Apa yang lebih menyakitkan , ketika ayah kandungmu tidak lagi peduli padamu atau luka fisik yang disebabkan oleh ibu tirimu .
Mungkin butuh waktu bagi orang lain untuk memikirkan hal itu . Tapi tidak untuk seorang Brisa Elzavira . Karena gadis itu harus merasakan keduanya . Ayah kandung mencampakannya , tidak peduli pada hidupnya , menutup mata atas perlakuan keji ibu tirinya , bahkan ayahnya pula yang merencanakan pembunuhan terhadap ibu kandungnya .
Dua minggu sudah Brisa tinggal di Jakarta bersama Ayah , Ibu tiri , dan Adik tirinya . Tapi mereka tidak pernah menganggap keberadaan Brisa .
Brisa dibiarkan tidur di kamar untuk pembantu . Tidak diperbolehkan masuk ke rumah utama tanpa izin , tidak diberikan makanan , ataupun uang saku .
Selama dua minggu Brisa bisa bertahan hidup dari uang yang sempat diberikan oleh Mbok Min.
Brisa mengingat dengan jelas , malam itu Mbok Min hanya memiliki sisa uang 490.000 . Lalu yang Mbok Min selipkan di sakunya sebesar 400.000 . Brisa selalu memikirkan bagaimana Mbok Min bisa sampai di kampungnya dengan uang hanya 90.000 .
" Huuuffttt... uangku tersisa 200.000 lagi . Jika begini terus , berarti hidupku hanya sekitar 2 minggu lagi . " Gumam Brisa sambil menatap dua lembar uang pecahan 100.000 di tangannya.
" Kamu kenapa neng ? Kusut amat . " tegur Bi Yum , ART dirumah ini .
" Bi ... dua minggu lagi kalau aku udah gak ada di dunia ini Bi Yum jangan sedih yah... " Brisa malah menanggapinya dengan bercanda .
" Ucapan itu doa loh neng . Emang ada masalah apa ? Cerita aja , Bi Yum mungkin bisa bantu . "
" Bi .. cari kerja di Jakarta susah gak ? " tanya Brisa .
" Kerja ? Susah Neng ... apalagi untuk anak seusia Neng Brisa , soalnya kan ada aturan tenaga kerja juga Neng . " Jelas Bi Yum .
Brisa setuju dengan apa yang dikatakan Bi Yum. Raut wajahnya kembali sedih . Tak lama Bi Yum mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya .
" Nih untuk Neng cantik . Gak usah sedih yah . Makan yang banyak , cepat gede' dan bisa lepas dari mereka . " Ucap Bi Yum .
Brisa tersenyum melihat 2 bungkus mie instan pemberian Bi Yum . " Aku gak boleh nyerah . Masih banyak kok orang baik di dunia ini . Aku harus bertahan , dan saatnya tiba aku akan membalas semua perbuatan kalian . " Batin Brisa .
Hari ini Brisa pergi untuk mencari pekerjaan . Pekerjaan apa saja , yang penting halal dan bisa mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perutnya .
Sudah berjalan sekitar 4 jam ,keluar masuk puluhan toko dan rumah makan namun belum ada satupun yang mau memberinya pekerjaan.
Alasannya semua sama , karena usia Brisa yang saat itu baru akan menginjak 16 tahun .
Brisa menghentikan langkahnya di depan Sekolah Menengan Atas , dengan wajah sendu Ia menatapi para murid disana .
" Seandainya aku lanjut bersekolah , maka saat ini aku akan seperti mereka . " Batinnya .
Lalu Brisa melihat di ujung jalan ini ada tempat pencucian motor dan mobil , lalu di seberangnya ada toko buku .
Brisa awalnya berniat untuk masuk ke toko buku menanyakan pekerjaan , tapi penolakan sebelumnya membuatnya ragu . Lalu pandangannya mengarah ke tempat pencucian kendaraan , di sana terlihat seorang remaja pria yang sedang asik mencuci motor pelanggannya.
" Sepertinya dia seumuran denganku . Apa aku juga bisa bekerja di sana . " gumam Brisa .
" Permisi ... " sapa Brisa .
Remaja pria tadi menoleh menatap Brisa .
" Mau cuci mobil atau motor ? " tanyanya .
" Enggak . Aku mau melamar pekerjaan . " jawab Brisa .
Dia menghentikan kegiatannya . " Pekerjaan untuk Lu ? Memangnya Lu bisa mencuci kendaraan ? "
" Aku bisa belajar . " Brisa menjawab dengan semangat .
" Gimana yah , tapi disini kerjanya berat. Kasian kalau cewek cantik kaya Lu harus kerja ginian . " ucapnya sambil tersenyum .
Brisa kembali di tolak . Hampir 5 jam berjalan , tanpa sempat sarapan dan hanya membawa botol air mineral tapi belum ada hasil sama sekali .
Brisa baru saja akan pergi saat seorang pria menghentikannya .
" Hei .... kenalin gue Eijaz , sorry tadi gue gak sengaja dengar kau lu butuh kerjaan yah . " ucap pria itu .
Pria itu adalah Eijaz Humesh . Mahasiswa semester 4 jurusan sastra sekaligus pemilik toko buku Pluto .
" Iya aku lagi butuh banget kerjaan . Kerja apa saja gak masalah . " jawab Brisa bersemangat .
" Berarti pas banget Lu ketemu gue . Gue bisa bantu Lu. Tapi bisa gak kita ngomongnya di cafe saja . Gue lapar banget nih . Gimana ? " ajaknya .
Brisa diam berpikir sejanak . Ia ingat pesan Ibu dan Mbok Min untuk tidak mudah percaya dengan orang asing .
" Yee dia malah diam . Gak usah takut , gue gak niat jahat kok . Lagian ini masih siang , di cafe juga ramai , gue gak akan bisa macam macam . " ujar Eijaz .
Brisa masih diam , tapi tangannya langsung di tarik oleh Eijaz membuatnya harus berlari kecil untuk menyamakan langkahnya .
Dan disinilah mereka , di cafe menunggu makanan yang di pesan Eijaz untuk mereka berdua .
" Jadi nama Lu siapa ? " tanya Eijaz .
" Nama ku Brisa . "
" Namanya secantik orangnya . " batin Eijaz .
" Lu kenapa nyari kerjaan ? " tanya Eijaz . Menurutnya jika di lihat dari penampilan dan pakaiannya , Brisa tidak seperti orang yang kurang mampu .
" Untuk nyari uang . Uangnya untuk beli makan . Makannya untuk.....hemmm untuk bertahan hidup . " Jawab Brisa jujur .
Eijaz tertawa . Polos sekali gadis ini , pikirnya .
" Memangnya lu sendirian di Jakarta ? Lu sekolah dimana ? "
" Aku di Jakarta sama , ehhhmm numpang keluargaku . Aku dari Palembang . Aku baru aja lulus SMP , harusnya kalau lanjut sekolah berarti sekarang aku udah kelas 1 SMA . "
Brisa menjawab sambil memaksakan senyumnya untuk menyembunyikan kesedihannya .
Namun Eijaz bisa menangkap kesedihan dari tatapan Brisa . Menurutnya Brisa pasti sedang dalam masalah , tapi Ia masih ragu untuk menanyakannya .
Wajah teduh Brisa , menyentuh hati Eijaz . Entah dorongan dari mana , tekadnya sudah bulat untuk membantu gadis ini .
" Oke . Lu gue terima kerja . " ucap Eijaz membuat Brisa membulatkan matanya .
" Jadi Bri... gue tuh pemilik toko buku di ujung jalan ini . Bukan toko besar sih dan baru berjalan kurang dari setahun . Tapi jadwal kuliah gue akhir akhir ini lagi padat padatnya makanya toko buku sering gue tutup . " jelas Eijaz .
" Nah sekarang gue nerima lu kerja untuk jagain toko buku gue . Gimana mau gak ? "
Brisa mengangguk . " Iya Kak .. mau . Saya mau . " Brisa kini memanggil Eijaz dengan sebutan kakak setelah mengetahui jika Eijaz seorang mahasiswa .
" Tapi ada syaratnya kalau lu beneran serius . "
" Syaratnya apa Kak ? "
" Gue mau lu lanjutin sekolah . Gue gak mau masa depan lu tertahan di toko buku gue . Lu harus sekolah biar nanti lu punya masa depan yang lebih baik . " jelas Eijaz .
Brisa menunduk kecewa . " Ada syarat yang lain gak kak ? Aku gak bisa sekolah karena gak punya biayanya . Sumpah , aku nyari kerja memang agar aku bisa makan aja udah cukup kok untuk sekarang . "
Eijaz menatap dalam mata Brisa . Tak ada kebohongan disana .
" Gini aja , gue akan bantu lu untuk lanjutin sekolah . Gaji lu akan gue potong tiap bulan , tapi tenang aja sisanya masih cukup kok untuk biaya hidup kamu . Gimana ? "
Mata Brisa berkaca kaca menahan tangis . " Iya kak . Aku mau . Terimakasih udah mau bantuin aku . "
Keduanya lalu menghabiskan makanan yang mereka pesan . Setelah itu Eijaz mengajak Brisa untuk mendaftar ke sekolah yang tadi sempat Ia lewati . Lokasinya bisa di tempuh dengan berjalan kaki dari toko buku tempatnya nanti bekerja .
Selesai dengan pendaftaran sekolah , Eijaz mengajak Brisa ke toko bukunya . Sedikit sedikit Eijaz menjelaskan tentang tugas Brisa nanti .
Tak lama Eijaz mengajak Brisa untuk pergi membeli seragam sekolah dan perlengkapan lainnya .
Brisa awalnya menolak karena Eijaz sudah banyak membantunya padahal mereka baru saja kenal . Tapi Eijaz meyakinkan Brisa jika gadis itu bisa menggantinya nanti .
Tak terasa sekarang sudah pukul 8 malam . Semua keperluan Brisa sudah lengkap .
Eijaz berniat mengantar gadis itu pulang .
" Alamat lu dimana ? Gue anterin . " ucapnya.
Brisa lalu menunjukkan secarik kertas berisi alamat yang dituliskan Bi Yum .
Dan benar seperti dugaan Eijaz . Alamat Brisa adalah komplek perumahan yang tergolong mewah .
Mobil Eijaz berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah .
" Benar ini alamat lu ? " tanyanya .
Brisa mengangguk .
" Ya udah lu istirahat gih . Besok ke sekolah jangan telat . Pulangnya lu bisa langsung ke toko yah , ingat kunci pintu toko di jaga baik baik . " pesan Eijaz sebelum Brisa turun .
" Kak , terimakasih yah . Aku bersyukur dipertemukan dengan orang baik seperti kakak . " ucap Brisa .
" Kita sesama manusia memang harus saling tolong menolong . Jadi tidak perlu sungkan . "
Brisa mengangguk . Ia akan membuka pintu mobil saat Eijaz mencegahnya .
" Bri , gue bisa nebak kalau lu sekarang dalam masalah . Mungkin belum sekarang , tapi kapapun lu siap untuk cerita gue akan dengerin . "
Brisa mengangguk menahan tangisannya lalu Ia turun dan masuk kerumah .
Eijaz memastikan Brisa masuk ke rumah dengan aman kemudian Ia mulai melajukan mobilnya .
" Terimakasih tuhan sudah pertemukan aku dengan Kak Eijaz , kakak penolongku . " batin Brisa .
.
.
.
.
.
"*Orang baik seperti lilin; mereka membakar diri untuk memberi cahaya kepada orang lain*."
.
.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
emang sih bri diantar seuprit manusia pasti ada kok yang asli kyk malaikat macam eijaz🥺🥺 mewekk aku
2023-02-24
0
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
terbaik...nasip yg baik....
2022-07-28
1
EYN
wuiiih... untung ketemu orang baik. Aku sampai terharu🥺
2022-07-07
2