4. Salah Paham

“Papa gimana?” tanya Gala lewat ponselnya. Saat ini, dia sedang menerima telepon dari seorang wanita.

“Aman,” kata Mona, kakak perempuan Gala.

“Papa lagi ngapain sekarang? Tiduran?”

“Lagi nyeleksi kandidat Manager Keuangan ...”

“Lah, kenapa harus sampai Papa, Kak? Bukannya istirahat malah―”

“Justru itu, Gala. Gara-gara korupsi besar-besaran Pak Prabu dkk kemarin, Papa jadi selektif banget. Harus yang udah nikahlah, inilah, itulah… Kakak sih ngikut aja. Lagipula, Papa pengen nanti pas ada di tangan Kakak, semua udah beres. Anyway, gimana? Kompetisi gitar solo, jadi ikut nggak?”

“Aku jadi ikut, Kak. Tapi…”

“Tapi apa?”

“Ya, nggak yang kayak kuharapin sih… panjang ceritanya Kak. Ada cewek―”

Mendengar kata ‘cewek’, Mona langsung semangat sampai memotong, “Cantik nggak?”

“Ish, Kakak mah gitu… Nggak jadi cerita ah…”

“Hahaha, santai dong Bro… Nanti kita cerita-cerita lagi. Malam ini Kakak jemput ke tempat Papa.”

“Oke, Kak… See you…”

Gala menekan tombol merah untuk memutuskan panggilan itu. Ada desah lelah yang terdengar dari mulutnya ketika harus bersinggungan dengan sang Papa. Dia lalu mengalihkan perhatiannya, fokus untuk menyelesaikan konflik ini satu demi satu.

Niko dan Febri mendatangi Gala dengan wajah serius.

“Lo yakin mau biarin Gemma yang main?” tanya Febri.

Gala mengangguk sekali.

Niko mendesah pelan. “Tapi gimana bokap lo? Bukannya lo udah terlanjur bilang sama beliau kalau lo yang maju?”

“Gue ngalah aja. Lagian, bokap gue sering lihat gue menang kok. Nggak mesti gue lagi yang maju ‘kan?”

Febri menggeleng tidak mengerti. “Tapi ini kan―”

“Feb, ini udah jadi keputusan gue.”

Gala menatap sepatunya dan menyepak-nyepak tanah kering yang dia pijak dengan tidak sabaran. Febri dan Niko akhirnya mundur menjauh.

Setelah berhasil meyakinkan Diana, giliran dia harus bertemu dengan Gemma untuk menyelesaikan semua kesalah pahaman ini secara pribadi. Secara gentle…

Mereka sudah tahu siapa pemilik nomor itu, yang ternyata adalah nomor ponsel milik Erika. Tuh anak berani-beraninya bikin salah paham sefatal ini!

Mereka ingin melapor. Tapi ada banyak nama yang dipertaruhkan di sini. Ada nama guru mereka, Rosa, yang ternyata sudah tahu perkara ayah Gemma dan masih ingin membawa Gemma ikut dalam lomba. Dan mengingat risiko yang lebih parah, akhirnya niat mereka urung.

Gala tidak menyangka kalau gosip―tentang betapa mengerikannya kalau ayah Gemma marah―itu benar. Rasa bersalah menyerbu benaknya bagai ribuan jarum tak terlihat yang menusuk hingga ke jantung.

Berbagai kekuatiran muncul dalam hatinya tentang Gemma. Bagaimana kalau dia sakit karena luka di punggungnya? Bagaimana kalau dia kenapa-napa? Bagaimana kalau… Arrrghhh!!! Gala berteriak frustrasi dalam hatinya.

“Diana, lo pulang aja. Besok, lo pasti sibuk buat ngurusin MOS buat hari Senin nanti. Gue baik-baik aja. Serius,” kata Gemma dengan senyum tipis khas miliknya yang membuat wajahnya semakin tirus.

Diana pun melangkah pergi, tapi tidak benar-benar jauh dari Gemma. Diana membiarkan gadis itu menemui Gala seorang diri, sampai dia yakin benar kalau Gala tidak akan berbuat jahat pada temannya.

“Are you okay?” tanya Gala pada Gemma dengan tatapan yang begitu intens.

Gemma menatap datar pada Gala, lalu menghembuskan napas pelan. “Gue akan lapor ke Bu Rosa kalau gue mengundurkan diri.”

“What?”

Gala terperangah. Dia memang mengharapkan Gemma mundur, tapi bukan seperti ini caranya. Dia tidak mengharapkan semua luka itu tercetak jelas di punggung Gemma yang tertutup kemeja sekolah. Gala tidak pernah berharap tubuh seseorang akan terluka hanya karena ambisinya terhadap lomba itu.

“Lo bisa maju gantiin gue,” lanjut Gemma.

“Gem… gue nggak nyangka kalo kejadiannya bakal begini. Gue nggak pernah doain yang buruk-buruk menimpa lo.”

“Tapi ini udah kejadian, Gala. Gue nggak ada pilihan selain give up, tinggalin hobi dan kesukaan gue.”

“Gue akan pinjamin gitar gue.” Ujar Gala yang semakin merasa bersalah dan berusaha memberi solusi atas semuanya. “Lagian, kata Diana, minggu depan Bokap lo udah dinas ke Kalimantan, ‘kan? Nggak ada yang harus ditakutin.”

Gemma mengangkat telapak tangan kirinya di depan wajah Gala dengan gestur menolak. “Nggak perlu, Gala. Lo simpen aja. Lagian, gue nggak bisa main dalam waktu dekat ini. Tangan gue nggak bisa dipake latihan.”

“What do you mean?” Rasa penasaran Gala semakin meningkat. Dia memindai fisik Gemma dari atas sampai kebawah. Hingga matanya jatuh pada jemari di tangan kanan Gemma yang mendadak tremor. Di sana ada beberapa luka lecet yang entah dari mana asalnya. “Itu tangan lo kenapa gemetaran?”

Gemma menunduk melihat jari kelingkingnya yang terlihat bengkak.

Refleks, Gala maju selangkah, mengambil tangan Gemma dengan pelan dan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada tangannya. Jari kelingking kanan Gemma membesar dari ukuran yang seharusnya, terlihat merah dan sedikit berdenyut.

“Ini… jari lo sakit?” tanya Gala dengan concern. Seketika, perasaan ngeri menyerbu hatinya. Kekerasan apa saja yang terjadi pada Gemma sampai seperti ini? Melihat luka Gemma seperti ini, kenapa jari-jarinya jadi ikutan nyeri?

Gemma mengangkat kepalanya, menatap langsung mata Gala saat dia menyadari perhatian Gala yang tiba-tiba. Kemudian, dia mengangguk perlahan tanpa bersuara.

Gala menatap luka Gemma dengan wajah horor. Ya ampun, semoga dugaan Gala salah besar…

...***...

“Lo masih bisa tahan ‘kan? Gue manggil supir dulu, biar kita bisa bawa lo ke rumah sakit,” ujar Gala pada Gemma saat mengantarkannya duduk di dekat pintu gerbang sekolah. Sementara Febri dan Niko mengekor Gala dengan setia.

Beberapa jam kemudian di rumah sakit, Gemma diizinkan pulang setelah jari kelingkingnya dipasangi finger splint. Hasil pemeriksaan ditemukan bahwa jari Gemma mengalami retak sedang. Dengan kondisi kelingking cidera seperti itu, jelas Gemma tak akan bisa bermain di kompetisi manapun. Untuk menulis saja, dia pasti kesulitan.

“Antar Diana aja dulu. Gue mau bicara sama lo,” pinta Gemma pada Gala. Diana sempat merasa aneh. Tapi dia tidak bertanya apa-apa sampai dia diturunkan tepat di depan pintu jalan masuk komplek rumahnya.

“Itu, singgah aja di situ,” Gemma meminta supir Gala untuk menepi dekat sebuah taman komplek.

Gemma turun dari mobil diikuti oleh Gala. Langkah mereka terhenti dekat air mancur di tengah-tengah semak tanaman yang dipangkas menyerupai labirin mini.

“Gem … Gue menyesal banget atas kejadian ini,” ungkap Gala dengan tulus. “Gue nggak mau lo celaka.”

Ada desah berat yang keluar dari mulut Gemma. “Tapi gue udah celaka, Gala. Lo pintar sembunyikan itu semua, tapi gue nggak bodoh.”

Gala terkejut bukan kepalang mendengar penuturan Gemma. Dia kira, hubungan mereka akan membaik dan tidak lagi dingin. Tapi kini, sepertinya Gemma telah menyimpulkan suatu hal yang buruk. Kepala Gala terangkat, netranya berbinar bingung. “Sembunyikan apa Gem?”

“Lo dan Erika bisa jadi pasangan yang klop. Kalian cocok banget dalam hal jebak menjebak.”

Dahi Gala mengernyit. “Lo ngomong apa sih?”

Ada senyum sinis yang ditampilkan Gemma pada Gala. “Ini kerjaan elo sama Erika kan?"

“Lo ngira gue kerja sama dengan Erika buat bikin lo kayak gini, begitu?”

Gemma mengangguk dengan wajah datar, sulit sekali bagi Gala untuk dapat membaca perasaan Gemma saat ini. Tapi yang jelas, Gemma tidak ingin mempercayainya, bahkan setelah Gala mengantarnya ke rumah sakit.

“Bukannya lo yang ngancam gue buat laporin semua ke ayah gue?”

“Gem, gue waktu itu cuma menggertak. Gue nggak bener-bener ngelakuinnya. Sumpeh deh. Gue nggak tahu caranya gimana buat lo percaya. Gue di sini jujur. Gue nggak bohong sama sekali ke lo.”

“Sekarang udah nggak penting lagi. Gue tahu banget perjuangan lo main gitar itu gimana. Lo datengin gitaris PES band langsung, Bang Fad, buat jadi tutor lo. Gue iri sama lo karena punya segalanya.

Gue tahu banget mentor kamu sibuk manggung di mana-mana, dan lo pasti punya uang yang cukup untuk sewa tutor seperti beliau. Gue sering nguping pembicaraan lo sama Bu Rosa tentang improvement lo selama belajar langsung sama Bang Fad. Effort lo gede, Gala. Sedangkan gue?

Gue cuma pemain gitar kacangan yang kebetulan punya telinga super peka dan kemampuan memetik yang masih amburadul. Jadi sekarang, nikmati aja semuanya. Gue doain lo menang. Jangan kuatir sama kerikil kecil kayak gue. Meski gue punya tenaga, gue tetap nggak bakal bisa menghalangi lo lagi.”

Kata-kata super panjang itu akhirnya meluncur begitu saja dari bibir tipis Gemma. Gala yakin kalau tidak ada yang pernah dengar Gemma dapat bicara sebanyak itu. Bahu Gemma naik turun, digerakkan oleh emosi yang memenuhi dadanya. Hidungnya bergerak-gerak dan matanya dipenuhi air mata yang membanjir.

Gala menatap Gemma dengan pasrah. Gadis itu tidak ingin memaafkannya. Kini dia benar-benar kehilangan arah, tak tahu hendak berbuat apa, bahkan kesulitan membuktikannya.

Dia pernah mengancam Gemma dengan membawa-bawa nama sang ayah. Itu sudah jadi landasan yang cukup untuk membuat Gemma tidak akan percaya. Dia tidak ingin berlomba dengan cara seperti ini juga.

“Makasih karena sudah bawa gue ke rumah sakit. I really appreciate it. Tapi, gue nggak mau lihat lo deket-deket gue lagi, dan permainan gitar gue nggak akan lo dengar lagi.”

Gadis itu lalu pergi meninggalkan Gala yang mematung di tempatnya. Kakinya seakan terpaku dan dadanya sesak oleh rasa bersalah yang hebat.

...****************...

Hayoloh Gala... Gemma marah...

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Gala vs Gemma
3 3. Di Balik Kemeja Sekolah
4 4. Salah Paham
5 5. MOS
6 6. SKSD
7 7. Paramitha Wilson
8 8. Ice Cream
9 9. Keki
10 10. Siswa Lain
11 11. Julian Brengsek
12 12. An*jing
13 13. Bukan Benci
14 14. Bolehkah Aku...?
15 15. Membalas
16 16. Skandal Niko
17 17. Berkawan Dengan Erika
18 18. Duka
19 19. Aku Mau Kamu
20 20. Harga Diri yang Terluka
21 21. Rasa Ilfil Gala
22 22. Emosi Diana
23 23. Spekulasi yang Kejam
24 24. Aku Kurang Apa?
25 25. Airport
26 26. Pelukan Terakhir
27 27. Jakarta, Indonesia
28 28. Familiar
29 29. Lo Jomblo?
30 30. A Bad Dream and Insecurity
31 31. Apartemen Sebelah
32 32. Pembenaran
33 33. Butuh Teman
34 34. Di Pinggir Kolam Renang
35 35. Memori Indah
36 36. Derai Air Mata
37 37. Rapidash Express
38 38. Apartemen Baru
39 39. Bergerak
40 40. Someday
41 41. Are You Okay?
42 42. Phantom
43 43. Rahasia
44 44. Terlalu Tipis
45 45. Selamat Sayang!
46 46. Satu Per Satu
47 47. Auto Kaya
48 48. Kurang Ajar
49 49. Aku Gila
50 50. Reuni
51 51. Tipsy
52 52. Sober
53 53. Ikut
54 54. Party
55 55. Foto
56 56. Aku janji, Mas!
57 57. Sebuah Diskusi
58 58. Kita Cerai
59 59. Tarik Paksa
60 60. Kunjungan Tak Terduga
61 61. Menangis Sejadi-jadinya
62 62. Happy Together
63 63. Rencana
64 64. Klub Mobil
65 65. Wanita Lemah
66 66. Di-reject
67 67. Bibit Jelek
68 68. Di Rumah Mama
69 69. Language!
70 70. Adios Madafaka!
71 71. PMS
72 72. Nggak Sabar Pisah
73 73. Aku Ingin Hidup
74 74. You Did Good
75 75. Hampir Luluh
76 76. Alasan Yahya Fransius
77 77. Indra dan Viani
78 78. Pinisi
79 79. Will You…
80 80. Sehari Sebelum Melamar
81 81. Kamar Yang Sama
82 82. Potongan Apel
83 83. Boleh Pergi
84 84. Sebelum Menikah
85 85. Pesta Bujang
86 86. Sempurna
87 87. The Wedding
88 88. Deserve to be Loved
89 89. Dua Sepupu Daryanta
90 90. Marah
91 91. Puas
92 92. Produksi
93 93. I've Lost Everything
94 94. Akibat Kejahatan
95 95. Mitos
96 96. Sleep Walking
97 97. Nggak Bisa Naik Motor
98 Epilog
99 S2 Bab 1 - Cerita Lain di Dufan
100 S2 Bab 2 – Jadian
101 S2 Bab 3 – Tidak Diundang
102 S2 Bab 4 – Penyesalan
103 S2 Bab 5 – Intervensi
104 S2 Bab 6 – Prahara Tugas
105 S2 Bab 7 – Masih Prahara Tugas
106 S2 Bab 8 – Nonton
107 S2 Bab 9 – Aku Maafin Kamu
108 S2 Bab 10 – Chat Balasan
109 S2 Bab 11 – Kebisuan Vincent
110 S2 Bab 12 – Perselingkuhan
111 S2 Bab 13 – Overprotektif
112 S2 Bab 14 – Di Club
113 S2 Bab 15 – Setengah Di-ghosting
114 S2 Bab 16 – Usaha Vincent
115 S2 Bab 17 – Rekonsiliasi
116 S2 Bab 18 – Iya, Puas?
117 S2 Bab 19 – Anak Remaja
118 S2 Bab 20 – Ketahuan
119 S2 Bab 21– Ruang Praktik
120 S2 Bab 22 – Alvin dan Viani
121 S2 Bab 23 – Bodyguard Lain
122 S2 Bab 24 - Mungkinkah Dia
123 S2 Bab 25 – Sidang
124 S2 Bab 26 – Break Sebentar
125 S2 Bab 27 – Sebuah Keputusan
126 S2 Bab 28 – Persiapan
127 S2 Bab 29 – Rasa yang Menular
128 S2 Bab 30 – Merasa Bersalah
129 S2 Bab 31 – Kunjungan Alvin
130 S2 Bab 32 – Pindah Kamar
131 S2 Bab 33 – Sudah Berdetak
132 S2 Bab 34 – Gagal Membujuk Niko
133 S2 Bab 35 - Operasi
134 S2 Bab 36 - Last Kiss
135 S2 Bab 37 - NICU
136 S2 Bab 38 - Complication
137 S2 Bab 39 - Semoga Tetap Seperti Ini
138 S2 Bab 40 – Bersiap
139 S2 Bab 41 – My Baby!!
140 S2 Bab 42 - Yang Terjadi
141 S2 Bab 43 – Rindu Ribut-ribut
142 S2 Bab 44 - Selulit
143 S2 Bab 45 - Jadi Karena Itu?
144 S2 Bab 46 - Pak Varel
145 S2 Bab 47 - Hidup Tenang
146 S2 Bab 48 - Rumah Sakit Terdekat
147 S2 Bab 49 - Mau Pakai Obat?
148 S2 Bab 50 - Sadar
149 S2 - Epilog
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Gala vs Gemma
3
3. Di Balik Kemeja Sekolah
4
4. Salah Paham
5
5. MOS
6
6. SKSD
7
7. Paramitha Wilson
8
8. Ice Cream
9
9. Keki
10
10. Siswa Lain
11
11. Julian Brengsek
12
12. An*jing
13
13. Bukan Benci
14
14. Bolehkah Aku...?
15
15. Membalas
16
16. Skandal Niko
17
17. Berkawan Dengan Erika
18
18. Duka
19
19. Aku Mau Kamu
20
20. Harga Diri yang Terluka
21
21. Rasa Ilfil Gala
22
22. Emosi Diana
23
23. Spekulasi yang Kejam
24
24. Aku Kurang Apa?
25
25. Airport
26
26. Pelukan Terakhir
27
27. Jakarta, Indonesia
28
28. Familiar
29
29. Lo Jomblo?
30
30. A Bad Dream and Insecurity
31
31. Apartemen Sebelah
32
32. Pembenaran
33
33. Butuh Teman
34
34. Di Pinggir Kolam Renang
35
35. Memori Indah
36
36. Derai Air Mata
37
37. Rapidash Express
38
38. Apartemen Baru
39
39. Bergerak
40
40. Someday
41
41. Are You Okay?
42
42. Phantom
43
43. Rahasia
44
44. Terlalu Tipis
45
45. Selamat Sayang!
46
46. Satu Per Satu
47
47. Auto Kaya
48
48. Kurang Ajar
49
49. Aku Gila
50
50. Reuni
51
51. Tipsy
52
52. Sober
53
53. Ikut
54
54. Party
55
55. Foto
56
56. Aku janji, Mas!
57
57. Sebuah Diskusi
58
58. Kita Cerai
59
59. Tarik Paksa
60
60. Kunjungan Tak Terduga
61
61. Menangis Sejadi-jadinya
62
62. Happy Together
63
63. Rencana
64
64. Klub Mobil
65
65. Wanita Lemah
66
66. Di-reject
67
67. Bibit Jelek
68
68. Di Rumah Mama
69
69. Language!
70
70. Adios Madafaka!
71
71. PMS
72
72. Nggak Sabar Pisah
73
73. Aku Ingin Hidup
74
74. You Did Good
75
75. Hampir Luluh
76
76. Alasan Yahya Fransius
77
77. Indra dan Viani
78
78. Pinisi
79
79. Will You…
80
80. Sehari Sebelum Melamar
81
81. Kamar Yang Sama
82
82. Potongan Apel
83
83. Boleh Pergi
84
84. Sebelum Menikah
85
85. Pesta Bujang
86
86. Sempurna
87
87. The Wedding
88
88. Deserve to be Loved
89
89. Dua Sepupu Daryanta
90
90. Marah
91
91. Puas
92
92. Produksi
93
93. I've Lost Everything
94
94. Akibat Kejahatan
95
95. Mitos
96
96. Sleep Walking
97
97. Nggak Bisa Naik Motor
98
Epilog
99
S2 Bab 1 - Cerita Lain di Dufan
100
S2 Bab 2 – Jadian
101
S2 Bab 3 – Tidak Diundang
102
S2 Bab 4 – Penyesalan
103
S2 Bab 5 – Intervensi
104
S2 Bab 6 – Prahara Tugas
105
S2 Bab 7 – Masih Prahara Tugas
106
S2 Bab 8 – Nonton
107
S2 Bab 9 – Aku Maafin Kamu
108
S2 Bab 10 – Chat Balasan
109
S2 Bab 11 – Kebisuan Vincent
110
S2 Bab 12 – Perselingkuhan
111
S2 Bab 13 – Overprotektif
112
S2 Bab 14 – Di Club
113
S2 Bab 15 – Setengah Di-ghosting
114
S2 Bab 16 – Usaha Vincent
115
S2 Bab 17 – Rekonsiliasi
116
S2 Bab 18 – Iya, Puas?
117
S2 Bab 19 – Anak Remaja
118
S2 Bab 20 – Ketahuan
119
S2 Bab 21– Ruang Praktik
120
S2 Bab 22 – Alvin dan Viani
121
S2 Bab 23 – Bodyguard Lain
122
S2 Bab 24 - Mungkinkah Dia
123
S2 Bab 25 – Sidang
124
S2 Bab 26 – Break Sebentar
125
S2 Bab 27 – Sebuah Keputusan
126
S2 Bab 28 – Persiapan
127
S2 Bab 29 – Rasa yang Menular
128
S2 Bab 30 – Merasa Bersalah
129
S2 Bab 31 – Kunjungan Alvin
130
S2 Bab 32 – Pindah Kamar
131
S2 Bab 33 – Sudah Berdetak
132
S2 Bab 34 – Gagal Membujuk Niko
133
S2 Bab 35 - Operasi
134
S2 Bab 36 - Last Kiss
135
S2 Bab 37 - NICU
136
S2 Bab 38 - Complication
137
S2 Bab 39 - Semoga Tetap Seperti Ini
138
S2 Bab 40 – Bersiap
139
S2 Bab 41 – My Baby!!
140
S2 Bab 42 - Yang Terjadi
141
S2 Bab 43 – Rindu Ribut-ribut
142
S2 Bab 44 - Selulit
143
S2 Bab 45 - Jadi Karena Itu?
144
S2 Bab 46 - Pak Varel
145
S2 Bab 47 - Hidup Tenang
146
S2 Bab 48 - Rumah Sakit Terdekat
147
S2 Bab 49 - Mau Pakai Obat?
148
S2 Bab 50 - Sadar
149
S2 - Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!