Setelah Yura dari toilet, Yura di kagetkan dengan pemandangan yang menurut dia sangat melukai hatinya.
Yura melihat Vano yang sedang memegang kedua pipi Anisa dan entah apa yang sedang di bicarakan oleh kedua insan tersebut, walaupun Yura tidak mendengan apa yang mereka bicarakan tapi melihat mereka seperti ini membuat Yura sakit hati.
lalu Yura pergi meninggalkan mereka berdua tanpa berpamitan kepada mereka.
***
Vano dan Anisa sedang menunggu Yura yang tak kunjung datang.
"Van Yura kok belum juga balik kesini ya, gue cek ke kamar mandi dulu aja gimana" Anisa berpamitan ke Vano lalu pergi ke kamar mandi di restoran tersebut.
Anisa mengecek pintu satu persatu namun nihil, orang yang dia cari tidak ada di sana,
'apa ada sesuatu yang terjadi sama Yura ya' batin Anisa cemas sambil berjalan kembali ke meja yang ditempatinya tadi
"gimana sa, apa Yura masih di kamar mandi?" tanya Vano dengan antusias. karena vano takut terjadi apa-apa terhadap kekasihnya itu.
"gak ada Van, aku sudah cek satu persatu kamar mandi disana tapi Yura gak ada disana.
"eh Lo telpon aja Yura siapa tau lagi beli sesuatu atau lagi kemana gitu Van." sahut Anisa panik
"iya deh cobak gue telpon" Vano langsung mengambil hp nya dan menghubungi Yura.
tuttt tuttt 📞
sampai beberapa kali Yura juga belum mengangkat telpon dari Vano.
"gak di angkat sa" ucap Vano
"coba deh sekali lagi Van, siapa tau di angkat.
tuttt tuttt 📞
'*iya hallo, ada apa van' jawab Yura dari seberang telepon
'kamu dimana sayang, kenapa kok ngilang' tanya vano dengan nada cemasnya
'oh iya aku tadi lupa gak bilang ke kalian, maaf ya aku pulang duluan soalnya ada telpon dari mamaku, katanya mau ngajak aku ke rumah teman mama' jawab Yura berbohong, karena sebenarnya Yura masih di area restoran karena dia pengen tau bagaimana reaksi Vano.
'oh ya udah deh kamu hati hati di jalan, lain kali jangan lakukan hal seperti ini lagi ya, kamu tau gak aku cemas nyariin kamu' ucap Vano.
'iya aku minta maaf , ya udah aku masih di jalan aku matikan telepon nya ya',
'iya' jawab Vano*
Yura yang masih melihat kedua insan berniat untuk pergi dari tempat itu, tapi lagi-lagi Yura melihat Anisa yang di rangkul oleh Vano membuat mata Yura mulai berkaca-kaca dan tak terasa menitikkan air mata.
'ada apa dengan mereka, apa mereka mempunyai hubungan khusus tega kamu sa, udah mengkhianati persahabatan kita. kalau kamu memang cinta sama Vano kalau memang kamu suka dengan Vano kenapa gak bilang aku akan merelakan Vano dengan kamu, asalkan jangan ada penghianatan dalam persahabatan kita.' gumam Yura dalam hati
Ya, Yura memang sangat baik hati dia selalu mementingkan perasaan orang lain ketimbang dirinya sendiri, bahkan dia rela memberikan cintanya kepada sahabat nya itu jika mereka berdua saling mencintai.
'dan sekarang apakah aku masih harus percaya kepada sahabat dan kekasihku, bagaimana jika mereka benar-benar saling sayang apa aku harus merelakan cinta yang sudah aku bangun bahkan aku dan Vano akan melakukan pertunangan bulan depan. ya Tuhan cobaan apa ini , mungkin mulutku bisa berkata i'm fine tapi hatiku tidak tuhan.' gumam Yura kembali yang saat ini dia sudah berada di dalam taxi karena tadi ketika Yura melihat pemandangan di depannya dia langsung pergi dari tempat itu.
Disaat kita mengikhlaskan semua yang terjadi
Tetap ingatlah, setelah badai pasti akan tercipta sebuah pelangi yang sangat indah, ketika kita sedang terpuruk dalam keadaan apapun, ingatlah di kedua pundak kita masih ada malaikat yang senantiasa bersama kita
***
sesampainya di rumah
"loh Yura , kamu kenapa sayang"tanya mama Yura ketika melihat Yura dengan mata sembab mama Yura langsung khawatir dan menanyakan apa yang terjadi kepada Yura. yura pun menceritakan semua yang dia lihat beberapa hari ini, mulai dengan kedekatan Anisa dengan Vano bahkan yang baru saja Yura lihat saat di restoran.
"Mama tahu pasti kamu sangat kecewa sayang, tapi melihat selama ini nak Vano yang begitu mencintai kamu mama gak yakin kalau nak Vano berani mengkhianati kamu, lebih baik kamu tenangkan diri kamu dulu dan istirahatlah, pasti kamu lelah" mama Yura pergi meninggalkan Yura dan membiarkan Yura untuk istirahat terlebih dahulu.
"iya ma" sahut Yura.
***
hari ini Yura pergi ke kantor, walaupun perasaanya masih tidak siap untuk dia bertemu dengan Vano dia harus pergi ke kantor, karena jika dia tidak masuk kantor akan banyak tugas yang menumpuk setelah dia masuk kembali.
'sejak kemarin tidak ada tanda-tanda Vano menghubungi aku, apa karena vano sedang sibuk dengan Anisa ya' gumam Yura dalam hati.
_
Di kantor
Anisa berusaha mengajak Yura ngobrol tapi entah kenapa Yura selalu mendiamkan Anisa dan menjawab pertanyaan Anisa hanya dengan kata iya, tidak. bahkan sesekali Yura tidak menjawab pertanyaan dari Yura.
'apa aku terlalu egois ya, karena sudah mendiamkan Anisa, tapi aku masih sakit hati melihat mereka berlaku seperti itu di depanku.' gumam Yura dalam hati
Yura yang saat ini sudah berkutik dengan komputer melirik kursi di sebelah dia, bahkan Anisa sudah kembali ke kursinya setelah menyadari dia di cuekin dengan sahabatnya itu.
'kemana si Vano, kenapa dia gak berangkat hari ini apa dia hari ini izin' tanya Yura dalam hati
'dah lah toh juga udah ada yang merhatiin Vano juga' Yura pasrah dengan keadaan dan melanjutkan pekerjaannya.
***
Sudah satu Minggu Vano tidak masuk kerja, bahkan tidak ada menghubungi Yura sama sekali.
saat Yura berada di supermarket yang lumayan ramai Yura melihat sosok yang dia kenal berjalan dengan perempuan.
"eh eh tunggu, bukannya itu Vano dan siapa perempuan yang menggandeng tangannya itu." ucap Yura lirih tapi masih bisa di dengar orang jika ada di sampingnya.
Yura berusaha mendekat tanpa ada kecurigaan dari mereka. Yura menutupi wajahnya dengan topi yang di gunakannya saat ini dan mengarahkan rambut panjangnya di bagian kanan kiri wajah dia biar menutupi parasnya.
setelah jarak dia sudah dekat dengan sosok Vano dan perempuan itu.
'loh itu kan Anisa, jadi kecurigaan ku selama ini memang benar kalau Vano punya hubungan khusus sama Anisa. gak nyangka banget gue Van.' gumam Yura dalam hati.
Yura langsung bergegas pergi dari supermarket dan pulang ke rumahnya. apa yang dia lakukan tak ada lagi kecuali menangis tanpa henti.
Yura memanglah wanita yang kuat tapi kuat sendiri memiliki arti tersendiri bagi Yura. bahkan luka memiliki level tersendiri yang semestinya datang dengan tahapan yang berbeda.
jika harus memilih menghianati atau di khianati semua orang pasti akan memilih menghianati,
ada kalanya kita memang di banting setir untuk memperoleh sebuah jalan yang lebih layak dan enak untuk di lewati.
ada kalanya hati yang sudah terluka bisa pulih hanya dengan sebuah pembuktian. tapi jika tak kunjung juga pulih, itu di karenakan luka yang di alami sangat mendalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments