Adam menggendong Farhan agar jauh dari Ibu nya.
"Jangan bawa Farhan! Seandainya Fuji sudah tidak minum ASI lagi, aku tidak Akan mengijinkan kamu membawa nya." ucap Adam.
"Mereka adalah anak-anak aku, aku yang mengandung dan melahirkan mereka." ucap Ibu Farhan.
"Ibu! Ayah! Aku mohon jangan berpisah. aku tidak ingin kalian berpisah." ucap Farhan menangis.
"Tidak bisa nak, Ayah mu terlalu egois. Wajar saja nenek kakek mu Dulu tidak mengijinkan kami menikah." ucap ibu Farhan.
"Itu karena kamu berasal dari keluarga yang tidak baik." ucap Adam.
Ibu Farhan tidak kuat lagi mendengar kata-kata Suami nya memilih untuk pergi namun tiba-tiba Farhan menahan kaki ibu nya.
"Ibu aku mohon jangan pergi." ucap Farhan. Adam memisahkan mereka.
Flashback off...
Tidak terasa air mata Farhan keluar. Dia mengambil sapu tangan yang di simpan nya bersamaan dengan sapu tangan itu.
Mengingat kembali setelah beberapa hari berpisah dengan ibu nya Farhan selalu duduk di depan pagar berharap Ibu nya akan datang.
Namun tidak ada, di saat hujan dia tetap menunggu nya, dan anak perempuan itu yang selalu menemani Farhan sehingga mereka menjadi dekat.
Namun tiba-tiba anak perempuan itu tidak pernah menemui Farhan lagi, Farhan mencari nya ke rumah, namun rumah nya sudah di tempati oleh orang lain.
Dan sampai sekarang Farhan tetap mencari anak perempuan itu, dia memang sudah tidak tinggal di rumah dulu, namun dia Masih memiliki rumah itu.
bahkan dia sekali sebulan di datang ke sana berharap perempuan yang di cari nya datang ke sana.
Keesokan harinya Farhan baru Saja selesai Olahraga di pagi hari karena jadwal nya hari ini kosong jadi seperti biasa dia akan lari pagi.
Kali ini dia bersama dengan Bu Tasi. Karena Farhan meminta Bu Tasi selalu menemani nya kalau tidak urusan pekerja.
"Tuan muda istirahat lah." ucap Bu Tasi menunggu di bawah pohon. Farhan mengangguk dia mendekati Bu Tasi dan menerima air mineral dari Bu Tasi.
Wanita-wanita yang sedang olahraga di sana semua memerhatikan Farhan, pakaian yang Basah karena keringat mencetak beberapa otot-otot nya dan juga rambut yang sudah berkeringat.
Terlihat lagi Di saat Farhan menggunakan pakaian santai Tampan seketika bertambah karena sangat jarang dia memakai pakaian biasa.
"Tuan muda!" panggil Bu Tasi.
"Iyah Bu!" jawab Farhan menoleh ke arah Bu Tasi.
"Umur Tuan muda sudah sangat cocok untuk menikah, apakah Tuan muda tidak berniat untuk menikah?" tanya Bu Tasi.
Farhan menghela nafas panjang sambil duduk di samping Bu Tasi.
"Anak-anak ibu Sudah menikah, bahkan mereka juga sudah mempunyai anak. Tuan muda lebih Tua dari mereka. Ibu juga ingin melihat Tuan muda di rawat oleh wanita pilihan tuan muda." ucap Bu Tasi.
Farhan hanya diam, karena membahas pernikahan dia sangat trauma, mengingat hubungan ayah dan ibu nya.
"Aku tidak ingin menikah hanya karena umur sudah tua Bu, namun aku akan menikah di saat aku sudah yakin." ucap Farhan.
"Humm baiklah Ibu paham, kalau begitu kita pulang saja, Tuan muda juga harus menjemput pemantik Tuan. Karena itu semalaman Tuan tidak tidur sehingga ada mata panda di sana." ucap Bu Tasi menunjuk mata Farhan.
Farhan hanya tersenyum kalau Bu Tasi sudah mengomel.
"Bu..!" panggil Farhan.
"Iyah?" jawab Bu Tasi.
"Berjanji lah Bu. Ibu tidak Akan pernah meninggalkan aku seperti Ibu meninggal kan aku." ucap Farhan.
Bu Tasi tersenyum.
"Tidak akan!" ucap Bu Tasi sambil mengelus pipi Farhan.
Setelah sampai di rumah Farhan langsung siap-siap untuk berangkat ke rumah Laura.
"Tuan muda Lan mau kemana? Biar saya antar kan." ucap Boni.
"Tidak perlu! Kalian semua tidak bisa di Andalkan!" ucap Farhan pergi ke mobil dan mengendarai mobil sendiri.
"Tuan muda sedang dalam mood yang tidak baik, jangan terlalu di ambil hati kata-kata nya." ucap Bu Tasi.
Boni tersenyum sambil mengangguk.
"Pemantik itu sangat berharga bagi Nya, wajar saja jika dia Kesal, namun itu bukan kesalahan kalian." ucap Bu Tasi.
"Sudah jangan sedih! Lebih baik ikut sama ibu makan di dalam, karena hari ini tuan muda Lan tidak di rumah, kalian Bisa makan dengan ibu." ucap Bu Tasi.
"Terimakasih banyak Bu, ibu sangat baik, pantesan saja Tuan muda Lan sangat menyanyangi ibu." ucap Boni.
Farhan baru Saja sampai di alamat.
Dia memerhatikan rumah yang begitu besar dan mewah. di menekan Bel. namun yang datang adalah security.
"Tuan muda Lan." ucap security karena kebetulan dia mengenal Farhan.
"Di mana pemilik rumah ini?" tanya Farhan. security itu membuka gerbang.
"Non Laura baru saja pergi. Kalau ada hal yang penting bisa di titipkan pada saya!" ucap security.
"Saya butuh dengan pemilik mobil itu." ucap Farhan menunjuk mobil Laura yang benar-benar sangat di ingat oleh Farhan.
"Maafkan saya berbohong Tuan muda, tapi ini adalah perintah dari non Laura, dia tidak ingin di ganggu karena kurang enak badan." ucap security.
"Saya datang tidak menggangu, bawa saya bertemu dengan nya." ucap Farhan.
Security itu sudah bingung, namun tidak mungkin Farhan Membuat keributan akhirnya dia di bawa masuk.
Farhan di minta untuk menunggu di ruang tamu. sementara pelayan memanggil Laura ke kamar nya.
Di ruang tamu Farhan memerhatikan Foto- foto Laura di sana.
Farhan baru tau kalau Laura adalah Anak pengusaha yang meninggal Beberapa Tahun lalu.
Tidak beberapa lama Laura turun dari kamar nya.
"Jangan sentuh itu!" ucap Laura membuat Farhan membalik kan badan nya karena dia memegang foto Laura dengan Ayah nya.
Seketika Laura terkejut melihat Farhan tatapan mereka bertemu.
Namun Farhan menjentikkan jari nya agar Laura Sadar.
"Apa yang bapak lakukan di rumah saya?" tanya Laura.
Farhan memerhatikan penampilan Laura baju tidur berlengan pendek, celana panjang dan juga Sesuatu penurun panas menempel di dahi nya, dan juga rambut yang acak-acakan.
"Apa kah ini cara anda menyambut tamu? Penampilan anda sangat menggangu pemandangan." ucap Farhan.
"Badan-badan saya sendiri, penampilan - penampilan say sendiri, kalau bapak tidak suka silahkan keluar dari Rumah saya." ucap Laura.
"Baiklah saya tidak ingin berlama-lama kembali kan pemantik saya!" ucap Farhan.
"Pemantik? Saya tidak mengambil pemantik Bapak." ucap Laura.
"Sekretaris saya melihat anda membawa pemantik saya, sekarang kembali kan." ucap Farhan.
Laura sama sekali tidak ingat apa-apa karena kepala nya sangat pusing.
"Saya tidak tau apa yang Bapak maksud." ucap Laura.
"Tidak perlu berlagak tidak mengingat nya." ucap Farhan.
"Saya tidak tau pemantik itu, saya juga tidak mengambil nya." ucap Laura kesal.
Namun tiba-tiba kepala nya sangat pusing, dia pingsan namun dengan cepat Farhan menangkap nya.
...----------------...
Assalamualaikum kakak-kakak semuanya terimakasih sudah mau mampir ke karya ku ini ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments