ceklek..
'dari keluarga pasien Vano*?' ucap dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD
'iya dok kami dari keluarga pasien, gimana keadaan anak saya dok.' ucap mama Vano
'kondisi Vano saat ini ...' ucap dokter terhenti dan menghela nafas panjang
'kondisinya saat ini sedang koma, dan setelah ini pasien bisa di pindahkan ke ruangan khusus agar kesehatannya bisa di pantau dengan baik.' ucap dokter tersebut.
'baik dok lakukan yang terbaik untuk anak saya, berapapun biayanya saya siap membayarnya.' ucap ayah Vano
ya, karena kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Vano, itu sangat memudahkan untuk melakukan pengobatan terbaik yang di inginkan oleh keluarga vano.
'bukan masalah uang pak, tapi saat ini kita hanya berharap dengan keberuntungan karena walaupun melakukan operasi semahal apapun jika tidak mendapatkan keberuntungan maka sama aja hasilnya, nyawa vanolah yang akan tidak terselamatkan, karena melihat kondisi sakit Vano yang sudah menginjak stadium terakhir.' jelas dokter.
'baiklah dok terimakasih atas penjelasannya.' ucap mama Vano kepada dokter tersebut dan dokter tersebut langsung meninggalkan mereka yang disana
'sudah lah mas, mending kita semua berdoa agar Vano tetap bisa bertahan.' mama Vano berusaha menguatkan suaminya itu, dia tau kalau ayahnya sangat menyayangi Vano.
flashback of**
***
'sudahlah jangan bilang dulu aja sama Yura, biar Vano atau keluarganya aja yang menjelaskan toh dia masih marah sama gue gue juga gak ada hak untuk menjelaskan.' gumam Anisa dalam hati.
Anisa, Yura dan Reza melanjutkan pekerjaannya dengan sangat formal, bahkan mereka hanya bertegur sapa ketika ada yang ingin ditanyakan saja.
kita tidak perlu mengeluhkan apa yang kita rasakan kepada siapapun, karena orang yang mengerti tentang kita dia akan selalu ada untuk kita tanpa harus menjelaskan kepada mereka, dan sebaliknya orang yang tidak mengerti kita dan tidak faham dengan sikap kita, mereka akan tetap tidak akan faham apa yang kita rasakan, seberapa susah kamu menjelaskan terhadap mereka jika tidak suka tetaplah tidak suka. just do according to what you set.
***
Keesokannya
Mama Vano yang sedang menjaga Vano di rumah sakit
"sebaiknya aku kasih tau Yura aja ya, udah tiga bulan kamu melupakan Yura nak, apa kamu tega membiarkan Yura berfikir yang tidak-tidak tentang kamu." ucap lirih mama Vano sedang mengelus elus tangan Vano.
Yap, saat ini kondisi Vano yang terbilang sangat lemah, karena bisa dibilang kalau Vano hanya hidup dengan bantuan selang yang menancap di tubuh dia, entah apa yang terjadi jika selang selang itu tidak ada, apakah Vano masih bisa bertahan sampai detik ini atau mungkin sudah pergi meninggalkan orang yang sayang kepada dia.
'sebaiknya aku telpon Yura aja, siapa tau kalau Yura kesini Vano cepet siumannya.' mama Vano antusias langsung menelvon Yura.
tuttt tuutt
'nak yura' mama Vano memanggil Yura di seberang telpon
'ah iya te' tumben mama Vano nelpon, ada apa ya batin Yura dalam hat
'gini nak, kamu bisa datang ke rumah sakit Xxx gak sekarang' tanya mama Yura
'loh emang siapa yang sakit te'
'udah kamu datang aja kesini nak di kamar x nanti kamu tanya ke resepsionis.'
'i iya te, Yura ke sana sekarang.' jawab Yura.
***
Yura saat ini sudah siap untuk pergi ke rumah sakit Xxx, segera bergegas memesan taxi untuk pergi ke rumah sakit.
"siapa yang sakit ya" ucap Yura lirih sambil memandangi jalanan yang mulai banyak pengendara yang berlalu lalang, karena ini adalah hari weekend banyak orang yang berlibur.
"pak kita berhenti di toko buah dulu ya" ucap Yura
"iya neng siap" jawab pak taxi
'Walaupun aku gak tau siapa yang sakit tapi kalau mama Vano menyuruhku ke rumah sakit pasti ada yang sakit, jadi aku beli buah dulu lah' gumam Yura dalam hati
Yura yang melamun sampai-sampai mobil taxi yang dia tumpangi sudah sampai bahkan dia tidak menyadarinya.
"neng, udah sampai neng" ucap sopir taxi
"eh iya pak maaf" jawab Yura kaget.
Setelah turun dari taxi lalu Yura bergegas untuk mencari ruangan yang mama Vano maksud dengan membawa Parcel buah yang dia beli tadi. setelah hampir sampai di kamar yang Yura ingin tuju, Yura melihat Anisa yang juga masuk ke dalam kamar tersebut dengan membawa paper bag , entah apa yang ada di pikiran Yura saat ini hanya di penuhi dengan pertanyaan pertanyaan yang belum ada titik terang.
Anisa tidak mengetahui kedatangan Yura, dia langsung masuk ke dalam ruangan tersebut, di ikuti oleh Yura yang masuk ke dalam ruangan.
***
"Hay Tante, gimana keadaan Vano saat ini Tan, apa sudah ada perubahan" ucap Anisa
"Masih tetap sama nak, masih belum ada perubahan" jawab mama Vano
Yura yang mendengar percakapan mama Vano dengan Anisa seketika parcel yang dia bawa lepas dari tangannya.
'di fikiran yura saat ini hanyalah antara percaya atau tidak percaya melihat orang yang dia cintai terbaring lemah dengan bantuan selang selang yang membantunya kuat sampai titik ini, dan lagi dengan ucapan mama Vano dan Anisa membuat Yura semakin yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi kepada kekasihnya itu'
Yura langsung berlari menuju Vano yang sedang terbaring
"Vano apa yang kamu lakukan disini, ayo pulang, ngapain kamu di rumah sakit" ucap Yura dengan derai air mata yang kini sudah membanjiri wajahnya.
"Van bangun Van, Van apa yang terjadi sama kamu, Vano hiks hiks" lanjut Yura
"kamu janji kan kalau kamu akan ngelamar aku, ya udah ayo pulang jangan tidur disini" rengek Yura sambil menggoyang goyangkan tubuh Vano yang tak berdaya.
Yura menangis tak henti.
mama Vano yang melihat kondisi Yura sedang menangis berusaha untuk menenangkan hati Yura, dia menarik tubuh Yura agar bisa berada di pelukannya.
setelah beberapa menit hati Yura sudah mulai tenang
"Tante, sudah berapa lama Vano disini" tanya Yura dengan masih berlinang air mata
"sudah 3 bulan nak" jawab mama Vano dengan sedikit menunduk, karena ini memang permintaan Vano agar tidak memberitahukan keadaanya kepada Yura jauh sebelum Vano sakitnya separah ini.
"kenapa Tante gak pernah bilang sama Yura, apa Yura gak penting buat Vano, apa Yura gak ada hak lagi atas Vano Tante." ucap Yura yang sudah tersulut emosi
"oh apa menurut Tante Anisa lebih layak mendampingi Vano disaat Vano seperti ini." lanjut Yura dengan melirik Anisa yang tertunduk di sebelah mama Vano.
"bukan seperti itu Ra, aku bisa jelasin semuanya" sahut Anisa
Anisa yang merasa bahwa sahabatnya sudah salah faham atas dirinya berusaha ingin menjelaskan kesalah fahaman tersebut.
"gak ada yang harus kamu jelasin sa, menurut aku semuanya sudah jelas, bukannya kamu juga menyukai Vano." sahut Yura dengan sedikit penekanan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments