2. Gala vs Gemma

Jakarta, tahun 2006

"Nggak bisa gitu dong, Bu! Saya nggak terima!"

Suara Gala terdengar meninggi pada seorang wanita berusia 40an yang kini berdiri di depannya dan menatapnya datar.

Keputusan Bu Rosa sepertinya tidak bisa diganggu gugat. Tapi Gala tetap tidak terima.

"Saya udah persiapan dari bulan lalu, Bu!" Gala menolak keras. Dalam hatinya, dialah yang seharusnya dikirim mewakili sekolah dalam kompetisi Gitaris Solo SMA sekota Jakarta.

Dia sudah banyak berlatih, masuk klub gitaris, mendatangkan tutor Gitaris handal, dan main gitar setiap hari. Tapi kenapa di mata Bu Rosa, dia tetap tidak lebih baik?

"Gemma Aruna Fransius dari kelas 3 IPS yang akan bertanding di kompetisi itu, bukan kamu. Lagian, siapa suruh kamu persiapan? Bulan lalu saya belum memutuskan siapa yang akan maju, 'kan?"

Gala maju selangkah dan menatap Rosa dengan sengit. Ambisinya tak bisa dibendung. Dia tidak mau kalah sekarang tanpa melawan.

"Nggak. Saya yakin, Bu Rosa pasti sengaja, 'kan, bikin saya nggak bisa ikut kompetisi itu?! Saya ini kelas 3, Bu. Ini tahun terakhir saya bisa bertanding. Saya pasti menang!"

"Kamu memang udah sering menang." Perawan tua berambut keriting, bertubuh bongsor dan gigi kelinci itu mendesah bosan. "Kamu aja nyetem gitar masih pake guitar tuner. Ngerti 'kan bedanya kamu sama Gemma di mana?"

“Hanya karena Gemma itu punya telinga peka, bukan berarti cara dia bermain lebih baik dari saya!”

“Ini sudah diputuskan ya, Gala. Lagi pula, kamu sudah sering ikut kompetisi semacam ini. Berilah kesempatan pada orang lain. Lebih baik kamu fokus untuk ujian akhir.”

Wajah Gala memerah. Meski kekesalan dalam hatinya memuncak, dia tetap tidak bisa berbuat apa-apa, sebab satu sekolahan sudah tahu tentang pengumuman ini. Rosa mengumumkannya sesaat sebelum upacara hari Senin itu berakhir.

“Gemma juga sama-sama kelas 3 ‘kan?”

“Pengecualian! Dia nggak pernah tanding sebelum ini.”

“Tapi―”

“Gala. Keputusan saya sudah final,” ujar Rosa sambil berlalu.

Telinga Gala memanas. Darah dalam urat nadinya berdesir kian cepat memompa perasaan kecewanya semakin tinggi. Dadanya kembang kempis menahan amarah hingga napasnya terdengar amat berat.

Gemma... anak perempuan kurus berwajah ketus itu sudah membuatnya kehilangan kesempatan ini.

No!

Gala tidak terima! Gadis itu harus diberi pelajaran. Kenapa juga dia harus muncul di saat-saat terakhir? Apa dia mau pamer? Tidak ada yang pernah mengalahkannya di sekolah ini, apalagi anak perempuan!

Dia akan membuat perhitungan pada Gemma sepulang sekolah. Gadis itu harus paham posisinya ada di mana dan dia harus bisa menempatkan diri.

***

“Es batu sahabat gue!” panggil Diana dengan ceria pada Gemma yang sedang duduk sendiran di depan gudang sekolah yang sepi. “Ntar kita mampir ke ka ef ci yuk, gue traktir dari hadiah gue menang lomba!”

"Minggu depan aja ya. Pas bokap gue nggak ada di sini."

Gemma tersenyum lembut pada sahabatnya yang berwajah manis, berpenampilan ‘tomboy yet girlish’ di beberapa sisi tersebut.

Dia mengangguk, tapi masih memusatkan perhatiannya pada benda yang terbuat dari kayu dan senar baja, yang sedang dipeluknya dengan erat. Dia langsung memainkan gitar tersebut dengan merdu sekali.

Gemma, cewek yang terkenal dengan sikap dinginnya itu sedang memainkan lagu-lagu milik band lawas, Dewa 19. Jemarinya begitu lihai dan lentur seolah tak bertulang saat dia memetik gitarnya, sangat berbeda jauh dengan perangainya yang kaku. Terutama saat dia berimprovisasi dengan melodi rumit pada lagu Roman Picisan, bukan hanya sekedar memainkan kunci dasar.

Siapa saja yang melihatnya akan mengakui kalau skill yang dimiliki Gemma itu sangat potensial. Skill yang membuat siapa saja iri, terutama kaum Adam yang mendominasi dunia musik.

Termasuk Gala, yang saat ini tengah menatapnya dengan tajam dari balik pohon beringin.

“Keren juga,” komentar Niko, anak laki-laki tampan berpipi chubby yang berdiri di sebelah Gala.

“Berisik!” ucap Gala kesal.

Febri, cowok paling tinggi dari antara merek, mencubit pipi Niko dengan keras sampai Niko mengaduh. Yang membuat Gala kesal bukanlah Gemma saja. Pujian tulus dari Niko seakan-akan mengonfirmasi kalau permainan Gemma memang bagus, dan Gala tidak suka hal itu terjadi.

Tatapan mereka kembali menyorot Gemma dengan penasaran.

Siapa yang menyangka kalau gadis itu mendapatkan kemampuannya dengan cara otodidak?

Gala merasa lebih hebat darinya karena effort yang dia lakukan demi meningkatkan kemampuan bermusiknya itu lebih besar. Tidak seperti Gemma yang tiba-tiba saja datang dengan sok, memamerkan kemampuannya bermusik dengan pandai.

Memangnya siapa dia? Dewi gitar? Cuih!

"Dari mana lo belajar main gitar padahal nggak ada gitar di rumah karena Bokap lo melarang keras?" tanya Diana, teman baik sekaligus teman satu-satunya yang dimiliki oleh Gemma.

"Dari pos ojek pengkolan depan rumah. Mereka yang ngajarin."

"Lo udah siap buat kompetisi minggu depan?"

"Siap nggak siap, ya jalanin aja Di," jawab Gemma seraya membersihkan benda kesayangannya dengan guitar cleaner.

"Tapi lo seneng 'kan? Karena lo yang akhirnya maju?"

Bibir tipis Gemma melengkung untuk tersenyum dan memasukkan gitar akustik elektrik itu dalam soft case-nya. "Nih, jaga baik-baik ‘bayi’ gue."

“Aman! Tar kalo dia lapar, gue tetein.”

Tangan Diana terjulur untuk menerima benda kesayangan sahabatnya yang dia harus jaga bagai keris Mpu Gandring yang baru saja di temukan di situs kuno. "Bokap lo kapan mau ke Kalimantan?"

"Minggu depan. Makanya gue bisa bebas ikut kompetisi." Gemma memasang ranselnya, bersiap untuk pulang. "Sori, gue repotin lo bawa yang beginian. Lebih aman kalau gitar ini nggak ada di rumah gue karena Bokap gue bisa pulang kapan aja."

Diana menggeleng tipis. Bukan itu yang membuatnya keberatan. Dia hanya tidak berani membayangkan 'risiko' lainnya. "No worries. Asal gue nggak ketemu Bokap lo aja."

"Tapi Gemma ketemu gue," ucap Gala yang keluar dari tempat persembunyiannya bersama Febri dan Niko, yang selalu mengekor Gala bak hewan peliharaan yang belum makan.

Ketiga anak itu cukup famous di sekolahnya. Cakep, kaya, semua murid segan pada mereka, hampir semua anak perempuan memuja mereka.

Dan Gala bangga akan pengaruh yang dia miliki, yang jauh lebih besar dari Febri dan Niko. Tapi pengaruh itu ternyata tidak cukup untuk membuatnya yang dipilih untuk ikut kompetisi tersebut.

Ada helaan napas pelan yang terdengar dari mulut Gemma. Dia memutar bola matanya, malas berkonflik dengan Gala.

"Mau lo apa?"

Tangan Gala terjulur untuk menunjuk wajah Gemma yang tirus. Gala tersenyum miring, menampilkan lesung pipi dalam yang menghiasi wajah tampan rupawannya.

"Lo mundur dari kompetisi itu. Gue bisa lakuin apa aja yang bikin lo sulit nantinya."

"Gue jelas nggak bisa mundur, Gala. Gue udah dipilih."

Gala menurunkan tangannya, memasukkannya dalam saku celana. "Gue nggak bisa biarin ‘cewek’ yang maju.”

Gemma menggeleng dengan senyum sinis. “Nggak usah terlalu patriarkis.”

Mata sipit Gala memicing. “Lah emang harusnya gitu, kan? Lo itu ‘cewek’! Sadar diri lah!”

Diana yang juga jengah melihat kelakuan Gala, maju ke depan sambil memasang kuda-kuda.

Sebagai pemegang sabuk hitam Tae Kwon Do yang baru saja menjuarai kompetisi antar SMA seluruh se-Jabodetabek, sudah seharusnya dia melindungi sahabatnya itu dari orang-orang yang ingin mengganggu. “Persetan sama patriarkis! Sini lo, maju hadapin gue. Lo semua bosan hidup?”

Belum apa-apa, Febri dan Niko sudah mundur. Tapi tidak dengan Gala. Anak lak-laki itu masih menatap sinis pada Gemma. Gadis itu tidak merasa terintimidasi sama sekali. Wajahnya datar, tanpa ekspresi. Tak heran orang-orang menjuluki dia Es Batu.

“Gue denger-denger, bokap lo galak ya Gem? Apa gue mesti kasih tau bokap lo supaya lo mundur?"

Meski ada gurat elusif di wajah Gemma, dia memilih untuk tenang. “Jangan pake cara licik. Gue udah terpilih. Terima aja kenyataannya.”

“Nggak, gue nggak bisa terima. Gue bakal bikin lo mundur, lihat aja nanti!”

Namun, Gemma masih saja terlihat kalem. Gala semakin heran, anak perempuan di depannya ini malah santai saja. Dia bahkan berlalu dari Gala dan kawan-kawan tanpa merasa terintimidasi sama sekali.

Gemma mencoba mengusir kekuatiran itu. Anak laki-laki sombong tersebut tidak bisa membuktikan apa-apa pada ayahnya, selama gitar itu tidak berada di tangannya.

***

Bruk!

Punggung Gemma menghantam pagar beton belakang sekolah dengan keras, sementara lima orang anak perempuan berwajah cantik dengan tas punggung brand mahal, berdiri mengelilinginya.

“Lo pasti curang ‘kan? Bu Rosa milih lo daripada pacar gue.”

Gemma mengernyit, menahan nyeri yang menjalar di sepanjangan punggungnya karena dorongan keras dari Erika tadi. Gemma menatap mereka bingung.

“Pacar mana maksud lo, Er?”

“Lo nggak tahu kalau Gala sama gue pacaran?” Erika bertolak pinggang. Matanya menatap Gemma tajam. Gemma tak dapat meminta pertolongan Diana sebab sahabatnya itu sudah pulang.

“Pertama, gue nggak curang. Kedua, gue nggak perduli lo itu mau jungkir balik ngejar Gala. Yang pasti, gue nggak melakukan apa yang lo tuduhkan. Jadi,” Gemma memperbaiki letak tasnya di punggungnya. “biarin gue pulang dari pada harus dengar omong kosong lo yang sering menghayal pacaran sama Gala.”

Mata Erika melotot, “berani-beraninya lo ya!”

Plak!

Satu tangan Erika mendarat sempurna di wajah Gemma dan memberikan bekas merah di sana. Erika tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Gemma yang terpental ke kanan hingga rambut panjang gelombangnya itu terhambur.

“Songong banget lo. Orang sombong kayak lo emang harus diberi pelajaran!”

Erika bersiap menghajar Gemma, tepat saat seseorang yang baru saja dibicarakannya berjalan melewati mereka bersama Febri dan Niko bak selebritis.

Meski tak tebar pesona, tapi siapa saja yang melihat grup lelaki tampan ini pasti akan tersenyum. Ketampanan dan aura mereka sangat natural, pun dengan sikap cool yang semakin membuat para kaum hawa menggelepar kepanasan.

Gala si kaya yang jago bermain gitar, Niko anak pintar bercita-cita jadi dokter obsgyn yang jauh dari kata kuper, dan Febri adalah langganan MVP pertandingan basket. Kolaborasi triple damage yang dapat memporak-porandakan hati para gadis.

Ya kecuali Gemma dan Dianna. Sepertinya hanya mereka yang tak pernah ambil pusing.

Mungkin di hadapan orang yang tidak suka, para lelaki ini hanya segerombolan cowok dengan simbiosis mutualisme. Tidak banyak yang tahu kalau mereka sudah akrab dari bayi.

Teman-teman Erika langsung bersikap norak seperti cacing yang baru saja diberi garam. Ada yang mendadak tolol, ada juga yang seperti orang udik―yang seperti tak pernah melihat lawan jenis.

Gala mencelos dalam hati. Norak.

“O em ji, Niko! Besok, ajarin gue matematika yaaa…”

“Febri sooo hanseeemmm!”

“Gala, bokin lo nih!”

Buru-buru Erika langsung memperbaiki posisi berdiri dan rambutnya yang sempat ikut berantakan dengan sikap salah tingkah yang kentara. “Eh… Gala… mau kemana?”

Tapi reaksi Gala justru lucu. Dia memandang datar pada Erika, tak mempedulikan sapaannya sama sekali, dan berlalu begitu saja. Seperti tidak mendengar dan tidak melihat siapa-siapa.

“Gala, kok aku dicuekin sih! Iiihhh!” panggil Erika dengan putus asa sambil menghentakkan kaki kanannya ke tanah.

Dan di saat Erika dan kawan-kawan sedang lengah, Gemma langsung mengambil langkah seribu.

Kabur!

***

Episodes
1 1. Prolog
2 2. Gala vs Gemma
3 3. Di Balik Kemeja Sekolah
4 4. Salah Paham
5 5. MOS
6 6. SKSD
7 7. Paramitha Wilson
8 8. Ice Cream
9 9. Keki
10 10. Siswa Lain
11 11. Julian Brengsek
12 12. An*jing
13 13. Bukan Benci
14 14. Bolehkah Aku...?
15 15. Membalas
16 16. Skandal Niko
17 17. Berkawan Dengan Erika
18 18. Duka
19 19. Aku Mau Kamu
20 20. Harga Diri yang Terluka
21 21. Rasa Ilfil Gala
22 22. Emosi Diana
23 23. Spekulasi yang Kejam
24 24. Aku Kurang Apa?
25 25. Airport
26 26. Pelukan Terakhir
27 27. Jakarta, Indonesia
28 28. Familiar
29 29. Lo Jomblo?
30 30. A Bad Dream and Insecurity
31 31. Apartemen Sebelah
32 32. Pembenaran
33 33. Butuh Teman
34 34. Di Pinggir Kolam Renang
35 35. Memori Indah
36 36. Derai Air Mata
37 37. Rapidash Express
38 38. Apartemen Baru
39 39. Bergerak
40 40. Someday
41 41. Are You Okay?
42 42. Phantom
43 43. Rahasia
44 44. Terlalu Tipis
45 45. Selamat Sayang!
46 46. Satu Per Satu
47 47. Auto Kaya
48 48. Kurang Ajar
49 49. Aku Gila
50 50. Reuni
51 51. Tipsy
52 52. Sober
53 53. Ikut
54 54. Party
55 55. Foto
56 56. Aku janji, Mas!
57 57. Sebuah Diskusi
58 58. Kita Cerai
59 59. Tarik Paksa
60 60. Kunjungan Tak Terduga
61 61. Menangis Sejadi-jadinya
62 62. Happy Together
63 63. Rencana
64 64. Klub Mobil
65 65. Wanita Lemah
66 66. Di-reject
67 67. Bibit Jelek
68 68. Di Rumah Mama
69 69. Language!
70 70. Adios Madafaka!
71 71. PMS
72 72. Nggak Sabar Pisah
73 73. Aku Ingin Hidup
74 74. You Did Good
75 75. Hampir Luluh
76 76. Alasan Yahya Fransius
77 77. Indra dan Viani
78 78. Pinisi
79 79. Will You…
80 80. Sehari Sebelum Melamar
81 81. Kamar Yang Sama
82 82. Potongan Apel
83 83. Boleh Pergi
84 84. Sebelum Menikah
85 85. Pesta Bujang
86 86. Sempurna
87 87. The Wedding
88 88. Deserve to be Loved
89 89. Dua Sepupu Daryanta
90 90. Marah
91 91. Puas
92 92. Produksi
93 93. I've Lost Everything
94 94. Akibat Kejahatan
95 95. Mitos
96 96. Sleep Walking
97 97. Nggak Bisa Naik Motor
98 Epilog
99 S2 Bab 1 - Cerita Lain di Dufan
100 S2 Bab 2 – Jadian
101 S2 Bab 3 – Tidak Diundang
102 S2 Bab 4 – Penyesalan
103 S2 Bab 5 – Intervensi
104 S2 Bab 6 – Prahara Tugas
105 S2 Bab 7 – Masih Prahara Tugas
106 S2 Bab 8 – Nonton
107 S2 Bab 9 – Aku Maafin Kamu
108 S2 Bab 10 – Chat Balasan
109 S2 Bab 11 – Kebisuan Vincent
110 S2 Bab 12 – Perselingkuhan
111 S2 Bab 13 – Overprotektif
112 S2 Bab 14 – Di Club
113 S2 Bab 15 – Setengah Di-ghosting
114 S2 Bab 16 – Usaha Vincent
115 S2 Bab 17 – Rekonsiliasi
116 S2 Bab 18 – Iya, Puas?
117 S2 Bab 19 – Anak Remaja
118 S2 Bab 20 – Ketahuan
119 S2 Bab 21– Ruang Praktik
120 S2 Bab 22 – Alvin dan Viani
121 S2 Bab 23 – Bodyguard Lain
122 S2 Bab 24 - Mungkinkah Dia
123 S2 Bab 25 – Sidang
124 S2 Bab 26 – Break Sebentar
125 S2 Bab 27 – Sebuah Keputusan
126 S2 Bab 28 – Persiapan
127 S2 Bab 29 – Rasa yang Menular
128 S2 Bab 30 – Merasa Bersalah
129 S2 Bab 31 – Kunjungan Alvin
130 S2 Bab 32 – Pindah Kamar
131 S2 Bab 33 – Sudah Berdetak
132 S2 Bab 34 – Gagal Membujuk Niko
133 S2 Bab 35 - Operasi
134 S2 Bab 36 - Last Kiss
135 S2 Bab 37 - NICU
136 S2 Bab 38 - Complication
137 S2 Bab 39 - Semoga Tetap Seperti Ini
138 S2 Bab 40 – Bersiap
139 S2 Bab 41 – My Baby!!
140 S2 Bab 42 - Yang Terjadi
141 S2 Bab 43 – Rindu Ribut-ribut
142 S2 Bab 44 - Selulit
143 S2 Bab 45 - Jadi Karena Itu?
144 S2 Bab 46 - Pak Varel
145 S2 Bab 47 - Hidup Tenang
146 S2 Bab 48 - Rumah Sakit Terdekat
147 S2 Bab 49 - Mau Pakai Obat?
148 S2 Bab 50 - Sadar
149 S2 - Epilog
Episodes

Updated 149 Episodes

1
1. Prolog
2
2. Gala vs Gemma
3
3. Di Balik Kemeja Sekolah
4
4. Salah Paham
5
5. MOS
6
6. SKSD
7
7. Paramitha Wilson
8
8. Ice Cream
9
9. Keki
10
10. Siswa Lain
11
11. Julian Brengsek
12
12. An*jing
13
13. Bukan Benci
14
14. Bolehkah Aku...?
15
15. Membalas
16
16. Skandal Niko
17
17. Berkawan Dengan Erika
18
18. Duka
19
19. Aku Mau Kamu
20
20. Harga Diri yang Terluka
21
21. Rasa Ilfil Gala
22
22. Emosi Diana
23
23. Spekulasi yang Kejam
24
24. Aku Kurang Apa?
25
25. Airport
26
26. Pelukan Terakhir
27
27. Jakarta, Indonesia
28
28. Familiar
29
29. Lo Jomblo?
30
30. A Bad Dream and Insecurity
31
31. Apartemen Sebelah
32
32. Pembenaran
33
33. Butuh Teman
34
34. Di Pinggir Kolam Renang
35
35. Memori Indah
36
36. Derai Air Mata
37
37. Rapidash Express
38
38. Apartemen Baru
39
39. Bergerak
40
40. Someday
41
41. Are You Okay?
42
42. Phantom
43
43. Rahasia
44
44. Terlalu Tipis
45
45. Selamat Sayang!
46
46. Satu Per Satu
47
47. Auto Kaya
48
48. Kurang Ajar
49
49. Aku Gila
50
50. Reuni
51
51. Tipsy
52
52. Sober
53
53. Ikut
54
54. Party
55
55. Foto
56
56. Aku janji, Mas!
57
57. Sebuah Diskusi
58
58. Kita Cerai
59
59. Tarik Paksa
60
60. Kunjungan Tak Terduga
61
61. Menangis Sejadi-jadinya
62
62. Happy Together
63
63. Rencana
64
64. Klub Mobil
65
65. Wanita Lemah
66
66. Di-reject
67
67. Bibit Jelek
68
68. Di Rumah Mama
69
69. Language!
70
70. Adios Madafaka!
71
71. PMS
72
72. Nggak Sabar Pisah
73
73. Aku Ingin Hidup
74
74. You Did Good
75
75. Hampir Luluh
76
76. Alasan Yahya Fransius
77
77. Indra dan Viani
78
78. Pinisi
79
79. Will You…
80
80. Sehari Sebelum Melamar
81
81. Kamar Yang Sama
82
82. Potongan Apel
83
83. Boleh Pergi
84
84. Sebelum Menikah
85
85. Pesta Bujang
86
86. Sempurna
87
87. The Wedding
88
88. Deserve to be Loved
89
89. Dua Sepupu Daryanta
90
90. Marah
91
91. Puas
92
92. Produksi
93
93. I've Lost Everything
94
94. Akibat Kejahatan
95
95. Mitos
96
96. Sleep Walking
97
97. Nggak Bisa Naik Motor
98
Epilog
99
S2 Bab 1 - Cerita Lain di Dufan
100
S2 Bab 2 – Jadian
101
S2 Bab 3 – Tidak Diundang
102
S2 Bab 4 – Penyesalan
103
S2 Bab 5 – Intervensi
104
S2 Bab 6 – Prahara Tugas
105
S2 Bab 7 – Masih Prahara Tugas
106
S2 Bab 8 – Nonton
107
S2 Bab 9 – Aku Maafin Kamu
108
S2 Bab 10 – Chat Balasan
109
S2 Bab 11 – Kebisuan Vincent
110
S2 Bab 12 – Perselingkuhan
111
S2 Bab 13 – Overprotektif
112
S2 Bab 14 – Di Club
113
S2 Bab 15 – Setengah Di-ghosting
114
S2 Bab 16 – Usaha Vincent
115
S2 Bab 17 – Rekonsiliasi
116
S2 Bab 18 – Iya, Puas?
117
S2 Bab 19 – Anak Remaja
118
S2 Bab 20 – Ketahuan
119
S2 Bab 21– Ruang Praktik
120
S2 Bab 22 – Alvin dan Viani
121
S2 Bab 23 – Bodyguard Lain
122
S2 Bab 24 - Mungkinkah Dia
123
S2 Bab 25 – Sidang
124
S2 Bab 26 – Break Sebentar
125
S2 Bab 27 – Sebuah Keputusan
126
S2 Bab 28 – Persiapan
127
S2 Bab 29 – Rasa yang Menular
128
S2 Bab 30 – Merasa Bersalah
129
S2 Bab 31 – Kunjungan Alvin
130
S2 Bab 32 – Pindah Kamar
131
S2 Bab 33 – Sudah Berdetak
132
S2 Bab 34 – Gagal Membujuk Niko
133
S2 Bab 35 - Operasi
134
S2 Bab 36 - Last Kiss
135
S2 Bab 37 - NICU
136
S2 Bab 38 - Complication
137
S2 Bab 39 - Semoga Tetap Seperti Ini
138
S2 Bab 40 – Bersiap
139
S2 Bab 41 – My Baby!!
140
S2 Bab 42 - Yang Terjadi
141
S2 Bab 43 – Rindu Ribut-ribut
142
S2 Bab 44 - Selulit
143
S2 Bab 45 - Jadi Karena Itu?
144
S2 Bab 46 - Pak Varel
145
S2 Bab 47 - Hidup Tenang
146
S2 Bab 48 - Rumah Sakit Terdekat
147
S2 Bab 49 - Mau Pakai Obat?
148
S2 Bab 50 - Sadar
149
S2 - Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!