Si Hitam sudah siap meluncur ke arena di segala trek jalanan, mau lurus makin cepat, mau tikungan pun semakin oke.
Kelihaian Hany dalam berkendara sudah tidak diragukan lagi.
"Kita ketemu di arena, jangan lupa di jalan baru yang ada tikungan turunan, gw disana, tepat jam tujuh malam," ucap Bobby mengingatkan.
"Siap Bosque, gw pasti datang. Bang Asep makasih, motornya enak banget ini, gas nya juga enteng banget. Gw balik ya Bob!" teriak Hany dibalik helm full facenya.
Hany menyalakan mesin motornya, deru mesin dan suara knalpot yang bising sudah membuat adrenalin Hany makin naik dan ingin segera menuntaskan balapan nanti malam.
Dari kejauhan ada dua pasang mata yang sejak tadi mengamati gadis belia yang nampak unik dan berbeda dengan lainnya.
Rambutnya yang hitam dan panjang dibiarkan terurai di punggungnya. Tubuh Hany yang terbalut dengan jaket kulit berwarna cokelat menambah kesan elegan dan terlihat seperti anak motor sejati. Rok abu-abu selutut yang terangkat sedikit saat menaiki motor besarnya.
"Kedip antum, jangan melotot aja lihat cewek gahar begitu, istighfar," ucap Abdul pelan kepada Ridwan, sang Kakak tersayang.
"Ana mau yang begitu, unik, lucu, berani, pasti kalau jalan bareng penuh dengan drama yang mengejutkan," ucap Ridwan pelan masih menatap cewek gahar yang tidak lain adalah Hany.
Ridwan Hanafi, akrab dipanggil Ridwan adalah seorang ustad lulusan dari Kairo, begitupula dengan Abdullah, adik dari Ridwan yang juga ustad dengan lulusan yang sama. Mereka berdua hanya terpaut umur sekitar tiga tahun. Jadi selain hubungan saudara, mereka berdua sudah seperti sahabat dan teman di kala sudah dan senang.
Ustad Ridwan adalah pemilik Kafe Janji Mantan, Ridwan dan Abdul banyak memiliki investasi berupa usaha di berbagai daerah.
Ustad Abdullah, akrab dipanggil Ustad Dul, merupakan adik Ustad Ridwan.
Usaha Kafe Janji Mantan adalah salah satu usaha kafe yang tersebar di berbagai kota besar lainnya. Ridwan dan Dul hanya datang ke kota ini sesekali, kebetulan sudah seminggu ini, pengunjung Kafe ini semakin banyak, untuk mensupport Kafe Janji Mantan ini mereka berdua datang untuk merapatkan apa saja yang perlu ditambah agar pengunjung semakin nyaman berada di Kafe ini.
Setelah urusan Ridwan dan Dul selesai, mereka akan menjemput Ayahnya yang seorang Kyai di rumah sahabatnya yang berprofesi sebagai pengusaha travel umroh dan ibadah haji. Rencananya, Kyai Ubaidillah biasa dipanggil Kyai Ubay akan memberangkatkan beberapa santri yang sudah mengabdi di Pesantrennya untuk pergi umroh sebagai hadiah dari Kyai Ubay.
"Bang Ridwan, kita jemput Ayah dulu, antum sepertinya lelah, biar ana yang mengendarai mobilnya," ucap Dul dengan santai.
"Iya ini Dek, Abang agak lelah, mata juga terasa perih, mau tidur sebentar ya," ucap Ridwan pelan.
Dul sudah melajukan mobilnya menuju rumah sahabat Ayah Ubay, hari sudah malam, saat ini sudah pukul sembilan malam.
"Dek, kita lewat jalan baru saja, biasanya sepi," ucap Ridwan pelan menitah sambil sesekali menutup matanya untuk segera tertidur namun tidak bisa.
"Iya Bang," ucap Dul pelan menuruti perintah sang Kakak.
Jalanan yang makin sepi dan gelap memasuki jalan baru, jalanan yang terlihat masih dengan aspal baru dan hitam membuat gesekan antara ban dan aspal terdengar sedikit berisik.
"Gelap ya Bang," ucap Dul pelan.
Ridwan membuka matanya dan menegakkan sandaran jok yang sempat di turunkan. Melihat ke sekeliling dan memang gelap dan sepi, terlihat lampu jalan yang berdiri di pinggir jalan hanya ada satu atau dua saja dengan lampu yang tidak dan kurang terang untuk menerangi jalan.
"Iya, sepi banget, tapi lihat didepan kita itu ada mobil tapi tidak menyalakan lampunya," ucap Ridwan pelan menatap lurus ke depan.
Konvoi mobil didepannya ada sekitar empat mobil yang berjalan pelan dan tidak mengalami lampu, Ridwan berusaha fokus melihat mobil apa yang ada didepannya.
"Itu mobil apa Dek, konvoi banyak banget," tanya Ridwan palan kepada Dul. Biasanya Dul itu paling gercep dan tahu dalam segala hal.
"Jalan baru ini sering dipakai balapan liar, dan itu sepertinya mobil patroli, lihat diatasnya ada lampu sirine namun tidak dinyalakan," ucap Dul pelan menjelaskan dan menunjuk ke arah mobil yang tepat ada didepannya.
Semakin mendekati tikungan turunan, mobil patroli polisi menyalakan lampu dan sirine mobil dengan keras.
"Hany!!" teriak Aya dan Bobby bersamaan.
"Loe udah siap, ambil posisi dulu di depan, ada briefing dikit dari bos," ucap Bioby pekan sambil mengajak Hany untuk berbaur dengan joki lain.
Hany adalah joki perempuan satu-satunya yang berani bertanding melawan joki lain yang berlawanan jenis.
"Tumben pake briefing, acara juga molor sampai jam segini belum mulai," ucal Hany kesal.
"Entahlah, mungkin persiapannya kurang karena acaranya mendadak," ucap Bobby pelan.
Briefing sudah dilakukan ada empat orang joki yang akan turun ke jalan mengikuti balapan liar ini.
Rute jalan trek lurus, hingga ujung jalan pas dibtrek tikungan turunan lalu berputar arah kembali lagi ke start. Start dan Finish ada disini.
Tepat pukul setengah sembilan malam, setelah selesau briefing, semua joki menaikkan motornya masing-masing dan mengambil posisi start. Suara itu dan tepuk tangan penonton yang mengelu-elukan joki kesayangannya itu.
Hany ...
Hany ...
Teriakan beberapa pria muda dan dewasa memanggil namanya. Malam ini Hany hadir bersama si Hitam yang sudah terlihat licin dan mengkilat. Hany memakai kaos oblong dibalut jaket blue jeans yang sudah belel, memakai sepatu kets berwarna putih dan celana panjang yang ketat membalut tubuhnya.
Hany sudah mengambil posisi start. Keempat joki itu sudah berjajar dan menggeber gas motornya hingga suara bising itu membuat semangat para joki. Adrenalin keempat joki itu semakin naik dan mendidih. Rasanya pertarungan ini akan terasa sengit dan sedikit bersenggolan satu sama lain.
Hany mengusap spedometer si Hitam dengan lembut. 'Bermain cantik ya Hitam sayang,' batin Hany dalam hatinya.
Suara gas dan knalpot yang berisik dan bergantian dari motor satu dan motor lain benar-benar sudah membuat keempat joki itu semakin panas dan tidak sabar melajukan motornya dengan gas sekencang-kencangnya.
Satu orang sudah berada ditengah tepat di depan keempat joki dengan membawa satu bendera untuk memulai balapan liar ini.
3 ...
2 ...
1 ...
Mulai ...
Terdengar suara sirine dan kedipan lampu dari beberapa mobil patroli dari berbagai arah hingga membuat para penonton ikut berlari tunggang langgang agar tidak tertangkap pada razia balap liar ini.
Aya dan Bobby yang memang menonton dari jarak yang agak jauh langsung masuk ke dalam mobil tanpa mengingat bagaimana nasib Hany yang ada didepan tentu lebih dulu akan terkena razia polisi.
Hany memandang segala arah mencari kedua sahabatnya yang sudah tidak ada di arena balap liar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Kiki Sulandari
Kemana semua teman Hany?
2021-12-08
1