Kamu mengalihkan fokusku.

Pagi hari dimansion keluarga Felix, Elisha yang baru bangun dari tidurnya berjalan dengan gontai menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Bangun pagi adalah hal yang tabu bagi Elisha yang selama ini selalu bangun ketika hari sudah menjelang siang.

Setelah melaksanakan ritual paginya dia kemudian berjalan menuju ruang makan untuk sarapan pagi sebelum sekolah. Otaknya dipenuhi dengan pertanyaan tentang status dari Alex yang menurutnya bukan orang biasa karena bisa menghadiri acara pernikahan model terkenal sekelas Devina.

Orangtuanya sudah berada dimeja makan menunggunya sarapan, Elisha menatap malas papanya yang tidak seperti biasanya bisa sarapan bersama.” Selamat pagi” ucapnya dengan sopan.

Papanya melirik Elisha yang baru memasuki ruang makan “Duduklah” perintahnya dengan tegas seperti biasa. Siakap arogan sudah menjadi hal biasa bagi Elisha yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari papanya itu. Elisha duduk kemudian meraih sarapan yang telah disisapkan dan menikmatinya.

“Sudah bertemu dengan Gabriele?” tanya papanya. Elisha paham akan maksud dari papanya tersebut.

Elisha kemudian menatap papanya lalu menjawab “Belum, kami berbeda kelas. Susah untuk bertemu dengannya.” Dengan nada malas.

“Luangkan waktumu untuk dekat dengannya, dia dari keluarga terpandang dan akan sangat baik kedepannya untuk perusahaan jika bisa mendapat dukungannya” sahut papanya disertai dengan tatapan tajam.

“Baik untuk perusahaan tapi tidak baik untuk masa depan saya, dia pria yang kurang baik pergaulannya. Nakal, tiap malam ke klub dan suka bermain perempuan” tolak Elisha karena dia sudah tau sepak terjang dari Gabriele.

Papanya menatap dengan tajam mendengar penolakan anaknya “ Papa tidak peduli, yang penting perusahaan makin besar dan bisa mendapat investasi dari perusahaan orang tuanya” lanjutnya dengan nada emosi.

“Papa mau jual anak demi perusahaan? Kenapa bukan papa saja yang menikah dengannya” bantah Elisha yang sudah jengah dengan sikap papanya.

“Berani kamu melawan papa? Dasar anak tidak tau diri. Kalau bukan untuk membantu papa, terus buat apa papa besarkan kamu? Teriak papanya yang sudah mulai emosi sedangkan mamanya hanya menunduk takut.

“Cukup kak Elena yang papa jual untuk menyelamatkan perusahaan papa, saya tidak mau bernasib sama dengan kakak yang harus menderita ditanga suami arogan” jawab Elisha lalu bergegas meninggalkan meja makan.

“Berhenti kamu, jangan kurang ajar jadi anak” teriakan papanya tidak menghentikan langkanya untuk pergi kesekolahnya. Elisha hanya diam dengan mata bekaca-kaca memikirkan nasib nuruk yang menimpanya.

Mobil yang ditumpangi sudah sampai didepan sekolah mengantri untuk masuk kedalam pekarangan untuk menurunkannya. Tatapannya terpaku melihat disampingnya Alex berjalan dengan santai.

Alex yang tidak mengetahui jika sedang diperhatikan oleh Elisha dari dalam mobil. Dia terus berjalan dengan menatap kedepan, setelah melewati beberapa kendaraan dia mendengar seseorang menegurnya. “Hei anak miskin, mana penjagamu? Dari kemarin tidak kelihatan? Sudah bosan dia menjaga kamu?” seru seorang siswa yang tak lain Gabriele.

Alex tak menghiraukan seruan Gabriele, dia terus saja berjalan menuju gedung tempat dimana kelasnya berada. Gabriele yang mellihatnya tambah geram karena merasa lex sudah berani mengacuhkan tegurannya. “Hei anak sialan, berani kau ya mengacuhkanku? Orangtuamu tidak mengajarkan sopan santun kepada orang yang menegurmu” teriak Gabriele. Alex langsung berhenti kemudian berbalik.

Dia berjalan mendekati mobil Gabriele lalu membuka pintu kemudian menyeret Gabriele keluar dari mobil. Dia langsung mengangkat tubuh Gabriel dan menghempaskannya dikap depan mobil.” Kau boleh menghinaku tapi jangan orang tuaku” ucapnya penuh penekanan.

“Uhuk. Uhuk. Lepaskan brengsek” teriak Gabriele sambil terbatuk-batuk karena dicekik oleh Alex. Orang-orang hanya melihatnya tidak berani keluar dari mobil untuk membantu. Elisha langsung berlari mendekati Alex lalu menarik tangan alex yang mencekik leher Gabriele “Lepaskan, dia bisa mati jika terus kau cekik begitu” teriak Elisha yang berusaha melepaskan tangan Alexx.

Alex yang melihat Elisha langsung melepaskan Gabriele.”Kali ini kau selamat, jangan harap nanti kau lolos lagi” ancamnya lalu menggenggam tangan Elisha dan menariknya meninggalkan Gabriele yang masih terduduk lemas.

Alex tak sadar sudah menarik Elisha. Sementara Elisha bejalan dengan tergesa-gesa karena Alex berjalan dengan cepat “Bisa pelan tidak jalannya, aku capek diseret sama kamu” seru Elisha. Alex yang berhenti tepat didepan Elisha sehingga punggungnya ditabrak “Kalau berhenti jangan mendadak, sakit hidugku” keluh Elisha sambul mengusap hidungnya pelan.

“Ngapain ngikutin aku? Tanya Alex yang belum sadar dengan kelakuannya.

“Hei, aku ngikutin karena kamu yang narik. Lihat ini” protes Elisha sambil mengangkat tangan yang digenggam oleh Alex. Alex langsung menepis tangan Elisha lalu pergi meninggalkannya karena malu dengan kelakuannya sendiri. Elisha hanya tersenyum melihat tingkah Alex “Dasar kulkas, malu sendiri kan” gumahnya.

Sementara itu Raymond yang berada diruangannya mendengar berita tentang Alex yang menyerang Gabriele. Dia hanya tersenyum smirk “Dia sudah menampakkan taringnya” gumahnya kemudian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang. Tut. Tut. Tut. Bunyi nada sambung terdengar.

“Halo” jawaban dari seberang.

“Kembalilah, sepertinya dia sudah mengibarkan bendera perang dengan Gabriele” sahutnya.

“Kak, aku baru dua hari disini, bagaimana dengan misiku?” jawab Randa yang dihubungi oleh

Raymond

“Tidak usah kau pikirkan, besok kembalilah sebelum dia berbuat lebih parah lagi. Sekarang hanya gadis itu yang bisa menenangkannya, kau tau sendiri kalau ayah gadis itu ingin menjodohkannya dengan Gabriele. Kalau sampai dia tahu, bukan hanya ancaman yang akan dia berikan tetapi penyerangan fisik karena dia tidak suka miliknya diganggu orang lain” ucap Raymond. “Kakak harap dengan adanya kamu disampingnya Gabriele sedikit bisa menahan diri” lanjutnya.

“Baik kak, besok saya kembali” sahut Randa. Raymond kemudian mematikan sambungan telponnya.

Randa sedang menjalankan misi dari Ketua Algard untuk menangkap seorang pejabat yang melarikan diri kenegara T. Pejabat tersebut adalah buronan pemerintah dengan kasus korupsi yang berjumlah puluhan miliar. Pemerintah meminta bantuan team khusus dari Algard agar tidak terlalu mencolok dan hubungan bilateral kedua Negara tetap terjalin dengan baik.

Raymond kemudian melanjutkan pekerjaannya yang berada diatas meja kerjanya. Sementara itu Alex yang sudah berada didalam kelasnya sedang mengikuti pelajaran dijam pertama dengan hanya diam menatap guru yang menjelaskan didepan kelas. Dia sedang berusaha menahan malunya karena menggandeng tangan Elisha tanpa sadar. Sedangkan Elisha merasa Alex tidak seperti tadi pagi, dia merasa Alex seperti orang yang tidak mengenalnya sama sekali. “Dasar kulkas, tadi pagi saja menggandeng tanganku, sekarang malah cuek. Untung ganteng kalo tidak sudah kubuat perkedel ni cowok kulkas” ucapnya dalam hati sembari terus menatap Alex. Dia terus menatap Alex dan membuat perasaannya tidak menentu sejak tangannya digengam. Dia lalu melungkupkan wajahnya dimeja. “Kenapa dengan jantungku ya Tuhan, apa karena Alex hingga jantungku seperti ini. Apa aku kena serangan jantung lagi seperti kemarin” Batin Elisha terus bermenolog

Setelah satu jam berlalu dan bel pergantian mata pelajaran berbunyi, guru meninggalkan ruang kelas. Sedangkan siswa-siswi yang ada dikelas kembali riuh dengan obrolan masing-masing sembari menunggu guru mata pelajaran berikutnya.

Guru memasuki ruang kelas sambil membawa lembaran kertas “Hari ini kita akan ujian Fisika, silahkan simpan semua buku didalam tasnya” ucap guru tersebut. Semua siswa dengan teratur memasukkan buku mereka kedalam tas.

“Mampus aku belum belajar, mana ujian Fisika lagi” gumah Elisha dengan nada pelan tapi masih didengar sekilas oleh Alex. Alex hanya tersenyum tipis mendengar gumahan Elisha.  Lembar ujian telah dibagikan

para siswaa sudah mulai mengerjakan lembar ujian masing-masing. Elisha hanya tertunduk lesu, otaknya blank dan matanya berkunang-kunang melihat deretan hurup yang ada dilembar soal.

Setelah 20 menit, Alex melirik Elisha dan melihat lembar jawabannya masih bersih tanpa noda sidikitpun membuat Alex tersenyum dan meraih lembar kertas tersebut dan menukarnya dengan lembar jawabannya yang telah dia isi. Dia kemudian memberi kode kepada Elisha untuk menulis namanya dilembar jawaban yang Alex berikan. Alex dengan cepat mengisi lembar jawaban yang masih kosong.

Elisha menulis namanya dilembar jawaban yang Alex berikan, setelah menulis namanya dia merapatkan kepalanya dimeja sambil menatap wajah Alex yang serius mengisi lembar ujian. “kamu memang tampan” kata hati Elisha.

“Kalau nanti kamu jatuh cinta, aku tidak tanggung jawab” bisik Alex tanpa matanya berpaling dari kertas yang ada dihadapannya. “Kamu harus tanggung jawab jika aku jatuh cinta karena aku juga tidak akan melepaskanmu” omongan Elisha  keluar tanpa sadar.

“Jadi aku harus apa jika kamu jatuh cinta?” tanya Alex sambil berbisik. Alex tersenyum karena Elisha ngomong tanpa sadar dan masih tenggelam dalam pesona Alex.

“Kamu harus jadi pacar aku” jawabnya kembali.

“Emang aku ganteng?” tanyanya kembali dan masih sambil berbisik.

“Ganteng banget” jawabnya lagi.

“Tapi aku miskin” sahut Alex.

“Biar aja nanti aku bantu cari uang” ucapnya lagi.

“silahkan kumpul lembar jawabannya waktunya sudah habis” ucap pak guru didepan kelas langsung membuat Elisha sadar.  Alex kemudian mengambil lembar jawaban yang ada dihadapan Elisha lalu berjalan kedepan dan memberikannya kepada guru.

To Be Continued

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!