Waktu berulang adalah waktu
bercerita.......
Menjawab semua tanya yang
ada
menguak tabir dan misteri cinta
yang lama terpendam dalam
lautan jiwa*.....
Salma yang terluka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan menggunakan mobil.
Sepanjang jalan Rayden memeluk tubuh Salma sementara Pak Arif supir kantor konsentrasi mengemudi.
Sampai di rumah sakit, tubuh Salma sudah semakin lemah. Darah sudah membanjiri bajunya dan juga baju Rayden. Rayden semakin panik saat melihat Salma yang semakin pucat karena kehilangan banyak darah.
" Dokter.... dokter. Tolong cepat bantu, kekasih saya terluka parah. Dokter dan juga perawat yang ada di sana bergegas memberikan pertolongan kepada Salma. Mereka segera membawa Salma ke Unit Gawat Darurat dan mendapat perawatan intensif.
Rayden terlihat sangat terpukul sekali. Hatinya sakit melihat keadaan Salma yang terluka.
Setelah mendapat penanganan dokter, Rayden menempatkan Salma di ruang perawatan VIP dengan alasan keamanan dan juga kenyamanan pasien.
Pihak kepolisian juga sudah mengamankan pelaku dan juga barang bukti yakni sebilah pisau yang digunakan menikam Salma.
Rayden segera menghubungi keluarga Salma memberitahukan keadaan Salma. Ibu Ayuni yang mendengar berita tersebut menjadi shock.
Ibu dan saudara - saudara nya bergegas mendatangi rumah sakit tempat Salma di rawat.
Sudah tiga hari Salma dirawat tapi Salma masih belum sadarkan diri. Luka tusuk yang di alami Salma memang cukup dalam membuat Salma kehilangan banyak darah.
Selama Salma tidak sadarkan diri Rayden menjaga Salma dengan setia. Terlihat betapa khawatirnya Dia melihat keadaan Salma.
Keluarga Salma sudah pulang ke rumah. Itupun setelah Rayden bersikeras menyuruh ibunda Salma pulang dan beristirahat di rumah.
Dengan alasan takut ibunya Salma sakit.
Terpaksalah ibunya Salma mengalah dan menurut saja ketika anak - anaknya membawanya pulang ke rumah dengan diantar anak buah Rayden.
Maklum selama Salma di rawat, ibunya itu juga ikut menjaga Salma.
'*Salma, aku berhutang budi lagi padamu*-!" lirih bathin Rayden. Matanya terlihat sayu dan kuyu karena kurang tidur.
"Maafkan aku, aku lalai menjagamu, sayang," bisik Rayden di telinga Salma.
"Tak seharusnya aku membiarkan kamu terluka. Padahal aku sudah berjanji akan membahagiakanmu! "
Rayden mengusap anak rambut Salma yang jatuh karena Salma tidak memakai hijab hingga makhotanya yang indah itu terlihat.
Ini adalah yang pertama kalinya Rayden melihat Salma tanpa hijab. Ternyata Salma memiliki rambut yang indah. Rambut yang panjang lurus berwarna hitam legam. Seperti rambut model iklan sampo.
Rayden tak habis pikir dan terus merutuki kebodohan Salma yang melindungi dirinya dan rela mengorbankan diri.
" Aghh!!!"
Salma tersadar dan meringis mendapati rasa nyeri yang terasa di punggung.
" Salma.. !!!"
"Kau sudah sadar." Rayden berdiri menghampiri Salma.
Mata Salma mengerjap nanar. Kesadaran nya masih belum pulih benar.
" Haus" kata Salma.
Salma memegang tenggorokannya yang terasa kering.
Rayden mengambil botol air minum yang tersedia di atas nakas, membuka dan menyodorkannya ke Salma yang langsung meminum isinya dengan bantuan pipet kecil. Rasanya segar sekali.
Rayden menekan tombol yang terletak di atas tempat tidur Salma. Tombol itu terhubung dengan perawat dan dokter jaga di sana.
Dokter datang segera dan memeriksa keadaan Salma.
Setelah memeriksa dan memastikan keadaan Salma baik baik saja, dokter itu kembali ke tempatnya. Rayden berjalan ke sisi tempat tidur Salma.
" Bagaimana perasaanmu-? "
Tanya Rayden sambil menatap Salma lekat.
Salma hanya menggeleng pelan, tubuhnya lemas sekali. Rayden menungkup kedua pipi Salma dengan telapak tangannya yang besar.
" Berjanjilah padaku jangan berbuat kebodohan seperti itu lagi. Kamu tak tahu seperti apa aku ketika melihatmu terluka, Salma-! "
Salma menatap Rayden.
" Saya tak tahu, Pak-! hanya spontan menuruti naluri saja-! Tak usah berlebihan bersikap pada saya!" kata Salma.
" Tidak, saya tidak berlebihan. Saya tulus melakukannya, seperti kamu juga, menolong saya dengan tulus-!"
" Sudah, sekarang kamu tidur lagi, ya!! "
" Kamu butuh banyak beristirahat. Agar tubuhmu cepat pulih! "
Salma tidak membantah. Dia memang butuh banyak istirahat. Tubuhnya terasa lemah sekali hingga membuka mata saja rasanya berat. Atau mungkin juga pengaruh obat yang diberikan oleh dokter.
" Tidur lah kembali.Aku akan menjagamu" bisik Rayden lembut di dekat telinga Salma seraya mengusap pipi gadis itu.
Salma menganggukkan kepala dan menutup matanya rapat. Tak lama kemudian Salma kembali tertidur. Deru napas lembut dan teratur terdengar di ruangan itu.
Rayden berbaring di sisi Salma dan memeluk gadis itu dari belakang agar Salma merasa nyaman. Karena cedera di punggung nya, pasti gadis itu merasa tak nyaman jika harus berbaring telentang. Tak lama kemudian, Rayden pun menyusul Salma ke alam mimpi.
...😇😇😇 ...
Salma terbangun karena merasa ada sesuatu yang berat melingkar di perutnya dengan erat. Sementara itu di belakangnya juga terasa ada yang mengganjal.
Dia terpekik kaget ketika menyadari yang melingkar erat di pinggangnya adalah tangan kokoh Rayden yang memeluk Salma...!!!
Blusss!!!
Muka Salma bersemu merah. Dia begitu malu. Apalagi ketika dia menyadari bahwa dia tidak memakai hijab. Salma panik dan mencari jilbab miliknya namun tidak ditemukannya.
" Ehmmm...kau mencari apa? " Suara parau dan serak Rayden yang ikutan terbangun karena gerakan Salma sukses membuat Salma memekik kecil karena kaget.
" Aku mencari jilbabku !" kata Salma sambil berusaha melepaskan tangan Rayden.
Rayden bangkit dari tidur dan melepaskan tangannya dari pinggang Salma. Salma berusaha untuk mencoba bangun dan duduk namun sepertinya dia kesulitan.
Rayden yang melihat itu segera menopang Salma agar bisa duduk.
" Terima kasih, Pak Rayden " kata Salma kikuk. Kembali pipinya merona merah. Rayden yang melihat itu menjadi gemas.
Tangan Salma bergerak ke sana kemari mencari jilbabnya. Dia sangat malu dan tidak terbiasa jika harus bertemu orang lain tanpa hijab.
Rayden tahu maksud Salma, dia berjalan ke arah lemari kecil di dekat tempat tidur, membuka dan mengambil sebuah paper bag dari dalamnya dan menyerahkannya pada Salma.
Salma mengambil paper bag itu dengan ragu, mencoba mengintip isi di dalam nya.
" Pakailah, aku tahu kau pasti memerlukan itu jika sudah siuman"
Salma membuka paper bag itu, ternyata isinya adalah jilbab instan baru berwarna nude. Warna kesukaannya. Segera Salma mengenakan jilbab tersebut ke kepalanya.
" Terima kasih, Pak Rayden-! "
" Salma, jangan memanggilku dengan sebutan Bapak jika di luar kantor-! " Protes Rayden pada Salma
"Lho.. kan Bapak memang atasan saya" jawab Salma dengan polosnya. Rasanya Rayden mau menjitak kepala gadis itu jika tidak mengingat kondisinya yang sedang sakit.
" Walaupun aku atasan kamu, tapi jangan memanggil ku dengan sebutan Bapak. Cukup Rayden saja. Kita tidak sedang dalam mode atasan dan bawahan. Lebih bagus kalau pakai sayang !" Rayden keceplosan.
Mata Salma membulat karena ucapan Rayden yang terakhir tadi.
" Sayang???"
Rayden mengangguk.
" Iya ' sayang '! "
"Itukan... panggilan itu untuk orang yang berpacaran. Kita kan tidak, Pak. Saya bukan pacar atau kekasih Bapak" kata Salma lirih.
" Siapa bilang-? Kamu lupa kejadian tempo hari waktu kita berada di dalam lift. "
Wajah Salma memerah. Jadi itu maksud Rayden. Dia menjadi malu saat Rayden mengingatkan kejadian itu.
" Saat itu, kamu tidak bisa menjawab pertanyaanku, kan! Apakah kamu sudah punya pacar atau belum-? "
" Kamu diam nggak bisa jawab, itu artinya kamu nggak punya pacar. Jadi aku bebas dong, mengklaim dirimu pacar aku, sayang-! " jawab Rayden sambil mengecup pipi Salma.
Salma kaget dan tidak terima dengan ciuman curi - curi dari Rayden. Tangannya bergerak akan mencubit pinggang Rayden.
Tapi baru saja dia akan menggerakkan tubuhnya, rasa sakit kembali dia rasakan di bagian belakang nya.
" Oww.. aduh!! Sakit! Aduh Sakit" Salma meringis menahan sakit.
Rayden buru buru mendekat dan mencoba menolong Salma.
" Makanya jangan banyak bergerak. Lukamu belum pulih"
"Habisnya Bapak cium saya" Kata Salma malu malu.
" Maaf, Aku nggak tahan lihat wajah kamu yang gemasin. Bawaannya pengen cium dan gigit kamu"
Salma makin tertunduk. Jengah rasanya dia mendengar ucapan Rayden. Jantungnya berdegup kencang. Entah mengapa ada desiran aneh yang menggelitik hatinya.
" Please deh, Saya mohon Pak Rayden. Bercandanya jangan kelewatan.! "
"Saya tahu diri, Pak-!Perempuan seperti saya tidak pantas untuk Bapak, "
" Masih banyak perempuan cantik yang jauh lebih baik dan lebih pantas jadi pendamping hidup bapak. "
"Saya bahkan tidak berani bermimpi bahwa Bapak bakalan suka sama saya. " lirih suara Salma terdengar.
" Siapa yang bercanda, Salma!" suara Rayden sedikit meninggi.
" Aku suka sama kamu sudah sejak lama. Jauh sebelum kita berkenalan. Aku tak peduli kamu ngomong apa. Aku serius ingin kamu jadi pacar aku!"
"Dan kamu harus tahu, aku sayang sama kamu, aku sudah menetapkan pilihanku, aku tidak pernah main main dengan ucapanku! "
" Tapi, Pak..... "
"mmppphh! " ucapan Salma terpotong, Rayden sudah mengunci bibir Salma dengan ciumannya. Awalnya Salma hanya diam karena masih malu, tetapi kemudian dia membalas ciuman Rayden, c4nggung.
Merasa mendapat lampu hijau, Rayden makin memperdalam ciumannya, sampai Salma hampir kehabisan nafas.
Rayden melepaskan pagutannya dari bibir Salma. Napasnya memburu menahan gelora di dadanya.
Diusapnya bibir Salma yang sedikit bengkak karena kelakuannya tadi.
" Aku mencintaimu, Salma-!" Rayden membelai puncak kepala Salma.
" Salma tidak tahu harus jawab apa, Pak Rayden. Salma masih bingung. Salma takut terluka lagi-! Please, biarlah waktu yang akan memberi saya petunjuk. Apakah saya harus menerima cinta Bapak atau tidak-!" Salma menangis memalingkan wajahnya. Kelebatan masa lalunya bersama Kak Riko kembali terbayang dipelupuk mata.
Rayden menyugar dengan kasar rambutnya. Ternyata masih butuh perjuangan untuk meyakinkan Salma agar mau menerima cintanya.
Rayden tahu masih ada Riko di hatinya Salma, walaupun gadis itu berusaha menutupinya.
' *Salma...! Tidak Bisakah kamu membuka hatimu dan merasakan getaran cinta di hatiku*-?' Rayden merintih lirih dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Oktavia
pakai jilbab kok cium bibir dgn yg bukan mahrom
2023-07-22
0
Masiah Hartono
ayo Riko kamu bisa meluluhkan hati salma
2022-03-22
0
Minaaida
kira kira mampu nggak Rayden menaklukan hati Salma
2021-12-11
1