Hari semakin sore Namun tidak ada satupun yang mendapat kan pemantik Fathan.
Semua mereka kena marah karena tidak becus.
Sementara Deni menyelesaikan masalah nya dengan Laura.
Dia langsung membayar perbaikan mobil itu.
"Semua nya sudah selesai. Kalau begitu saya minta maaf atas kesalahan anggota kami." ucap Deni.
Laura memeriksa mobil nya, dia Masih kesal.
Dia mengabaikan Deni begitu Saja.
"Mbak! Mbak tunggu dulu! Ini pemantik ada ketinggalan." ucap pemilik bengkel.
Deni menoleh ke pemilik bengkel yang berlari ke arah Laura. Melihat pemantik yang tidak asing seketika dia sadar itu milik Bos Nya.
"Mbak-mbak!" panggil Deni saat mau menanyakan nya, namun Laura dengan cepat menutup pintu mobil dan pergi, Deni mengejar nya namun tidak kuat.
Dia kembali lagi ke mobil bos nya.
"Tuan muda! Saya sudah menemukan di mana pemantik Tuan muda." ucap Deni.
"Mana? Kembali kan pada saya!" ucap Farhan langsung.
Deni terdiam, semua pun menoleh ke arah nya.
"Maaf tuan, tapi Pemantik nya belum pada saya." ucap Deni.
Tiba-tiba Farhan menarik kerah baju Deni dengan tatapan tajam.
"Jangan coba-coba mempermainkan Saya! Katakan di mana." ucap Farhan.
"Saya melihat nya wanita yang tadi pagi pagi memegang nya." ucap Deni. Farhan melepaskan Deni.
"Di mana dia sekarang?" tanya Farhan.
"Dia sudah pergi Tuan." ucap Deni.
"Bodoh! Kenapa kamu tidak mengambil nya?" ucap Farhan.
"Saya sudah mencoba mendapatkan nya Tuan muda, namun wanita itu masih terlihat kesal, Sehingga berbicara dengan Saya tidak mau." ucap Deni.
"Saya tidak mau tau, malam ini pemantik itu harus ada." ucap Farhan dan masuk ke mobil nya.
Dia meninggal kan Deni di sana.
Dia tidak langsung pulang ke Rumah melainkan singgah ke Club malam menemui teman nya yang bernama Fadil.
Fadil adalah teman dekat Farhan. Mereka berteman sudah dari kuliah, Fadil adalah pemilik Toko bunga terbesar di Kota Itu.
Setelah sampai ternyata Fadil Belum ada di sana, Farhan harus menunggu nya.
"Hay!" sapa wanita berpakaian seksi duduk di depan Farhan.
Farhan menoleh ke wanita itu.
"Lili!" ucap Farhan.
"Kamu nungguin Fadil yah?" tanya Lili.
Farhan mengangguk.
"Baiklah sambil menunggu aku akan menyiapkan minuman untuk kamu." ucap Lili, Farhan menginyakan saja.
Lili adalah pemilik Club itu, dia sudah berkeluarga sekitar dua Tiga tahun namun belum mempunyai keturunan, umur nya sudah 30 tahun namun terlihat masih muda.
Farhan, Fadil cukup dekat dengan nya, karena mereka sering mengunjungi Club itu. Farhan juga dekat dengan suami Lili yang membantu Lili di Club.
"Hay Bro! Apa kabar?" ucap Fadil yang baru Saja datang dan bersalaman ala-ala Coll pada Farhan.
"Baik!" jawab Farhan.
"Eh tunggu dulu nih, tidak biasa nya wajah Tuan muda seperti ini, ada masalah lagi dengan orang rumah kah?" tanya Fadil.
"Berhenti bercanda!" ucap Farhan. melihat ekspresi Farhan dia pun terdiam dan duduk di depan Farhan.
"Nih minuman nya, minum dulu agar lebih tenang." ucap Lili.
"Terimakasih Li!" ucap Farhan dan meminum nya.
Fadil seperti membisik kan sesuatu pada Lili. Tidak beberapa lama Lili membawa minuman andalan Club itu.
"Minum dulu bro!" ucap Fadil menuang kan minunam ke gelas Farhan.
"Loe kenapa sih? Dari tadi murung Mulu!" ucap Fadil.
"Pemantik Ku hilang!" ucap Farhan.
"Hanya karena pemantik itu saja kamu murung dan seperti orang tidak punya semangat." ucap Fadil.
Farhan menatap Fadil. Fadil seketika Takut.
"Iyah-iyah gua tau itu barang berharga buat lu. Tapi kan bisa di cari lagi, bisa jadi jatuh di tempat kamu kerja atau tinggal di rumah." ucap Fadil.
Farhan Menggeleng kan kepala nya.
"Ini adalah peninggalan ibu untuk aku. ibu sangat menyukai Pemantik itu." ucap Farhan.
"Kamu bisa meminta yang lebih bagus dari itu lagi pada ibu lu." ucap Fadil.
Farhan memukul kepala Fadil.
"Kamu pikir itu pemantik sembarangan? barang itu adalah kenang-kenangan Ibu Gua, dia meminta agar aku menjaga nya." ucap Farhan, karena ibu nya perokok.
"Huff gua gak paham, lebih baik kita minum dan menenangkan pikiran." ucap Fadil.
Namun tiba-tiba Farhan pergi begitu saja, Fadil hanya bisa melihat nya saja. karena sudah kebiasaan Farhan di saat ada masalah atau di capek dan sedih di akan memilih diam.
Dia pulang ke rumah namun setelah sampai di rumah dia kaget melihat Ayah nya duduk di ruang tamu bersama wanita muda di samping nya bahkan mereka sangat mesra.
"Farhan! Farhan!" panggil Pak Adam menahan Farhan yang hendak mengabaikan mereka.
Farhan menatap Ayahnya dengan tatapan dingin.
"Duduk dulu! Ayah mau bicara!" ucap pak Adam.
Farhan duduk. dia menatap ayah dan wanita itu dengan tatapan dingin.
"Kenalin ini Tiara! Teman Ayah!" ucap pak Adam.
Tiara menyodorkan tangan nya mau menyalim tangan. namun Farhan mengabaikan nya.
"Langsung ke intinya saja! Apa yang mau Ayah bicarakan!" ucap Farhan.
"Minggu depan Ayah mau tunangan dengan Tiara." ucap pak Adam.
Farhan seketika merubah cara duduk nya karena kaget.
"Aku tidak setuju!" ucap Farhan.
"Ini juga demi kebaikan kita berdua nak, kamu juga pasti butuh sosok Ibu." ucap Pak Adam.
"Aku tidak membutuhkan nya, dan aku tidak akan pernah setuju." ucap Farhan dan langsung meninggalkan ruang tamu dengan pikiran yang kacau.
Di ruang tamu Adam menoleh kearah Tiara. wanita yang berusia 32 tahun itu murung.
"Kata-kata Farhan jangan di ambil hati, aku akan berusaha membujuk nya." ucap Pak Adam.
"Anak kamu sama sekali tidak mempunyai sopan santun pada yang tua, aku yakin ibu nya pasti seperti itu." ucap Tiara kesal. Adam hanya diam saja
Farhan naik ke atas dia melihat Bu Tasi yang sudah menunggu nya.
"Tuan muda Lan! Akhirnya Tuan pulang juga. Ibu sangat khawatir." ucap Bu Tasi karena tidak biasa nya Farhan pulang Malam tampa kabar.
Farhan menyalim tangan Bu Tasi.
"Lain kali Ibu tidak perlu menunggu ku seperti itu lagu, ibu juga harus istirahat." ucap Farhan.
"Ibu sangat khawatir Tuan, apa telah terjadi?" tanya Bu Tasi.
"Pemantik aku hilang Bu." ucap Farhan dengan nada lesu.
"Bagaimana bisa? Tuan selalu membawa nya." ucap Bu Tasi.
"Aku juga kurang tau Bu, namun Deni mengatakan kalau melihat nya di pegang gadis yang bermasalah dengan ku pagi tadi." ucap Farhan.
"Sudah jangan terlalu di pikirkan! Kalau tuan sudah meminta Den Deni mencari nya dia pasti mendapat kan nya." ucap Bu Tasi.
"Oh iya Bu Ayah sudah lama pulang?" tanya Farhan.
"Dia baru saja sampai dengan Teman nya," ucap Bu Tasi.
Farhan terdiam.
"Ibu Sudah menyiapkan air mandi hangat untuk Tuan muda. Mandi lah." ucap Bu Tasi, Farhan mengangguk.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments