TEKA TEKI ?!

Yura memanglah wanita yang kuat tapi kuat juga memiliki arti tersendiri bagi Yura. bahkan luka memiliki level tersendiri yang semestinya datang dengan tahapan yang berbeda.

jika harus memilih menghianati atau di khianati semua orang pasti akan memilih menghianati,

ada kalanya kita memang di banting setir untuk memperoleh sebuah jalan yang lebih layak dan enak untuk di lewati.

ada kalanya hati yang sudah terluka bisa pulih hanya dengan sebuah pembuktian. tapi jika tak kunjung juga pulih, itu di karenakan luka yang di alami sangat mendalam.

***

Sejak Yura melihat kemesraan kekasihnya dengan sahabatnya sendiri di supermarket itu Yura sudah benar-benar tidak menghiraukan Anisa, walaupun Anisa berusaha meluruskan kesalah fahaman tetapi Yura bersikeras untuk mendiamkannya.

Hati yang sudah kecewa memang tak ada obat tanpa ada kejelasan yang benar-benar real.

Di kantor

Yura mengenakan baju Hem putih di lengkapi blazers hitam dan rok hitam selutut dengan warna senada menambah aura kecantikannya rambut hitam panjang yang di biarkan terurai dengan ujung yang bergelombang , tak jarang banyak lelaki yang mendekati dia, tapi Yura hanya memiliki satu orang yang dia sayangi bahkan bisa di bilang bahwa Vano adalah cinta pertamanya. haram bagi Yura jika menghianati cintanya, apa lagi hubungan mereka sudah mau ke arah keseriusan.

_

"Ra, gue mohon sama Lo jangan giniin gue Ra bilang ke gue apa kesalahan gue sampai-sampai Lo ngediemin gue sampai selama ini Ra." Anisa memohon pada Yura dengan mata yang sudah mengalir air mata.

sebenarnya Yura tidak tega dengan keadaan Anisa yang saat ini sudah menangis dengan memegang tangan Yura.

tapi ego Yura tak terkalahkan dengan suatu kebenaran yang dia lihat di mata kepala Yura. Yura akhirnya pergi dari kantor tanpa menyelesaikan pekerjaannya dan lebih memilih untuk cabut, membiarkan Anisa yang masih menangis.

'bagaimana dengan perasaanku sa, jika aku bilang kepada kamu dengan semua yang sudah kamu lakukan sama aku apakah aku yang harus buka mulut terlebih dahulu, apakah aku yang harus menjelaskan terlebih dahulu. yang seharusnya menjelaskan itu kamu dan vino sa bukan aku, apakah aku egois membiarkan kamu peka dengan apa yang kamu lakukan.' gumam Yura dalam hati dengan langkah gontai dan air mata yang membanjiri wajahnya, Yura kini sudah melangkah keluar meninggalkan kantor

entah kemana langkah kakinya saat ini, dia berjalan tanpa arah. karena ini masih jam pagi banyak kendaraan yang berlalu lalang.

Yura menghentikan salah satu taxi yang lewat di depannya.

"mau kemana neng" tanya sopir taxi tersebut.

"ke mana aja pak, eh ke pantai aja pak" jawab Yura dengan berusaha menghapus sisa-sisa air mata yang singgah di wajah cantiknya.

"siap neng" jawab sopir taxi sembari melajukan mobilnya.

***

Pantai

"TUHAAAAANNNNN APAKAH AKU LAYAK UNTUK TERUS BERSAMANYA" Teriak Yura di tepi pantai, air mata yang terus mengalir tanpa henti. saat ini Yura yang sudah terduduk di pasir pantai tangisannya yang semakin sesenggukan. antara marah, benci, dan tidak tega akan sahabatnya.

"kenapa Tuhan, apa salahku jika dia memang bukan jodohku dan lebih bahagia dengan sahabatku, aku ikhlas Tuhan tapi tidak dengan hati ini." ucap Yura lirih

setelah merasa hatinya sedikit tenang Yura memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

_

***

Rumah

"Mama" Yura lari berhamburan di tubuh mamanya dan langsung memeluk mamanya,

Mama Yura paham dengan kondisi anaknya saat ini lebih memilih diam. dan mencoba untuk menenangkan anaknya.

beberapa menit setelah Yura lebih tenang.

"nak, mama mau kamu tinggal dengan budhe dan pakde di negara J, apa kamu mau" tanya mama Yura yang sedikit takut akan penolakan anaknya, pasalnya rencana ini belum di pertimbangan dengan suaminya tetapi melihat kondisi anaknya yang seperti ini menjadikan mama Yura untuk berani menanyakan kepada Yura.

"disana nanti kamu bisa merilekskan pikiranmu nak, biar tidak selalu murung seperti ini, mama gak tega dengan kondisi kamu saat ini. lupakan Vano, jika memang Vano jodoh kamu, kamu akan di pertemukan kembali kelak." ucap mama Yura berusaha meyakinkan Yura agar mau ikut budhe dan pakdhe ya.

"gak ma, Yura gak mau Yura mau disini aja sama mama dan papa, biarkan Yura seperti ini lambat laun sakit ini akan hilang ma, percaya sama Yura" jawab Yura meyakinkan mama Yura.

"baiklah ,jika ini keputusan kamu." ucap mama pasrah dengan keputusan Yura.

***

Tiga bulan berlalu, kondisi di kantor tetap sama Yura yang masih belum bertegur sama dengan Anisa dan bahkan Vano yang kini sudah di gantikan oleh karyawan baru, Vano tak ada kabar semenjak kejadian dulu.

'*apa gue bilang aja ya sama Yura tentang keadaan Vano' gumam Anisa dalam hati

flashback**

Anisa pergi ke rumah Vano, berniat untuk menghibur Vano

'Van, mau jalan-jalan gak biar gak bosen di rumah' Anisa mengajak Vano

'ide bagus tu sa, aku juga bosen di rumah

oh iya sa gue kangen deh sama Yura, gimana kabar Yura ya sa.' tanya vano ke Anisa

'baik kok Van, cumak Yura mungkin ada sedikit kesalah pahaman deh soalnya beberapa hari ini dia ngejauh dari gue. cobak aja kamu kasih tau Yura tentang semua ini gak akan ada kesalah pahaman diantara kita semua Van.' jelas Anisa kepada Vano.

'belum saatnya sa , aku akan bilang ke dia diwaktu yang tepat. dan maaf ya sa, gara-gara aku kamu jadi terlibat dengan semua ini' sahut Vano

'udah tenang aja Van, gue ikhlas kok bantu kamu' sahut Anisa.

saat ini mobil yang mereka Naiki sudah melaju ke salah satu tempat yang ingin di kunjungi Vano, karena ada sesuatu yang ingin dia beli.

setelah membeli sesuatu tiba-tiba kepala Vano terasa sakit, pandangannya mulai kabur dan tidak sadarkan diri.

'van vanooo Van, tolong-tolong' Anisa berusaha mencari bantuan untuk membawa Vano kerumah sakit.

rumah sakit _

'dok tolong teman saya dok, suster dokter,' teriak Anisa memanggil staf rumah sakit untuk segera menangani Vano, karena sedari tadi dara segar keluar terus menerus dari hidung dan telinga Vano.

'ya tuhaaan selamatkan Vano' Anisa yang saat ini menangis berusaha kuat agar bisa selalu disamping Vano.

'aku harus menghubungi keluarga Vano' ucap Anisa lirih

selang beberapa waktu keluarga dari Vano datang ayah ibu dan adik Vano.

'gimana keadaan Vano nak, apa Vano baik-baik saja' tanya mama Vano dengan cemas

'belum tau Tante, Vano masih di tangani dokter ' jawab Anisa yang juga ikut cemas akan keadaan Vano

'apa Yura tau tentang semua ini nak' ibu Vano bertanya kembali kepada Anisa

'tidak Tante, Vano menyembunyikan semua ini dari Yura, kata Vano akan ada waktunya Vano akan bicara sendiri dengan Yura tante.' jawab Anisa.

'baiklah nak, semoga aja tidak terjadi apa-apa dengan Vano' semua yang ada di depan UGD (keluarga Vano dan Anisa) mereka saling berdoa, ada yang mondar-mandir bahkan mama Vano masih setia dengan air mata yang mengalir tanpa henti.

ceklek..

'dari keluarga pasien Vano*?' ucap dokter yang baru saja keluar dari ruang UGD

'iya dok kami dari keluarga pasien, gimana keadaan anak saya dok.' ucap mama Vano

'kondisi Vano saat ini ...' ucap dokter terhenti dan menghela nafas panjang

Terpopuler

Comments

Miny Hafies Saputra

Miny Hafies Saputra

goblok kok di pelihara...

2022-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!