Plaaaaakkkkk
Suara tamparan Indri di wajah Brisa membuat pelayan yang melihatnya merasa kasihan pada gadis tak berdosa itu .
Berbeda dengan ayah kandungnya , yang tidak peduli pada apa yang sedang terjadi pada putrinya .
" Dari mana saja kamu ? Kamu pergi dari pagi dan baru pulang sekarang . Kamu kira saya tidak lihat jika yang mengantarmu pulang adalah seorang pria . " maki Indri .
" Dasar , ibu dan anak sama saja . Sama sama murahan . " ujar Indri menghina Brisa dan Ibunya .
Brisa menahan emosinya sekuat tenaga . Jika dirinya dihina masih bisa menutup telinganya . Tapi jika almarhum Ibunya yang dihina , rasanya hati Brisa dihancurkan berkeping keping .
" Aku pergi mencari pekerjaan . Aku diterima bekerja di sebuah toko buku , dan yang mengantarku pulang tadi adalah pemilik toko itu. " jawab Brisa jujur .
" Kamu mau kerja ? Tidak boleh . "
Indri melarang Brisa bekerja .
Mendengar perdebatan yang terjadi , Ferdinand akhirnya buka suara .
" Biarkan saja Ma . Biarkan dia mencari uang sendiri , jadi kita tak akan pernah mengeluarkan uang untuk anak itu . " ujar Ferdinand .
Indri hanya berdecak .
" Sekalian aku ingin memberitahu , jika besok aku akan kembali bersekolah . Dan juga mulai bekerja saat pulang . " ujar Brisa .
Ferdinand menatap Brisa tajam . Ia bisa melihat sudut bibir putrinya mengeluarkan darah akibat tamparan istrinya . Tapi entah mengapa Ia tidak bersimpatik sama sekali .
" Terserah . Lakukan apapun yang kamu mau . Yang penting jangan sampai mempermalukan nama besarku . Juga tetaplah hidup sampai umur 18 , agar kamu bisa sedikit berguna bagiku . " ucap Ferdinand kemudian berlalu meninggalkan Brisa .
Hari ini adalah hari pertama Brisa bersekolah . Saat keluar dari rumah , pandangannya bertemu dengan seorang gadis beparas cantik dengan rambut sebahu yang juga berseragam SMA .
Gadis itu menatap Brisa dalam , membuat Brisa risih dengan tatapannya . Tak lama gadis itu masuk kedalam rumah yang letaknya bersebelahan dengan rumah Brisa saat mendengar suara seorang pria memanggil namamya .
Brisa akhirnya berjalan menjauh dari rumahnya menuju sekolah . Belum jauh Brisa berjalan , seorang pria yang mengendarai motor berhenti di depannya .
" Pagi Bri .... " sapanya .
" Kak Eijaz ... "
" Yuk naik , gue anter ke sekolah . " ajaknya .
" Tapi aku takut merepotkan . "
" Gak .... gue emang sengaja jemput lu. Mastiin lu beneran ke sekolah . Lagian gue juga mau ke kampus, jadi sekali jalan lah . " Ujar Eijaz .
Akhirnya Brisa mengalah dan naik ke motor Eijaz .
Brisa sempat menoleh ke samping saat sebuah mobil putih melewati mereka , dan saat itu netranya bertemu dengan gadis yang ditemuinya tadi .
30 menit perjalanan untuk sampai ke sekolah Brisa . Tak lupa Brisa berterimakasih pada Eijaz sebelum Ia masuk ke dalam sekolah .
Seperti murid baru pada umumnya , Brisa diantar salah satu guru menuju kelasnya .
Kelas yang awalnya gaduh seketika menjadi hening ketika guru masuk .
" Anak anak... tolong perhatiannya . Ini adalah teman baru kalian pindahan dari Palembang . " Ujar Ibu Guru .
" Silahkan perkenalkan dirimu . " Lanjutnya .
" Perkenalkan nama saya Brisa Elzafira . "
Brisa mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas , dan terhenti pada seorang gadis yang sama yang Ia temui pagi tadi .
Gadis itu juga terus terus memandangi Brisa hingga Brisa duduk di salah satu bangku yang kosong .
Hari pertama sekolah akhirnya usai . Brisa segera berjalan menuju toko buku milik Eijaz .
Mengeluarkan kunci pintu dari tasnya , lalu masuk kedalam .
Brisa merasa sedikit aneh , sepertinya ada yang mengikuti dan mengawasinya .
Sebelum mulai bekerja , Brisa mengganti seragam sekolahnya lebih dulu . Setelah itu barulah Ia mulai membersihkan toko , mengatur buku buku pada rak , kemudian kembali ke meja kasir untuk mengerjakan tugas sekolah .
Sesekali Brisa akan menatap ke jendela , dan Ia mendapati gadis yang Ia temui pagi tadi sedang menatapnya dari seberang jalan .
Brisa semakin tak nyaman . Merasa dirinya sedang diawasi oleh seseorang . Maka Ia memberanikan dirinya untuk keluar dan menyapa gadis itu .
" Hai .... apa kamu ingin membeli buku ? Silahkan masuk , tokonya sudah buka . " ucap Brisa ramah .
Gadis itu menggeleng .
" Lalu , apa kamu ada perlu denganku ? " tanya Brisa lagi .
" Tidak . Permisi . " jawabnya singkat lalu berjalan pergi .
" Gadis aneh ...... " Gumam Brisa lalu kembali masuk ke dalam toko .
Sementara itu di salah satu universitas ternama, Eijaz sedang menikmati makan siangnya bersama dua sahabatnya Aydin Syauki dan Franda Rosa . Keduanya adalah sepasang kekasih .
" Jaz.... tumben banget lu masuk di jam kuliah pagi . Ada apa nih ? " tanya Aydin .
" Gue dibangunin malaikat tak bersayap tadi . Makanya bisa datang pagi . " jawab Eijaz dengan candaan .
Eijaz sengaja menghabiskan makanannya dengan cepat . Ia berencana ke toko buku untuk membawakan Brisa makan siang .
" Ya udah gue duluan yah . Kalian berdua silahkan lanjutin pacarannya . Puas puasin dah . " pamitnya .
" Wooiii Jaz .... gue tahu lu pasti nyembunyiin sesuatu kan ? Balik sini cerita ... " Teriak Aydin .
Namun Eijaz mengabaikannya dan hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh .
" Udah , nanti Eijaz akan cerita kok . Gak usah dipaksa . " Ujar Franda , kekasih Aydin .
Aydin mengangguk setuju , kemudian kembali menikmati makanannya .
Saat sampai di tokonya Eijaz masuk dengan mengendap endap karena berencana mengejutkan Brisa yang sedang menulis di meja kasir .
" Gak usah gitu jalannya Kak . " Tegur Brisa tanpa menatap Eijaz dan masih sibuk menulis .
" Yah.... kok lu tau . Ahh... gak asik nih . "
Eijaz cemberut .
" Ha.. ha.. ha... " tawa Brisa .
" Lagian Kakak , udah tahu kalau dipintu masuk ada loncengnya yah pasti aku tahu lah kalau ada orang yang buka pintu . " jelas Brisa .
Dengan wajah masih cemberut Eijaz meletakkan plastik berisi makanan . " Makan dulu gih . Biar gue yang gantiin jaga disini . "
" Banyak banget makanannya kak , makan bareng aja Kak . " ajak Brisa .
" Gue udah makan tadi di kampus . Lu makan aja semuanya , harus habis yah . Lagian lu itu bocah masih masa pertumbuhan , harus banyak makan . " ledek Eijaz .
Brisa akhirnya mengalah . 2 hari mengenal Eijaz , Ia paham jika pria itu gak akan bisa di kalahkan saat berdebat .
Setelah makan , Brisa kembali ke meja kasir . Berdiri di samping Eijaz yang duduk di kursi .
" Kak , aku udah makan . Kakak istirahat aja . " ujar Brisa .
Eijaz menoleh ,menatap wajah Brisa . Mengamati setiap inci wajah cantik gadis yang baru dikenalnya .
Hingga matanya melihat samar bekas luka di sudut bibir Brisa .
Tanpa sadar Eijaz mengusap sudut bibir Brisa .
" Ini , kenapa bisa seperti ini ? " tanyanya .
Brisa refleks mundur selangkah .
" Bri ... " tegur Eijaz .
" Jujur sama gue , itu kenapa bisa luka di situ ? "
Brisa tetap diam dan menunduk .
Eijaz mengambil tisu basah yang selalu ada di meja kasir lalu menarik tangan Brisa agar gadis itu mendekat .
Dengan lembut Eijaz mengusap sudut bibir Brisa . Perlahan foundation yang menutupi memar berwarna kebiruan menghilang .
Eijaz terkejut dengan fakta yang baru Ia temui .
" Apa lu ngalamin KDRT di rumah lu ? "
Brisa hanya menunduk , menangis , dan terus menggeleng .
" Bri please , jujur sama gue . Gue janji akan bantu lu . " Bujuk Eijaz namun Brisa tetap diam dan terus menangis .
Eijaz akhirnya menyerah , " Oke kalau lu belum mau cerita . "
Ia lalu menarik Brisa dalam pelukannya . Entah mengapa ada dorongan dalam dirinya yang memintanya untuk melindungi gadis rapuh di pelukannya .
.
.
.
.
.
"Jika pagi ini kita dapat melangkah dengan penuh keyakinan, dalam doa dan pengharapan, maka kita sudah meraih separuh kemenangan."
.
.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
eijaz beruntung kemarin bri ketemu kamuu
2023-02-24
0
𝑆𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑏𝑖𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
dasar ayah vangke semoga kelak bri bisa balas sakit hatinya sm ibunya kekamu lakik2 gaada akhlak
2023-02-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤᭄𒈒⃟ʟʙ⏤͟͟͞͞R
sebenarnya itu bapak kandung apa bukan sih, kok gitu sama anak sendiri😩
2022-11-06
0