Meylan

Setelah menyelesaikan rencana di taman komplek, Annelyn bergegas pulang, dia tidak mau lagi telinganya berdengung karena omelan ibu mertuanya, yang mungkin sekarang sedang mendumel mencarinya.

Di tengah perjalanan, pikiran Annelyn bercabang, antara bahagia dengan rencana yang baru dia lancarkan dan juga sedih dengan keadaan rumah tangga yang baru seumur jagung.

Meskipun seratus persen dia yakin rencananya akan berhasil, memanfaatkan desas-desus tetangga akan membuat tiga serangkai itu merasakan malu, rasa malu yang lebih besar dibandingkan memiliki menantu sepertinya. Tetap saja semua penghiburan tersebut tidak mampu membuat luka menganga dalam hatinya tersembuhkan.

Dia bisa marah, mengumpat, bisa juga balas dendam, tapi benci tidak semudah itu menggantikan cinta yang melekat dalam jiwanya.

Aku mencintaimu sepenuh jiwaku mas, akupun ingin selamanya begitu. Hanya saja aku takut kehilangan jiwaku sendiri saat kamu lebih memilihnya. Batin Annelyn.

Saat Annelyn masuk gerbang rumah, ia melihat pintu rumah terbuka, menampilkan sosok angkuh yang bertolak pinggang.

" Darimana kamu ?" . Bu Rukana bertanya setengah membentak.

Selalu begitu memang, Ibu mertuanya tidak pernah berkata ataupun bertanya secara manusiawi.

Dalam kondisi biasa, Annelyn tidak mempermasalahkan perkataan ibu mertuanya, tapi kali ini dia sudah habis kesabaran.

" Kalau mama sama sekali tidak menganggapku menantu, mama juga tidak berhak membentakku !".

"Annelyn!!"

Degh_

Dimas. Suara itu. Suara yang biasanya terdengar syahdu mendebarkan hati kini datang membentak, menginterupsi percakapannya dengan ibu mertua.

Tanpa memandang-pun Annelyn tahu Dimas sedang emosi. Annelyn paham betul ketika Dimas memanggil namanya dengan lengkap, itu tandanya Dimas tidak menyukai apa yang dia lakukan atau pun dia katakan. Terlebih lagi tadi Dimas menaikkan suaranya beberapa oktav.

" Jangan membentak ibuku!"

Jari telunjuknya mengacung tepat di depan mata Annelyn.

Dengan santai Annelyn memegang jari telunjuk itu dan menciumnya.

" I love you so much, but i want to hate you too." Annelyn berbisik di telinga Dimas.

Tersenyum miring sambil menepuk bahu Dimas Annelyn berjalan masuk ke dalam rumah. Baru beberapa langkah ia mendengar suara ibu mertuanya memarahi Dimas.

Cuek, pura-pura tidak mendengar apapun ia melanjutkan langkah menuju kamarnya, ia sudah lelah dicaci maki seperti biasanya.

Saat berjalan menaiki tangga, ia mencium lezatnya aroma masakan. Pasti Puspa sedang memasak, sekali lagi hatinya tercubit. Dibalik semua kelebihan yang dia miliki, tidak dapat menggantikan kesempurnaan memasak seperti impian ibu mertuanya.

Menghela nafas panjang, Annelyn kembali melanjutkan langkah, membuka pintu kamar kemudian menguncinya.

Adzan Maghrib berkumandang saat ia merebahkan diri di atas kasur yang dulu begitu hangat menenangkan. Kini semua kehangatan itu sirna seiring kehangatan dalam rumah tangganya membeku.

Drt drt

Annelyn melirik ponselnya sekilas, notifikasi pesan masuk. Aplikasi berlogo hijau menunjukkan adanya beberapa pesan.

_Lyn, how are you?

_Nanti malam ada waktu? Kita makan malam bersama, ajak Dimas juga.

_Tolong agendakan, Lyn.

Meylan. Keponakan dari mamanya yang beberapa bulan lalu berangkat ke Amerika sudah pulang lagi. anak itu benar-benar tidak niat kuliah. Hampir tiap bulan pulang.

Annelyn mengetik kata " oke" dan kembali menutup mata.

Setetes air mata mengalir dari sudut matanya, disusul beberapa tetes lagi dan lagi. Kesedihan yang dibendung akhirnya lolos lagi menjadi isakan kecil.

Dia lelah,takut, kalut, segala macam perasaan sakitnya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Setelah dirasa cukup menangis, ia bangkit bersiap menemui sepupunya. Ia sadar pernikahan ini bahkan dirahasiakan dari kedua orang tuanya. Meskipun sepupunya tahu tapi tidak baik jika dia menceritakan permasalahan pernikahan pada Meylan.

Dia tidak bisa menjamin gadis nakal itu tidak mengadu pada kedua orang tuanya. Bisa-bisa dia tidak bisa kabur lagi dari istana mewah itu itu.

**

Aroma masakan yang menguar membuat percekcokan antara ibu dan anak di pintu masuk terhenti.

" Sudahlah ibu mau melihat Puspa memasak. Menantu baru ibu lebih bisa memasak makanan manusiawi."

Dimas menghela nafas panjang, dia juga merindukan masakan lezat Puspa. Dua bulan menikah namun tidak serumah bahkan tidak dalam propinsi yang sama membuat mereka tidak leluasa bertemu.

Duduk di meja makan bersama ibunya menunggu Puspa menyelesaikan acara memasaknya. Dilihat dari postur tubuh, Puspa tidak lebih baik dari Annelyn, tapi entah mengapa dia punya pesona yang tidak terbangun.

" Tunggu sebentar ya Bu, Mas," pinta Puspa dengan senyum mengembang.

Beberapa saat berlalu, ketika ketiganya sedang menyantap rendang daging sapi, Annelyn turun dari tangga.

Annelyn memakai celana jeans hitam panjang, kaos tali spageti dibahunya yang dibalut blazer panjang merah maroon selutut. Tas selempang yang menggantung cantik dibahunya menambah kesan remaja.

" Uh tuan putri baru beranjak dari tempat bertapa. Mau kemana malam- malam begini? " Suara ibu mertuanya menginterupsi.

Dimas dan Puspa mengalihkan pandangan mereka, begitu juga Annelyn.

" Mas, Ma, aku mau keluar sebentar. Mey mengajakku makan malam bersama."

" Keluyuran teruuuooss, wong wadon ra ngerti gawean isane mung dolaaan bae, lha pye wong bocah kota kurang didikan."

Belum sempat ia menyela, Puspa tersenyum manambah bumbu.

" Sudahlah Bu, sekarang ada aku yang akan mengurus Ibu dan Mas Dimas. Biarkan saja toh Mas Dimas tidak keberatan istrinya keluyuran."

Bola mata Annelyn mendelik mendengar perkataan Puspa yang sengaja memancing banyak cibiran ibu mertuanya dan Dimas.

Tanpa diduga Dimas yang memang sudah lelah dengan pertikaian akhirnya berkata tanpa menoleh pada Annelyn.

" Pergilah, jangan pulang terlalu larut, salam buat Meylan"

**

Bunyi denting sendok garpu yang begitu pelan, menciptakan melodi dalamkeheningan di ruang privat yang sengaja di pesan Meylan. Mereka menikmati acara makan malam setelah melepas rindu.

" Bagaimana kelanjutannya?". Tanya Meylan membuka pembicaraan.

Mengernyitkan dahi, Annelyn tidak paham arah pembicaraan sepupunya.

" Hubunganmu dengan Dimas".

Uhk uhk..

Perkataan spontan itu membuat sepotong daging sapi yang ditelan Annelyn berhenti di tenggorokan.

" Maksutnya??" .

Mencebebikan bibir, Meylan terus terang.

" Om Bimo bilang Dimas menikah lagi."

Spontan Annelyn melotot mendengar ucapan Meylan.

" Aku tidak tahu dari mana dia tahu. Tapi Om Pram dan Tante Karina tahu kamu sudah menikah juga dari Om Bimo."

Bagai disambar petir. Annelyn menunduk. Dia begitu syok dengan fakta ini. Selama ini dia mengira sudah kabur dan menghilang dengan rapi. Om Bimo, pria matang dengan kearoganan tinggi benar-benar tidak bisa diremehkan.

" Tenang saja, Om Bimo tidak cerita kamu tinggal dimana dan tentang rumah tanggamu dia juga masih merahasiakannya". Menyadari kekhawatiran Annelyn, Meylan mencoba menjelaskan. Seperti dugannya , Meylan dapat menangkap sedikit kelegaan dari ekspresi Annelyn.

" Aku bisa jaga mulut." Meylan mengacungkan jari kelingkingnya.

Sedikit ragu-ragu, Annelyn menatap tajam Meylan. Menghela nafas pelan dan mulai menceritakan dari awal sampai akhir, mengenai Dimas, ibu mertua, serta Puspa.

Brak

Suara meja digebrak.

" Kurang ajar, tidak tahu diri, tidak tahu malu"

Dengan nafas memburu, Meylan mengumpat.

***

Di sisi lain, seorang lelaki bertubuh tinggi besar tengah menyulut rokok, bibirnya menyunggingkan senyum sinis saat orang suruhannya menjelaskan panjang lebar buntut permasalahan yang telah diselidiki.

" Bagus, tetap awasi anak nakal itu. Kamu boleh pergi ".

Lelaki berbaju kasual yang baru saja melaporkan tugasnya beranjak keluar dari ruangan privat itu.

Terbiasa mengurusmu membuatku tidak bisa dan tidak mampu melepasmu begitu saja. Kakakku mungkin tidak peduli, tapi aku? orang pertama yang melihat bagaimana dirimu dilahirkan di dunia kejam ini, tak mungkin

Jangan lupa like, komen dan votenya untuk mendukung karya author

Terpopuler

Comments

Yzide Luthfan

Yzide Luthfan

aq no 2 gpp yeee

2021-12-18

0

Adinda Ashif

Adinda Ashif

aku nomor 1, tk komen sendiri ajalah

2021-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!