Axel Matthew menjalani kehidupan seperti di neraka, dunia gelap membuatnya sadar bahwa siapa yang kuat maka dialah yang berkuasa.
Bagaimana pun juga dia harus bisa melampaui Eric. Saat sedang berjalan di pinggiran kota, ada orang yang tidak sengaja menabrak bahu Eric.
"Sial, siapa yang berani menabraku" maki Eric kepada seorang Kakek yang menabraknya tadi.
"Ampun Tuan, saya tidak sengaja" Kekek itu sangat ketakutan.
"Axel tembak Kakek itu" suruhnya kepada Axel.
Saat itu Axel hanya diam saja, bagaimana bisa dia membunuh orang yang tidak bersalah.
"Cepat" Eric kembali menyuruh Axel.
"T-tapi" Jawab Axel terbata-bata.
"Brengsek, Aku suruh tembak ya tembak. Ini misi pertamamu" tegasnya kepada Axel.
Eric memberikan pistol kepada Axel, membuat Kakek itu ketakutan dan terus memohon. Axel tidak tega, tanganya gemetar hebat tapi bagaimana pun dia harus tetap menembak Kakek itu jika tidak Axel dan seluruh keluarganya yang tersisa yang akan mati ditangan Eric.
Dor.
Bunyi tembakan yang pistolnya berhasil menembus jantung Kakek yang berada di hadapannya. Jantung Axel berdetak kencang, matanya memerah dan terus memandangi telapak tangannya. Dia baru saja membunuh orang yang tidak bersalah.
Axel mengepalkan tangannya, berusaha menyembunyikan ketakutannya.
"Kerja bagus Axel" Eric menepuk punggung Axel.
Axel geram melihat kelakuan Eric, tidaklah ada sisi kemanusiaan dalam dirinya. Kenapa begitu mudah menghilangkan nyawa manusia. Jika begini terus Axel khawatir dia tidak akan sanggup, ini baru tugas pertamanya setelah menjadi anak buah Eric dan dia sudah nembunuh satu orang tidak bersalah.
Setelah Kakek itu meninggal, Eric menyuruh salah satu bawahan untuk membereskan mayatnya lalu bawahan yang tersisa melanjutkan perjalanan bersama Eric menuju tempat biasa ketika mereka ingin melakukan transaksi ilegal.
Umumnya tempat transaksi akan berubah-ubah untuk mengecoh sekelompok polisi yang mengincar mereka, tentu saja itu untuk menjaga agar mereka tetap aman. Dan kali ini lokasi transaksi berada di pelabuhan dekat laut, adapun jika situasi tidak memungkinkan dan terkepung polisi mereka bisa melarikan diri melalui jalur laut mengunakan kapal.
Selama diperjalanan mata Axel merekam jelas bagaimana keadaan disetiap sudut pelabuhan dan bagaimana proses transaksi penyelundupan itu berlansung. Axel kecil sangat pintar hanya sekali melihat saja dia langsung faham.
Axel mengetahui bahwa Eric tidak akan mungkin melakukan tranksasi dengan adil. Dari pihak seberang sudah melempar barang yang diinginkan Eric, memeriksa apakah barang yang diinginkan Eric sesuai dengan keinginnya atau tidak, dibukalah koper yang ternyata berisi senjata terbaru yang dibuat secara khusus dengan beberapa barang lainnya.
Eric tersenyum tipis, matanya menyiratkan tatapan licik lalu memberi kode kepada bawahnya dengan lirikan mata.
"Kerja bagus. Aku suka barangnya" begitulah ucap Eric ketika puas dengan hasil transaksinya.
Pihak seberang pun menagih uang yang harusnya Eric bayar, 500 milyar adalah jumlah yang sangat setimpal untuk mendapatkan senjata kualitas super.
"Bukanya kalian yang memberikan ini padaku" Eric kembali mempermainkan mereka.
"Jangan bercanda Eric, bukannya kau sudah mendapatkan senjatanya. Cepat berikan uangnya atau serahkan kembali barangnya padaku sekarang" Asosiasi senjata itu geram, dia di tipu.
Hahahaha, tawa Eric menggema diantara desir suara ombak.
"Kembalikan barangnya. Heh, jangan bercanda" tiba-tiba Eric mengeluarkan pistol dari balik setelan jas yang dia kenakan.
"Barang yang sudah berada di tanganku tidak akan perna aku berikan kembali, hahaha dasar bodoh" ucapnya lagi dengan tawa mengejek.
Sementara itu sekelompok asosiasi senjata itu beringsut ketakutan karena Eric sudah menjebaknya, Eric sudah merencanakan semua ini. Tidak ada jalan untuk mereka kabur.
"Eric, kau jangan keterlaluan" ucap Kepala Asosiasi senjata.
"Banyak omong" Eric bersiap untuk menembak.
Dor... dor... dor...
Keadaan disana sangat ribut, suasana pelabuhan yang sunyi merekam jelas apa yang sedang terjadi sekarang. Bunyi suara tembakan yang begitu keras terus terdengar disana.
Sungguh malang nasib sekelompok pedagang senjata itu. Bukannya untung karena menjual senjata tapi justu nyawa mereka yang hilang karena senjata Eric. Sangat ironi sekali.
"Hahahaha, sangat menyenangkan" begitulah ucapnya ketika sudah membunuh mereka, Eric sangat puas karna hasrat membunuhnya sudah terlaksana.
Axel terheran "Apa dia sudah gila"
Bagaimana Axel tidak berfikir seperti itu, karena perilaku Eric memang sungguh keji, setelah membunuh orang umumnya orang akan gemetar seperti yang terjadi padanya barusan tapi Eric justru tertawa matanya menyiratkan kebahagiaan. Axel sangat muak dengan Eric, jika dia memaksakan diri melawan Eric sekarang mungkin dia sendiri yang akan mati.
Berusaha keras Axel untuk menahan semua rasa jijik pada dirinya, dia masih merasa berdosa karena membunuh seorang kakek, berbeda dengan Eric yang seperti orang gila yang haus darah.
Transaksi yang terhitung lancar karena Eric tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun untuk sebuah senjata kualitas super, Eric juga sangat puas karena sudah lama tidak membunuh dan hari ini dia berhasil melakukannya.
Mereka pun pergi meninggalkan pelabuhan dan kembali menuju markas, Axel merasa lelah setelah melakukan transaksi kemudian tertidur di tetumpukan barang tidak terpakai di gudang, Axel terus memandangi tangannya sesekali mengertakan giginya membali. Kemudian dia bangun dan.
BRAKKK.
Axel meninju tembok, tangannya berdarah. Dia bertekat harus menjadi lebih keji daripada Eric, jika dia masih mempunyai rasa bersalah dan bayang-banyang ketakutan ketika membunuh orang bagaimana dia akan menghadapi sosok Eric. Axel takut mungkin dia akan ragu-ragu untuk membunuh Eric.
Tapi bagaimana Axel akan menanganinya, bagaimana pun hati nuraninya masih ada. membunuh orang adalah tindakan yang salah, bahkan penjahat sekalipun hanya akan di adili lewat jalur hukum pengadilan bukan langsung di tembak mati begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
semangat👍
2022-02-27
3
DEBU KAKI
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
2022-01-31
2
B€༄͜͡●⃝🐢ᴿⱽ᭄᭄sᷝqᷮuͤaͬd🆔™
begitulah kehidupan mafia, siapa yang kuat dia yang bertahan, dan tidak ada kata adil serta kasihan
2022-01-07
1