Mendengar ucapan Jun, dokter jaga itu malah mendengus ringan dan mencibirnya...
"tuan, anda tidak bisa menyalahkan saya... bagaimanapun obat yang tadinya penting sekarang sudah tidak penting lagi, jadi tentu saja dengan perubahan itu, kesepakatan kita pun berubah... jadi anda harus jelas dengan ini dulu, baru anda bisa berbicara adil dan tidak adil dengan saya..."
30mnt yang lalu sang dokter jaga menerima kabar dari lokasi proyek bahwa pasien di lokasi proyek telah meninggal dunia, jadi dia mengambil kesempatan ini untuk mencari keuntungan dengan menggelapkan dana yang di sediakan perusahaan untuk biaya pengiriman obat. Pihak perusahaan sebenarnya sudah menyadari betapa berbahayanya jalur yang harus di tempuh, dari klinik terdekat di pinggiran hutan tepatnya di klinik pembantu 3 ini saja harus menempuh jarak 85km, dan hampir 80kmnya jalan tanah berlumpur dan bebatuan yang menembus hutan, jalan berkelak-kelok dengan tanjakan dan turunan yang terjal serta tebing dan jurang tinggi di hampir 60% bagian jalan. Apalagi ancaman dari binatang buas yang berhabitat di dalam hutan. Itulah kenapa biaya 10rb yuan menjadi sepadan.
Tapi hal yang sama tidak terjadi pada sang dokter jaga, memang selalu ada saja oknum yang memanfaatkan situasi seperti ini, jarang ada manusia yang tahan dengan godaan harta. Disisi lain Jun yang sudah tidak bisa membendung amarahnya langsung menutup sambungan telfonnya tanpa mengatakan apa-apa. Dia berencana untuk mendatangi langsung klinik tersebut dan membuat perhitungan. Segera dia menghampiri motor CRF250 Rallynya, dan langsung mengendarainya dengan kecepatan penuh. Setelah 1jm perjalanan, entah karena rasa capek dan ngantuknya, atau karena amarah, dia mulai tidak fokus. Jalan yang gelap gulita karena masih jam 5 pagi mengurangi jarak pandangnya. Didepannya adalah jalan menanjak dengan sudut kemiringan 35 derajat dan tepat di ujung atasnya adalah tikungan tajam bentuk u, Jun yang mengendarai motornya dengan kencang tidak menyadarinya, sesampainya di puncak tanjakan Jun tercengang ketika melihat ujung jalan di depannya yang tidak lagi terlihat. Nahas baginya, itu adalah jurang dengan ketinggian 175mtr, Jun yanv meihat ini dalam hatinya bergumam..
"siaaaaalll.. ini adalah akhir hidupku...."
kemudian dia berteriak dengan sekencang-kencangnya..
"kamprrreeeeeeettttt..!!!,,,,,,*#%$&*%£_¥×;^$*
entah apa maksudnya, tapi kata itu keluar tanpa dia sadari.. orang mau mati mah bebas..
Jun dan motornya terbang ke udara , menabrak beberapa puncak pohon dan motornya berakhir dengan jatuh kedalam semak belukar, sedangkan Jun.....
"hduch!!! hhackh!!! njjiirrlh!! thayck!!! setha...nn!! bngsh##**!! whhhouuuaahhh...... 'Bhuugghh!!# B^biiiiiiiiii....aaaahh!! Byuurrs
teriakan Jun terdengar sangat keras dan menggema di dalam hutan yang sepi, walaupun dia memakai helm fullface, namun kaca helmnya sudah pecah dan terlepas, beberapa kali tubuhnya menabrak ranting dan cabang pohon dan akhirnya jatuh di semak-semak, setelah itu diapun terperosok lagi terseret terjal dan licinnya tebing itu, akhirnya dia terjun bebas lagi dari ketinggian 55mtr menuju sungai di dasar tebing. untungnya setelah hujan lebat dari kemarin volume air sungainya menjadi cukup dalam, sehingga aman bagi Jun yang saat itu mengenakan helm fullface jaket kulit tebal, pelindung badan, tangan dan kaki.
Jun yang memang pandai berenang karena sedari kecil dia suka bermain di sungai tidak mengalami kesulitan, segera dia berenang kepinggir sungai, melepaskan helemnya kemudian merebahkan badannya di atas bebatuan besar...
Dia berusaha mengatur nafasnya yang tersenggal. Bagaimana tidak, terjun dari ketinggian itu dan tercebur kedalam sungai yang dalam menggunakan pakaian perlengkapan bermotor lengkap mulai dengan helm fullface sampai sepatu bootnya, sangat menguras tenaga.
Tetapi saat kembali melihat perbukitan di atasnya, tempat dia terjun barusan, dia tertawa terbahak-bahak. Bahkan tuhan saja tidak membiarkannya mati sekarang, Jun tidak tahu harus senang atau menangis. sebenarnya dia sudah tidak lagi memperdulikan hidupnya.. kedua orang tuanya telah meninggal, istri-istri dan anak-anaknya pun sudah tidak lagi bersamanya.. Jun hanya mencari uang untuk di simpan sebagai warisan kepada kedua anaknya kelak. Pekerjaan apapun walaupun nyawa sebagai taruhannya dia tidak perduli.. bahkan mati adalah sebuah kebahagiaan baginya... yaaahh.. walaupun kadang masih ketakutan saat kematian mendekati seperti tadi...
setelah beristirahat sejenak, akhirnya Jun bangkit, dia baru merasakan sakit dan nyeri di sekujur badannya.. bagaimana tidak, dia menabrak puluhan ranting dan batang pohon saat jatuh tadi, dan yang terakhir adalah cabang pohon yang besar yang berjarak kurang lebih 6 meter dari tanah dan dia masih beruntung di bawah pohon itu adalah semak pakis yang lebat.. walaupun pakaian yang dia gunakan cukup tebal, bahkan ada pelindung badan bagian depan dan belakang, jatuh dari ketinggian itu dan masih bisa berjalan adalah sebuah muksizat..
Karena tebing di sekitarnya cukup tinggi, dia memutuskan untuk berjalan mengikuti aliran sungai melintasi bebatuan di pinggir sungai. Namun setelah 3jam berjalan kaki sambil meringis sesekali menahan sakit di area dada dekat ketiaknya, dia menemukan sebuah tempat yang sangat indah, dimana area di sekitar daerah itu seperti taman yang tertata dengan sangat baik.. banyak tanaman bunga dan pepohonan yang indah, bahkan rumputnya terawat dengan baik.. juga jalan setapaknya yang di lapisi bebatuan alam warna warni dengan pola dedaunan dan bunga yang di kerjakan dengan teliti. Di dinding tebing ada tangga untuk naik ke atas, mengikuti arah tangga tersebut Jun melihat Gazebo bergaya Bali di atasnya. Melihat hal ini Jun sedikit terkejut, pasalnya ini adalah China, apalagi di tengah kedalaman hutan yang luas, bagaimana ada bangunan dengan gaya daerahnya bertengger disini... Ditengah kebingungannya Jun menampar pipinya sendiri, hanya untuk memastikan dia tidak bermimpi.. merasakan sakitnya akhirnya dia memastikan bahwa semua ini nyata.. Dia melangkah menaiki tangga, namun setelah beberapa langkah dia menghentikan langkahnya.. dia kembali tidak yakin dan bergumam..
"Eehh.... jangan-jangan sebenarnya aku sudah mati.. kan arwah di neraka juga tereak-treak pas di bakar..." aiiiihhh... jangan-jangan ini adalah pintu menuju akhirat..
Nanti dululah, aku mau keplak kepala si dokter korup itu dulu sampai bonyok.. biar dia pernah ngerasain dikeplak hantu...."
Jun akhirnya mengurungkan niatnya untuk naik, namun saat dia berbalik dan berjalan turun, ada suara serak seperti kakek tua dari arah atas yang memanggilnya...
"kakeeekkk... kek.. kakek buyut..."
Jun yang mendengar itu sontak menoleh kearah suara sambil terus berlari menuruni tangga, "apa-apaan...." belum sempat dia menyelesaikan perkataannya, kakinya terpleset karna menginjak bibir tangga. Dia jatuh dengan pantatnya, setelah meluncur melewati beberapa anak tangga, akhirnya dia terhenti didasar tangga. Sang kakek tua segera menyuruh para bawahannya untuk turun memeriksa.. Dengan sekali lompat 2 bawahan kakek tua itu mendarat di dekat Jun dengan mulus, bahkan hanya terdengar seperti langkah kaki ringan. Padahal ketinggian dari dasar tangga ke puncak tangga setidaknya 10 meter. Bagaimana ada manusia normal yang bisa melakukannya.. melihat ini Jun semakin yakin bahwa mereka adalah para dewa atau malaikat.
Dan dirinya memang sudah meninggal. Namun dia hanya bisa meringis sambil berfikir dalam hatinya.."siaaalll ternyata aku penghuni nerakaa...., belum masuk akhirat saja sudah mendapatkan siksaan..""
Melihat Jun yang kesakitan, salah satu pengawal itupun berkata... "tuan, beberapa otot anda cidera sehingga kulit anda mengalami lebam, beberapa ruam di kulit anda dan dua tulang rusuk bagian atas anda retak tipis.. saya menyarankan anda untuk melakukan terapi pengobatan atau beristirahat setidaknya 5 hari agar cidera anda tidak bertambah parah"..
Mendengar ini Jun terkejut dan bingung di waktu bersamaan, dia hanya bengong namun matanya berkedip-kedip dan bolamatanya bergerak-gerak.. Walaupun dia pintar, namun semua peristiwa yang di alaminya tidak masuk akal baginya.. memang sebenarnya pemikiran Jun kontras dengan keyakinannya.. di satu sisi dia taat dengan agamanya, percaya akan semua keagungan tuhan, namun di satu sisi dia juga orang yang realistis yang percaya sains dan ilmu dengan pembuktian. Belum dapat dia mencerna pemikirannya tentang peristiwa yang dialaminya, tiba-tiba lamunannya di buyarkan oleh suara kakek tua tadi..
"kakek buyut, maafkan aq yang telah mengejutkanmu.. perkenalkan aku adalah cucu buyutmu, namaku Eka generasi ke 4 setelahmu.. aku datang dari masa depan, tepatnya aku hidup di tahun 2341.."
Pernyataan kakek tersebut seperti bualan omong kosong di depan Jun.. dengan tawa kecil meremehkan Jun menjawabnya sambil mengejek...
"Wow luar biasa cucuku.. kamu datang jauh-jauh untukku, kehadiranmu membuatku tidak kesepian di akhirat ini.. ngomong-ngomong kamu datang naik apa?? taksi? motor? atau babi jantan birahi?? aaahhh... atau mungkin naik usain bolt kebelet boker?? kamu naik yang mana cucuku??
Mendengar Jun yang sama sekali tidak mempercayainya dan bahkan mengejeknya, sang kakek hanya tersenyum dan menjawab..
"namamu adalah Gede Juni, mantan istri pertamamu Kadek Ayu dengan anak perempuan bernama Putu Cahaya, mantan istri keduamu Putu Indah dengan anak laki-laki bernama Putu Satria, sedangkan saya adalah keturunan dari istri ketigamu....dan...##
Jun yang masih tidak percaya atas apa yang dia dengar dari si kakek, menyela perkataan kakek tersebut, tersinggung oleh semua informasi yang di katakan kakek-kekek ini, Jun berkata;
"Kek, apapun yang kamu rencanakan terhadapku, tolong hentikan. Dan berhenti menyelidiki tentang kehidupanku. Aku memang tidak perduli dengan hidupku, tapi kalau kamu menyentuh anak-anakku, aku tidak akan segan untuk membuat perhitungan..
Gede Juni (28thn)
Si kakek tersenyum mendengar apa yang di katakan Jun, mengetahui apapun yang akan dia katakan percuma... kakek itu menyarankan Jun untuk istirahat di rumahnya...
"***baiklah... sepertinya diskusi kita akan menemui jalan buntu, sebaiknya aku tidak memaksamu untuk percaya.. tapi melihat kondisimu sekarang, lebih baik mampir ke tempatku untuk melakukan pengobatan dan beristirahat.. lagipula desa terdekat masihlah sangat jauh.. jika di lakukan dengan berjalan kaki seperti ini, mungkin akan membutuhkan waktu 3hari 3malam. bagaimana??
"Baiklah!!! hari juga sudah mulai siang dan aq belum sarapan***. kata Jun tanpa memikirkan sopan satun... dia merasa ini adalah pilihan terbaiknya.. tanpa pikir panjang Jun mengikuti kakek itu dari belakang disusul oleh kedua pengawal yang tadi menemui Jun. sesampainya di area Gazebo yang tadi di lihat oleh Jun, ternyata disana berdiri 2 pengawal lagi dengan sikap istirahat di tempat seperti saat upacara bendera, namun saat si kakek dan Jun melewati mereka, mereka mencakupkan kedua tangan mereka di dada dan mengucapkan salam. Setelah itu mereka kembali ke posisi semula. Tidak jauh dari sana terdapat mulut Goa yang lumayan besar, walaupun setengah tertutup pepohonan merambat, tapi dapat di lihat mulut goa tersebut sangatlah bersih, tak lama setelah berjalan sekitar 20 meteran, sampailah mereka di depan sebuah pintu besar terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas bali yang terpahat indah. Pintu itu sendiri setinggi 4 meteran dengan jendela di masing-masing sisinya. Di depan pintu ada 2 penjaga lagi yang menjaga pintu, dengan sikap yang sama seperti yang tadi Jun temui. Ditengah rasa keheranannya, pintu besar tersebut terbuka secara otomatis.
Melihat ruangan di baliknya, Jun kembali dibuat keheranan. Pasalnya di dalam goa tersebut terdapat ruangan yang sangat luas dengan atap yang sangat tinggi, seperti aula yang sangat megah... di setiap sisinya terdapat tiang-tiang besar yang menjulang ke langit-langit goa. Di beberapa sisi terdapat pintu yang masing-masing di jaga oleh seorang penjaga. Ada juga puluhan wanita yang tersebar di sekitar ruangan, dilihat dari ciri-ciri mereka yang memakai seragam, Jun yakin mereka adalah para pelayan yang mengurus pekerjaan rumah. Walaupun seragam yang mereka gunakan terlihat cantik dan modern, mereka semua sedang asik mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.. ada yang membersihkan meja, ada yang mengelap ornamen, ada juga yang sedang merangkai bunga. Akan tetapi saat melihat si kakek, mereka semua termasuk penjaga di pintu menghentikan kegiatan mereka dan mengucapkan salam yang sama seperti penjaga diluar, kompak dan serempak, sehingga suara mereka menggema di ruangan tersebut. Terdengar pula gema suara Angklung Bali yang terdengar samar-samar di sudut ruangan, yang ternyata di mainkan oleh puluhan wanita.
Belum pulih dari keterkejutannya, si kakek mengajaknya masuk ke sebuah pintu.. dan kembali, Jun ternganga-nganga seakan mulut dan matanya siap untuk jatuh ke lantai, dihadapkan dengan lorong yang sangat indah di depannya, tubuh dan fikirannya seakan menolak untuk percaya.. seluruh lantainya berwarna coklat muda keemasan dan terlihat hampir seperti kaca, seluruh temboknya seperti terbuat dari batu giok dengan pola garis berwarna hitam mengkilap dan garis merah menyala seperti ruby sebagai pinggirannya.. ada juga ornamen-ornamen yang terbuat dari emas dan permata yang menambah kilau lorong tersebut. "Bagaimana tempat seperti ini ada di bumi.." fikirnya.. kemudian mereka sampai di sebuah pintu, dan Jun akhirnya menyadari, semua pintu memang hampir terlihat serupa, tapi sebenarnya memiliki sedikit perbedaan pada ukirannya, awalnya Jun mengira ukiran tersebut adalah kayu jati yang di cat emas, tetapi setelah dilihat dari dekat, ternyata itu adalah emas murni yang di cetak.. gagang pintunya juga terbuat dari emas dan berlian yang dipadukan dengan sangat indah..
Memasuki kamar dengan si kakek Jun melihat ruangan didalamnya, ruangan itu berwarna putih polos di seluruh lantai, dinding dan juga langit-langitnya. Terdapat peti besar yang transparan di beberapa bagian samping dan atasnya.. terlihat juga beberapa selang dan banyak kabel-kabel yang terhubung ke peti tersebut. Di sekitar peti terdapat 8 buah tabung besar yang juga terhubung dengan peti melalui selang dan kabel. Ada juga sebuah meja dengan kaca tipis yang berdiri di atasnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ka intan
😇😇😇😇😇
2022-06-28
0
... Silent Readers
🐾🐾🐾🐾🐾
2022-01-30
1
Ilham
gak ada jedanya ,terlalu rapat kata" nya jadi mata agak sakit untuk membaca
2022-01-30
13