4

Hany berputar arah untuk mengunjungi bengkel Asep, keinginan Hany untuk kembali ke rumah diurungkan karena kejadian tadi.

Laki-laki itu memang ganteng, namun sikapnya dingin sekali. Tiba-tiba Hany teringat panggilan bocah laki-laki tadi dengan sebutan ustad. 'Ternyata ustad, sudah baik, ganteng, keren, tapi dingin,' batin Hany didalam hatinya.

Mobil Bobby sudah berada di parkiran dekat bengkel Asep. Hany berjalan menuju si Hitam yang sudah selesai di eksekusi.

"Sudah selesai Bang?" tanya Hany pelan kepada Asep.

"Sudah, tapi mau ditest dulu. Bobby lagi makan di depan sana, samperin aja," jawab Asep pelan dan menunjuk arah Kafe Janji Mantan di depan bengkelnya.

"Oke, Hany samperin Bobby dulu ya," ucap Hany pelan lalu berjalan menuju Kafe depan meninggalkan Asep yang masih merapikan si Hitam biar makin ajib dijalanan.

Hany masih memakai seragam putih abu-abu yang terlihat ketat dengan rok selutut yang sesekali naik ke atas bila berjalan. Hany masuk ke dalam kafe itu, rambutnya yang indah dibiarkan tergerai di punggungnya.

"Bobby!!" panggil Hany setengah berteriak hingga membuat pengunjung Kafe itu menatap Hany, ada yang sinis, ada yang tersenyum, ada yang tertawa dan ada yang menatap tajam karena kebodohannya.

Bobby mengangkat wajahnya menatap arah suara yang berasal dari pintu masuk kafe. Bobby menatap sekeliling yang menatap Hany dengan tatapan yang berbeda-beda Bobby melambaikan tangannya kepada Hany dan tersenyum pada gadis itu.

Wajah Hany terus menunduk karena malu dan berjalan mengikuti arah ubin yang dilewati.

Bruuukk ...

Kepala dan wajah Hany menabrak punggung seseorang yang ada didepannya. Punggung itu sangat keras seperti tembok yang dicor dengan sangat kuat. Hany mengangkat wajahnya dan menatap orang tersebut yang sudah membalikkan tubuhnya berhadapan dengan Hany.

Hany tampak terkejut sama seperti laki-laki itu yang juga tampak kaget melihat gadis belia yang ditemui dan ditolongnya tadi.

"Maaf Pak," ucap Hany pelan dan sedikit terbata-bata, sambil menatap wajah ganteng lelaki yang ada dihadapannya.

Lelaki itu hanya membalas tatapan mata Hany dengan tajam lalu berbalik arah tanpa berucap satu patah kata pun.

'Uhh dasar sombong, ganteng tapi judes gitu siapa juga yang mau, Hany dikasih gratis juga gak akan mau,' batin Hany didalam hati.

Hany mengusap keningnya yang terasa sakit akibat benturan tadi. Didalam hati mengumpat habis, lelaki yang sudah membuat kepalanya sedikit benjol.

Hany berjalan ke arah meja Bobby dan duduk dengan gerak cepat.

"Kenapa loe? Kayak dikejar setan sampai ngos-ngosan gitu?" tanya Bobby menatap wajah Hany yang terlihat lelah.

"Resek Bobby nih, gak lihat tuh habis nabrak tembok coran," ucap Hany dengan kesal.

Bobby hanya tersenyum dan tertawa lihat sahabatnya itu manyun tidak jelas namun tetap saja terlihat cantik.

"Mau makan apa? Gw pesenin?" tanya Bobby pelan kepada Hany.

Hany mengambil buku menu dan membaca sekilas menu apa saja yang ada didalam Kafe Janji Mantan, jangan-jangan isinya cuma PHP kayak janji mantan yang modus. Hany tertawa terbahak-bahak saat membaca buku menu itu.

Bobby menatap Hany dengan heran.

"Kenapa loe Han? Ketawa kenceng banget, malu tahu dilihat orang-orang," ucap Bobby setengah berbisik dengan mendekatkan wajahnya ke arah Hany yang duduk dihadapannya.

Hany menurunkan buku menu itu ke meja dan menatap orang-orang disekitarnya, pandangannya mengedar dari kiri ke kanan tanpa ada yang terlewatkan. Semua orang memang memandang balik ke arah Hany termasuk lelaki dewasa tadi, yang menatap lurus ke arah Hany dengan tatapan menyelidik.

Hany memalingkan wajahnya dan kembali membaca buku menu itu lalu memesan makanan.

"Loe udah siap kan, buat turun nanti malam?" tanya Bobby untuk kesekian kalinya.

Sama seperti Hany, hari ini pun Bobby rasanya ragu dengan pertandingan balapan liar yang diadakan secara mendadak ditambah iming-iming hadiah uang tunai dalam jumlah besar.

Hany menatap ke arah Bobby, seolah Bobby tidak mempercayai Hany sebagai joki handal, walaupun Hany seorang perempuan tapi skill dan kecerdasannya sudah mumpuni dan setara dengan skill yang dimiliki oleh joki laki-laki.

"Loe ragu sama gw?" tanya Hany menatap tajam pada Bobby.

"Bukan ragu Han, tapi ..." ucapan Bobby terhenti sejenak seakan enggan untuk meneruskan kembali.

"Tapi apa? Teruskan!" tegas Hany pura-pura kesal kepada Bobby.

"Gw cuma ada sesuatu yang janggal, tapi kok rasanya gak mungkin," ucap Bobby perlahan dan sangat hati-hati.

Hany terdiam dan mencerna ucapan Bobby dengan baik dan cermat.

"Iya, gw juga gitu Bobby, dari awal gw kayak kurang srek, tapi loe bilang ada pinalti kalau menggagalkan jadi gw maju terus pantang mundur, kalau ada sesuatu diurus nanti saja," ucap Hany pelan sedikit ragu.

Makanan dan minuman pesanan Hany sudah datang. Hany memesan spaghetti rasa galau dan es capuccino move on.

"Wanginya sih enak? Kita coba rasakan, apakah semodua janji mantan," ucap Hany sambil terkekeh pelan.

"Enak, tadi gw juga nyobain nasi goreng spesial anti pelakor sama jus alpukat tergores luka, namanya sih aneh tapi rasanya luar biasa kayak bintang lima," ucap Bobby menjelaskan kepada Hany.

Hany mengaduk spaghetti itu agar bercampur menjadi satu lalu menggulungnya pada garpu dan menyuapkan ke mulutnya, lidahnya mulai merasakan makanan itu dan mengunyah lalu menelan hingga tak bersisa. Mimik wajahnya terlihat puas saat menikmati makanan itu.

"Wow ... ini benar-benar spektakuler, rasanya memang enak dan luar biasa kayak di restoran bintang lima tapi harga kaki loe Bobby, gemes gak sih gw sama nama-nama makanan disini," ucap Hany dengan keras hingga mengagetkan banyak orang yang menatapnya kembali.

Bobby langsung menutup mulut Hany dengan telapak tangannya dan meminta maaf pada pengunjung Kafe karena keributan kecil yang dibuat oleh sahabatnya ini.

"Gila loe Han!! Diem!" bisik Bobby dengan tegas tepat di telinga Hany. Hany hanya pasrah mulutnya ditutup oleh Bobby dan mengangguk pelan ke arah Bobby untuk menuruti kata-kata Bobby.

"Iya maaf, gw kan cuma antusias sama makanan ini, ini review positif dari gw, komentar gw murni bukan abal-abal," ucap Hany pelan.

"Lama-lama gak waras juga loe Han," ucap Bobby pelan sambil terkekeh dan akan memegang kening Hany dengan lembut.

"Aish jangan pegang-pegang bukan muhrim Bobby, yang boleh nyentuh gw cuma suami gw," ucap Hany dengan kesal dan menangkis tangan Bobby yang akan memegang keningnya.

Bobby hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya itu.

"Kayak mau nikah muda aja," ucap Bobby pelan kepada Hany.

Hany ikut tertawa terbahak-bahak.

"Maunya sih nikah muda, tapi pacaran aja belum pernah, sudah dipastikan jodohnya juga jauh," ucap Hany pelan menjelaskan.

Terpopuler

Comments

Kiki Sulandari

Kiki Sulandari

Hany bertemu lagi dengan sang ustad..jodoh,nih...🤭🤭🤭

2021-12-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!