"Jadi kerja apa lo?" tanya Radith yang penasaran.
"Gue punya nama kali, nama gue Ara?" kata Ara sambil menghentikan langkahnya.
"Gak penting," kata Radith.
"Trus ngapain lo kepo segala yang penting kan nanti uangnya cair," kata Ara.
"Gue mesti tahu lo kerja apa jadi gue bisa tahu seberapa besar uang yang bisa elo setorin ke gue tiap bulannya," tambah Radith.
"Emm mungkin per bulannya gue bisa kasih lo maximal 1,5 juta," kata Ara.
"What? Jadi gue harus nunggu 10 bulan lagi dong supaya mobil gue bisa masuk bengkel?" Radith jadi kesal setengah mati.
"Eleh lo kan anak orang kaya lo kan bisa mint sama bonyok lo," jawab Ara asal.
"Bonyok-bonyok, yang sopan kalau nyebut orang tua," tegur Radith.
"Kalau gak mau ya udah, kita end gue gak mau liat muka lo lagi," kata Ara seolah-olah Radith mutusin dia.
Karena perkataan Ara itu banyak mahasiswa lain yang mendengar hingga mereka menjadi pusat perhatian. Radith menjadi malu akhirnya ia pergi meninggalkan Ara tanpa berkata apa-apa lagi tapi sempat manatap tajam ke arah Ara.
"Sialan lo cewek gila,oke gue tunggu setoran pertama lo," batin Radith sambil berjalan meninggalkan Ara.
"Huh dasar cowok belagu berhasil gue kerjain kan lo," umpat Ara.
"Ra kenapa sih lo setiap ketemu Radith selalu berantem?" tanya Lulu yang baru datang.
"Kepo lu, eh kita ke aula sekarang yang lain udah pada nunggu," Ara mengajak Lulu sambil menggandeng tangannya.
Setelah melalui hari kedua di kampus, Ara menuju ke kantor ojol dimana ia bekerja.
"Ko jam segini baru absen?" tanya salah seorang pegawai yang merupakan supervisor di kantor tersebut.
"Maaf pak saya harus kuliah dulu," kata Ara.
"Ow kamu kuliah, dimana?" tanya Sang Supervisor.
"Di kampus XXX pak,"
"Emangnya saya kelihatan tua banget ya?" Ara terkekeh mendengar celotehan laki-laki yang sedang berdiri memakai setelan jas rapi tersebut.
"Ah enggak juga," jawab Ara.
"Saya Rio, nama kamu siapa? sepertinya saya baru lihat kamu pertama kali," Rio mengulurkan tangan.
"Nama saya Mutiara," Ara membalas uluran tangan Rio.
"Btw kamu sudah makan belum? Aku teaktir deh di kantin," kata Rio.
"Eh gak perlu pak, makasih," kata Ara yang merasa sungkan.
"Gak papa," Rio sedikit memaksa.
"Em gimana kalau lain kali aja pak saya janji," Ara mengangkat jarinya membentuk huruf V.
"Oh saya dapat orderan," kata Ara beralasan.
"Oh oke ambil aja," Rio meninggalkan Ara.
"Selamat," Ara merasa lega.
"Wah orderan pertama nih, bismillah semoga hari ini gue bisa dapat orderan," Ara berharap banyak.
Kemudian gadis itu mulai menyalakan motornya. Dengan jaket dan helm khas ojol Ara membawa harapan agar orderan pertamanya lancar. Setelah mengikuti GPS Ara pun sampai di lokasi pertamanya.
"Dengan pak Adi?" tanya Ara saat menghentikan motornya.
"Cantik juga nih cewek," batin Adi penumpang pertama Ara.
"Ini helmnya," Ara memberikan helm pada penumpangnya.
Ketika baru setengah jalan tangan Adi mulai nakal. Laki-laki itu dengan sengaja meraba bagian depan Ara. Ara menjadi tersentak karena kaget.
"Maaf pak tolong pegangan di motor saja," Ara berusaha tenang menahan emosinya.
Namun, Adi seperti tidak menghiraukan perkataan Ara. Ia mengulangi perbuatannya itu dengan memeluk Ara dengan erat. Akhirnya Ara menghentikan motornya.
"Turun lo!" bentak Ara pada Adi.
"Kurang ajar lo berani-beraninya lo nurunin gue di jalanan, mau lo gak gue bayar?" ancam Adi.
"Lo yang kurang ajar main pegang-pegang segala, mau gue patahin tangan lo," Ara balik mengancam.
"Awas aja lo gie laporin ke kantor lo," setelah kembali mengancam Adi pun pergi begitu saja.
"Pergi sana lo!" usir Ara.
"Awas aja lo gue laporin ke kantor lo," bisik Adi lalu ia mengambil hp yang ada di sakunya.
"Hallo dengan customer service ada yang bisa dibantu?" sapa CS ojol itu.
"Hm iya bisa gak sih tukang ojek wanita yang barusan dipecat aja, kurang ajar banget sama pelanggan," kata Adi dengan emosi.
"Maaf atas ketidaknyamannya, boleh tahu namanya siapa?" tanya CS lebih lanjut.
"Sebentar gue cek dulu," Adi pun melihat nama Mutiara di aplikasi yang ada di hpnya.
"Mutiara,cewekny masih muda dan omongannya agak kasar," ucap Adi.
"Baik kami terima keluhannya, nanti akan kami konfirmasikan dengan yang bersangkutan, apabila tidak ada lagi yang mau ditanyakan saya tutup ya pak," CS mengakhiri percakapan.
"Ada apa Din?" tanya Rio kepada CS yang bernama Diana.
"Ini pak ada yang nyampein keluhan buat driver baru yang bernama Mutiara," lapor Diana.
"Mutiara?"
"Apa driver cewek yang tadi pagi itu ya?" batin Rio.
"Ya udah kamu panggil dia ke kantor sekarang!" titah Rio diiyakan oleh Diana.
Dina pun mulai menghubungi nomor hp Ara.
"No siapa nih gak ada namanya?" Ara pun menerima telpon itu.
"Hallo mbak Mutiara diminta ke kantor sama pak Rio sekarang!" kata Dina dari ujung telepon.
"Kenapa saya dipanggil ke kantor?" tanya Ara lebih lanjut.
"Tadi ada pelanggan yang menyampaikan keluhan lebih jelasnya nanti akan dijelaskan oleh pak Rio," kata Dina telepon pun diakhiri secara sepihak olehnya.
"Mampus gue orderan pertama gue udah langsung dilaporin sama pelanggan, hufh nasib-nasib," Ara nampak frustasi meski begitu ia terpaksa kembali ke kantor sebelum mendapatkan orderan selanjutnya.
Tak lama kemudian Ara sampai di kantor. Melihat Ara yang bolak balik ke kantor pak Satpam pun menegurnya.
"Mbak kenapa balik lagi ke kantor?" tanya Pak Satpam.
"Anu itu pak, Pak Rio manggil saya," Ara tertawa kecut.
"Saya masuk dulu ya pak," pamit Ara kemudian ia memasuki ruangan supervisor.
Tok tok tok
"Masuk!" Rio sudah siap menyambut Ara.
"Silahkan duduk Mutiara," Rio mempersilahkan Ara duduk setelah menutup kembali pintu ruangan Rio.
Mutiara masih diam. Ia pasrah saja dengan konsekuensi yang akan diperoleh karena telah menurunkan pelanggan di jalan.
"Saya tahu pak saya salah saya minta maaf pak tolong jangan pecat saya," belum sampai Rio memarahinya Ara sudah nerocos duluan.
Rio pun tertawa melihat tingkat Ara yang begitu menggemaskan baginya.
"Kamu itu lucu sekali, siapa yang akan memcat kamu?" ujar Rio.
"Trus ngapain saya dipanggil ke sini pak?" tanya Ara dengan polosnya.
"Saya memang akan menegur kamu karena keluhan pelanggan, tapi saya mau tanya alasan kamu sampai pelanggan melapor ke CS,"
"Jadi pak dia tu kurang ajar pak sama saya masak dia pegang-pegang saya main meluk-meluk saya saya kan jadi risih," ucap Ara dengan emosi yang meluap-luap.
"Oke cukup-cukup," Rio bukannya marah tapi dia malah tertawa mendengar curhatan Ara.
"Maaf pak, saya janji lain kali saya akan berhati-hati," ucap Ara sambil menunduk.
"Baik, saya pegang janji kamu,kali ini saya tidak akan memberikan SP buat kamu tapi jangan diulangi lagi ya," Rio memberikan peringatan secara halus.
"Makasih banyak pak," saking senangnya Ara sampai menggengam tangan Rio. Rio menjadi tersentuh. Tapi ada perasaan berbeda yang ia rasakan. Mungkinkah Rio menyukai Mutiara driver baru di kantornya?
...***...
Buat tahu kelanjutannya jangan lupa baca cerita di episode selanjutnyanya ya dears. Jangan lupa kasih dukungannya dengan ngasih love,kembang sama kopinya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Phoetry Punya
ehm, bakal jadi rebutan nih si cantik
2022-07-06
1
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
dg penampilan wajah cantik dan tubuh yg indah mmg bisa mengundang kejahatan bagi ojol ky Ara...hati2 syg jgn smpi 2x ketemu pelanggan nakal...
2022-02-05
1
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
untungnya si penumpang lsg kabur dan ga maksa buat lecehin Ara...dan syukurlah Ara ga di pecat gegara laporan pelanggan nakal itu...
2022-02-05
1