Sipembuat System Kekayaan Ternyata Cucu Buyutku
Di kedalaman hutan Xishuangbana, provinsi Yunnan. Sekitar jam 3 pagi, seorang pemuda mengendarai motor trailnya dengan kecepatan penuh. Tujuannya adalah ke sebuah proyek pembangunan villa megah ditengah hutan milik seorang yang misterius. Proyek ini sendiri baru di mulai sejak pagi kemarin.
Motor trail memang digunakan karena jalan satu²nya menuju proyek belum di beton atau di aspal. Jalan tanah berlumpur, yang tidak rata dengan guyuran hujan lebat dan angin kencang motor tersebut melaju dengan kecepatan rata² di atas 90km/jam. Motor berjenis Honda CRF250 Rally ini membawa persediaan obat dan antibisa ular beracun.
Iya... di area proyek ada seorang pekerja yang tergigit ular berbisa. Namun tidak ada yang tahu ular jenis apa yang menggigit pekerja tersebut. "Tuan Li tolong jangan banyak bergerak, dan arahkan tanganmu lebih rendah dari area jantung. Itu akan memperlambat penyebaran racunnya" kata seorang dokter yang ikut mendampingi para pekerja dalam proyek tersebut. Namun tuan Li yang merasakan sakit luar biasa di seluruh badannya, dengan mata yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas dan nafas tersengal-senggal tidak menghiraukannya.
Salah seorang Mandor bernama pak Chen berusia sekitar 50an, dengan ekspresi paniknya bertanya. "dokter Su, berapa lama lagi pasokan obatnya akan tiba, kurasa tuan Li tidak akan bertahan lebih lama lagi. mulut dan kulitnya sudah mulai membiru" dokter Su yang sudah kehabisan akal, dengan keringat di sekujur tubuhnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa memastikannya, seharusnya sudah berangkat 30mnt yang lalu dan menurut perkiraan akan sampai sekitar 1jm lagi, itupun kalau ngebut dan tidak ada rintangan apapun dalam perjalanannya" beberapa pekerja yang ada di dalam tenda mendengar apa yang dikatakan dokter Su mulai pesimis dengan kemungkinan selamatnya tuan Li.
Banyak diantara mereka yang sudah mulai menitihkan air matanya tanpa sadar. Bagaimanapun mereka telah bekerja bersama selama bertahun² sebagai tim. Banyak proyek Besar yang sudah di kerjakan. Jadi rasa persaudaraan mereka telah terjalin satu sama lain. Melihat salah satu saudara kita tersiksa diantara hidup dan mati seperti itu di depan mata kita namun tanpa bisa melakukan apapun. Perasaan seperti ini tidak bisa digambarkan. Rasa sedih, marah, kecewa entahlah, yang terasa hanya sesak dan panas di dada serta mata yang tidak dapat melihat dengan jelas karna selalu basah oleh airmata.
Salah satu pekerja yang sedari tadi menangis di samping tuan Li, wajahnya yang merah dan matanya yang bengkak dengan mulut dan tangannya gemetar karna khawatir akhirnya berkata "dokter Su, apa tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Melihat saudara Li, hanya kematiannyalah yang akan meringankan sakitnya, aku sudah tidak tahan lagi melihatnya seperti ini. Tolong dokter, jika ada jalan lain aku bersedia membantumu apapun itu. Saudara Li memiliki istri dan anak yang masih bayi untuk di nafkahi, mereka belum siap kehilangan".
Pekerja ini adalah Chen siao berumur sekitar 30an, dia adalah sahabat seperjuangan Li Quan. Mereka bertemu di sebuah pabrik beras kecil di desanya. Karena upahnya yang kecil mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bekerja di perusahaan konstruksi besar dan terkenal di kota provinsi. Namun hari ini setelah bekerja lebih dari 4thn, peristiwa menyedihkan ini terjadi.
Dokter Su hanya bisa terdiam kehabisan kata², bagaimana tidak, obat yang dia bawa hanya beberapa obat penanganan luka luar, obat demam, penghilang nyeri, anti nyamuk dan serangga serta beberapa obat penanganan sakit perut ringan dalam tasnya. Memang seharusnya dia berangkat dengan mobil ambulans yang di sediakan perusahaan konstruksi siang kemarin. Tapi karena dia harus menangani pasien kecelakaan di rumah sakit, jadi dia memutuskan untuk membawa mobil SUV Range Rover Velar SVAutobiography miliknya untuk menyusul. Namun nahas siang harinya ambulans yang membawa perlengkapan dan obat²n lengkap itu mengalami kecelakaan dalam perjalanannya. Saat itu di jalan Tol, mobil ambulan melaju dengan kecepatan 160km/jam, jalan lurus yang mulus memungkinkan mobil tersebut melaju dengan lancar. Sampai di satu titik sebuah mobil lamborghini aventador SVJ dengan kecepatan penuh menabrak mobil Wuling Baojun 510 yang berada di sebelah kanan ambulan, lamborghini tersebut berakhir dengan menabrak pembatas jalan, tapi Wuling Baojun yang hilang kendali menabrak sisi kanan ambulan sehingga membuat mobil ambulan hilang kendali menabrak beton pembatas jalan kemudian terbang sekitar 5mtr keudara sebelum jatuh dan terguling beberapa kali. 1 supir ambulan, 1 dokter dan 2 perawat di dalamnya tewas di tempat sedangkan seorang dokter dan seorang perawat mengalami luka² yang cukup parah dan koma, parahnya lagi pihak konstruksi tidak ada yang menyadari bahkan baru mendapat berita tentang kejadian ini sampai sore hari. Mungkin karena melihat keadaan para korban yang terluka parah pihak kepolisian langsung menyerahkan mereka ke rumah sakit terdekat kemudian mengabari keluarganya dan seterusnya menyelidiki penyebab kecelakaan setelahnya baru mengabari pihak perusahaan.
Karena itu pihak perusahaan konstruksi memutuskan mengirim tim dokter kedua ke esokan harinya. Siapa sangka kejadian seperti ini akan terjadi. Kemarin malamnya, setelah selesai membangun 1 bangunan gudang yang lumayan besar, 2 cabin untuk para mandor dan arsitek beristirahat dan 1 cabin untuk kantor, sekitar 120 pekerja beristirahat. Beberapa tidur di gudang, beberapa tidur di cabin mandor dan ada juga di cabin kantor. Sedangkan untuk Li quan dan Chen siao tidur di tenda. Lewat tengah malam tiba² Li quan tersentak kaget, dia sedikit berteriak karna merasa tangannya sangat sakit dan perih. Bagaimana tidak, saat dia tidur dengan pulas, dia merasakan wajahnya di usap² sebuah benda, seketika tanpa sadar dia berniat menyingkirkan benda itu. Tanpa di sangka benda tersebut adalah ular yang sangat berbisa.
Disisi lain sang pemuda yang mengendari sepeda motor melaju sangat kencang. Pemuda itu bernama Jun, berasal dari Bali Indonesia. 1thn yang lalu dia memutuskan untuk menjadi TKI di China, karena sudah sangat kecewa dengan hidupnya di kampung tempat dia berasal. Bagaimana tidak, 2 kali pernikahannya berakhir dengan perceraian, dan dua²nya di picu oleh permasalahan ekonomi. Dua mantan istrinya bahkan tidak memberikan hak asuh anak kepada Jun. Mengatasnamakan peraturan perundangan tentang hak asuh anak, Jun hanya bisa bermimpi untuk hidup dengan anak²nya. Mau bagaimana lagi, perceraiannya dengan 2 mantan istrinya berlangsung saat anak² mereka masih balita, dan lagi kondisi keuangan serta pekerjaan Jun yang bergantung pada rental PS2 dan warung kecil di rumahnya tidak lagi menjanjikan.
Pernikahan pertamanya saat Jun berusia 21thn, tepat di tahun ketiga setelah menikah ayahnya meninggal karena kangker paru², setelah banyaknya biaya berobat dan biaya upacara ngaben, Jun berhutang 100jt di salah satu bank BUMN dengan jaminan rumah warisan bapaknya tersebut. Hal inilah yang menyebabkan kehidupan ekonomi keluarga kecilnya berantakan hingga membuat istrinya meninggalkan Jun dan menggugat cerai dirinya. Pernikahan keduanya dia langsungkan karena di jodohkan oleh bibinya Jun yang merasa kasihan kepadanya yang hidup sendirian, tetapi sama saja, di tahun kedua istri keduanya kembali meninggalkannya. Dia muak akan hidupnya, merasa kecewa dia memberikan rumah warisan ayahnya kepada pihak bank, kemudian dari sisa uang penjualan rumah tersebut dia mengikuti pelatihan TKI untuk pergi ke China.
Beruntung baginya dia di tempatkan di sebuah rumah sakit terbesar di dunia saat ini yaitu The First Affiliated Hospital of Zhengzou University, dia di terima disana sebagai kurir. Tepat sehari yang lalu dia di tugaskan pergi ke Yunnan untuk mengantar beberapa obat yang di minta tim perusahaan konstruksi ke sebuah klinik di sebuah desa pinggiran hutan xishuangbana, disana telah menunggu ambulan tim kedua. Setelah perjalanan jauh yang melelahkan dia tempuh dengan sepeda motornya, dia berniat untuk beristirahat sebentar di sofa didalam klinik tersebut setelah meminta ijin kepada penjaganya. apalagi waktu telah menunjukkan pukul 11malam, mungkin karna rasa capek, akhirnya Jun pun terlelap, sampai dia di bangunkan oleh seseorang.
"hey tuan,..tolong bangun, kami butuh bantuanmu, tuan... tuaaannn..."
akhirnya Jun yang mendengarkan itupun terbangun.
Sambil mengucek matanya dengan malas, Jun menoleh kepada seorang pemuda di sebelahnya,
"ada apa??.." jawabnya dengan suara serak khas orang terpaksa bangun tidur.
"tuan maafkan aku mengganggu tidurmu, tapi kami sangat membutuhkan bantuanmu...."
kami diminta untuk mengirim beberapa obat²an kelokasi proyek secepatnya".
mendengar itu Jun mengerutkan keningnya, merasa bingung diapun bertanya..
"lokasi proyek?? proyek apa?? dimana??"
pemuda itupun menjawab dengan penuh antisipasi di wajahnya, bagaimanapun juga tidak mungkin ada orang yang akan mau kesana malam² begini, di tambah kondisi jalan yang rusak, hujan lebat dan angin kencang.
"tuan, proyek ini adalah pembangunan sebuah villa megah di tengah hutan, tuan hanya perlu mengikuti jalan di depan kearah utara, setelah 4 kilometer akan ada jalan tanah ke arah timur, tuan tinggal mengikuti jalan tersebut, karena jalan tersebut dibuat hanya untuk menuju lokasi proyek... jika tuan bersedia kami akan membayar tuan 10rb yuan.. apakah tuan bersedia??
Mendengar jumlah uang yang di sebutkan, Jun menjawab tanpa ragu. Itu adalah gaji kotor sebulan yang Jun peroleh dengan bekerja sebagai kurir rumah sakit. Setelah dipotong biaya makan, tempat tinggal dan lain² sebenarnya gaji bersih Jun berkisar di angka 3 s/d 5rb yuan sebulan untuk di tabung. Memang tidak bisa di bilang banyak, kalau bisa berhemat sebenarnya Jun memiliki kehidupan yang mencukupi.
"Baiklah saya bersedia, berikan saya obat yang harus saya bawa, sesampainya saya disana saya akan mengabari anda, tpi tolong bayar sesuai janji anda..."
Mendengar itu, pemuda yang sebenarnya hanya dokter magang di klinik tersebut merasa senang. Dia hanya menyampaikan apa yang di perintahkan oleh atasannya, bagaimana tidak, kalau seandainya Jun menolak, dialah yang harus berangkat kesana. Segera setelah itu dia memberikan obatnya kepada Jun agar di kirim ke lokasi proyek.
Setelah bekerja hampir 1thn lamanya Jun tahu betul bahwa obat ini pasti sangat penting, dia sendiri sebenarnya orang yang sangat pintar, sangat mudah baginya untuk tahu seberapa pentingnya obat ini. Walaupun dia tidak mengerti ada apa di proyek atau apa yang sebenarnya terjadi, tpi cluenya cukup jelas, hujan lebat, di tengah hutan, jam 2 pagi, obat harus sampai secepatnya dan upah yang lumayan besar untuk biaya pengiriman. hmmm... gumamnya dalam hati.
Dia tidak bsa menunda lagi, dia harus cepat. Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya dengan menerima upah yang besar untuk menolong orang. Tapi uang tetaplah uang, segalanya akan mudah dengan adanya uang. Siapa yang bisa menolaknya...
Setelah lebih dari 2jam perjalanan yang di penuhi dengan kata² caci maki dan kutukan (mulai dari nama² hewan sampai nama² setan pun tidak luput di absen olehnya) Jun yang masih tidak menyangka derita perjalanan yang dia lalui barusan akhirnya sampai di lokasi proyek. Dia sedikit terkejut, saat itu baru jam 4 lewat 10 menit, tetapi di tempat itu terlihat ramai. Padahal masih turun hujan rintik², melihat sekilas tatapan para pekerja, Jun tau bahwa dia terlambat, tapi dia tidak mau tenggelam dalam fikirannya, dia segera mendekati seseorang yang menurutnya paling pantas di tebaknya sebagai seorang dokter.
"Apakah anda dokte Su?" Jun bertanya kepada pria yang duduk di lantai teras sebuah cabin dengan tatapan kosong melamun. Lalu pria itupun mendongak dan bertanya...
"Anda siapa"??
"klinik pembantu 3 mengirimku kesini untuk membawa obat²an..." jawab Jun...
Dokter Su menghela nafas berat dan berkata..
"Baiklah, tinggalkan itu disini" dia tahu betul bahwa tidak ada seorangpun yang bisa disalahkan atas kejadian ini. Seolah nasib buruk telah mempermainkannya. Bagaimana tidak, sebagai seorang dokter, baru kali ini dia mengalami keadaan menyedihkan seperti ini. Dia merasa semua pendidikannya yang dia dapatkan selama ini tidak berguna sama sekali. Walaupun dirinya adalah salah satu dokter terbaik di rumah sakit tempatnya bekerja, tentu saja semua prestasi yang ia peroleh di bantu dengan peralatan medis dan obat²an. Tanpa adanya semua itu dia seperti seorang polisi yang berhadap-hadapan dengan seorang penipu, tapi tidak bisa menahannya karna tidak adanya bukti. Perasaan tidak berdaya ini sangat menjengkelkan, apalagi 1 pasiennya meninggal didepan matanya tanpa ada yang bisa ia lakukan.
Disisi lain Jun hanya bisa menggelengkan kepalanya lemas sambil menunduk tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan sekarang dia menggertakan giginya memaksakan dirinya mengabari dokter magang yang bertugas jaga di klinik pembantu. Walaupun di dalam hatinya dia merasa tidak enak, tapi perjalanan yang dia lewati barusan layak untuk mendapatkan bayaran. Akhirnya dia mengeluarkan telfon satelit yang di berikan kantornya untuk menghubungi dokter jaga tersebut. Sambil berjalan menjauhi cabil akhirnya telfon terhubung..
"Hallo dokter, obat yang anda suruh saya kirimkan sudah sampai di lokasi, saya ingin menanyakan masalah pembayarannya..."
Dokter jaga yang mengangkat sambungan telfon itupun menjawab;
"tuan, anda terlambat sampai di lokasi yang menyebabkan pasien meninggal, untuk itu kami hanya membayar anda 200yuan, uang tersebut sudah saya transfer ke rekening anda.."
Mendengar ini Jun terkejut dan marah, bagaimana bisa pihak klinik mengingkari janjinya, dia menyesal karna tidak meminta bayaran di muka. Sambil menahan emosinya untuk mencoba tenang Jun berkata..;
"tuan anda telah menjanjikan saya 10rb yuan untuk mengirimkan obat ini, dan saya sudah melakukannya, bagaimana anda memutuskan untuk mengingkari janji anda, ini tidak adil untuk saya tuan...
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Scurity MT
👣🐾👣🐾👣🐾
2022-07-08
0
Gabutdramon
coba lanjut baca
2022-06-25
0
... Silent Readers
👣👣👣👣👣
2022-01-30
1