Hari demi hari d lalui dimas. Tak terasa sudah 1 bulan ia bekerja d kota.
Tak ada keluhan yg terdengar d mulut nya..
Ia masih tidur d emperan toko..
Bukan tak bisa menyewa kos kosan tapi Dimas telah bertekad untuk membeli sebuah ponsel seperti kata bu Desi..
Hari ini ia berencana pergi ke konter HP sebelum pulang ke kampungnya..
Ia membeli ponsel second.
Bukan ponsel android seperti orang-orang..
Hanya ponsel yg bisa untuk menelfon dan SMS..
Sudah cukup untuk nya, bahkan ia merasakan bangga karena bisa membeli ponsel dengan uang keringat nya sendiri..
.
.
.
Saat d perjalanan entah mengapa hati nya tidak merasa tenang,, seperti ada yg akan terjadi.
Senyum nenek selalu melintas dalam fikiran nya..
Sesampainya d kampung..
Dimas meniti jalan untuk mencapai rumah nya..
Biasanya ibu ibu akan bergosip ria d pagi hari..
Tapi kini tak ada satu pun orang yg melintas..
Mungkin mereka sibuk, hanya itu yg ada d fikiran Dimas.
Sesampainya drumah nenek, ternyata orang-orang sudah berkumpul drmah,
Tanpa pikir panjang Dimas berlari masuk kedalam rumah, menerobos orang yg sdg berkumpul d pintu rumah nya..
Ia melihat bu desi duduk d samping dipan nenek, mata nya sembab dan masih ada sisa sisa air mata d kelopak mata nya..
"Bu, nenek"
Bu desi tersenyum, bangkit dan berdiri menghampiri dimas.
"Kamu datang d saat yg tepat Dimas.
Lihat lah nenek mu,, mnta maaf dan Do'akan beliau"
Dimas membeku d tempat nya berdiri tak bsa melangkah kaki barang selangkah pun.
Tubuh nya gemetar, sampai akhirnya terduduk d lantai melihat keadaan nenek yg sekarat.
"nak"
panggil nenek lirih
"I.. iya nek.. "Dimas menjawab dan menghampiri nenek dan memberikan kotak sepatu usang kepada dimas.
"Apa ini nek" tanya dimas
"Nenek selalu mengajar kan mu untuk memaafkan, jadi maafkan lah ibu mu"
"Apa maksud nenek??? "
Nenek hanya tersenyum sebagai jawaban.
"Mengaji lah nak, bacakan nenek surah yasin" pinta nenek.
Dimas mengangguk dan memulai membaca alquran nya..
Dan d akhir surah Dimas melihat nenek telah menutup mata.
Untuk selama nya...
Innalillahi WA inna ilaihi rajiun..
Semua orang yg berada d situ turut serta menitikkan air mata..
Saat Dimas menangis dan meraung memanggil Sang nenek.
Ia juga memperlihatkan sebuah ponsel butut kepada jenazah Sang nenek.
Yg katanya itu adalah hasil keringat nya stelah satu bulan.
.
.
.
Para pelayat satu persatu meninggal kan pemakaman.
Hanya tinggal Dimas seorang yg berada tepat d pusara Sang nenek..
"Maafkan Dimas nek,, Dimas belum bisa membahagiakan nenek.
Setelah ini Dimas berjanji akan menjadi manusia yg lebih baik lagi,, doa kan Dimas nek..
Dimas sayang nenek"
Ucap dimas berlalu meninggal kan pemakaman.
.
.
.
Malam hari,, dimas duduk termenung d dalam kamar Sang nenek..
Bu desi datang membawa rantang dan menghampiri dimas.
"Nenek mu sudah menceritakan semua nya kepada ibu dim"
"Cerita apa bu??? "
"Cerita tentang masa lalu mu" bu Desi menjeda ucapan nya beralih menatap Dimas.
"Kamu siap mendengar cerita ibu??? "
"Siap bu,, tolong ceritakan ke Dimas,, Dimas mohon"
"Baiklah,, apapun yg Ibu ceritakan tolong jangan membenci ibu mu.
Kalau bukan karena dia, kamu tak ada d dunia ini"
"I.. iya bu, dimas mengerti, nenek selalu mengajarkan Dimas untuk bisa saling memaafkan".
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Heru Dwiyantono
mendengarkan cerita Bu desi
2022-12-13
0
Pa'tam
bikin terbaru
2022-04-17
0
Agan Wijaya
cerita nya bagus g langsung the point
2022-04-13
1