Ke Denpasar

***

Pagi hari selain terdengar suara kicauan burung, juga terdengar suara perabotan dapur yang saling beradu di rumah milik Arsya yang sudah ditempatinya selama seminggu semenjak kedatangannya dua minggu yang lalu.

"Ummmhhh! Aromanya bikin laper, masak apa sih Buk?" tanya Eka

"Ibu masak soup ayam kampung, Sayang."

"Tunggu sebentar ya..."

"Ya Buk," 

"Kakak bantu cuci perabotnya" kata Eka. Dia melihat perabot kotor di atas meja dapur.

"Adik sudah bangun Kak?" tanya Arsya sambil membuka Rice Cookernya untuk mengambil nasi buat dipakai sarana persembahyangan yang disebut NGEJOT(ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena bisa memasak hari ini).

"Belum." jawab Eka sambil menggelengkan kepalanya

"Ya,sudah ntar juga bangun sendiri"

Arsya segera melakukan prepare Persembahyangan(menata sarana untuk berdoa) dengan cekatan tak butuh waktu lama untuk menyelesaikannya. 

"Akhirnya selesai juga," ujar Arsya sembari menghela napas pelan. Dia segera melongok keatas panci, dicicipi soup buatannya dirasa sudah matang,  dia segera mematikan kompor.

"Kakak mau dibikinin susu apa buat sendiri?" 

"Buat sendiri aja Buk."

"Yaw sudah kalau gitu, itu air di teko masih hangat, tapi hati-hati angkatnya!" Arsya memperingatkan putrinya lembut,

"Ibuk mau mandi terus Sembahyang."

"Okay, Buk"

Arsya segera membersihkan diri dan menjalankan persembahyangan. Tak lupa Dia mengucapkan rasa syukur yang begitu besar dengan apa yang telah Tuhan limpahkan kepadanya, harapannya semoga Tuhan selalu melindungi keluarga dan kedua anaknya.

"Jagoan Ibu sudah bangun toh" ujar Arsya sambil meletakan nampan bekas Ngejot tadi.

Dwi mendekati Ibunya.

"Cium pipi Ibuk dulu dong!" pinta Arsya

Muaacchhh!

"Muaacchhh. Anak ibu sudah wangi," ujar Arsya

"Iya dong, kan habis mandi." ujar Dwi sambil tersenyum. 

"Nih susunya Dik." ucap Eka.Dia datang membawa segelas susu dan di letakannya di atas meja makan terbuat dari kayu.

"Kalian duduk aja! Ibu siapin makan dulu, trus Kita sarapan bertiga"

Arsya segera mempersiapkan makanan dan Mereka sarapan bersama dalam diam.

***

Drrrrtttt.. Drrrrtttt...

Getaran ponsel Arsya di atas nakas terdengar.

"Widia" gumam Arsya

"Swastyastu, Wid."

"Swastyastu Mbok, Ke mana aja tadi?"

"Tadi diluar kamar nggak dengar ada panggilan,"

"Ohhh... Pantesan ditelpon berkali-kali nggak dijawab,"

"Ada apa nelpon, Say? Biasanya chat di Group."

"Lagi dua hari ke Denpasar, Say. Isi form di Agent Office," Widia memberitahu Arsya singkat padat dan jelas.

"Okay.." ucap Arsya. Jari telunjuk dan jari jempol arsya menempel membentuk huruf O

"Okay juga... See you later, Mbok Tersayangkuuuuhhhh,"

Sambungan panggilan terputus Arsya meletakan kembali ponselnya.

Arsya mengambil dompetnya dan melihat SIM A maupun SIM C miliknya yang sudah tidak berlaku. Selain jadi Therapist Spa,  Arsya pernah bekerja jadi Tour Guide sama seperti Gede mantan suaminya. Semenjak  Dia tahu kalau suaminya berselingkuh dengan boss wanitanya, dia berhenti dan memilih fokus bekerja sebagai Theraphist.

"Besok mesti nyari SIM baru lagi, biar bisa ke Denpasar dengan perasaan tenang." gumamnya yang nyaris tak terdengar.

Dimasukan dompet kedalam tas punggungnya, kening Arsya mengkerut ketika melihat kartu nama dan segera dibacanya.

"Verisia Rajasa"

"Owner di(Nama Beauty Salon &Spa di Bali)"

"Alamat...(Arsya membaca alamat rumah di Jakarta)"

"Nomer Handphone..."

Arsya membaca detail ada niat untuk menelponnya.

"Ahhh!, Simpan aja dulu"

Dia menyimpan nomer handphone Verisia di Ponselnya. Tanpa sengaja jarinya menyentuh fitur panggilan dan langsung tersambung.

"Assalammulaikum" Terdengar suara keibuan nan lembut seberang sana.

"Walaikumsalam, Buk Ve" Arsya membalas salam Verisia. Dia tidak kaku mengucapkan salam karna sudah biasa mengucapkan jika saudara dari ibunya nelpon dari Jawa.

"Ini Saya Arsya, Buk. Dua minggu lalu Kita ketemu di Airport. Masih ingat Bu?"

"Ohh Nak Arsya, masih lah,"

"Ini nomer handphone Saya. Siapa tahu nanti Ibu membutuhkan tenaga hubungi Saya Bu, Biar bisa Saya bawa lamaran kerjanya."

"Baik Nak Arsya!, Maaf ini Ibu gak bisa ngobrol lama lagi mau ada meeting sebentar lagi, Assalammulaikum.

"Iya Bu, Walaikumsalam"

Panggilan berakhir

"Huuuhhh, Untung ada bahan obrolan niat cuma nyimpan malah memanggil" gerutu Arsya pada dirinya sendiri.

***

Pembuatan SIM A dan SIM C sudah selesai. Arsya tidak langsung pulang ada yang masih harus dibeli untuk keperluan dirumah miliknya. Arsya membangun rumah miliknya dengan hasil jerih payahnya. Awalnya Arya yang membeli tanah ukuran 100 Meter Persegi dengan uang yang dikirimin Arsya. Kemudian dibangunkan rumah satu lantai bergaya minimalis penggarapannya masih belum selesai total, baginya yang terpenting bisa ditempati. 

***

Malam harinya di dalam kamar, Arsya tidur bertiga bersama anak-anaknya.

"Besok Ibu ke Denpasar, Kalian nginap di rumah Kakek, ya" ujar Arsya sembari mengelus lembut puncak kepala anaknya.

Kepala Eka dan Dwi mendongak melihat Sang Ibu.

"Ibu ke Denpasar ada keperluan palingan cuma satu minggu"

Urusannya cuma satu hari hanya saja Arsya mau nyari kerja Freelance Therapist.

"Iya, Buk. Kalau Ibu kerja lagi juga nggak apa-apa kok, kan Kakak sama Adik bisa tinggal sama Nenek."

Tak terasa airmata menetes dan dadanya sesak mendengar ucapan putrinya. Dimana anak-anak yang lain mendapatkan kasih sayang dan perhatian utuh dari kedua orang tuanya sedangkan putra putrinya harus bisa menyesuaikan keadaan.

***

Pagi hari setelah anak-anak pamitan berangkat kesekolah, Arsya juga bersiap-siap berangkat ke Denpasar. Sebelum berangkat, Dia mampir ke rumah orangtuanya membawa perlengkapan sekolah putra putrinya yang akan dipakai di hari berikutnya.  Arsya pamitan bersama kedua orang tuanya.

"Kamu ke Denpasar naik mobil, Dek?" tanya Pak Tamba

"Iya Pak. Mobilnya Blitu tak bawa, Dia juga yang nyuruh sekalian panasin mesin soalnya jarang dibawa takutnya rusak" jawab Arsya

"Hati-hati dijalan ya, Nduk!" Ibu Ida berpesan dengan nada yang kadang-kadang masih lekat logat Jawa.

Arsya beranjak meninggalkan rumah setelah mencium punggung tangan orangtuanya.

***

Sampai di Denpasar, Dia melihat chat group yang dikirimkan teman-temannya, semua sudah pada kumpul disana. Dia menambah kecepatan agar segera sampai ketempat tujuan yang berada di Nusadua.

Tiba di sana kehebohan terjadi diantara teman-temannya. Arsya sendiri hanya bisa senyum-senyum melihat keceriaan di wajah para sahabatnya. Mereka datang di temani pacar masing-masing, hanya Widia yang datang sendiri karna memang belum punya pacar.

"Selesai ini, Mbok langsung balik?" tanya Widia

"Nggak Wid" Kepala Arya menggeleng, 

"Mbok mau kerumah teman lama nanyain kerjaan freelance" ujar Arsya lagi.

"Sama dong, Mbok" balas Widia terkekeh karna ngga ada yg diajak jalan-jalan,

"Bosen di Kampung nggak ada kerjaan" ujarnya lagi

"Iya sih, tapi Mbok mau break dulu setahun, tahun depan baru berangkat lagi" ujar Arsya.

"Emang Mbok mau kerja di mana?"

"Belum tau sih. Cuma berharap ada yang ngajakin Freelance Therapist"

"Kalau konsisten nyari pasti dapat mbok,SEMANGAT!!" ucap Widia menyemangati Arsya.

"Kalian berdua kelihatan serius banget, ayooo ngobrolin apa? " tanya Shinta yang tiba-tiba sudah berdiri didepan Arsya dan Widia.

Arsya dan widia mendongak menatap temannya

"Kepo Lu!" ujar Arsya dan Widia barengan.

"Ya udah kalau ngga boleh tahu" Shinta memanyunkan bibirnya.

"Yaaah, ini anak nggak malu sama gebetan dikit-dikit cemberut" kekeh Widia

"Duduk sini, Shin." Widia menarik lengan Shinta pelan.

"Ini loh Say, Mbok Arsya katanya nggak berangkat alias break setahun" jelas Widia dan diiringi anggukan kepala oleh Arsya.

"Whatttt!" Suara nyaringnya terdengar sampai ketelinga temanya Sari dan Devi yang duduk bersama pacarnya masing-masing.

"Issshhh! Pelankan suaramu, Say," gerutu Widia. Arsya hanya menghela napas kasar melihat tingkah temannya.

Sari dan Devi mendekati mereka 

"Kenapa, Say?! Suara kagetmu kaya dapet berita bulan mau jatuh." tanya Devi

"Ini nih..Mbok Arsya katanya nggak berangkat bareng Kita," ucap Shinta.

"Kita nggak ada temen curhat lagi hiks,hiks,"  Shinta terlihat sedih temannya nggak berangkat sama-sama.

"Benar, Mbok?" tanya Sari dan Devi barengan.

"Iya, Say" jawab Arsya. 

Arsya menjelaskan dari A sampai Z alasannya break dulu untuk kerja ke Luar Negeri.

Bersambung...

🌼🌼🌼

Lagi sedikit Guys.... 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!