Kabar gembira

"Cempaka... Ada tamu siapa nak?... Tamunya di suruh masuk!..." Bu Sekar berteriak dari ruang tengah. Dia belum tahu kalau tamunya itu sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

"Iya bu... " Sahut Cempaka. Dia menghentikan langkahnya sambil melirik ke arah Buana yang matanya menatap Cempaka sambil tersenyum.

"Kenapa?..." Buana malah bertanya sambil matanya menatap wajahnya Cempaka yang bersemu merah menahan malu dan rindu.

"Aku malu, takut ketahuan ibu. Lagipula kita kan belum muhrim"

Cempaka mencoba memberikan alasan.

"Sebentar lagi kita kan akan menjadi muhrim, cuma pegangan tangan saja kok" Kilah Buana sambil mengedipkan satu matanya.

"Setelah selesai pendidikan polri kok jadi genit sih"

"Aku ingin segera memilikimu, aku ingin segera melamarmu dan menikahimu. Kamu mau kan menjadi isteriku?" Pernyataan yang spontan itu begitu menghentakkan jantungnya Cempaka. Dia tak menyangka sedikitpun kalau Buana akan berkata seperti itu.

Belum sempat Cempaka menjawabnya, tiba-tiba...

"Assalamualaikum... Siapa tamunya nak?... Tamu ke bapak bukan?" Terdengar suara bu Sekar bertanya lagi.

"Waalaikumsalam... Buana bu tamunya" Ujar Cempaka sedikit malu.

"Oalaaah... Buana sudah pulang?

Sudah selesai pendidikannya?" Bu Sekar nampak kegirangan sekali mendengar nama Buana di sebutkan.

Tak lama bu Sekar sudah ada di lawang pintu ruang tamu. Dia tersenyum bahagia sambil menatap Buana dengan kepala plontosnya.

Buana segera bangkit dari tempat duduknya dan dengan sangat sopan nya dia salim kepada ibunya Cempaka, dengan sedikit membungkukkan badannya.

"Apa kabar bu?... Bapaknya mana?" Tanya Buana sungkan.

"Alhamdulillah... Bapak belum pulang masih di Masjid. Kapan mas Buana datang?" Bu Sekar nampak begitu bahagia bertemu dengan calon menantunya itu.

"Tadi sore bu" Sahutnya sambil kembali duduk di kursi tempatnya tadi.

"Pantesan yang mau bukain pintunya masuk dulu ke kamarnya, rupanya mas Buana toh tamunya" Bu Sekar menggoda anaknya.

"Ibu... " Wajah Cempaka yang putih bersih itu nampak berubah warnanya menjadi memerah.

"Boleh ibu duduk di sini? Nemenin kalian berdua" Bu Sekar minta izin dulu sebelum dia duduk di hadapannya Buana.

"Boleh dong bu, masa tuan rumah di larang. Lagipula aku mau menyampaikan sesuatu kepada ibu" Ucap Buana.

"Ooh.. Ada apa ya mas ya?" Tanya bu Sekar sambil menatap Buana penasaran.

"Alhamdulillah aku sekarang sudah lulus dari pendidikan polisinya. Dan sebentar lagi akan di tugaskan. Kalau boleh dan kalau ibu sama bapak merestui, aku ingin melamar Cempaka dulu sebelum aku berangkat ke tugasku" Dengan lancarnya Buana mengutarakan maksudnya itu langsung kepada bu Sekar, calon mertuanya.

Mendengar penuturan Buana yang bermaksud melamar Cempaka. Bu Sekar nampak begitu kaget dan bahagia.

Dia tidak langsung menjawabnya. Tapi malah menatap Buana seakan tak percaya dengan apa yang barusan di dengarnya.

" Ibu... Ibu..." Cempaka menegurnya pelan.

"Ooh... Emh... Kalau ibu sangat sangat senang dan sangat merestui sekali niat baiknya Mas Buana. Tapi, yang mau menjalaninya kan Cempaka. Sebaiknya mas tanya saja langsung kepada Cempaka, apa dia bersedia atau bagaimana?"

Ujar bu Sekar.

Bu Sekar mencoba bersikap bijak. Walau dalam hatinya dia ingin agar Cempaka mau dan bersedia di lamar oleh Buana.

Bu Sekar dan ibunya Buana sudah lama menginginkan untuk besanan. Keduanya menginginkan Buana dan Cempaka berjodoh.

"Bagaimana Cempaka? Kau bersedia kan di lamar olehku?" Tanya Buana sambil menatap lembut wajah Cempaka yang setengah menunduk.

"Iya..." Hanya sesingkat itu jawaban dari Cempaka.

Dia begitu malu di tanya begitu di hadapan ibunya.

"Alhamdulillah... Terimakasih ya Allah... " Buana dan bu Sekar spontan mengucap syukur.

"Aku bahagia sekali mendengar jawaban nya Cempaka" Ucap Buana sambil tersenyum bahagia.

Begitu juga dengan bu Sekar. Senyuman mengembang di bibirnya.

Sa'at itu adalah sa'at yang paling bahagia yang dirasakan oleh mereka bertiga.

"Kalau begitu, kapan mas Buana mau melamar Cempaka nya? Ya maksudnya bulan apa? Tanggal berapa dan jam berapa? Biar ibu di sini bisa siap-siap untuk menerimanya dan menjamu alakadarnya" Bu Sekar seakan merasa y sabar ingin segera mengetahui waktunya.

"Aku usahakan secepatnya bu, mungkin minggu-minggu ini. Karena aku hanya di beri waktu liburan sebelum penugasan itu cuma delapan hari"

"Ooh... Begitu?... Ya itu lebih baik menurut ibu. Bagaimana ibu dan saudaranya mas Buana sudah mengetahui akan rencana ini?" Bu Sekar ingin memastikan.

"Sudah bu... Kalau tidak keberatan, ibuku menginginkan

tiga hari lagi dari sekarang. Kalau menurut ibu dan bapak bagaimana?" Rupanya Keluarga Buana sudah merencanakan acara lamaran itu tiga harian lagi.

"Enggak apa-apa... Kalau sudah punya waktu yang baik ya sudah tinggal kita laksanakan saja. Ibu ngikut saja" Bu Sekar langsung setuju.

"Lalu, jam berapa kira-kira? dan mau berapa orang yang akan datang? Biar ibu bisa menyiapkan makanannya cukup"

Tanya bu Sekar lagi.

Sedangkan Cempaka nampak diam saja sambil menyimak setiap perkataan Buana dan ibunya yang nampak akrab.

"Eh... Kok! Tamunya di anggurin begini?... Cempaka... ambilin minum dong." Bu Sekar baru sadar kalau tamunya itu belum di kasih minum, apalagi suguhan yang lainnya.

"Eh iya bu aku lupa" Cempaka juga nampaknya baru tersadar.

Dia malah langsung ngobrol. Mungkin karena rasa rindu yang membuatnya lupa untuk mengambilkan air minum untuk tamunya itu.

"Ma'af ya mas Buana, saking bahagianya jadi kami lupa mengambilkan air minum" Bu Sekar berkilah.

"Enggak apa-apa bu, aku di terima dan maksudku di restui juga, aku sudah bersyukur. Sudah enggak usah repot-repot" Ujar Buana pula penuh maklum.

"Sebentar ya, aku ke belakang dulu" Cempaka segera bangun dari tempat duduknya dan beranjak pergi ke dapur, hendak mengambilkan air minum buat Buana.

"Aih ... Aih... Rupanya kak Buana yang jadi tamunya... Pantesan wangi" Anyelir yang sedang nguping di ruang tengah menggodanya.

"Nguping ya?... Enggak baik tahu!" Di cubitnya pipinya Anyelir dengan gemas.

"Sakit kakak... " Anyelir merengek kesakitan. Sedangkan Cempaka berlari menuju dapur.

Tak berapa lama dia sudah kembali dengan membawa nampan berisi tiga cangkir air teh hangat beserta kuenya.

"Ma'af ya telat ngasihnya. Silahkan Buana di minum airnya dan di cicipi kuenya" Cempaka meletakkan satu persatu cangkir yang berisi teh hangat di atas meja.

"Terimakasih neng Cempaka... Kuenya nampak enak sekali" Ujar Buana sambil mencomot sepotong kue dan di masukin ke mulutnya.

"Hem... Benar saja kuenya enak sekali" Puji Buana sambil menjilati jarinya.

"Itu kue Cempaka yang bikin lho!"

Bu Sekar sepertinya pamer kepintaran anaknya.

"Oh ya?... Pintar sekali kau bikin kue" Buana memujinya. Membuat Cempaka merasa malu.

"Ibu... Kok pamer sih!" Cempaka menegurnya lembut.

"Enggak apa-apa... Aku suka kok!

Bolehkah aku ngambil kuenya satu lagi?" Ucap Buana kocak.

Terpopuler

Comments

Ufuk Timur

Ufuk Timur

Masih suka kebolak balik dan kupa kalo Bunga itu kakaknya cempaka 🙈🙈🙈

2022-01-11

1

Ufuk Timur

Ufuk Timur

nyicil baca kak😊😊, ,Salam dari Aili Tan, ,udah aku favorit, ,pelan pelan akan baca, ,mari saling mendukung ❤️❤️

2022-01-11

2

M⃠

M⃠

lanjut thor semangat

2021-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 Sinopsis
2 Kembalinya sang kekasih
3 Kabar gembira
4 Merencanakan lamaran
5 Ancaman sang Kakak
6 Pertengkaran
7 Syarat dari Bunga
8 Sebuah Dilema
9 Terpaksa mengalah
10 Pertunangan yang di tunda
11 Janjinya Buana
12 Janji tinggallah janji
13 Sikap Buana penuh tanda tanya
14 Bunga yang mendendam
15 Ternyata janjinya palsu
16 Mendapat tugas luar.
17 Ingin segera berangkat
18 Bertemu sahabat lama
19 Cinta pada pandangan pertama
20 KUTEMUKAN CINTA DI SANA
21 Semoga saja
22 Menjelang perpisahan
23 Inikah cinta?
24 Kabar bahagia
25 Bahagia yang terancam
26 Harapan Cempaka
27 Kenari mencari informasi
28 Kehabisan cara
29 Berusaha menghindar
30 Tamu yang ditunggu
31 Sebelum janur kuning melengkung
32 Ma'afkan aku
33 Berkelana demi Cempaka
34 Kembali dengan tangan hampa
35 Kembalinya Samudera
36 Berakhir Kecewa
37 Dua hati yang kecewa
38 Dua insan yang merana
39 Rencana pernikahan Bunga
40 Karena Salah sangka
41 Karena salah sangka 2
42 Keyakinan berbuah perih
43 Desir pilu mendera jiwa
44 Ternyata...,
45 Tak sengaja bertemu
46 Penyesalan
47 Perpisahan yang menyiksa.
48 Penyesalan bu Sekar
49 Ziarah kubur
50 Ziarah kubur 2
51 Sosok Aneh
52 Pengaduan Kenari
53 Terbongkarnya rahasia Kenari
54 Ajakan Kenari
55 Cempaka mulai terjebak
56 Mandi kembang tujuh rupa
57 Di Peuyeum
58 Di gigit Tikus
59 Kabur
60 Kenari terpojok
61 Jodohnya masih jauh
62 Bertemu Teman lama.
63 Jodohnya pria beristri
64 Entahlah ko
65 Masalah baru
66 Rahasia Anyelir
67 Pasang Susuk
68 Kabar buruk
69 Ternyata
70 Dilangkahi juga
71 Di khianati Keluarga sendiri
72 Rencana Pesta Pernikahan Anyelir
73 Siasat licik Kenari
74 Tanda tanya
75 Kenari melarikan diri
76 Kenari bersembunyi
77 Ternyata di rumahnya besan
78 Kemarahan pak Jati
79 Karena Cempaka memohon.
80 Berkeliling kampung memohon ma'af
81 Pak Jati kena serangan strok
82 Kenari menyalahkan Cempaka
83 Cibiran Bunga
84 Jodoh dari Anyelir untuk Cempaka
85 Perempuan yang menghadang Amran
86 Mencari kebenaran
87 Ternyata Kenari
88 Kena tipu muslihat Kenari
89 Salah Faham, berakibat fatal
90 Gagal lagi
91 Pindah kerja
92 Ternyata sudah punya istri
93 Kabar yang harus ditelusuri
94 Mencari kebenaran
95 Cincin dua gram
96 Mundur teratur
97 Di hadang di jalanan
98 Di kejar-kejar
99 Berkat pak Ustadz
100 Anyelir Hamil
101 Rahasia yang hampir terbongkar
102 Akhirnya terbongkar juga
103 Panik
104 Setelah Cempaka Siuman
105 Cempaka mengurung diri
106 Merasa di anaktirikan
107 Anyelir mengakui kesalahannya
108 Cempaka berangan
109 Sibuk mencarikan jodoh
110 Surat untuk Cempaka
111 Kenari mulai bikin ulah
112 Terkenang masa lalu
113 Surat balasan palsu
114 Meminta bantuan Eyang
115 Kenari terus berupaya
116 Rekayasa Kenari
117 Kabar dari Karmin
118 Menyalahkan Cempaka
119 Kenari terus berusaha
120 Akhirnya luluh juga
121 Berangkat ke Indramayu
122 Mencari alamat Karmin
123 Siasat Kenari yang tak pernah habis
124 Di perjalanan
125 Perjalanan yang menyebalkan
126 Karmin di tahan pulang
127 Cempaka yangTerperangkap
128 Kenari yang berbahagia
129 Teringat masa lalu
130 Kedatangannya membuat Cempaka merindukan dia
131 Terus berulah
132 Menghilang waktu dini hari
133 Persiapan pernikahannya Cempaka
134 Belum ada maharnya
135 Tak membawa mahar
136 Keributan
137 Ijab qobul dalam pengaruh kakek misterius
138 Kakek berlalu takut terbongkar rahasianya
139 Hilangnya mahar pernikahan Cempaka
140 Kenari berlalu tanpa kata
141 Cempaka yang tersiksa
142 Kenari melarikan diri
143 Tamu yang di tunggu-tunggu
144 Saran yang bikin kesal
145 Rahasia yang terbongkar
146 Maharnya ngutang dulu
147 Hilangnya kotak perhiasan bu Sekar
148 Lempar batu sembunyi tangan
149 Cincin yang hilang
150 Tiga potret
151 Beberapa hari setelah acara
152 Merayu wa Iyem
153 Mbak Siti
154 Akhirnya
155 Menjemput Cempaka
156 Enggan ikut Karmin
157 Pesan dari Kenari
158 Pergi dengan terpaksa
159 Di Perjalanan
160 Merasa terbuang
161 Tanda tanya
162 Surat peringatan
163 Mendatangi kepala cabang
164 Kelicikan Karmin
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Sinopsis
2
Kembalinya sang kekasih
3
Kabar gembira
4
Merencanakan lamaran
5
Ancaman sang Kakak
6
Pertengkaran
7
Syarat dari Bunga
8
Sebuah Dilema
9
Terpaksa mengalah
10
Pertunangan yang di tunda
11
Janjinya Buana
12
Janji tinggallah janji
13
Sikap Buana penuh tanda tanya
14
Bunga yang mendendam
15
Ternyata janjinya palsu
16
Mendapat tugas luar.
17
Ingin segera berangkat
18
Bertemu sahabat lama
19
Cinta pada pandangan pertama
20
KUTEMUKAN CINTA DI SANA
21
Semoga saja
22
Menjelang perpisahan
23
Inikah cinta?
24
Kabar bahagia
25
Bahagia yang terancam
26
Harapan Cempaka
27
Kenari mencari informasi
28
Kehabisan cara
29
Berusaha menghindar
30
Tamu yang ditunggu
31
Sebelum janur kuning melengkung
32
Ma'afkan aku
33
Berkelana demi Cempaka
34
Kembali dengan tangan hampa
35
Kembalinya Samudera
36
Berakhir Kecewa
37
Dua hati yang kecewa
38
Dua insan yang merana
39
Rencana pernikahan Bunga
40
Karena Salah sangka
41
Karena salah sangka 2
42
Keyakinan berbuah perih
43
Desir pilu mendera jiwa
44
Ternyata...,
45
Tak sengaja bertemu
46
Penyesalan
47
Perpisahan yang menyiksa.
48
Penyesalan bu Sekar
49
Ziarah kubur
50
Ziarah kubur 2
51
Sosok Aneh
52
Pengaduan Kenari
53
Terbongkarnya rahasia Kenari
54
Ajakan Kenari
55
Cempaka mulai terjebak
56
Mandi kembang tujuh rupa
57
Di Peuyeum
58
Di gigit Tikus
59
Kabur
60
Kenari terpojok
61
Jodohnya masih jauh
62
Bertemu Teman lama.
63
Jodohnya pria beristri
64
Entahlah ko
65
Masalah baru
66
Rahasia Anyelir
67
Pasang Susuk
68
Kabar buruk
69
Ternyata
70
Dilangkahi juga
71
Di khianati Keluarga sendiri
72
Rencana Pesta Pernikahan Anyelir
73
Siasat licik Kenari
74
Tanda tanya
75
Kenari melarikan diri
76
Kenari bersembunyi
77
Ternyata di rumahnya besan
78
Kemarahan pak Jati
79
Karena Cempaka memohon.
80
Berkeliling kampung memohon ma'af
81
Pak Jati kena serangan strok
82
Kenari menyalahkan Cempaka
83
Cibiran Bunga
84
Jodoh dari Anyelir untuk Cempaka
85
Perempuan yang menghadang Amran
86
Mencari kebenaran
87
Ternyata Kenari
88
Kena tipu muslihat Kenari
89
Salah Faham, berakibat fatal
90
Gagal lagi
91
Pindah kerja
92
Ternyata sudah punya istri
93
Kabar yang harus ditelusuri
94
Mencari kebenaran
95
Cincin dua gram
96
Mundur teratur
97
Di hadang di jalanan
98
Di kejar-kejar
99
Berkat pak Ustadz
100
Anyelir Hamil
101
Rahasia yang hampir terbongkar
102
Akhirnya terbongkar juga
103
Panik
104
Setelah Cempaka Siuman
105
Cempaka mengurung diri
106
Merasa di anaktirikan
107
Anyelir mengakui kesalahannya
108
Cempaka berangan
109
Sibuk mencarikan jodoh
110
Surat untuk Cempaka
111
Kenari mulai bikin ulah
112
Terkenang masa lalu
113
Surat balasan palsu
114
Meminta bantuan Eyang
115
Kenari terus berupaya
116
Rekayasa Kenari
117
Kabar dari Karmin
118
Menyalahkan Cempaka
119
Kenari terus berusaha
120
Akhirnya luluh juga
121
Berangkat ke Indramayu
122
Mencari alamat Karmin
123
Siasat Kenari yang tak pernah habis
124
Di perjalanan
125
Perjalanan yang menyebalkan
126
Karmin di tahan pulang
127
Cempaka yangTerperangkap
128
Kenari yang berbahagia
129
Teringat masa lalu
130
Kedatangannya membuat Cempaka merindukan dia
131
Terus berulah
132
Menghilang waktu dini hari
133
Persiapan pernikahannya Cempaka
134
Belum ada maharnya
135
Tak membawa mahar
136
Keributan
137
Ijab qobul dalam pengaruh kakek misterius
138
Kakek berlalu takut terbongkar rahasianya
139
Hilangnya mahar pernikahan Cempaka
140
Kenari berlalu tanpa kata
141
Cempaka yang tersiksa
142
Kenari melarikan diri
143
Tamu yang di tunggu-tunggu
144
Saran yang bikin kesal
145
Rahasia yang terbongkar
146
Maharnya ngutang dulu
147
Hilangnya kotak perhiasan bu Sekar
148
Lempar batu sembunyi tangan
149
Cincin yang hilang
150
Tiga potret
151
Beberapa hari setelah acara
152
Merayu wa Iyem
153
Mbak Siti
154
Akhirnya
155
Menjemput Cempaka
156
Enggan ikut Karmin
157
Pesan dari Kenari
158
Pergi dengan terpaksa
159
Di Perjalanan
160
Merasa terbuang
161
Tanda tanya
162
Surat peringatan
163
Mendatangi kepala cabang
164
Kelicikan Karmin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!