NovelToon NovelToon

Sipembuat System Kekayaan Ternyata Cucu Buyutku

bab.1 ( Mengirimkan obat ke tengah hutan)

Di kedalaman hutan Xishuangbana, provinsi Yunnan. Sekitar jam 3 pagi, seorang pemuda mengendarai motor trailnya dengan kecepatan penuh. Tujuannya adalah ke sebuah proyek pembangunan villa megah ditengah hutan milik seorang yang misterius. Proyek ini sendiri baru di mulai sejak pagi kemarin.

Motor trail memang digunakan karena jalan satu²nya menuju proyek belum di beton atau di aspal. Jalan tanah berlumpur, yang tidak rata dengan guyuran hujan lebat dan angin kencang motor tersebut melaju dengan kecepatan rata² di atas 90km/jam. Motor berjenis Honda CRF250 Rally ini membawa persediaan obat dan antibisa ular beracun.

Iya... di area proyek ada seorang pekerja yang tergigit ular berbisa. Namun tidak ada yang tahu ular jenis apa yang menggigit pekerja tersebut. "Tuan Li tolong jangan banyak bergerak, dan arahkan tanganmu lebih rendah dari area jantung. Itu akan memperlambat penyebaran racunnya" kata seorang dokter yang ikut mendampingi para pekerja dalam proyek tersebut. Namun tuan Li yang merasakan sakit luar biasa di seluruh badannya, dengan mata yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas dan nafas tersengal-senggal tidak menghiraukannya.

Salah seorang Mandor bernama pak Chen berusia sekitar 50an, dengan ekspresi paniknya bertanya. "dokter Su, berapa lama lagi pasokan obatnya akan tiba, kurasa tuan Li tidak akan bertahan lebih lama lagi. mulut dan kulitnya sudah mulai membiru" dokter Su yang sudah kehabisan akal, dengan keringat di sekujur tubuhnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa memastikannya, seharusnya sudah berangkat 30mnt yang lalu dan menurut perkiraan akan sampai sekitar 1jm lagi, itupun kalau ngebut dan tidak ada rintangan apapun dalam perjalanannya" beberapa pekerja yang ada di dalam tenda mendengar apa yang dikatakan dokter Su mulai pesimis dengan kemungkinan selamatnya tuan Li.

Banyak diantara mereka yang sudah mulai menitihkan air matanya tanpa sadar. Bagaimanapun mereka telah bekerja bersama selama bertahun² sebagai tim. Banyak proyek Besar yang sudah di kerjakan. Jadi rasa persaudaraan mereka telah terjalin satu sama lain. Melihat salah satu saudara kita tersiksa diantara hidup dan mati seperti itu di depan mata kita namun tanpa bisa melakukan apapun. Perasaan seperti ini tidak bisa digambarkan. Rasa sedih, marah, kecewa entahlah, yang terasa hanya sesak dan panas di dada serta mata yang tidak dapat melihat dengan jelas karna selalu basah oleh airmata.

Salah satu pekerja yang sedari tadi menangis di samping tuan Li, wajahnya yang merah dan matanya yang bengkak dengan mulut dan tangannya gemetar karna khawatir akhirnya berkata "dokter Su, apa tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Melihat saudara Li, hanya kematiannyalah yang akan meringankan sakitnya, aku sudah tidak tahan lagi melihatnya seperti ini. Tolong dokter, jika ada jalan lain aku bersedia membantumu apapun itu. Saudara Li memiliki istri dan anak yang masih bayi untuk di nafkahi, mereka belum siap kehilangan".

Pekerja ini adalah Chen siao berumur sekitar 30an, dia adalah sahabat seperjuangan Li Quan. Mereka bertemu di sebuah pabrik beras kecil di desanya. Karena upahnya yang kecil mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bekerja di perusahaan konstruksi besar dan terkenal di kota provinsi. Namun hari ini setelah bekerja lebih dari 4thn, peristiwa menyedihkan ini terjadi.

Dokter Su hanya bisa terdiam kehabisan kata², bagaimana tidak, obat yang dia bawa hanya beberapa obat penanganan luka luar, obat demam, penghilang nyeri, anti nyamuk dan serangga serta beberapa obat penanganan sakit perut ringan dalam tasnya. Memang seharusnya dia berangkat dengan mobil ambulans yang di sediakan perusahaan konstruksi siang kemarin. Tapi karena dia harus menangani pasien kecelakaan di rumah sakit, jadi dia memutuskan untuk membawa mobil SUV Range Rover Velar SVAutobiography miliknya untuk menyusul. Namun nahas siang harinya ambulans yang membawa perlengkapan dan obat²n lengkap itu mengalami kecelakaan dalam perjalanannya. Saat itu di jalan Tol, mobil ambulan melaju dengan kecepatan 160km/jam, jalan lurus yang mulus memungkinkan mobil tersebut melaju dengan lancar. Sampai di satu titik sebuah mobil lamborghini aventador SVJ dengan kecepatan penuh menabrak mobil Wuling Baojun 510 yang berada di sebelah kanan ambulan, lamborghini tersebut berakhir dengan menabrak pembatas jalan, tapi Wuling Baojun yang hilang kendali menabrak sisi kanan ambulan sehingga membuat mobil ambulan hilang kendali menabrak beton pembatas jalan kemudian terbang sekitar 5mtr keudara sebelum jatuh dan terguling beberapa kali. 1 supir ambulan, 1 dokter dan 2 perawat di dalamnya tewas di tempat sedangkan seorang dokter dan seorang perawat mengalami luka² yang cukup parah dan koma, parahnya lagi pihak konstruksi tidak ada yang menyadari bahkan baru mendapat berita tentang kejadian ini sampai sore hari. Mungkin karena melihat keadaan para korban yang terluka parah pihak kepolisian langsung menyerahkan mereka ke rumah sakit terdekat kemudian mengabari keluarganya dan seterusnya menyelidiki penyebab kecelakaan setelahnya baru mengabari pihak perusahaan.

Karena itu pihak perusahaan konstruksi memutuskan mengirim tim dokter kedua ke esokan harinya. Siapa sangka kejadian seperti ini akan terjadi. Kemarin malamnya, setelah selesai membangun 1 bangunan gudang yang lumayan besar, 2 cabin untuk para mandor dan arsitek beristirahat dan 1 cabin untuk kantor, sekitar 120 pekerja beristirahat. Beberapa tidur di gudang, beberapa tidur di cabin mandor dan ada juga di cabin kantor. Sedangkan untuk Li quan dan Chen siao tidur di tenda. Lewat tengah malam tiba² Li quan tersentak kaget, dia sedikit berteriak karna merasa tangannya sangat sakit dan perih. Bagaimana tidak, saat dia tidur dengan pulas, dia merasakan wajahnya di usap² sebuah benda, seketika tanpa sadar dia berniat menyingkirkan benda itu. Tanpa di sangka benda tersebut adalah ular yang sangat berbisa.

Disisi lain sang pemuda yang mengendari sepeda motor melaju sangat kencang. Pemuda itu bernama Jun, berasal dari Bali Indonesia. 1thn yang lalu dia memutuskan untuk menjadi TKI di China, karena sudah sangat kecewa dengan hidupnya di kampung tempat dia berasal. Bagaimana tidak, 2 kali pernikahannya berakhir dengan perceraian, dan dua²nya di picu oleh permasalahan ekonomi. Dua mantan istrinya bahkan tidak memberikan hak asuh anak kepada Jun. Mengatasnamakan peraturan perundangan tentang hak asuh anak, Jun hanya bisa bermimpi untuk hidup dengan anak²nya. Mau bagaimana lagi, perceraiannya dengan 2 mantan istrinya berlangsung saat anak² mereka masih balita, dan lagi kondisi keuangan serta pekerjaan Jun yang bergantung pada rental PS2 dan warung kecil di rumahnya tidak lagi menjanjikan.

Pernikahan pertamanya saat Jun berusia 21thn, tepat di tahun ketiga setelah menikah ayahnya meninggal karena kangker paru², setelah banyaknya biaya berobat dan biaya upacara ngaben, Jun berhutang 100jt di salah satu bank BUMN dengan jaminan rumah warisan bapaknya tersebut. Hal inilah yang menyebabkan kehidupan ekonomi keluarga kecilnya berantakan hingga membuat istrinya meninggalkan Jun dan menggugat cerai dirinya. Pernikahan keduanya dia langsungkan karena di jodohkan oleh bibinya Jun yang merasa kasihan kepadanya yang hidup sendirian, tetapi sama saja, di tahun kedua istri keduanya kembali meninggalkannya. Dia muak akan hidupnya, merasa kecewa dia memberikan rumah warisan ayahnya kepada pihak bank, kemudian dari sisa uang penjualan rumah tersebut dia mengikuti pelatihan TKI untuk pergi ke China.

Beruntung baginya dia di tempatkan di sebuah rumah sakit terbesar di dunia saat ini yaitu The First Affiliated Hospital of Zhengzou University, dia di terima disana sebagai kurir. Tepat sehari yang lalu dia di tugaskan pergi ke Yunnan untuk mengantar beberapa obat yang di minta tim perusahaan konstruksi ke sebuah klinik di sebuah desa pinggiran hutan xishuangbana, disana telah menunggu ambulan tim kedua. Setelah perjalanan jauh yang melelahkan dia tempuh dengan sepeda motornya, dia berniat untuk beristirahat sebentar di sofa didalam klinik tersebut setelah meminta ijin kepada penjaganya. apalagi waktu telah menunjukkan pukul 11malam, mungkin karna rasa capek, akhirnya Jun pun terlelap, sampai dia di bangunkan oleh seseorang.

"hey tuan,..tolong bangun, kami butuh bantuanmu, tuan... tuaaannn..."

akhirnya Jun yang mendengarkan itupun terbangun.

Sambil mengucek matanya dengan malas, Jun menoleh kepada seorang pemuda di sebelahnya,

"ada apa??.." jawabnya dengan suara serak khas orang terpaksa bangun tidur.

"tuan maafkan aku mengganggu tidurmu, tapi kami sangat membutuhkan bantuanmu...."

kami diminta untuk mengirim beberapa obat²an kelokasi proyek secepatnya".

mendengar itu Jun mengerutkan keningnya, merasa bingung diapun bertanya..

"lokasi proyek?? proyek apa?? dimana??"

pemuda itupun menjawab dengan penuh antisipasi di wajahnya, bagaimanapun juga tidak mungkin ada orang yang akan mau kesana malam² begini, di tambah kondisi jalan yang rusak, hujan lebat dan angin kencang.

"tuan, proyek ini adalah pembangunan sebuah villa megah di tengah hutan, tuan hanya perlu mengikuti jalan di depan kearah utara, setelah 4 kilometer akan ada jalan tanah ke arah timur, tuan tinggal mengikuti jalan tersebut, karena jalan tersebut dibuat hanya untuk menuju lokasi proyek... jika tuan bersedia kami akan membayar tuan 10rb yuan.. apakah tuan bersedia??

Mendengar jumlah uang yang di sebutkan, Jun menjawab tanpa ragu. Itu adalah gaji kotor sebulan yang Jun peroleh dengan bekerja sebagai kurir rumah sakit. Setelah dipotong biaya makan, tempat tinggal dan lain² sebenarnya gaji bersih Jun berkisar di angka 3 s/d 5rb yuan sebulan untuk di tabung. Memang tidak bisa di bilang banyak, kalau bisa berhemat sebenarnya Jun memiliki kehidupan yang mencukupi.

"Baiklah saya bersedia, berikan saya obat yang harus saya bawa, sesampainya saya disana saya akan mengabari anda, tpi tolong bayar sesuai janji anda..."

Mendengar itu, pemuda yang sebenarnya hanya dokter magang di klinik tersebut merasa senang. Dia hanya menyampaikan apa yang di perintahkan oleh atasannya, bagaimana tidak, kalau seandainya Jun menolak, dialah yang harus berangkat kesana. Segera setelah itu dia memberikan obatnya kepada Jun agar di kirim ke lokasi proyek.

Setelah bekerja hampir 1thn lamanya Jun tahu betul bahwa obat ini pasti sangat penting, dia sendiri sebenarnya orang yang sangat pintar, sangat mudah baginya untuk tahu seberapa pentingnya obat ini. Walaupun dia tidak mengerti ada apa di proyek atau apa yang sebenarnya terjadi, tpi cluenya cukup jelas, hujan lebat, di tengah hutan, jam 2 pagi, obat harus sampai secepatnya dan upah yang lumayan besar untuk biaya pengiriman. hmmm... gumamnya dalam hati.

Dia tidak bsa menunda lagi, dia harus cepat. Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya dengan menerima upah yang besar untuk menolong orang. Tapi uang tetaplah uang, segalanya akan mudah dengan adanya uang. Siapa yang bisa menolaknya...

Setelah lebih dari 2jam perjalanan yang di penuhi dengan kata² caci maki dan kutukan (mulai dari nama² hewan sampai nama² setan pun tidak luput di absen olehnya) Jun yang masih tidak menyangka derita perjalanan yang dia lalui barusan akhirnya sampai di lokasi proyek. Dia sedikit terkejut, saat itu baru jam 4 lewat 10 menit, tetapi di tempat itu terlihat ramai. Padahal masih turun hujan rintik², melihat sekilas tatapan para pekerja, Jun tau bahwa dia terlambat, tapi dia tidak mau tenggelam dalam fikirannya, dia segera mendekati seseorang yang menurutnya paling pantas di tebaknya sebagai seorang dokter.

"Apakah anda dokte Su?" Jun bertanya kepada pria yang duduk di lantai teras sebuah cabin dengan tatapan kosong melamun. Lalu pria itupun mendongak dan bertanya...

"Anda siapa"??

"klinik pembantu 3 mengirimku kesini untuk membawa obat²an..." jawab Jun...

Dokter Su menghela nafas berat dan berkata..

"Baiklah, tinggalkan itu disini" dia tahu betul bahwa tidak ada seorangpun yang bisa disalahkan atas kejadian ini. Seolah nasib buruk telah mempermainkannya. Bagaimana tidak, sebagai seorang dokter, baru kali ini dia mengalami keadaan menyedihkan seperti ini. Dia merasa semua pendidikannya yang dia dapatkan selama ini tidak berguna sama sekali. Walaupun dirinya adalah salah satu dokter terbaik di rumah sakit tempatnya bekerja, tentu saja semua prestasi yang ia peroleh di bantu dengan peralatan medis dan obat²an. Tanpa adanya semua itu dia seperti seorang polisi yang berhadap-hadapan dengan seorang penipu, tapi tidak bisa menahannya karna tidak adanya bukti. Perasaan tidak berdaya ini sangat menjengkelkan, apalagi 1 pasiennya meninggal didepan matanya tanpa ada yang bisa ia lakukan.

Disisi lain Jun hanya bisa menggelengkan kepalanya lemas sambil menunduk tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan sekarang dia menggertakan giginya memaksakan dirinya mengabari dokter magang yang bertugas jaga di klinik pembantu. Walaupun di dalam hatinya dia merasa tidak enak, tapi perjalanan yang dia lewati barusan layak untuk mendapatkan bayaran. Akhirnya dia mengeluarkan telfon satelit yang di berikan kantornya untuk menghubungi dokter jaga tersebut. Sambil berjalan menjauhi cabil akhirnya telfon terhubung..

"Hallo dokter, obat yang anda suruh saya kirimkan sudah sampai di lokasi, saya ingin menanyakan masalah pembayarannya..."

Dokter jaga yang mengangkat sambungan telfon itupun menjawab;

"tuan, anda terlambat sampai di lokasi yang menyebabkan pasien meninggal, untuk itu kami hanya membayar anda 200yuan, uang tersebut sudah saya transfer ke rekening anda.."

Mendengar ini Jun terkejut dan marah, bagaimana bisa pihak klinik mengingkari janjinya, dia menyesal karna tidak meminta bayaran di muka. Sambil menahan emosinya untuk mencoba tenang Jun berkata..;

"tuan anda telah menjanjikan saya 10rb yuan untuk mengirimkan obat ini, dan saya sudah melakukannya, bagaimana anda memutuskan untuk mengingkari janji anda, ini tidak adil untuk saya tuan...

......................

bab. 2 ( terjun ke jurang)

Mendengar ucapan Jun, dokter jaga itu malah mendengus ringan dan mencibirnya...

"tuan, anda tidak bisa menyalahkan saya... bagaimanapun obat yang tadinya penting sekarang sudah tidak penting lagi, jadi tentu saja dengan perubahan itu, kesepakatan kita pun berubah... jadi anda harus jelas dengan ini dulu, baru anda bisa berbicara adil dan tidak adil dengan saya..."

30mnt yang lalu sang dokter jaga menerima kabar dari lokasi proyek bahwa pasien di lokasi proyek telah meninggal dunia, jadi dia mengambil kesempatan ini untuk mencari keuntungan dengan menggelapkan dana yang di sediakan perusahaan untuk biaya pengiriman obat. Pihak perusahaan sebenarnya sudah menyadari betapa berbahayanya jalur yang harus di tempuh, dari klinik terdekat di pinggiran hutan tepatnya di klinik pembantu 3 ini saja harus menempuh jarak 85km, dan hampir 80kmnya jalan tanah berlumpur dan bebatuan yang menembus hutan, jalan berkelak-kelok dengan tanjakan dan turunan yang terjal serta tebing dan jurang tinggi di hampir 60% bagian jalan. Apalagi ancaman dari binatang buas yang berhabitat di dalam hutan. Itulah kenapa biaya 10rb yuan menjadi sepadan.

Tapi hal yang sama tidak terjadi pada sang dokter jaga, memang selalu ada saja oknum yang memanfaatkan situasi seperti ini, jarang ada manusia yang tahan dengan godaan harta. Disisi lain Jun yang sudah tidak bisa membendung amarahnya langsung menutup sambungan telfonnya tanpa mengatakan apa-apa. Dia berencana untuk mendatangi langsung klinik tersebut dan membuat perhitungan. Segera dia menghampiri motor CRF250 Rallynya, dan langsung mengendarainya dengan kecepatan penuh. Setelah 1jm perjalanan, entah karena rasa capek dan ngantuknya, atau karena amarah, dia mulai tidak fokus. Jalan yang gelap gulita karena masih jam 5 pagi mengurangi jarak pandangnya. Didepannya adalah jalan menanjak dengan sudut kemiringan 35 derajat dan tepat di ujung atasnya adalah tikungan tajam bentuk u, Jun yang mengendarai motornya dengan kencang tidak menyadarinya, sesampainya di puncak tanjakan Jun tercengang ketika melihat ujung jalan di depannya yang tidak lagi terlihat. Nahas baginya, itu adalah jurang dengan ketinggian 175mtr, Jun yanv meihat ini dalam hatinya bergumam..

"siaaaaalll.. ini adalah akhir hidupku...."

kemudian dia berteriak dengan sekencang-kencangnya..

"kamprrreeeeeeettttt..!!!,,,,,,*#%$&*%£_¥×;^$*

entah apa maksudnya, tapi kata itu keluar tanpa dia sadari.. orang mau mati mah bebas..

Jun dan motornya terbang ke udara , menabrak beberapa puncak pohon dan motornya berakhir dengan jatuh kedalam semak belukar, sedangkan Jun.....

"hduch!!! hhackh!!! njjiirrlh!! thayck!!! setha...nn!! bngsh##**!! whhhouuuaahhh...... 'Bhuugghh!!# B^biiiiiiiiii....aaaahh!! Byuurrs

teriakan Jun terdengar sangat keras dan menggema di dalam hutan yang sepi, walaupun dia memakai helm fullface, namun kaca helmnya sudah pecah dan terlepas, beberapa kali tubuhnya menabrak ranting dan cabang pohon dan akhirnya jatuh di semak-semak, setelah itu diapun terperosok lagi terseret terjal dan licinnya tebing itu, akhirnya dia terjun bebas lagi dari ketinggian 55mtr menuju sungai di dasar tebing. untungnya setelah hujan lebat dari kemarin volume air sungainya menjadi cukup dalam, sehingga aman bagi Jun yang saat itu mengenakan helm fullface jaket kulit tebal, pelindung badan, tangan dan kaki.

Jun yang memang pandai berenang karena sedari kecil dia suka bermain di sungai tidak mengalami kesulitan, segera dia berenang kepinggir sungai, melepaskan helemnya kemudian merebahkan badannya di atas bebatuan besar...

Dia berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal. Bagaimana tidak, terjun dari ketinggian itu dan tercebur kedalam sungai yang dalam menggunakan pakaian perlengkapan bermotor lengkap mulai dengan helm fullface sampai sepatu bootnya, sangat menguras tenaga.

Tetapi saat kembali melihat perbukitan di atasnya, tempat dia terjun barusan, dia tertawa terbahak-bahak. Bahkan tuhan saja tidak membiarkannya mati sekarang, Jun tidak tahu harus senang atau menangis. sebenarnya dia sudah tidak lagi memperdulikan hidupnya.. kedua orang tuanya telah meninggal, istri-istri dan anak-anaknya pun sudah tidak lagi bersamanya.. Jun hanya mencari uang untuk di simpan sebagai warisan kepada kedua anaknya kelak. Pekerjaan apapun walaupun nyawa sebagai taruhannya dia tidak perduli.. bahkan mati adalah sebuah kebahagiaan baginya... yaaahh.. walaupun kadang masih ketakutan saat kematian mendekati seperti tadi...

setelah beristirahat sejenak, akhirnya Jun bangkit, dia baru merasakan sakit dan nyeri di sekujur badannya.. bagaimana tidak, dia menabrak puluhan ranting dan batang pohon saat jatuh tadi, dan yang terakhir adalah cabang pohon yang besar yang berjarak kurang lebih 6 meter dari tanah dan dia masih beruntung di bawah pohon itu adalah semak pakis yang lebat.. walaupun pakaian yang dia gunakan cukup tebal, bahkan ada pelindung badan bagian depan dan belakang, jatuh dari ketinggian itu dan masih bisa berjalan adalah sebuah muksizat..

Karena tebing di sekitarnya cukup tinggi, dia memutuskan untuk berjalan mengikuti aliran sungai melintasi bebatuan di pinggir sungai. Namun setelah 3jam berjalan kaki sambil meringis sesekali menahan sakit di area dada dekat ketiaknya, dia menemukan sebuah tempat yang sangat indah, dimana area di sekitar daerah itu seperti taman yang tertata dengan sangat baik.. banyak tanaman bunga dan pepohonan yang indah, bahkan rumputnya terawat dengan baik.. juga jalan setapaknya yang di lapisi bebatuan alam warna warni dengan pola dedaunan dan bunga yang di kerjakan dengan teliti. Di dinding tebing ada tangga untuk naik ke atas, mengikuti arah tangga tersebut Jun melihat Gazebo bergaya Bali di atasnya. Melihat hal ini Jun sedikit terkejut, pasalnya ini adalah China, apalagi di tengah kedalaman hutan yang luas, bagaimana ada bangunan dengan gaya daerahnya bertengger disini... Ditengah kebingungannya Jun menampar pipinya sendiri, hanya untuk memastikan dia tidak bermimpi.. merasakan sakitnya akhirnya dia memastikan bahwa semua ini nyata.. Dia melangkah menaiki tangga, namun setelah beberapa langkah dia menghentikan langkahnya.. dia kembali tidak yakin dan bergumam..

"Eehh.... jangan-jangan sebenarnya aku sudah mati.. kan arwah di neraka juga tereak-treak pas di bakar..." aiiiihhh... jangan-jangan ini adalah pintu menuju akhirat..

Nanti dululah, aku mau keplak kepala si dokter korup itu dulu sampai bonyok.. biar dia pernah ngerasain dikeplak hantu...."

Jun akhirnya mengurungkan niatnya untuk naik, namun saat dia berbalik dan berjalan turun, ada suara serak seperti kakek tua dari arah atas yang memanggilnya...

"kakeeekkk... kek.. kakek buyut..."

Jun yang mendengar itu sontak menoleh kearah suara sambil terus berlari menuruni tangga, "apa-apaan...." belum sempat dia menyelesaikan perkataannya, kakinya terpleset karna menginjak bibir tangga. Dia jatuh dengan pantatnya, setelah meluncur melewati beberapa anak tangga, akhirnya dia terhenti didasar tangga. Sang kakek tua segera menyuruh para bawahannya untuk turun memeriksa.. Dengan sekali lompat 2 bawahan kakek tua itu mendarat di dekat Jun dengan mulus, bahkan hanya terdengar seperti langkah kaki ringan. Padahal ketinggian dari dasar tangga ke puncak tangga setidaknya 10 meter. Bagaimana ada manusia normal yang bisa melakukannya.. melihat ini Jun semakin yakin bahwa mereka adalah para dewa atau malaikat.

Dan dirinya memang sudah meninggal. Namun dia hanya bisa meringis sambil berfikir dalam hatinya.."siaaalll ternyata aku penghuni nerakaa...., belum masuk akhirat saja sudah mendapatkan siksaan..""

Melihat Jun yang kesakitan, salah satu pengawal itupun berkata... "tuan, beberapa otot anda cidera sehingga kulit anda mengalami lebam, beberapa ruam di kulit anda dan dua tulang rusuk bagian atas anda retak tipis.. saya menyarankan anda untuk melakukan terapi pengobatan atau beristirahat setidaknya 5 hari agar cidera anda tidak bertambah parah"..

Mendengar ini Jun terkejut dan bingung di waktu bersamaan, dia hanya bengong namun matanya berkedip-kedip dan bolamatanya bergerak-gerak.. Walaupun dia pintar, namun semua peristiwa yang di alaminya tidak masuk akal baginya.. memang sebenarnya pemikiran Jun kontras dengan keyakinannya.. di satu sisi dia taat dengan agamanya, percaya akan semua keagungan tuhan, namun di satu sisi dia juga orang yang realistis yang percaya sains dan ilmu dengan pembuktian. Belum dapat dia mencerna pemikirannya tentang peristiwa yang dialaminya, tiba-tiba lamunannya di buyarkan oleh suara kakek tua tadi..

"kakek buyut, maafkan aq yang telah mengejutkanmu.. perkenalkan aku adalah cucu buyutmu, namaku Eka generasi ke 4 setelahmu.. aku datang dari masa depan, tepatnya aku hidup di tahun 2341.."

Pernyataan kakek tersebut seperti bualan omong kosong di depan Jun.. dengan tawa kecil meremehkan Jun menjawabnya sambil mengejek...

"Wow luar biasa cucuku.. kamu datang jauh-jauh untukku, kehadiranmu membuatku tidak kesepian di akhirat ini.. ngomong-ngomong kamu datang naik apa?? taksi? motor? atau babi jantan birahi?? aaahhh... atau mungkin naik usain bolt kebelet boker?? kamu naik yang mana cucuku??

Mendengar Jun yang sama sekali tidak mempercayainya dan bahkan mengejeknya, sang kakek hanya tersenyum dan menjawab..

"namamu adalah Gede Juni, mantan istri pertamamu Kadek Ayu dengan anak perempuan bernama Putu Cahaya, mantan istri keduamu Putu Indah dengan anak laki-laki bernama Putu Satria, sedangkan saya adalah keturunan dari istri ketigamu....dan...##

Jun yang masih tidak percaya atas apa yang dia dengar dari si kakek, menyela perkataan kakek tersebut, tersinggung oleh semua informasi yang di katakan kakek-kekek ini, Jun berkata;

"Kek, apapun yang kamu rencanakan terhadapku, tolong hentikan. Dan berhenti menyelidiki tentang kehidupanku. Aku memang tidak perduli dengan hidupku, tapi kalau kamu menyentuh anak-anakku, aku tidak akan segan untuk membuat perhitungan..

Gede Juni (28thn)

Si kakek tersenyum mendengar apa yang di katakan Jun, mengetahui apapun yang akan dia katakan percuma... kakek itu menyarankan Jun untuk istirahat di rumahnya...

"***baiklah... sepertinya diskusi kita akan menemui jalan buntu, sebaiknya aku tidak memaksamu untuk percaya.. tapi melihat kondisimu sekarang, lebih baik mampir ke tempatku untuk melakukan pengobatan dan beristirahat.. lagipula desa terdekat masihlah sangat jauh.. jika di lakukan dengan berjalan kaki seperti ini, mungkin akan membutuhkan waktu 3hari 3malam. bagaimana??

"Baiklah!!! hari juga sudah mulai siang dan aq belum sarapan***. kata Jun tanpa memikirkan sopan satun... dia merasa ini adalah pilihan terbaiknya.. tanpa pikir panjang Jun mengikuti kakek itu dari belakang disusul oleh kedua pengawal yang tadi menemui Jun. sesampainya di area Gazebo yang tadi di lihat oleh Jun, ternyata disana berdiri 2 pengawal lagi dengan sikap istirahat di tempat seperti saat upacara bendera, namun saat si kakek dan Jun melewati mereka, mereka mencakupkan kedua tangan mereka di dada dan mengucapkan salam. Setelah itu mereka kembali ke posisi semula. Tidak jauh dari sana terdapat mulut Goa yang lumayan besar, walaupun setengah tertutup pepohonan merambat, tapi dapat di lihat mulut goa tersebut sangatlah bersih, tak lama setelah berjalan sekitar 20 meteran, sampailah mereka di depan sebuah pintu besar terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas bali yang terpahat indah. Pintu itu sendiri setinggi 4 meteran dengan jendela di masing-masing sisinya. Di depan pintu ada 2 penjaga lagi yang menjaga pintu, dengan sikap yang sama seperti yang tadi Jun temui. Ditengah rasa keheranannya, pintu besar tersebut terbuka secara otomatis.

Melihat ruangan di baliknya, Jun kembali dibuat keheranan. Pasalnya di dalam goa tersebut terdapat ruangan yang sangat luas dengan atap yang sangat tinggi, seperti aula yang sangat megah... di setiap sisinya terdapat tiang-tiang besar yang menjulang ke langit-langit goa. Di beberapa sisi terdapat pintu yang masing-masing di jaga oleh seorang penjaga. Ada juga puluhan wanita yang tersebar di sekitar ruangan, dilihat dari ciri-ciri mereka yang memakai seragam, Jun yakin mereka adalah para pelayan yang mengurus pekerjaan rumah. Walaupun seragam yang mereka gunakan terlihat cantik dan modern, mereka semua sedang asik mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.. ada yang membersihkan meja, ada yang mengelap ornamen, ada juga yang sedang merangkai bunga. Akan tetapi saat melihat si kakek, mereka semua termasuk penjaga di pintu menghentikan kegiatan mereka dan mengucapkan salam yang sama seperti penjaga diluar, kompak dan serempak, sehingga suara mereka menggema di ruangan tersebut. Terdengar pula gema suara Angklung Bali yang terdengar samar-samar di sudut ruangan, yang ternyata di mainkan oleh puluhan wanita.

Belum pulih dari keterkejutannya, si kakek mengajaknya masuk ke sebuah pintu.. dan kembali, Jun ternganga-nganga seakan mulut dan matanya siap untuk jatuh ke lantai, dihadapkan dengan lorong yang sangat indah di depannya, tubuh dan fikirannya seakan menolak untuk percaya.. seluruh lantainya berwarna coklat muda keemasan dan terlihat hampir seperti kaca, seluruh temboknya seperti terbuat dari batu giok dengan pola garis berwarna hitam mengkilap dan garis merah menyala seperti ruby sebagai pinggirannya.. ada juga ornamen-ornamen yang terbuat dari emas dan permata yang menambah kilau lorong tersebut. "Bagaimana tempat seperti ini ada di bumi.." fikirnya.. kemudian mereka sampai di sebuah pintu, dan Jun akhirnya menyadari, semua pintu memang hampir terlihat serupa, tapi sebenarnya memiliki sedikit perbedaan pada ukirannya, awalnya Jun mengira ukiran tersebut adalah kayu jati yang di cat emas, tetapi setelah dilihat dari dekat, ternyata itu adalah emas murni yang di cetak.. gagang pintunya juga terbuat dari emas dan berlian yang dipadukan dengan sangat indah..

Memasuki kamar dengan si kakek Jun melihat ruangan didalamnya, ruangan itu berwarna putih polos di seluruh lantai, dinding dan juga langit-langitnya. Terdapat peti besar yang transparan di beberapa bagian samping dan atasnya.. terlihat juga beberapa selang dan banyak kabel-kabel yang terhubung ke peti tersebut. Di sekitar peti terdapat 8 buah tabung besar yang juga terhubung dengan peti melalui selang dan kabel. Ada juga sebuah meja dengan kaca tipis yang berdiri di atasnya..

bab. 3 (alasan sang kakek)

Setelah melihat semua ini, Jun menggelengkan kepalanya dengan cepat, berharap rasa pusingnya akan hilang, dan juga segera sadar dari kebingungannya... diapun akhirnya bertanya..

"***eeeee... maaaf,.. kakek Sugiono, tempat apa sebenarnya ini..?? apakah kita berada di akhirat??

"kakek buyut, aku ta***...##

Belum dapat mengatakan apapun, Jun langsung menyela si kakek..

"Woy samsul..., berhenti memanggilku kakek buyut.. aku bahkan tidak mengenal nenekmu...."

"aisshhh.... aku tau kamu tidak percaya padaku, tapi tolong.. setidaknya kamu memanggilku dengan namaku... protes si kakek..

"Terserahlah... oh ya tadi siapa namamu..??"

tanya Jun...

mendengar ini si Kakek menghela nafas keras... sebelum manjawab, si kakek membuka peti yang ada di hadapan mereka dan berkata..

"***sudahlah.. sebaiknya kamu naik ke atas ranjang.. ini adalah peti penyembuh dan rekonstruksi tubuh" seperti yang kita tahu, kamu mengalami beberapa cidera dan juga beberapa organmu sebenarnya tidak dalam kondisi yang baik, terutama liver, ginjal dan paru-parumu. Ini mungkin karena kebiasaan bergadang, minum-minum alkohol dan merokokmu, kita akan sembuhkan semuanya sekarang..

"*eh santoso, jangan sok tau.... aku baik-baik saja. aku masih bisa menghajarmu sampai mati... aku tidak perlu.¤▪︎♤☆#$&*¥₩****..

belum sempat dia menyelesaikan kata-katanya, Eka langsung menyuruh 2 pengawalnya untuk membekap mulut Jun dan langsung mengangkat tubuhnya ke atas peti, secepat kilat peti itupun tertutup rapat.. Eka langsung mengoprasionalkan layar thouchscreen di atas meja. 2 menit kemudian Jun yang masih teriak-teriak sambil berusaha membuka petipun langsung tertidur karena efek bius..

Setelah itu di layar thouchscreen memunculkan tampilan tubuh Jun, Eka langsung menseting dan menginstal banyak sekali keterampilan yang menurutnya sangat di butuhkan setidaknya 100tahun kedepan, menambah IQ, kekuatan dan ketahanan tubuh, serta menambah tinggi badan yang tadinya 172cm menjadi 185cm. tidak lupa Eka menghilangkan bulu-bulu yang tidak perlu dan mengedit beberapa bagian yang sangat-sangat penting bagi pria. Tubuh Jun di edit dengan sangat sempurna oleh Eka, sesuai dengan yang dibutuhkan kedepan dan dengan imajinasi terliarnya.

Dia mempersiapkan Jun sesempurna mungkin, bagaimanapun juga dia berasal dari masa depan. Eka sudah melakukan banyak penelitian, sudah mondar-mandir di beberapa tahun-tahun penting berdirinya perusahaan-perusahaan besar dan terkenal, penemuan, pembelian dan penjualan harta bersejarah bernilai tinggi, pertambangan-pertambangan besar, baik itu minyak bumi, batubara, emas, tembaga, nikel, berlian dan sebagainya dengan mesin waktu yang dia ciptakan, mengumpulkan harta warisan untuk Jun yang mungkin Eka sendiri tidak tahu entah berapa nilai uang yang telah ia kumpulkan. Bagaimanapun juga Eka selalu datang dengan identitas yang berbeda-beda, dengan bantuan peti rekonstruksi, dia dengan mudah mengubah bentuk wajah dan tubuhnya. Sehingga tidak ada satupun manusia di bumi yang mengetahui bahwa manusia terkaya di dunia adalah jutaan jutawan, ratusan milyarder dan trilyuner yang sebenarnya 1 orang, yaitu Eka.

Setelah semua setting dan editting siap, Eka menekan tombol enter, dan muncul loading progres di layar dan ternyata waktu yang di butuhkan adalah 6 hari.

"waaaduuhh... ternyata aq terlalu bersemangat. hehehe..." tanpa sadar Eka terkekeh sambil menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. Seketika saja puluhan jarum muncul dan menusuk tubuh Jun. Setelah menghela nafas panjang Eka dan pengawalnya meninggalkan Jun yang berada di dalam peti.

Alasan Eka melakukan semua ini sebenarnya sangat impulsif dan ke kanak-kanakan.

Dia adalah ilmuwan teknik yang sangat jenius. Itulah kenapa dia di terima bekerja pada Proyek pengembangan mesin teleport pada pesawat luar angkasa, dimana pesawat dapat berpindah tempat secara mandiri. Pada akhir tahun 2100san dan awal 2200an mesin teleport sangat populer, namun hanya bisa memindahkan barang yang berada di dalam mesin tersebut ke sebuah tempat yang di tentukan melalui navigasi satelit.

Maka dari itu Eka bekerja keras dan sangat menikmati waktunya di tempat kerja, tanpa dia sadari Eka muda melakukan kesalahan dan mengalami kecelakaan kerja. Mesin yang sedang dia uji mengalami beberapa ledakan dan mulai menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk Eka. Eka yang menyadari bahwa kordinat yang dia masukan adalah Merkurius, berusaha berpegangan kesalah satu kabel yang bergelantungan. Namun sayang kabel itu tidak kuat menahan beban tubuhnya, tarikan mesin teleport yang kuat hampir membuatnya tidak mempunyai harapan untuk selamat, kabel itupun putus Eka terpelanting tersedot, tpi ternyata itu adalah kabel daya sehingga bertepatan dengan putusnya kabel tersebut mesin teleport mati. Setengah tubuh Eka yang sudah terlanjur masuk area teleport pun akhirnya terpotong mulai dari pinggang sampai kaki.

Salah satu kolega Eka yang mendengar keributan di dalam ruangan Ekapun masuk dan melihat tubuh Eka yang sudah terpotong tergeletak tak sadarkan diri.. Akhirnya Ekapun di selamatkan, namun badannya kini di gantikan dengan badan robot. Itulah kenapa Eka tidak bisa lagi mempunyai keturunan. Orang tua Eka meninggal ketika terjadinya badai matahari super yang menghanguskan ribuan kilometer Bumi di sepanjang Amerika selatan, Jepang, Korea, China, Sebagian besar Asia tenggara dan timur serta sebagian besar eropa dan afrika.

Pada saat itu Eka sedang berada di Planet Mars, tepatnya di kota buatan Nuwa. Dia dikirim oleh sekolahnya untuk melakukan pelatihan dan penelitian, jadi dia selamat. Sedangkan keluarganya yang berada di pesawat menuju moskow untuk di evakuasi terkena dampak dari badai. System dalam pesawat mengalami gangguan dan akhirnya jatuh di pegunungan china utara. Waktu itu Hampir 1/4 populasi dunia musnah.. Di tahun 2200an jutaan astronot dalam berbagai bidang keahlian juga di kirim untuk meneliti beberapa planet yang memiliki kemiripan dengan bumi, di antaranya ross 128B, trappist 1E, trappist 1D dan beberapa planet lain yang mengorbit bintangnya sendiri dan jarak planet tersebut dengan bintangnya kurang lebih sama seperti bumi dan matahari, namun umur bintang relatif yang masih masih muda. Mereka semua di berangkatkan menggunakan 10 pesawat besar yang mampu menampung 700.000 hingga 800.000 awak. Pesawat itu di sebut galaxy explorer.. Pesawat-pesawat itu dibuat dengan tujuan menemukan planet lain layak huni dan menciptakan koloni-koloni baru. Walaupun ada sekitar 3 koloni luar angkasa yang berjarak 3 tahun cahaya dari bumi dan beberapa kota buatan di mars, namun biaya minimal untuk tinggal disitu sangatlah mahal. 1 orang harus menghabiskan 25jt dolar dan itupun di tempatkan dengan orang lain dalam 1 rumah. untuk 1 keluarga yang beranggotakan 4 orang harus membayar 350jt dolar, itu pun jumlah minimal untuk dapat tinggal di kawasan kelas bawah, sedangkan di kawasan menengah menghabiskan dana setidaknya 500 hingga 800jt dolar. dan kawasan elit harus membayar 1milyar sampai 5milyar dolar. ekspansi manusia dilakukan bukan semata-mata untuk tujuan pengetahuan dan pencarian sumberdaya baru, tapi juga memang karena umur bintang bumi yaitu matahari yang sudah mulai tua dan akan meledak dalam beberapa milyar tahun. Maka, untuk menyelamatkan eksistensi manusia hal itu harus dilakukan, lebih cepat lebih baik.

Eka sendiri memiliki pemikiran yang sama, tapi tujuan utamanya bukan saja menyelamatkan eksistensi manusia saja, namun keluarganya juga. Mengetahui seluruh keluarganya musnah, dia tidak punya pilihan lain selain kembali kemasa lalu. Itulah sebabnya dengan kemampuannya sendiri dia menciptakan kembali mesin waktu, sebenarnya mesin waktu sudah dirilis secara terbuka di tahun 2040an. Namun kehadirannya sendiri sangat di tentang oleh petinggi-petinggi dunia dan sebagian besar masyarakat. Menurut mereka hal ini dapat menyebabkan kekacauan besar. Untuk itu mesin waktu di cekal keberadaannya di seluruh dunia, bila ada yang melanggar keputusan ini, konsekuensinya adalah kehancuran total, baik itu sebuah keluarga ataupun sebuah negara.

Eka menyadari hal ini, berusaha mengumpulkan uang dan segala yang dia butuhkan. Setelah puluhan tahun kerja keras, di umurnya yang menginjak 120 tahun akhirnya dia berhasil membeli 1 buah pesawat yang sangat besar, yang mampu menampung setidaknya 20.000 orang di dalamnya. Setelah itu dia meminta ijin kepada para petinggi untuk menjelajah semesta dengan pesawatnya, sambil menghabiskan masa pensiunnya. Tubuh robotnya memang masih cukup kuat, namun otak, mata dan organ lainnya sudah sangat lelah, walaupun sudah beberapa kali masuk kedalam peti penyembuhan dan rekonstruksi, tetap saja yang namanya umur ada batasnya.

Setelah 2 tahun berlalu akhirnya dia berhasil membuat 3 buah alat teleport portable, 2 buah mesin waktu dan 285 robot humanoid sebagai asisten yang membantunya. Bagaimanapun juga dia adalah insinyur jenius pencipta berbagai macam alat. Setelah persiapannya dirasa cukup, akhirnya dia melakukan penyelidikannya menggunakan informasi yang dia dapatkan dari neneknya yang dulu tinggal dibali. Neneknya pernah bercerita di tahun 2020an awal, kakeknya adalah orang Bali yang merantau ke China dan bertemu dengan neneknya, mereka menikah dan melahirkan seorang putra dan seorang putri, putra sang kakek meninggal saat berusia 12tahun bersama dengan istrinya karena kecelakaan mobil. Sang kakek akhirnya hidup berdua dengan putrinya yang masih balita. Putri balita itupun tumbuh menjadi gadis cantik dan menawan sama seperti ibunya, gadis ini akhirnya menikah dengan insinyur yang sangat terkenal di jamannya, yang bekerja untuk spaceX di amerika. Gadis inilah neneknya Eka.

Mengingat cerita sang nenek, Eka memulai penelitiannya.. pencariannya dimulai dari sang kakek buyut. Dari sanalah Eka menemukan Jun.

Akhirnya Eka memulai pekerjaannya, karena di tahun 2100an uang kertas dan logam sudah di hapuskan di seluruh dunia dan di gantikan dengan kartu dan E-money, dimana hanya memakai angka tanpa adanya fisik dari uang tersebut. Ini dilakukan untuk menghemat SDA bumi dan mengurangi pencemaran dari limbah pabrik. Selain itu juga mempermudah pembayaran apapun di seluruh dunia.

Mengetahui hal ini Eka mengamati planet sekitar dengan telescop buatannya. Sebenarnya ada beberapa meteor dan planet yang menjadi incarannya sebelum dia memutuskan untuk menjelajah semesta. Diantara planet dan meteor-meteor tersebut Eka meyakini ada bebatuan dan mineral sejenis berlian atau juga berlian yang dapat di temukan. Sesuai dugaannya, salah satu meteor mengandung 72% berlian, dan luas dari meteor ini sekitar 3 kali lapangan sepak bola. Menyadari hal ini Eka mengirim 50 robotnya dan beberapa alat pengebor yang relevan menggunakan pesawat-pesawat kecil. Setelah penambangan hampir 1tahun, Eka mengumpulkan 2,5 ton lebih berlian murni dengan warna dan ukuran yang berbeda-beda, yang terkecil seukuran kepalan tangan orang dewasa, yang terbesar berdiameter 80cm sampai 100cm. Walaupun masih banyak sisa berlian yang belum di tambang dan bahkan serpihan-serpihan yang lebih kecil dari kepalan tangan tidak di ambil, Eka sudah merasa lebih dari cukup.

Perjalanan dengan mesin waktu pun di mulai. setelah puluhan test bersama para robotnya, Eka meyakini tidak akan ada masalah dengan mesinnya. Setelah merekonstruksi tubuhnya menjadi orang jepang, dan menginstal kemampuan bahasa dengan peti penyembuh dan rekonstruksi, Bersama dengan 4 robotnya Eka pun mensetting waktunya ke tahun 578, setelahnya melatih beberapa pekerja, mencari partner dan membangun perusahaan konstruksi bangunan pertama di dunia di beri nama Kongo gumi. Menanam modal disana dan mempercayakan kepengurusannya kepada partnernya tersebut, dia kembali ke kapalnya. Waktu yang dia butuhkan dijepang sekitar 25 tahun, kemudian kembali lagi ke pesawatnya di waktu sekarang, hal ini dia lakukan berulang-ulang, dan menciptakan ribuan perusahaan sekala menengah yang bernilai jutaan dolar sampai bernilai ratusan trilyunan dolar. Namun dia selalu bertindak hanya sebagai pencetus ide, penemu, pencipta, mentor dan pemegang saham saja tanpa mau terlibat bagian dari manajemen, promosi dan penjualannya. Deviden dan beberapa hak cipta saja sudah cukup untuk membuat banyak uang, tidak perlu memonopoly segalanya. Semua urusan legalitas dan penghasilannya di urus dikantor kecil beranggotakan 20orang, yang kesemuanya adalah robot dengan kemampuan hukum, manajemen, trading saham dan investasi level maksimum. Perintah Eka kepada mereka sederhana, yaitu jangan mencolok dan menghindari perhatian. Bagaimanapun juga, mereka adalah mahluk abadi, kecuali rusak tentu saja.

Tidak terasa sekarang umur Eka lebih dari 350 tahun, bahkan beberapa kali peremajaan otak dan organ sudah tidak seefektif dulu. Jikapun ia berniat untuk peremajaan total, maka semua memorinya akan terhapus, dia bukan lagi Eka, melainkan orang lain, itupun hanya akan berlangsung kurang lebih 10 sampai 20 tahun dan setelah itu akan bermasalah kembali Untuk itu Eka mempersiapkan segalanya di tempat ini sebelum kembali ke kapalnya lagi, takut-takut ada yang menggeledah dan menyelidikinya. Walaupun sudah menciptakan 2 mesin waktu untuk pencegahan, masih tidak dapat menjamin kerahasiaannya.

Tanpa terasa 6 haripun berlalu, Eka pun mengecek kondisi Jun, dan waktu menunjukkan masih tersisa beberapa menit lagi. Kali ini Eka mengantisipasi tingkah Jun dengan memasang cermin besar dibeberapa sisi dinding kamar yang akan di tempati Jun. Setelah beberapa menit akhirnya terdengar suara "Biiiiiip..." yang agak panjang di susul penutup peti yang terbuka. Terlihatlah sosok Jun yang masih memakai pakaian lembab dari 6 hari yang lalu, pelindung badan dan sepatu bootnya memang sudah di lepas waktu Jun menyusuri sungai, dia yang masih mengenakan baju kaos putih, celana kulit dan pelindung lutut dan betis menjadi terlihat memakai pakaian yang kekecilan. Karena badannya kini membesar dan berotot, celananyapun terlihat seperti Jun meminjam celana anak smp, sangat ketat dan kependekan.

Oleh karena itu Eka menyuruh pengawalnya untuk mengganti pakaian Jun dan membawanya ke mansion lain yang berada di kaki bukit yang sudah di siapkan olehnya dengan menggunakan helikopter, masih ada waktu sekitar 1 jam sebelum Jun bangun. Sambil menunggu Jun siuman Eka menyuruh para pelayan menyiapkan makanan, sekaligus mengurus keperluan untuk kembali ke kapalnya. Eka sudah mempersiapkan segalanya, ada 2 koper besar untuk Jun yang berisi sertifikat, dokumen-dokumen kepemilikan, puluhan kartu hitam dan kartu-kartu teratas setiap bank yang isinya tidak pernah ada yang tau berapa.

Eka juga meninggalkan 20 unit staf khusus yang mengurus masalah manajemen, keuangan, hukum, dan investasi.

500.000 unit tim keamanan dan penjaga siluman yang menguasai kemampuan intelejen, penyamaran, hacking penguasaan segala macam senjata, kemampuan mengemudi semua jenis kendaraan dan tentunya mengusai semua jenis beladiri di dunia dengan level maksimal.

250 unit tim pengawal pribadi yang memiliki kemampuan sama seperti unit keamanan, namun dengan tambahan sensor pendeteksi bahaya dengan radius 25km dan mata yang pengelihatannya bisa menembus ketebalan baja hingga 2 meter, tembok setebal 5 meter, air sedalam 950 meter, langit sejauh 40 kilometer.

25 unit asisten pribadi yang menguasai keterampilan dan ilmu pengetahuan di dunia, mulai dari sejarah, manajemen, fashion, kedokteran, astronomi, sampai dengan penjinak semua jenis hewan. dan yang terakhir,

100 unit pelayan yang terbagi menjadi 5 group yang mempunyai kemampuan berbeda sesuai bidangnya, 20 unit cook dan chef, 20 unit butler , 20 unit tukang kebun, 20 unit housekeeping, dan 20 unit konstruktor, teknisi dan mekanik.

Eka juga menambahkan sistem penuaan yang terlihat alami pada rambut dan kulit robot-robot tersebut agar menghindari kecurigaan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!