Di dalam kamar yang di dominasi dengan warna merah muda , seorang wanita paruh baya bernama Mbok Min sedang menenangkan seorang gadis remaja yang sejak tadi terus menangis .
" Non Bri.... udah dong nangisnya nanti kedengeran Tuan . " bujuk Mbok Min .
" Bi...arin.. a..ja.. hiks jiks Mbok .. " Jawab gadis itu .
" Yah jangan dong Non , Mbok gak tega kalau Tuan mukul Non lagi . " bujuknya lagi .
" Non gak kasian sama Nyonya . Kalau Nyonya belain Non Bri , Tuan juga bakalan mukulin Nyonya . "
Mbok Min masih terus saja membujuk gadis remaja itu .
Mendengar ucapan terakhir pengasuhnya sejak kecil , membuar gadis itu perlahan menghentikan tangisannya .
Gadis remaja itu bernama Brisa Elzavira . Siswi kelas 3 SMP di salah satu sekolah swasta di Palembang .
Siapa yang menyangka dibalik keceriaan dan senyum manisnya , gadis itu menyimpan banyak kesedihan .
---- Flashback ----
Semuanya berawal 7 tahun lalu ketika Brisa berusia 8 tahun . Saat itu perusahaan konstruksi peninggalan kakeknya yang sekarang dikelola oleh Ayahnya sedang berkembang pesat . Ayahnya juga berhasil memenangkan kontrak untuk pembangunan sebuah apartemen mewah di Jakarta .
Sejak saat itu Ayah Brisa yang bernama Ferdinand mulai sering bepergian ke Jakarta .
Awalnya semua berjalan normal , Ayahnya masih rutin pulang dua minggu sekali . Dan hal itu berlangsung selama 2 tahun sampai proyek selesai dengan sukses .
Nama perusahaan Kakeknya semakin dikenal oleh perusahaan perusahaan besar. Hingga akhirnya Ayahnya memutuskan untuk memindahkan operasional perusahaan dari Palembang ke Jakarta .
Kehidupan keluarga Brisa berubah sejak saat itu . Ayahnya semakin jarang pulang ke Palembang untuk menemui Brisa dan Ibunya .
Setiap Ibunya ingin berkunjung ke Jakarta , maka ayahnya akan melarang dengan alasan sibuk karena pekerjaan .
Brisa mulai kehilangan sosok ayah yang dulu mengisi hari harinya .
Sebuah fakta terungkap saat Brisa baru saja merayakan kelulusannya dari Sekolah Dasar .
Ibu Laksmi , mengajak putrinya Brisa untuk memberikan kejutan pada suaminya di Jakarta .
Alih alih memberi kejutan , keduanya malah yang dibuat terkejut . Di Jakarta ayahnya telah memiliki keluarga lain . Bahkan memiliki seorang putri kecil yang saat itu berusia 5 tahun .
Kenyataan pahit yang harus diterima oleh Ibu Laksmi , jika suami yang selama ini Ia cintai telah menghianati kesucian rumah tangga mereka . Dan hal itu sudah berlangsung sekitar 6 tahun .
Brisa yang kala itu telah berusia 13 tahun , sudah cukup mengerti situasi apa yang terjadi pada keluarganya .
Gadis kecil yang mulai beranjak remaja itu dengan setia menemani Ibunya kembali ke Palembang dan berharap Ayahnya akan ikut kembali bersama mereka .
Namun semua hanya harapan . Sudah 3 bulan berlalu namun sang Ayah belum juga kembali pulang untuk minta maaf atau sekedar memberi penjelasan pada Ibunya .
Hancurnya pernikahan Ayah dan Ibunya , tidak semestinya juga menghancurkan masa depan Brisa .
Sebisa mungkin , Bu Laksmi membuat kehidupan Brisa tetap berjalan seperti biasanya .
Setahun berlalu Brisa dan Ibunya sudah menerima keadaan mereka kini . Brisa melihat bagaimana perjuangan Ibunya agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka dan membiayai pendidikannya .
Satu per satu perhiasan milik Ibunya dijual . Kendaraan yang mereka miliki , beberapa lukisan peninggalan kakek dan barang berharga lainnya harus Bu Laksmi jual .
Itu karena di rumah mereka saat ini ada beberapa orang pekerja yang harus mereka gaji . Ibunya tidak tega jika harus memecat para pekerja yang sudah lama membantunya dan menggantung hidup pada pekerjaannya itu .
Meski sudah berusaha terlihat baik baik saja , lama kelamaan keadaan ini juga mempengaruhi Brisa . Sudah tak ada lagi gadis periang seperti dulu , yang ada kini hanyalah gadis pendiam dan penyendiri .
Nilai nilai sekolahnya anjlok . Setiap malam gadis itu akan ikut menangis saat mendengar tangisan Ibunya .
Namun Brisa tak pernah mematahkan harapannya jika Ayah yang dulu hangat dan menyayanginya akan kembali .
Hingga saat penantiannya akhirnya berakhir , Ayahnya kembali ke rumah setelah 2,5 tahun meninggalkan Brisa dan Ibunya . Setidaknya ini yang ada di pikiran Brisa saat itu .
Gadis yang sebentar lagi akan berusia 15 tahun itu berlari menuruni tangga saat mendengar salah satu Mbok di rumahnya bicara pada Ibunya jika Tuan mereka datang .
Brisa sangat bahagia , bertahan dengan harapannya selama 2,5 tahun akhirnya terbayarkan . " Ayah kembali , keluarga akan kembali utuh , dan bahagia seperti dulu kala . " Batin Brisa .
Ceklek .
Brisa membuka pintu rumahnya . Namun apa yang dilihatnya saat itu harus membuatnya kembali merasakan kekecewaan .
" Aa..yah . " Ucap Brisa ragu .
Brisa menunduk saat tak ada lagi tatapan sayang seorang Ayah yang Ia dapatkan .
" Dimana Laksmi ? " Ucap Ferdinand .
Brisa diam membisu .
Ferdinand melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah tanpa memedulikan putrinya .
Apalagi Ibu dan anak yang datang bersama ayahnya menatap Brisa sinis .
" Laksmi ... Laksmi .... " Teriaknya .
Ibu Brisa keluar dari kamarnya dan menemui Ferdinand .
" Mau apa lagi kamu datang kerumahku ? " tanya Laksmi tak gentar dengan sorot mata tajam pria yang dulu Ia cintai .
" Kenapa kamu harus repot repot membawa langsung surat cerai itu , kirimkan saja karena aku tak sudih melihat wajah pendosa seperti kalian ."
Lanjutnya .
Brisa yang mendengar kata perceraian sudah tak bisa lagi menahan air matanya .
" Kata siapa aku akan menceraikanmu ? Jangan bermimpi untuk bebas dariku jika kau belum mau menyerahkan surat surat tanah dan rumah ini . "
Balas Ferdinand sambil mencengkram lengan Laksmi lalu menghempaskannya sehingga kini wanita itu terjerembab ke lantai .
Brisa berlari menolong Ibunya .
" Jangan harap aku akan memberinya padamu . Itu semua adalah milik keluargaku . Dan yang berhak memilikinya hanya Brisa , putriku . " Ujar Laksmi dengan emosi yang membara .
" Dasar tamak . Belum cukup bagimu mengambil seluruh perusahaan peninggalan ayahku hah ??? " bentak Laksmi .
Ferdinand hendak melayangkan satu tamparan ke wajah Laksmi namun Brisa dengan sigap berdiri di depan Ibunya sehingga dialah yang terkena tamparan dari ayah kandungnya .
Laksmi memeluk putrinya yang ikut terjerembab kelantai , Ia menangis melihat sudut bibir putrinya yang mengeluarkan darah .
Ferdinan berjongkok di hadapan Laksmi yang sedang memeluk Brisa .
" Kalian Ibu dan anak jangan macam macam denganku . Aku bisa saja melenyapkan kalian , namun aku masih berbelas kasih . Jadi serahkan segera semua surat surat yang ku minta , atau kalian akan lebih tersiksa lagi . " ancamnya .
Sejak hari itu suasana rumah yang tenang tidak lagi sama . Setiap hari Brisa harus melihat Ibunya dipukuli , disiksa , bahkan dipermalukan oleh Ayah dan Istri barunya .
Brisa juga tak elak dari kekejaman mereka . Apalagi saat Anggun , gadis kecil yg kini berusia 7 tahun itu mengadu pada Ayahnya , maka sudah pasti Brisa akan mendapat hukuman .
---- Flash back Off ----
6 bulan sudah Brisa dan Ibunya mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh Ferdinand dan Indri istrinya , sejak mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah yang sama .
Setelah seharian menangis di kamarnya ditemani Mbok Min , sore ini Brisa akhirnya memberanikan diri untuk keluar kamar .
" Bu.... Bu.... " panggilnya sambil mengetuk pelan pintu .
Tak lama Brisa mendengar suara barang yang pecah .
Dari atas Brisa bisa melihat Ibunya yang kini memegang pecahan guci dan mengancam akan bunuh diri .
" Jangan memaksaku . Aku akan bunuh diri agar semua dana asuransi yang kau inginkan itu tak akan pernah bisa kau dapatkan . " Ucap Laksmi mengancam Ferdinand.
Brisa melangkah mundur sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan . Ia berusaha menahan suaranya agar tak terdengar siapapun .
Brisa melihat Indri , yang tak lain adalah istri Ayahnya berjalan dan berhenti di ujung tangga . Wanita itu menyaksikan pertikaian antara suaminya dan sang istri pertama dengan geram.
Brisa menyembunyikan tubuhnya dibalik pilar .
Sesekali Ia menengok pertengakaran yang terjadi dibawah dengan tetap menahan tangisannya .
Laksmi berlari menaiki tangga , Ia ingin segera menemui putrinya .
Tanpa di duga , Indri mencegat kaki Laksmi sehingga wanita itu jatuh dari tangga teratas .
Brisa histeris saat melihat kejadian itu dengan mata kepalanya sendiri.
Ia berlari turun , memeluk Ibunya yang kini wajahnya sudah bersimbah darah .
" Ibu.... ibu ... jangan tinggalin Brisa Bu ... "
" Ibu aku masih butuh ibu . " ujar Brisa frustasi
Wajah Ferdinand seketika pucat pasi . Suaranya ikut tercekat . Ia hendak mendekati Brisa yang masih memeluk ibunya , tapi tidak bisa melakukan apapun karena Indri menahannya .
Cukup lama lalu akhirnya terdengar suara mobil ambulance mendekat , sementara Brisa dan Ibunya masih di tempat dan posisi yang sama karena tak ada yang berani menolong mereka .
" Ibu.... Ibu .... Ibu... " teriak Brisa saat ambulance sudah membawa jasad Ibunya guna pemeriksaan polisi .
" Ibu kenapa Ibu ninggalin Bri sendiri . Bukannya Ibu janji akan hidup sehat selamanya , mengapa Ibu meninggalkanku . " ucap Brisa lirih sambil bersimpuh di teras rumahnya .
" Kenapa gak ajak aku juga Bu . Jemput Bri Bu , aku gak mau sendiri . " lanjutnya terisak .
Seharusnya hari Ia memberitahu Ibunya jika Ia telah lulus SMP .
Namun kenyataannya Ia malah kehilangan sang Ibu . Kehilangan sosok yang menjadi alasannya bertahan .
Hari ini Brisa akan merelakan tujuan hidupnya . Ia akan bertahan menerima semua perlakuan Ayah kandungnya dan wanita iblis yang sudah membunuh Ibunya . Jika memang harus meregang nyawa sekalipun Brisa akan rela .
Namun , jika Tuhan masih beri Brisa waktu , Ia akan menjadi Brisa yang baru , agar kelak bisa membalaskan kematian Ibunya . Bagi Brisa cinta dan harapan hanyalah omong kosong.
.
.
.
.
.
"Terkadang rasa kecewa yang mendalam disebabkan oleh harapan diri yang terlalu tinggi terhadap sesuatu."
.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Hearty💕💕
Hancue bener ini mah 😭😭😭😭😭
2023-05-14
0
Hearty💕💕
Di Palembang nggak ada kantor polisi yaa? Sedih banget sih baca novel ini 💔💔💔
2023-05-14
0
Hearty💕💕
Loh Pak Suami kemana nggak kasih biaya hidup anak Istri
2023-05-14
0