Kriiinggg
kriinnngg
“Om Swastiastu pak”
“Om Swastiastu gek. Sedang dimana gek?”
“Masih di rumah sakit pak. Shita baru selesai bekerja dan itu cukup melelahkan.”
“Istirahatlah sayang jika kamu lelah. Jangan bekerja terlalu keras” Ucap Khawatir Fendra
“ya pak. Bapak tahu sendiri kan saat masih kuliah dulu Shita gimana kerjanya untuk
kebutuhan Shita disini” ya Shita dulu memang selalu memanfaatkan waktu yang ia
miliki hanya untuk sekedar membantu teman atau adik kelasnya yangtidak bisa
mengerjakan tugas mereka dan ia pun mendapatkan uang yang setimpal untuk kerja
kerasnya.
Bukan cuma itu saja, ia bahkan merelakan waktu istirahatnya dari jam 7 hingga jam 11
malam untuk bekerja sebagai kasir di salah satu coffe shop terkenal yang ada di
Tanggerang dulu.
“iya nak bapak tahu bagaimana kamu dulu. Bapak minta maaf jika bapak tidak bisa
mencukupi kebutuhan kamu saat itu. Gaji bapak tidak seberapa dulu ketika
mengajar di sekolah dasar. Ibumu pun ikut membantu tapi tetap masih kurang
untukmu dan juga untuk adikmu” terdengar aura kesedihan yang tersirat dalam
kalimat Fendra yang ditujukan pada Anak sulungnya itu.
“Bapak, sudahlah tidak usah dibahas lagi Shita senang menjalaninya seperti ini. Yang
terpenting bagi Shita adalah kesehatan kalian semua disana. Bapak sudah rutin
cek up ke rumah sakit kan pak? Ingat ya pak setiap bulan ibu dan bapak harus cek
kesehatan kalian. Shita tak mau jika kalian sampai kenapa – kenapa” Ucap cemas
Shita jika mengingat kesehatan kedua orang tuanya yang kini sudah semakin renta
apalagi bapaknya yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan hanya mengandalkan
hasil penjualan setiap hari dari warung istrinya.
Walaupun Shita telah mengirimkan hasil kerja kerasnya sebagai dokter sedikit cukup untuk
membantu ekonomi keluarga dan membiayai sekolah adiknya Nayna.
“Tenang nak, ibu dan bapak sudah rutin memeriksakan kesehatan kami. Kamu sudah makan
nak? Ibu rindu denganmu. Adikmu Nayna juga sepertinya rindu denganmu” ucap
Widya ibunya Shita
“Shita sudah makan tadi dengan teman Shita bu. Shita juga rindu. Shita janji nanti
kalau sudah libur Shita pasti akan pulang kampong. Ibu tahu kan kalo Shita
libur hanya beberapa hari saja. Jadi mulai sekarang Shita ingin ibu memasakkan
makanan kesukaan Shita jika Shita sudah dirumah nanti. Ohya adik nakalku kemana
ya pak bu?” Tanya Shita dengan antusias
“Kakak, bisa bisanya kakak masih mengatakan seperti itu padaku. Aku kesal denganmu kak
tak jadi aku rindu denganmu. Bagaimana pun juga adikmu yang nakal ini tetap dan
akan selalu menjadi adikmu” Ucap Nayna dengan kesalnya pada Shita diseberang
sana.
“hahahahah
ternyata selabil ini yaa kamu dek. Sudah SMA lo kamu sekarang harusnya sudah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kakak kan
hanya becanda. Iyaa adik nakalku sampai kapanpun kamu tetap adik nakal yang
kakak sayangi sampai kapanpun. Sekolahnya gimana dek? Lancar atau ada
masalahkah?” Tanya Shita pada Adiknya Nayna.
“Semua lancar kak. Tidak ada hambatan untuk seorang Nayna Pradnya Waradhana. Masak
kakak jauh disana bisa melewati seribu rintangan sedangkan aku dekat dengan bapak ibu. Aku harus bisa sekuat kakak
dong” ucap Nayna dengan semangatnya.
“Bagus dek, pertahankan ya. Ohya dek sudah dulu ya panggilannya sudah sore kakak harus
segera pulang dan menyiapkan makan malam untuk kakak. Kamu tahu kan Jakarta itu
gimana kalo sudah sore. Salam untuk bapak dan ibu ya dek, Bye”
“hati – hati ya nak. Jaga diri dan kesehatan. Ingat pesan bapak dan ibumu ya nak”
ucap Widya
“Siap Ibunda Ratu” Ucap Shita seraya mematikan sambungan telepon nya. Diliriknya jam
yang ada dihandphonenya menunjukkan jam 5 sore.
“Aduhh keasikan ngobrol dengan orang rumah jadi kesorean gini. Pasti macet lah
sudahh..” gumam Shita yang bergegas keluar dari rumah sakit untuk pulang ke
kosannya.
Ia pun menyalakan motor kesayangannya yang ia beli dengan kredit saat ia pertama
kali diterima bekerja di JMC rumah sakit terkenal yang ia idamkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments