Dua bulan sudah berlalu sejak kepergian Ibunya . Brisa lebih banyak diam dan mengurung diri di dalam kamar Mbok Min .
Semua pekerja di rumah sudah di pecat oleh Indri yang kini bertingkah sebagai Nyonya . Yang tersisa hanyalah Mbok Min . Sebenarnya pengasuh Brisa itu juga sudah di pecat , tapi dia memohon untuk diizinkan tetap tinggal . Walaupun tanpa di gaji dan harus mengambil alih semua pekerjaan di rumah besar itu .
Mbok Min tidak akan tega meninggalkan nona muda yang diasuhnya sejak bayi bersama para iblis . Walaupun tidak bisa membela saat gadis itu di siksa , tapi Mbok Min bisa merawat nonanya jika sampai terluka .
Mbok Min juga bisa menggantikan Nonanya yang diharuskan mengerjakan semua pekerjaan rumah .
Ferdinand dan Indri benar benar seperti iblis . Mereka tega memukul , menampar , bahkan tidak memberi makanan pada Brisa . Adik tiri Brisa yang bernama Anggun juga bersikap sama dengan orang tuanya . Selalu iri dengan Brisa, Anggun selalu berbohong pada Ayah dan Ibunya agar Brisa di hukum .
Mbok Min masuk ke kamarnya yang kini Ia tempati berdua bersama Nonanya .
" Non.... makan dulu yah . " pintanya lembut .
Brisa menggeleng . " Makasih Mbok , Brisa belum lapar . "
" Tapi Non belum makan sejak pagi . Ini sudah sore , nanti Non bisa sakit . Makan yah , Mbok suapi . "
Sebenarnya Brisa juga merasa lapar , tapi Ia memilih untuk menahannya agar Mbok Min bisa memakan makanan itu .
Bukannya Brisa tidak tahu , jika Mboknya itu bahkan belum makan sejak kemarin malam karena makan malamnya Ia berikan pada Brisa .
Bahkan Mboknya yang dulu bertubuh gempal , sudah kehilangan banyak berat badannya .
" Mbok aja yang makan . Mbok juga belum makan , bahkan dari semalam . Brisa masih kenyang . " Tolaknya lagi .
" Gini aja , kita makan bareng aja yah. Lagian ini porsinya di kasih bonus sama Pak Bedu , tuh tempe bacemnya aja ditambahin satu . " Ucap Mbok Min dengan riang .
Brisa mengangguk tak ingin mengecewakan Mbok Min . Lalu wanita itu mulai menyuapkan Nasi dengan lauk ikan goreng, tempe bacem , dan sambel pada Brisa kemudian Ia menyuapi dirinya sendiri .
" Enak Mbok ... tempe bacem Pak Bedu memang paling top . " Ujar gadis itu .
" Tapi Mbok dapat uang dari mana ? " tanya Brisa penasaran .
" He...he... he... " Mbok Min malah tertawa .
" Non ingat gak , ada seseorang yang beli gambar sketsa Non setahun yang lalu seharga 500.000 ? " ucap Mbok Min .
" Iya .... padahal gambarnya acak acakan gitu . " Jawab Brisa sambil tertawa .
" Kan uangnya saat itu Non kasih ke Mbok untuk nambahin biaya rumah sakit adiknya Mbok di kampung . Nah sama si Mbok gak dikirim , tapi disimpan dalam toples yang ada di rak dapur . "
Mbok Min sangat bersemangat bercerita .
" Terus si Nyonya Indri minta Mbok untuk beresin barang barang didapur katanya mau di kosongin . Emang rejeki yah Non , Mbok malah nemu uang yang pernah Mbok simpan . Hehehheheh " Mbok Min mengakhiri ceritanya dengan tertawa .
Brisa juga akhirnya ikut tertawa . Ini adalah tawa lepas pertamanya setelah 2 bulan kepergian sang Ibu .
Mereka melanjutkan makan satu porsi nasi bungkus berdua . Kemudian Brisa membantu Mbok Min melanjutkan pekerjaannya di dapur .
Hingga malampun tiba , saat itu Mbok Min merasa perutnya sakit . Ia melirik jam dinding sekarang masih pukul 3 dini hari .
Dengan perlahan Ia turun dari ranjangnya berniat menuju kamar mandi yang ada di dekat dapur .
Namun matanya melihat ada cahaya lampu dari meja makan . Karena penasaran , Mbok Min mengendap ngendap untuk melihat apa yang terjadi disana . Ternyata dimeja makan sedang duduk Ferdinand dan Indri tengah berbicara hal yang serius .
" Pa ..... apa Papa sudah pastikan semua asuransi wanita itu sudah cair ? " ucap Indri .
" Iya .... sudah semuanya . Sejak awal menikah , Laksmi tidak pernah menyembunyikan apapun dariku . Dia selalu meminta izin jika ingin membeli sesuatu . Apalagi ini asuransi , seingatku memang Laksmi hanya memiliki 5 polis asuransi . " Jawab Ferdinand .
" Lalu , bagaimana dengan pembayaran tanah dan rumah ini ? Apa dananya sudah masuk semua ? " tanya Indri lagi .
" Iya Mama... sudah semua . " Jawaban Ferdinand membuat senyuman terbit di wajah Indri .
" Jadi kapan kita kembali ke Jakarta ? Aku sudah bosan tinggal disini . " keluhnya manja pada sang suami .
" Besok pagi kita berangkat . Kamu pastikan Brisa juga sudah bersiap , jangan sampai kita terlambat . "
" Brisa ? Anak sial itu ikut juga ? " Indri seakan tak setuju dengan keputusan suaminya .
" Hmmm ... "
" Tidak . Aku gak mau anak sial itu ikut . Menyusahkanku saja . Tidak sudi aku mengurus anak dari wanita murahan . Tinggalkan saja dia disini . " Indri tak setuju dengan keputusan suaminya .
" Atau jangan jangan kamu masih ingin terus mengingat wanita murahan itu saat melihat Brisa ? "
" Mama .... jangan berpikir yang tidak tidak . Aku juga sebenarnya sudah tidak ingin berurusan dengan Brisa , tapi kita masih butuh dia Ma. Perusahaan itu milik ayah Laksmi , kakeknya Brisa . Satu satunya pewaris adalah Brisa . Sampai dia berusia 18 tahun , aku sebagai ayahnya hanya di kuasakan untuk mengurus perusahaan itu . Jadi nanti ketika anak itu berusia 18 tahun , kita akan paksa dia untuk menyerahkan perusahaan seluruhnya padaku . " Jelas Ferdinand .
Indri masih tetap cemberut .
" Bersabarlah 3 tahun lagi . Dan kita akan melenyapkan anak itu . " Bujuk Ferdinand lagi .
Kali ini Ia bahkan mulai mencumbu Indri untuk mengurangi kekesalan wanita itu .
Mbok Min yang sejak tadi menguping , segera berlari kembali ke kamar . Dengan tangan yang gemetar , Ia membangunkan Brisa .
" Non bangun Non.... " ucapnya berbisik .
Brisa terbangun , Ia mengerjap ngerjapkan matanya melihat Mbok Min mengambil tas besar kemudian dengan cepat memasukkan beberapa pakaiannya juga pakaian Brisa .
Tak lupa Ia mengambil uang yang tersisa 490.000 yang dia simpan di dalam laci lemarinya .
" Mbok mau kemana ? Jangan tinggalin Risa . " Brisa mulai terisak .
" Ssssstttt ... Mbok gak ninggalin Non . Kita akan pergi sama sama . Kita harus secepatnya kabur dari rumah ini Non . Ayo , pakai jaketnya waktu kita gak banyak . "
Karena paniknya Mbok Min bahkan tidak berganti pakaian . Ia kini malah sibuk membantu Brisa memakai jaket .
" Mbok tenang , duduk dulu . Kenapa kita harus pergi ? Rumah ini satu satunya peninggalan Ibu , aku gak mau ninggalin rumah ini . " ucap Brisa lesu .
Mbok Min menarik napas panjang lalu mulai bercerita tentang apa yang didengarnya .
Jika Mbok Min terkejut karena rencana melenyapkan Brisa di usia 18 tahun . Berbeda dengan Brisa , gadis itu kini menangis karena rumah peninggalan Kakek dan Ibunya kini telah terjual .
" Ayo Non , pelan pelan yah . Jangan berisik. " Mbok Min memimpin jalan mereka berdua agar bisa kabur dari rumah .
Namun keberuntungan belum berpihak pada mereka . Saat Mbok Min akan membuka pintu , lampu tiba tiba menyala . Mbok Min dan Brisa dikejutkan dengan Ferdinand dan Indri yang kini menatap mereka dengan penuh amarah .
Indri melangkah maju , lalu menarik rambut panjang Brisa dengan kasar kemudian menyeret gadis itu ke depan ayahnya .
" Lihat kelakuan putrimu ini . Masih kecil sudah berani mau kabur dari rumah . " ucap Indri penuh emosi .
Ferdinand sudah melayangkan tangan kekarnya untuk menampar Brisa ,namun segera di halangi oleh Mbok Min . Sehingga wanita paruh baya itulah yang menerima tamparan keras dari Ferdinand .
" Mbok .... " teriak Brisa panik sambil berlinang air mata .
" Hey Mbok tua , jangan coba coba jadi pahlawan yah . Kamu kira saya tidah tahu kamu menguping pembicaraan kami tadi ? " teriak Indri tepat di hadapan Mbok Min .
" Sekarang pergi kamu . Awas saja kalau kamu berani membocorkan apa yang kamu dengar tadi , keluargamu di kampung akan menanggung resikonya . " Ancam Ferdinand .
" Baik Tuan , saya akan pergi dan tidak bicara apapun . Tapi tolong izinkan saya membawa Nona ... ku mohon tuan . " Mbok Min memohon sambil berlutut , memegangi kaki Ferdinand. Bahkan wanita itu menjatuhkan harga dirinya dengan bersujud hanya untuk menolong Nona yang sejak kecil Ia rawat .
Brisa menangis lebih keras saat melihat Mbok Min melakukan itu . Apalagi saat Ferdinand menarik kakinya kasar membuat Mbok Min terhempas .
" Berhenti . Brisa anakku , kamu tidak berhak membawanya . Sekarang keluar dari rumahku . "
Usir Ferdinand sekali lagi dengan kasar . Ia bahkan menarik lengan Mbok Min hingga terseret keluar rumah .
Sementara Brisa hanya bisa menangis tanpa mampu menolong Mbok Min .
Indri lalu kembali menarik rambut Brisa . Membuat Brisa mengikuti langkah Indri sambil meringis menahan sakit di kepalanya .
Indri mendorong Brisa masuk kembali ke kamar Mbok Min , kemudian menguncinya dari luar .
" Berkemaslah . Besok pagi kita akan pindah ke Jakarta . " teriaknya dari luar .
Seperti yang diberitahu semalam , pagi ini Ferdinand , Indri , Anggun dan Brisa berangkat menuju Jakarta .
Mereka kembali kerumah yang dulu pernah Brisa dan Ibunya kunjungi saat membongkar penghianatan Ferdinand .
Brisa memejamkan mata , tatkala mengingat kembali wajah Ibunya kala itu saat melihat pria yang dicintainya telah menghianati rumah tangga mereka . Lalu tiba tiba terbayang peristiwa semalam ketika Mbok Min berlutut dan bersujud hanya untuk menolongnya .
Air matanya kembali mengalir di kedua pipinya .
Mereka semua masih berdiri di depan pintu menunggu pelayan membukanya .
Saat pintu terbuka , Ferdinand masuk disusul putrinya Anggun yang kini berusai 8 tahun .
" Selamat datang di Neraka putri kecil .... " Bisik Indri di telinga Brisa , disusul dengan tawanya .
Ketiganya sudah masuk ke dalam rumah meninggalkan Brisa yang masih mematung di depan pintu membayangkan nasibnya kelak .
.
.
.
.
.
“Keluarga tidak selalu sedarah. Mereka bisa orang-orang ada dalam hidupmu yang menginginkanmu dalam hidup mereka. Orang-orang yang menerima kamu apa adanya. Orang-orang yang akan melakukan apa saja untuk melihatmu tersenyum dan yang mencintaimu apa pun yang terjadi.”
.
.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Inru
Kejam
2022-08-15
0
🦋⃟💎⃞⃟𝘼𝙇𝚏𝚒𝐞𝐞𝐫𝐚.༄㉿ᶻ⋆ ❤
emmm....kejam juga
2022-07-28
2
EYN
kuwalat nanti kamu Nyaaah... 😤
2022-07-06
2