Ingatan kejadian 7 tahun yang lalu saat ia memutuskan untuk pergi dari tanah
kelahirannya meninggalkan keluarga masih terlintas dan berputar jelas didalam
otaknya. Namun kini semua perjuangannya telah selesai ia tempuh dan akan melanjutkan
apa yang menjadi cita – citanya.
Kriiingg
kriingg
“halo”
“Shitaaaaa,
kamu dimana? Inget gak hari ini jam kerjamu sudah diganti? Ini sudah jam berapa
ta?” ucap seorang disebrang sana
“iyaa
inget cerewet dah kayak emak-emak. Aku sudah akan berangkat kesana tapi aku masih hidupin
motorku”
“ya
sudah kalo begitu. Aku sudah ada disini sejak tadi dan aku menunggu kamu shita”
“upss maafkan aku. Baiklah tunggu aku disana jangan kemana – mana yaa cerewetku”
“apaan sihhh.. yaa bawel aku tunggu. Cepetan! Bye!
Shita hanya tersenyum saat menerima omelan yang sudah sering ia dapatkan sejak awal
ia menjadi KOAS. Ya dia memiliki sahabat atau lebih tepatnya sudah
seperti saudara yang selalu memperhatikannya dan meneriakinya jika ia ada
salah. Sahabatnya itupun hampir selalu ia ajak bersaing selama masa KOAS
walau tak dipungkiri ia lebih unggul hanya sedikit dari sahabatnya. Nana. Nana
Adiatma itulah nama Sahabat Shita sejak awal KOAS selalu bersama,
bahkan kini mereka bekerja ditempat yang sama pula. Nana tak mengatakan dengan
jujur Siapa dirinya karena ia takut akan memiliki teman seperti dulu
memanfaatkannya untuk kepentingan mereka sendiri.
30 menit kemudian ia telah sampai di JMC tempat dimana ia diterima bekerja setelah
mengirimkan email ke beberapa rumah sakit.
“woyy lama woyy lamaa.. kakiku rasanya lumutan nungguin kamu aja ta”
“maaf dehh tau sendiri kan Jakarta tu gimana macetnya, apalagi jarak dari kosan ku
kesini lumayan jauh”
“makanya kalo berangkat itu jangan mepet waktu begini kan jadinya”
“eleehh kayak kamu gak pernah telat aja. Inget gak dulu waktu kuliah dah berapa kali
kamu telat sampe mau dihukum sama dosen killer”
“itu beda taa, sekarang kita sudah bekerja jadi manfaatkan waktu, karena waktu
adalah uang, hehe”
“Capek ngomong sama kamu.. kamu menang deh. Yokk buruan masuk keburu jam kerja
dimulai”
Mereka berdua pun memasuki Area Rumah sakit tempat dimana banyaknya orang yang
memeriksakan kondisi kesehatan mereka dan ada pula yang hanya sekedar menemani
keluarga, saudara, teman bahkan yang terkasih sekalipun.
Pagi itu adalah minggu pergantian jam dinas ke 6 bagi Shita dan Nana setelah ia
bekerja setahun mereka bekerja disana. Tepatnya Di UGD lah saat ini ia bekerja.
Berbekal pengetahuan yang ia dapatkan selama menempuh pendidikan ia dipercaya
untuk di tempatkan bekerja disana.
“Berapa jumlah pasien yang datang pagi ini nita? Apakah ada yang serius?” Tanya Shita
kepada Nita perawat yang bertugas pagi itu dengannya.
“Tidak ada dok, saya harap jangan sampai ada yang gawat karena saya masih lelah
setelah kemarin dinas sore dan hari ini dinas pagi. Mana rumah saya jauh lagi
dok, jadi gak terasa waktu santai dan istirahatnya” keluh nita yang hanya
dibalas gelengan oleh Shita.
Dari pagi hingga sore hari ia hanya menangani pasien yang bisa dikatakan memerlukan
peawatan yang tidak begitu gawat menurutnya. Hanya beberapa pasien yang datang
dengan keluhan panas, tertusuk paku dan luka robek ringan. Hingga jam kerjanya
pun sudah berakhir.
Sebelum pulang ke kosan ia mengganti bajunya terlebih dahulu diruangannya. Di dalam
ruangan tersebut tempat khusus tempat ia menemui pasien jika ia sedang bertugas
di Poli, dan ia akan mendapatkan jam kerja poli jika tidak ada waktu jaga di
UGD. Setelah selesai mengganti baju tiba – tiba handphone nya berdering
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments