Kebebasan yang selalu di inginkan Axel akhirnya terwujud, Eric menyuruh Axel untuk berada di markas selama dirinya pergi untuk melakukan transasi yang cukup besar kali ini, Eric tidak ingin Axel mengacau lalu memutuskan untuk meninggalkannya di markas dengan beberapa pengawal saja.
Sontak Axel kegirangan dalam hatinya, ini kesempatannya untuk kabur. Axel menghitung berapa penjaga yang di perintahkan untuk menjaganya serta stategi apa yang akan dia gunakan untuk kabur dari tempat terkutuk ini.
Axel mengetuk-ketukan jarinya di meja tempat dia duduk sekarang, kembali melihat jam dinding. Tepat pukul 22:00 para penjaga itu sudah mengantuk, melihat tidak ada perlawanan dari Axel, dua orang dari mereka memilih tertidur tersisa satu penjaga yang masih terjaga.
Mark salah satu penjaga yang masih terjaga itu pun geram, dipikiranya enak saja mereka tidur sedangkan dirinya masih terus berjaga.
"Sial, bangun kalian. Boss menyuruh kita untuk menjaga anak itu agar tidak kabur" murka Mark pada kedua temannya itu.
"Anak itu juga mungkin sudah tidur, sial. Kau pikir aku tidak butuh tidur kau saja sana bergaja semalaman" ucapnya tidak terima.
Mark memikirkan kembali ucapan temanya itu, benar juga kata Daren temanya. Lagian apa yang bisa dilakukan bocah kecil itu pikirnya dalam hati dan memutuskan ikut terlelap bersama-sama.
Axel kembali memantau situasi dan melihat apakah tiga penjaga itu masih memantaunya tidak dan mereka tertidur.
"Sempurna aku akan kabur sekarang juga sebelum mereka terbangun" ucap Axel pelan.
Dibukalah pintu itu dengan hati-hati, Axel tak lupa membawa satu senjaga untuk berjaga-jaga selama di luar. Tidak ada yang tahu apa yang akan menimpahnya nanti dan dia hanya berhati-hati, tidak ingin mati konyol sebelum berhasil membunuh Eric.
Sejauh ini Axel berhasil mengendap-endap sampai di tembok belakang markas yang menjulang tinggi. Bagaimana Axel akan melewatinya jika dia pergi melalui gerbang depan itu sama saja bunuh diri karena di depan masih terdapat beberapa pengawal yang di tinggalkan Eric.
Axel melihat sekitar dan melihat ada tangga mencoba mengangkatnya, diletakannya tangga itu untuk memanjat melewati tembok. Kaki Axel mulai melangkah dengan pasti, kini Axel sudah berada di puncak tembok sekarang, tapi bagaimana caranya untuk turun. Axel terlalu takut untuk melompat.
Axel kebingungan, "Bagaimana ini, tidak ada waktu lagi"
"Siapa itu" seru salah satu Penjaga.
Benar saja atraksi kaburnya ketahuan. Tanpa pikir panjang Axel memejamkan matanya dan langsung melompat kebawah.
Bug.
Untungnya Axel hanya mendapat sedikit luka lecet, tidak ada luka yang parah, Axel kemudian berlari dari kejaran para penjaga yang ada di Rumah Eric.
Malam yang sunyi berubah menjadi ricuh akan suara Penjaga yang meneriaki nama Axel.
"Sial, dia kabur"
"Berhenti"
"Berhenti disana atau saya tembak"
Axel mempercepat laju larinya lalu memasuki kawasan hutan. Cukup aman untuk Axel bisa bersembunyi di dalam hutan banyak, pepohonan disana ditambah gelapnya suasa sangat memungkinkan jika Axel bisa bersembunyi dengan aman disana.
Bergegas mencari tempat persembunyian, Axel memutuskan untuk bersembunyi dibalik pohon besar yang cukup rindang. Axel masih terengah-engah saat para penjaga Eric berhasil memasuki hutan Axel menahan nafasnya. Para penjaga melewati Axel, mereka tidak mengetahui bahwa Axel berada di balik pohon itu.
"Kemana perginya anak itu" Daren sudah berkeliling hutan tapi tidak menemukan jejak Axel sama sekali.
"Dia pasti masih berada disekitar sini" ujar Lino kepada Daren.
"Bersembunyi dimana dia, jika bukan karena Tuan Eric. Akan kubunuh dia jika kita menemukannya sekarang" ucap Mark yang dari awal tidak menyukai Axel.
Ketiga penjaga itu masih terus mencari keberadaan Axel, saat situasi sudah aman Axel melanjutkan langkahnya tapi tanpa sengaja kakinya menginjak ranting kecil yang berserakan disana.
"Matilah aku" ucap Axel yang merasa situasi menjadi tidak mudah lagi.
"Suara apa itu" para Penjaga langsung menuju tempat suara itu berasal, mereka melihat sosok Axel yang sedang berlari tidak jauh dari lokasi bereka berdebat tadi.
"Sial, ternyata daritadi dia berada disana dan kita tidak mengetahuinya" seru Daren.
Mereka bertiga mengejar Axel, Lino yang dulu merupakan Atlet lari dengan cepat bisa menyusul Axel yang sudah berlari cukup jauh. Lino membidik Axel dan..
Dor
Sayang sekali tembakan Lino meleset, Axel berhasil menghindarinya. Jantung Axel berdebar kencang ketika hampir saja sebuah peluruh mengenai dirinya.
Axel sesekali memegang pistolnya dari balik baju yang dia kenakan. Ya, sebuah pistol yang disembunyikan Axel didalam sakunya saat dia kabur masih tersimpan dengan baik.
Saat terdengar tembakan lagi dari para Penjaga itu, Axel berhenti dan bersembunyi dibalik pepohonan, dia mengambil pistolnya. Axel mulai mengarahkan pistolnya kepada Lino yang menurutnya paling berbahaya tapi nyali Axel belum sebesar itu, tangannya gemetar hebat.
"Tidak, aku harus bisa" Axel meyakinkan hatinya bahwa dia pasti bisa, mereka penjahat dan pantas untuk dibunuh.
"MATILAHHH" teriak Axel begitu peluru dari pistolnya melesat cepat ke arah Lino.
Dor.
"Eugh" Lino mengerang ketika satu peluruh mengenai kaki kirinya.
Saat Lino hendak menempak peluruhnya juga terhadap Axel, tetapi Lino kalah cepat. Axel menembaknya lagi tepat di jantungnya.
Dor.
"Breng..." Lino hendak memaki Axel.
Bug.
Lino tewas, kata terakhir nya pun belum sempat terucap. Kaki Axel gemetaran dan situasi masih belum aman masih ada Mark dan Daren yang berhasil menyusul Axel. Mereka kaget melihat Lino terkapang dengan begitu mengenaskan disana.
Axel kembali membidik mereka dengan pistolnya.
"Sial, dia membawa pistol" ucap Daren.
Saat mereka hendak kabur, Axel sudah menekan pelatuknya. Peluruh melesat dengan cepat.
Dor… dor… dor…
Daren dan Mark tertembak, peluruh Axel menembus perut mereka berdua. Axel gemetar hebat, pistolnya terjatuh. Kakinya juga semakin lemas.
"Aku membunuh mereka, a-aku menjadi jahat" Axel masih syok dengan keadaan yang menimpanya. Dia merasa bersalah meskipun yang dia bunuh bukanlah orang baik, Axel tetaplah pria lembut terlebih usinya yang masih terbilang muda.
Sudah lumayan lama Axel terduduk disana, dia menghapus air matanya dan mengepalkan tangannya. Mengibas bajunya yang kusut dan kotor dan kembali melanjutkan perjalananya menjauh dari kota Pee Pee untuk menjelajah dan menjadi lebih kuat agar bisa mengalahkan Eric.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
Alex semangat walaupun pun kau tak punya nyali,tapi kau sudah membuktikan bahwa kamu berani😎
2022-02-27
3
DEBU KAKI
mantap bellaaa 👍👍👍
2022-01-31
2
Fitray Uni
kok aku jatuh cinta pada foto novelnya nya ya 😄😄😄
2022-01-03
1