Sore itu Buana baru saja pulang dari tempat pendidikan Secaba Polrinya. Dia nampak gagah dengan baju kebesarannya. Seragam Polisi.
Tepat di depan rumahnya Cempaka sang pujaan hati, Buana berhenti sebentar. Dia menatap sekeliling rumah itu. Nampak lengang, yang dia cari tidak nampak disana.
"Sepertinya Cempaka lagi di dalam, dia tidak tahu kalau aku pulang hari ini. Kalau dia tahu, pasti dia akan menungguku di teras ini" Buana bergumam sendiri.
"Lebih baik aku pulang dulu saja kerumahku. Nanti malam aku akan kesini lagi untuk menyampaikan kabar bahagia ini" Lanjutnya sambil melangkahkan kakinya meneruskan perjalanan menuju ke rumahnya, yang hanya terhalang oleh beberapa rumah saja.
Sa'at itu Cempaka sedang membantu ibunya memasak di dapur, untuk nanti makan malam.
Dia tidak tahu kalau buana akan pulang hari ini.
Tak berapa lama, adzan Maghrib pun terdengar berkumandang dari Masjid yang berada di tengah-tengah kampung.
"Allahuakbar... Allahuakbar..."
Muadzin mengumandangkan adzan Maghrib dengan suara merdunya.
"Alhamdulillah... Sudah masuk waktu shalat Maghrib. Ayo! Kita ngambil wudhu dulu, lalu kita shalat Maghrib berjamaah" Bu Sekar mengajak Cempaka untuk segera mengambil air wudhu.
"Iya bu" Sahut Cempaka sambil bangkit dari tempat duduknya.
"Bunga... Anyelir... Seruni... Ayo kita shalat Maghrib berjamaah dulu nak" Bu Sekar memanggil kakak dan adiknya Cempaka.
Sedangkan Cempaka sudah kembali dari belakang dengan wajah yang basah dengan air wudhu.
"Kak Bunga kan kerja siang bu"
Ucap Cempaka mengingatkan.
"Oh iya... Bunga kan pulang jam sepuluh... Ibu lupa"
"Ayo bu, aku sudah siap untuk shalat Maghrib berjamaah" Ujar Anyelir yang sudah memakai mukenanya.
"Ayo kita shalat Maghrib berjamaah, siapa yang jadi imam?" Bu Sekar menatap wajah ketiga anak gadisnya itu.
"Ibu saja ya" Anyelir menyarankan.
"Baiklah, ayo kita mulai. Ayo Cempaka komat dulu" Seru bu Sekar.
Setelah Cempaka selesai komat, merekapun lalu shalat Maghrib berjamaah dengan khusyuk.
Seperti biasanya, setelah selesai shalat berjamaah. Keluarga bu Sekar selalu tadarus bareng sambil menunggu adzan Isya berkumandang.
Selesai mendirikan shalat Isya berjamaah, Cempaka dan Anyelir langsung pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Sedangkan Seruni membereskan peralatan shalatnya.
"Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum..." Tiba-tiba dari pintu depan terdengar suara pintu di ketuk, dan juga orang yang mengucapkan salam.
"Seperti suaranya Buana..." Gumam Cempaka. Setelah menyimpan piring di atas meja makan, Cempaka segera beranjak meninggalkan ruang makan.
"De... Sebentar ya!... Kakak lihat dulu ke depan, sepertinya ada tamu" Ujar Cempaka.
"Iya kak, biar aku sama ibu saja yang nyiapin makan malamnya. Iya kan bu?" Sahut Anyelir sambil melirik ke arah ibunya yang tengah menata meja.
"Iya... Iya..." Bu Sekar manggut-manggut.
Cempaka segera bergegas berjalan menuju pintu depan. Entah kenapa, ketika langkah kakinya makin dekat dengan ruang tamu, dadanya makin terasa berdebar sangat kencang.
Pirasat nya mengatakan bahwa yang di luar sana itu adalah Buana. Dambaan hatinya yang tengah dia nantikan selama ini.
"Ya Allah... Kenapa dadaku ini berdebar begini?" Gumamnya.
"Assalamualaikum..." Terdengar lagi orang yang mengucapkan salam.
Deg!... Deg!... Deg!... Mendengar suara itu, dadanya Cempaka makin bergemuruh. Dia jadi merasa salah tingkah. Rasa rindu yang telah menggunung di dalam hatinya, seakan tak sabar ingin segera keluar untuk dicurahkan kepada orang yang selama ini dirindukannya. Rasa rindu itu, kini akan terhapus sudah dengan kedatangannya.
"Wa... Wa... Alaikum salam..." Bergetar terasa suara Cempaka.
Buana tersenyum mendengar suara orang yang menjawab salamnya. Dia juga sangat hapal betul dengan suara itu. Tak salah lagi, pasti suara Cempaka pujaan hatinya.
"Kebetulan sekali Kekasihku yang membukakan pintunya" Gumamnya sambil bersiap-siap menunggu pintu terbuka.
Cempaka segera menata bajunya, rambutnya dia rapikan dengan bantuan jari-jarinya.
"Sepertinya tidak rapi, terlihat acak-acakan begini" Gumamnya sambil memperhatikan baju yang tengah di pakainya.
"Lebih baik aku bercermin dulu ah. Rasanya tidak pd kalau langsung kutemui"
"Tunggu sebentar..." Ucap Cempaka sambil membalikkan badannya.
"Iya... Jangan lama-lama ya..." Sahut Buana pula.
Dia segera berlari ke kamarnya.
Lalu dipandanginya bayangan dirinya di cermin.
Cempaka segera menyisir rambutnya hingga terlihat rapi.
Lalu dia poleskan bedak tipis-tipis. Tak ketinggalan dia semprotkan sedikit farfum kesayangannya.
Di pakainya kerudung yang tadi sempat di lepasnya waktu ngambil air wudhu.
Sebelum keluar dari kamar, dia berlenggak-lenggok sebentar di depan cermin, sekedar meyakinkan bahwa dirinya sudah terlihat cantik dan rapi, juga tercium wangi.
Sambil tersenyum bahagia, diapun segera membuka pintu kamarnya.
Sambil menengok sekeliling ruangan, dia berjalan menuju ke ruang tamu sambil mencoba menata hati dan menata debaran yang bergemuruh di dalam dadanya itu.
Setahun sudah dia tak bertemu dengan Buana. Walaupun dulunya dia tak menyukainya, karena saat itu dia ingin serius belajar tanpa di recoki oleh hal-hal yang lain, seperti pacaran misalnya.
Dan, setelah Cempaka dan Buana menerima surat tanda kelulusan dari sekolahnya masing-masing. Barulah Cempaka menerima cintanya Buana.
Mereka tidak satu sekolahan. Cuma, sekolahnya berdekatan tempatnya. Jadi mereka suka pergi dan pulang bareng.
"Lho?... Katanya mau bukain pintu depan, kok! Malah baru keluar dari kamar. Ada tamunya enggak? Atau... Mungkin tamunya sudah pulang lagi karena kelamaan bukain pintunya" Cempaka sangat kaget mendengar teguran ibunya dari lawang pintu ruang makan.
Dia segera menoleh sambil nyengir. " Tamunya masih ada bu, dia lagi nungguin di teras depan"
Ujarnya sambil menunduk menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.
"Ooh... Ya cepat sana bukain dulu pintunya! Kasian kalau nunggu kelamaan" Ujar bu Sekar lagi. Sama sekali dia tidak mengira kalau tamunya itu adalah Buana.
Calon menantunya.
"Iya bu..." Cempaka menjawab pelan sambil bergegas berjalan menuju ke ruang tamu.
"Ceklek... " Cempaka membuka kuncinya. Karena pintu depan rumahnya itu selalu terkunci rapat. Sedangkan mereka masuk dan keluar rumah, selalu menggunakan pintu samping.
"Assalamualaikum... "Buana mengucapkan salam berbarengan dengan terbukanya pintu depan.
"Waalaikumsalam... " Sahut Cempaka sambil berdiri mematung di lawang pintu.
Buana menatapnya dengan tatapan penuh kerinduan yang mendalam. Cempaka jadi salah tingkah dengan tatapan itu. Dia hanya bisa menunduk malu dan membisu.
"Apa kabar ?" Buana tersenyum menyapanya.
"Alhamdulillah... Baik" Cempaka menunduk malu.
Apalagi setelah tangan Buana memegangi tangannya. Cempaka semakin kikuk saja. Bibirnya terasa kelu, susah untuk di gerakkan. Padahal di dalam hatinya dia ingin bicara banyak tentang penantiannya.
Tangannya yang di pegangi Buana, terasa sangat dingin sekali.
"Kamu senang kan aku pulang?"
Tanya Buana berbisik di telinganya.
"Iya... " Sahut Cempaka singkat.
"Kapan... Emh... Kapan kamu pulang?" Dengan tergagap Cempaka bertanya.
"Tadi sore, ba'da Ashar aku lewat di depan rumahmu" Sahut Buana.
"Aku kangen sekali, bagaimana denganmu?" Bisiknya lagi.
Cempaka hanya mengangguk perlahan sambil tetap menundukkan kepalanya. Menyembunyikan wajahnya yang bersemu merah.
"Alhamdulillah... Aku kini sudah lulus jadi seorang polisi. Bagaimana denganmu, apa terstingmu juga lulus?" Senyum Buana mengembang di bibirnya.
"Kita duduk yu... " Cempaka merasa tak nyaman karena berdiri di lawang pintu.
"Alhamdulillah... Aku juga lulus. Hanya... Bapak dan ibuku tidak mengizinkan aku untuk di tempatkan di luar pulau Jawa"
Suara Cempaka penuh sesal.
"Mana bapak dan ibu?... Aku ingin membicarakan sesuatu" Buana menanyakan kedua Orangtuanya Cempaka.
"Kalau ibu ada di dalam, kalau bapak masih di Masjid. Sebentar aku panggil ibuku dulu ya" Ucapnya sambil menatap tangannya yang masih dipegangi oleh Buana.
Cempaka pun bergegas menuju ke dalam, setelah tangannya terlepas dari genggamannya Buana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
🏁BLU⭕
Kasih....engkaulah tambatan hati
Tiada duanya dirimu dalam hidupku
Dalam tidur selalu ku sebut nama mu
Adakah kau dengar rintihan ku.......
2022-01-28
1
Maheera Indra
aku suka ya
2022-01-06
1
M⃠
calon menantu tg tak pernah jd menantu, semangat thor
2021-12-24
1