RENCANA ;)

'gue bilang ke Yura gak ya soal Vano kemaren,'

gumam Anisa dalam hati

-kemaren pagi libur kantor karena kebetulan hari Minggu, Anisa pergi ke taman di dekat rumahnya kebetulan dia lagi ingin mencari suasana, karena dia habis putus dari pacarnya.

'*eh itu kan Vano , ngapain dia disini sendiri, gue samperin ah.' gumam lirih Anisa

"Hey Van, ngapain Lo sendiri disini." tanya Anisa.

"Gak ngapa-ngapain kok sa, cuman lagi cari angin aja, lagian bosen di rumah." jawab Vano dengan santainya sambil duduk di kursi taman.

"eh gue boleh duduk di situ gak, kebetulan gue juga lagi suntuk nih abis di putusin gue sama Aril." Anisa langsung nyelonong duduk di sebelah Vano.

lama mereka berbincang sampai waktu tak kerasa sudah siang.

"Van gue balik dulu ya, ntar emak gue nyariin, eh eh tunggu deh, Van hidung Lo kenapa keluar darah ya ampun kamu mimisan Van" tanya Anisa sambil meraih tas di sampingnya.

"untung gue bawa tisu tadi, nih ilangin itu darahnya." Vano meraih tisu yang di berikan oleh Anisa.

tiba-tiba Vano kehilangan kesadaran dan akhirnya Vano pingsan. dengan di bantu oleh orang yang berlalu lalang di taman tersebut Anisa berhasil membawa Vano ke rumah sakit.

-

'kenapa belom sadar juga sih Lo Van, gue kasih tau Yura gak ya tapi dia baru aja pulang dari Indonesia kemaren, dia pasti masih capek dah lah gak usah di kasih tau dulu nanti dia pasti cemas banget.' gumam Anisa dalam hati

dokter datang menghampiri Anisa yang sedang duduk di kursi sebelah Vano

"apakah dari keluarga Vano Aditiya" tanya dokter kepada Anisa

"Bu bukan dok saya temannya"

"lalu dimana keluarga dari pasien" tanya dokter tersebut

"gak tau dok soalnya saya juga kurang faham dengan keluarganya."

"ya udah boleh saya bicara dengan anda sebentar di ruangan saya"

"boleh dok silahkan" dokter dan Anisa menuju ke ruangan dokter tersebut.

"Begini mbak setelah melalui pemeriksaan saat ini kondisi dari Vano sudah mendingan, akan tetapi jika kangker yang ada di otak Vano sudah mencapai level stadium 3 dan jika tidak segera di tangani maka nyawa Vano yang akan terancam." jelas si dokter kepada Anisa.

"Apa dok! jadi teman saya mengidap kanker dan sudah stadium 3?" seketika Anisa yang kini berdiri di hadapan dokter langsung terlunglai di lantai dan tangannya menutup mulutnya

antara percaya dan tidak percaya Vano yang kini terbaring di rumah sakit dengan bantuan selang dan infus

'oh tuhan kenapa semua ini harus terjadi' gumam Anisa dalam hati*.

"mbak, mbak gak papa kan ?" tanya dokter dan berusaha meraih tubuh Anisa.

"iya dok,, gak papa kok. baik nanti saya bicarakan sama Vano aja, karena dia yang lebih berhak memutuskan semuanya." jawab Anisa

"baik mbak terimakasih atas waktunya." lalu Anisa meninggalkan ruangan dan kembali ke kamar pasien yang di tempati Vano.

***

"Hay Van" sapa Anisa ke Vano, saat ini Vano yang sudah mulai berkutik di depan laptopnya.

"iya sa, gimana-gimana kelanjutan kisahmu Sama si itu, apa jadi putus kamu " tanya vano ke Anisa

'apa maksudnya, apa Anisa udah putus sama di Aril dan kenapa Vano juga mengetahui tentang ini,apa aku tanyakan langsung aja ya sama Anisa.' gumam Yura dalam hati

"emang kamu putus Ra sama Aril?" tanya Yura ke Anisa.

"iya Ra, udah dua hari ini sih, dia lebih milih cewek gak tau diri itu ketimbang aku cumak karena bodynya yang hot." Anisa yang kini sudah mulai tersulut emosi

"Dah lah jangan bahas dia lagi lebih baik kita selesaikan kerjaan kita, bentar lagi kita harus meeting."

mereka melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

***

jam istirahat

"akhirnya kita mencapai Gol juga karena untuk meyakinkan investor yang ini memang sulit sekali kalau bukan karena Vano yang super jago mana bisa kita berhasil ya kan Ra," Anisa dengan bahagianya hingga tak sengaja dia merangkul Yura dan Vano sedangkan Anisa di tengah-tengah mereka.

"iya sa, kalau tugas ini hanya di serahkan ke kita mana mau investor itu menerima tawaran kita. yang ada belum juga memperkenalkan produk kita malah di tolak dulu." yakin dari Yura yang bangga akan kehebatan pacarnya itu.

"ah biasa aja, itu cumak hal yang biasa di lakukan seorang karyawan yang mengabdi pada perusahaan aja kok, oh iya untuk merayakan ini semua kita ke restoran yang ada di mall itu yuk, kita makan siang disana" ajak Vano kepada kedua gadis tersebut.

"Ayuk" Anisa

"Ayuk" Yura

secara bersamaan

***

saat akan masuk ke restoran tiba-tiba kaki Anisa terpeleset dan akan terjatuh, untung saja Vano segera meraih tubuh Anisa yang sudah kehilangan keseimbangan tersebut.

mereka berdua saling berpandangan bak sepasang kekasih yang jatuh cinta di saat-saat yang romantis.

deg deg deg deg

'eyy perasaan apa ini kenapa jantungku jadi deh degan gini, astaga annisaaa sadarrrr dia itu pacar sahabat kamu' gumam Anisa dalam hati

satu detik

dua detik.

tiga detik..

empat detik...

lima detik....

"Ehem.." Yura berdehem seketika vano melepaskan rangkulan tangannya di tubuh Anisa dan mereka kembali berdiri tegak lagi.

"ma maaf Ra" ucap Anisa yang tidak enak pada Yura..

"maaf sayang, tadi aku spontan nangkep Anisa karena takut dia jatuh aja."

Vano yang merasa bersalah langsung meminta maaf kepada Yura, karena dia tahu Yura saat ini pasti merasa cemburu saat aku pandang-pandangan sama Anisa barusan.

"udah udah aku gak papa, ayok kita cari tempat untuk makan, aku udah laper banget"

di bibir Yura boleh berkata tidak apa-apa akan tetapi tidak bisa di pungkiri ketika cowok kita walaupun tidak sengaja dengan adegan tadi perempuan mana yang tidak akan cemburu, tapi mengingat bahwa Anisa adalah sahabatnya. Yura tidak lagi memikirkan kejadian tadi dan menganggap bahwa tidak ada apa-apa.

mereka makan dengan keadaan yang sangat canggung, karena ketidak enakan Anisa terhadap Yura.

"oh iya setelah ini kita bisa pulang, kepala devisi tadi ngabarin udah gak ada pekerjaan buat kita jadi kita bisa pulang buat istirahat." ucap Vano di sela-sela makan mereka.

"oh baiklah, nanti aku pulang sendiri dulu ya Van, soalnya aku ada keperluan yang harus aku lakukan." ucap Yura kepada Vano.

"keperluan apa biar aku anter" sahut Vano

"gak perlu Van, aku bisa sendiri kok soalnya aku juga harus mampir dulu ke rumah pamanku." Yura menolak kembali tawaran dari Vano

"ya udah tapi kamu hati-hati ya, ingat setelah selesai dengan urusanmu segera pulang." ucap Vano kepada Yura. dan Vano tiba-tiba mendekati Yura dan mengecup kening Yura.

Seketika Yura langsung kaget sedangkan ini adalah kali pertama Vano berani mengecup kening Yura apalagi di muka umum ketambahan ada Anisa di sebelah Yura. dan mungkin saat ini wajah Yura sudah berubah menjadi kepiting rebus.

begitu juga dengan Anisa yang kaget akan hal itu.

"a a aku izin ke toilet dulu ya" Yura dengan gugup secara tiba-tiba, Vano dengan cengengesan cengenges melihat tingkah Yura.

_

setelah Yura dari toilet, Yura di kagetkan dengan pemandangan yang menurut dia sangat melukai hatinya.

Terpopuler

Comments

Alwani Yunita

Alwani Yunita

next kak

2021-12-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!