Di dalam Pratama Mall sedang berlangsung pemotretan dengan seorang model cantik. Gadis ini akan menjadi wajah baru Pratama Mall dalam menyambut even hari valentine yang sudah menjadi even tahunan. Sudah
beberapa kali berganti pakaian dan sudah banyak gaya yang ditampilkan membuat manajer pemasaran tersenyum puas dengan hasil pemotretan hari ini. Manajer tersebut kagum dengan model yang masih muda tapi tidak perlu terlalu diarahkan untuk mencari gaya yang sesuai.
“Oke break” teriak sang Potograrfer.
“Apa masih perlu berganti pakaian?” tanya Elisha.
“Sepertinya udah cukup, nanti jika dibutuhkan atau masih perlu penambahan akan dihubungi kembali” jawab Potografer itu
“Terima kasih kak, tapi jika nanti ada pemotretan lagi mohon dihubungi karena kedepannya saya hanya mengambil job dihari minggu saja” sahut Elisha .
“Kenapa? Apa ada shooting?” tanya sang Potografer.
“Bukan kak, saya mulai besok sudah ikut sekolah Formal jadi paling jadwal pemotretan kalau buka sore ya hari minggu” Jawab Elisha.
“Saya mengerti. Semoga sukses dan kita bisa kerja sama lagi, saya senang bekerja sama denganmu karena daya tidal perlu susah mengarahkan” sahut Potografer.
“Eah saya senang jika ada yang suka bekerja sama denganku. Baik kak saya permisi dulu” ucap Elisha dan dibalas anggukan kemudian dia pergi keruang ganti untuk berganti pakaian.
Elisha kemudian bergannti pakaian diruang ganti ditemani Linda asistennya. Dia kemudian membersihkan make upnya lalu memakai hodie. “Linda apa masih ada jadwalku hari ini?” tanya Elisha yang asik membersihkan wajahnya.
“Sebentar malam ada makam melam dihotel pratama bersama tuan Felix nona” jawab Linda.
“Aisshh. Linda sebenarnya aku malas datang keacara seperti itu. Pasti papa menjodohkan aku lagi” ujar Elisha.
“Tapi nona. Mana berani saya menolak perintah tuan” ucap Linda.
“Tapi aku malas Linda” sahut Elisha.
“Nona saya mohon, apa nona mau saya dipecat? Kalau saya dipecat yang menemani nona siapa lagi?” Linda memelas.
“Baiklah, karena ini masih sore kita jalan-jalan dulu” Ajaknya kemudian.
Elisha mengajak Linda mengelilingi mall itu. Mereka memasuki sebuah toko pakaian dan mulai mencari gaun yang cocok. “Ini mahal Linda, apa nanti malam tidak usah ganti baju ya?” tanya Elisha yang membuat Linda was-was.
“Loh ini harganya Cuma 250 ribu nona, tidak mahal ini” sahut Linda.
“Mahal, aku harus berhemat supaya bisa beli apartemen sendiri dan tinggal sendiri” ucap Elisha.
“Nah ini saja nona, murah Cuma 150 ribu” tunjuk Linda.
“Ada diskon tidak? Kan lumayan kalau ada diskon” tanya Elisha yang membuat Linda geleng-geleng dengan sifat irit dari bosya itu.
“Diskon 25%.Bagaimana mau dicoba?” tanya Linda.
“Okelah, Aku coba dulu” ucap Elisha lalu mengambil gaun itu dan masuk kruang ganti. Tak lama dia keluar dan memutar badannya didepan Linda. “Bagaimana? Cocok tidak?” tanya Elisha.
“Cantik, ini baru oke. Sudah itu saja ayo kita bayar” ucap Linda dengan semangat.
“Tunggu dulu, ada yang kelupaan tapi apa ya?”
“Apalagi nona? Tanyanya mulai agak kesal.
“Hmm ah aku ingat, ganti dulu baru bayar. Bajuku masih didalam ruang ganti” ucap Elisha lalu masuk keruang ganti.
“Huh. Ampun deh, bisa naik tekanan darahku kalau tiap hari belanja” geram Linda.
“Eh ayo kenapa menghayal disitu” ajak Elisha.
“Saya bukan menghayal nona, saya menunggu nona keluar” ucap Linda.
Elisha berjalan menuju kasir. Dia kemudian membayar belanjaanya dengan kartunya sendiri karena malas menggunakan kartu kredit yang diberikan papanya. Dikeluarganya dia merasa bukan seperti anak kandung tapi hanya pegawai papanya yang harus selalu mengikuti perintah jika tidak maka seluruh tabungan hasil kerja kerasnya akan dikuras oleh papanya
Itulah mengapa dia selalu menuruti perkataan papanya walau dengan terpaksa . dia juga ingin seperti gadis lain yang bercengkkrama dan jalan-jalan bersama sahabatnya akan tetapi dia tidak punya teman selain Linda asistennya yang selalu berada disampingnya kemanapun dia pergi.
Mereka berdua berjalan sambil mengamati deretan toko yang ada dimall itu, beberapa toko sudah ada yang memasang Poster dirinya untuk promosi. “Linda, apa kau lapar?” tanya Elisha.
“Nona, kita baru makan 2 jam yang lalu, apa nona lapar lagi?” tanya Linda.
“Oh, saya lupa kalau sudah makan. Ya sudah berapa lama perjalanan ke hotel pratama?” tanya Elisha.
“Sekitar 40 menit tapi kalau jalanan ramai bisa 1 jam nona” jawab Linda.
“Jam berapa acaranya?” tanyanya lagi.
“Jam 7 nona, berarti kita masih ada waktu 2 jam nona.” Jawab Linda.
“Kalau begitu nanti berangkatnya jam setengah tujuh aja” sahut Elisha.
“Terlambat dong nona, belum lagi kalau kita jalan masuk kedalam hotel”
“Ya tidak dong. Kan tadi bilangnya 40 mnit sampai berarti kalau kita berangkat dari sini setengantujuh kita sampai jam tujuh” ucap Elisha.
“Nona setengah jam itu 30 menit, jadi kurang 10 menit kalau kita berangkat jam setengah tujuh” Geram Linda.
“Kalau bicara jangan tahan ketawa begitu dong, bicara dulu baru ketawa supaya saya jelas mendengarnya” seloroh Elisha.
“Ini lagi marah kok dibilang ketawa”ucap Linda dalam hati. “Kalau begitu jam 6 kita berangkat ya” bujuk Linda.
“Nunggu dong sampai disana. Linda harusnya pintar sedikit, aku kan malas pergi jadi biarkanlah kita terlambat yang penting datang” balas Elisha.
“Dasar oon, saya disuruh mikir. Dia saja tidak pernah pakai otaknya buat mikir” ucap linda dalam hati.
“Nah diam berarti setuju” sahut Elisha sambil tersenyum lebar.
“Bisa mampus aku kalau papanya ngamuk lagi” Gumah Linda.
Merka kini duduk dikursi café sambil menikmati latte hangat kesukaan Elisha. Linda terus saja melihat jam tangannya. Sekarang angka dijam tangan digitalnya menunjukkan pukul 5:30 berarti setenga jam lagi berangkat. Elisha terus saja menyerumput latte hangatnya tanpa merasa terbebani.
“Linda, berarti saya berangkat sekolah jam 6 pagi” suara Elisha mengagetkan Linda yang lagi menatap kosong.
“Iya. Jam 5 harus sudah bangun untuk mandi dan sarapan” ucap Linda.
“Pakai baju dulu baru sarapan, masa mandi langsung sarapan” protes Elisha.
“Onn. Gak harus kusebutin semua bego” umpat linda dalam hati
“Jangan mengataiku Linda” ucap Elisha tnpa menatap Linda.
“Aku kan ngomong dalam hati kok dia dengar” gumahnya pelan.
“Kamu bilang apa?” tanya Elisha.
“Tidak nona, sekarang sudah jam 6 ayo kita berangkat” ajak Linda.
“Setengah am lagi Linda. Ini belum habis” shut Elisha.
“ARRGGGHHHH” Linda berteriak dalam hati. Dia pasrah, sudah pasti dia dimaki-maki lagi sama papanya Elisha.
Sementara itu dikediaman Pratama, kini tinggal Alex sendiri dirumah karena yang lain punya kegiatan masing-masing. Kakak kembarnya lagi mengantar pasangannya masing –masing, AyahBundanya lagi kehotel Pratama
bersama asisten Randi.
Drrtt. Drrtt. HPnya bergetar, dia melihat nama ayahnya di layar Hpnya.
“Halo ayah” Jawab Alex.
“Ayah minta tolong bawakan berkas yang dimap warna merah. Ayah lupa tadi dimeja ruang tamu” pinta Ayahnya.
“Aku antar kemana ini berkasnya?” tanya Alex
“Antar kehotel Pratama ya” ucap Ayahnya.
“Baik. Aku kesana sekarang” ucap Alexa lalu mematikan sambungan telponnya lalu kekamarnya untuk mengambil jaket dan kunci motornya.Dia berjalan menuju ruang tamu dan meraih map yang ada dimeja lalu memasukkan
kedalam tas gendongnya.
Dia kemudian mengeluarkan motor sportnya Yamaha R1 miliknya yang hanya dia pakai ketika lagi ingin jalan-jalan. Bruumm… Dia melajukan motornya dengan kecepatan tinggi mengingat perjalanan kehotel memakan waktu
sekitar sejam jika melaju dengan kecepatan sedang. Setelah 40 menit dia kemudian memasuki halaman Hotel Pratama, dia menghentikan motornya didepan pinti masuk hotel.
“Maaf anda tidak boleh parkir disitu” tegur Sekurity Hotel.
“Saya Cuma sebentar, hanya ingin mengantarkan berkas” ucap Alex.
“Hei kau tidak boleh masuk ke Hotel, panggil tamunya jika ingin mengambil berkas itu” Ucap sekuriti dengan Arogan. Alex kemudian mengirimkan pesan kepada asister Randi untuk keluar mengambil berkas.
“Pak yang sopan kalau bicara” tegur Alex.
“Pokoknya kau tidak boleh masuk, dasar anak nakal” ucap security itu.
“Kalau tidak mengijinkan tidak apa-apa tapi tidak usah mengatai saya” Sahutnya ketus.
“Emang kau siapa sampai saya harus sopan sama kau?” tanya security itu.
“Tidak perlu kau tau siapa saya tapi kau jangan menyesal nanti.” Ancam Alex.
Sekurity itu emosi kemudian mendorong Alex kebelakang. Alex yang hilang keseimbangan karena dorongan tiba-tiba, terhuyung kebelakang dan menabrak seseorang hingga terjatuh.
“Aduh. Kamu jangan jalan mudur dong” teriak gadis itu yang tak lain Elisha.
“Maaf Kamu tidak apa-apa?” tanya Alex. Sementara Elisha hanya sibuk membersihkan pakaiannya yang kotor karena debu.
“Nona tidak apa-apa?” tanya Linda.
“Maaf ya saya tidak sengaja” ucap Alex.
“Iya tidak apa-apa, lain kali hati-hati” ucap Elisha lalu pergi meninggalkan Alex.
“Gara-gara kau aku terjatuh, sini kau kubalas semua perlakuanmu” Alex memasang kuda-kuda.
Sekurity itu kemudian maju hendak memukul Alex “Hei apa yang kau lakukan?” teriak asisten Randi.
“Maaf tuan anak ini memaksa masuk” jawab security itu.
“Tuan Muda tidak apa-apa?” tanya Asisten Randi.
“Hanya lecet saja paman karena terjatu tadi waktu didorong” ucap Alex sambil meprlihatkan telapak tangannya.
Asisten Randi berbalik menghadap kesekurity dan Plakk. Plakk. Plakk. Tiga tamparan mendarat mulus dipipinya. “Kau tau dia siapa? Dia Tuan Muda Alex pemilik Hotel ini, jadi wajar kalau dia mau masuk kedalam” bentak Asisten Randi.
“Maaf tuan saya tidak tahu” sahut security itu.
“Kau tidak cocok jadi security, kau tidak sopan dan berkata kasar. Saya pulang dulu paman terserah paman saja mau diapakan dia” ucap Alex lalu berjalan menuju motor kemudian meninggalkan Hotel kembali kerumahnya.
“Kau menghadap kepada Tuan Muda reynaldy besok. Nanti dia yang putuskan hukumanmu” ucap Asisten Randi lalu pergi meninggalkan security yang hanya diam tidak bergerak.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments