus di buat oleh Dira membuat mereka merasakan nostalgia seperti dulu.
"Terimakasih Ma atas sarapan pagi yang sangat lezat, Kean sudah lama sekali rindu dengan masakan Mama," ucap Kean dengan tersenyum manis.
"Sama-sama Sayang."
Anne memicingkan matanya denagn menoleh ke arah Kean, membuat Kean mengerutkan kening.
"Ada apa, Anne? Apakah ada yang salah?" tanya Kean seraya mengelap mulutnya sehabis makan.
"Em ... sedikit aneh karena baru kali ini Anne mendengar Kakak memuji masakan seseorang dengan ucapan semanis ini, dan seeepanjang ini,"goda Anne dengan seringai di bibir.
Anne mengatakan itu bukan tanpa sebab, karena selama ini Kean memang jarang sekali berkomentar soal makanan. Dia hanya memakannya, lalu pergi setelah makan. Di tambah lagi Kean yang dingin dan irit bicara, menjadi hal yang sangat langka bisa mendengarkan Kean berbicara panjang dan manis seperti pagi ini.
Kean meneguk air minumnya. "Apakah salah jika Kakak berterimakasih dan berkata manis sama Mama?"
Anne geleng-geleng kepala. "Tidak salah, lagian Anne juga tidak menyalahkan kakak, kan? Anne berkata seperti itu karena merasa takjub, akhirnya bisa mendengar Kak Kean mengucapkan kata yang sangat manis, " jujur Anne.
Dira dan Ken hanya saling pandang ketika melihat kedua anaknya yang saling adu argumen. Setelah itu, Anne pamit berangkat ke sekolah. Begitupun dengan Kean dan Ken yang juga ikut Pamit berangkat ke kantor.
Mama Dira mengantar keberangkatan mereka semua sampai di depan pintu kediaman keluarga Fabio. Mama Dira melambaikan tangan kepada mereka semua sebagai bentuk perpisahan.
...☘️☘️☘️...
Suara dering alarm terus berbunyi nyaring , namun tak membuat wanita cantik itu membuka matanya.
" DINDA!!!" lengkingan suara teriakan yang menggema membuat Dinda terkesiap dari tidurnya.
" Dinda bangun! Bukankah Kamu hari ini kerja!" seru Nada dengan terus menggedor-gedor pintu kamar Dinda.
Dinda lekas bangun dari tempat tidurnya,. Sepasang matanya membola sempurna tatkala melihat jarum jam menunjukkan tepat berada di angka 7.
"Astaga naga! Gue telat!" Dinda begegas keluar dari kamar menuju kamar mandi, tanpa memperdulikan wajah marah ibunya. Ia mandi secepat kilat, dan segera bersiap-siap. Setelah semuanya siap, segera memakai sepatu heels hitamnya.
Melihat Dinda yang terburu-buru membuat Nada berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala.
" Makanya kalau bangun jangan kesiangan! Alarm sekeras itu masih aja molor! Telat, kan!" omel Nada.
" Iya Buk, kalau begitu Dinda pamit berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Dinda seraya mencium tangan Nada.
" Waalaikumsalam," jawabnya.
Dinda segera menaiki motor matic miliknya melaju menuju kantor PT Fabio grup.
***
Di sisi lain, terlihat Papa Ken dan Kean sedang berjalan beriringan melewati lobi kantor PT Fabio grup. Para karyawan yang berpapasan dengan mereka saling memberikan salam selamat pagi.
" Nanti Kamu yang akur sama Dinda, jangan terlalu keras saat mendidiknya," nasehat Ken.
Ken tahu kalau Kean sangat keras dalam mendisiplinkan bawahannya. Jadi Ken takut kalau Kean terlalu keras, nanti Dinda akan cepat mengundurkan diri. Mengingat bagaimana Kean dulu yang sering gonta ganti asisten, hanya Aksa yang bertahan cukup lama bekerja dengannya.
" Lagipula Papa juga yang menjadikan dia sebagai asisten Kean. Jadi terserah Kean mau bersikap seperti apa nantinya. Toh Papa juga tahu, kalau Kean paling tidak suka dengan asisten wanita, apalagi gadis ceroboh!" pungkas Kean.
Ken menghembuskan nafas panjang dan geleng-geleng kepala saat mendengar jawaban dari putranya.
" Jangan terlalu benci seperti itu, nanti kamu bisa jatuh cinta dengan gadis ceroboh!" ujar Ken.
Kean mengerutkan keningnya, dia ingin membalas argumen papanya, tetapi pintu lift sudah terbuka. Menandakan bahwa dia telah sampai di lantai ruangannya. Jadi, Kean terpaksa keluar dari lift dengan perasaan kesal. Sedangkan Ken hanya mengulas senyum mengantar kepergian Kean dari lift.
Kean tak habis pikir pikir kenapa Papanya bisa ber-ucap seperti itu. Terdengar seakan menyumpahkan anaknya bisa berjodoh dengan seorang gadis ceroboh.
Naudzubillah min dzalik! Semoga saja itu tidak akan terjadi! batin Kean seraya berjalan menuju ruangannya.
"Selamat pagi Boss," sapa Aksa ketika melihat Kean liutelah datang.
"Pagi," jawab Kean yang berlalu pergi memasuki ruangannya. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat ada sesuatu yang janggal. Kean kembali membalikkan badannya.
" Apa ada sesuatu, boss?" tanya Aksa.
" Di mana asisten baru itu?"
" Belum datang boss," jawab Aksa.
Ken mengerutkan keningnya tatkala melihat sudah jam berapa sekarang.
" Nanti kalau dia datang, suruh masuk ke ruangan saya!" titak Kean dan di angguki oleh Aksa.
" Habis kau gadis kecil! Pasti bakalan kena teguran dari boss Kean, sudah tahu hari pertama masuk kerja. Bisa-bisanya telat seperti ini!" Aksa bermonolog seraya terus menatap ke arah pintu lift, tetapi tak ada tanda-tanda bahwa Dinda telah datang.
Tak lama kemudian, Dinda datang dengan sedikit berlari. Nafasnya ngos-ngosan seperti habis lari marathon bahkan penampilannya terlihat kusut sekali.
"Maaf Pak, saya telat!," ucap Dinda di sela-sela mengatur nafasnya.
...****************...
Jangan lupa like, komen, vote dan hadiahnya yang banyak ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
justeen
penasaran dgn brian jd thor. apakah muncul jg disini, bgmna kehidupannya
2022-03-15
0
Aulelie Aulelie
awas kean ntar bucin ama dinda😄😄😄😄😄😄
2022-01-17
0
Lia Wildan
menarik nih kisah si twins
2022-01-17
0