*𝓢𝓮𝓳𝓪𝓴 𝓱𝓪𝓻𝓲 𝓭𝓲𝓶𝓪𝓷𝓪 𝓪𝓴𝓾
𝓶𝓮𝓷𝓰𝓮𝓷𝓪𝓵𝓶𝓾.... 𝓻𝓪𝓼𝓪 𝓭𝓲 𝓱𝓪𝓽𝓲𝓴𝓾
𝓫𝓮𝓻𝓾𝓫𝓪𝓱. 𝓐𝓭𝓪 𝓰𝓮𝓽𝓪𝓻𝓪𝓷 𝓻𝓲𝓷𝓭𝓾
𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹𝓲 𝓶𝓪𝓵𝓾 𝓪𝓴𝓾 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓪𝓴𝓾𝓲...
" Astaga..... aku terlambat". pekik Salma panik.
Buru - buru dia bangkit dari kasur dan berlari masuk ke kamar mandi.
Salma mandi dan berpakaian dengan terburu-buru. Dandan secepat kilat lalu menyambar tas dan kunci motor yang tergantung di dinding kamarnya. OTW menuju kantor..
Salma merutuk dalam hati gara gara ulahnya yang ngotot ingin menuntaskan episode dari novel yang dibacanya, akibatnya dia bangun kesiangan.
" Kenapa aku bisa lupa, ya? kalau hari ini ada acara penyambutan Direktur Operasional yang baru! Mudah-mudahan saja aku belum terlambat! " doa Salma dalam hati sambil menambah kecepatan motornya.
Pukul 07.55, Salma sudah berdiri di depan mesin check clock. Oops! Salma menarik nafas lega. Nyaris saja keluhnya dalam hati.
Salma menarik keluar kartu identitasnya dari dalam mesin check clock dan berjalan Santai menuju bilik kerjanya.
" Salma !!!" pekik Mbak Yuni teman sekantornya sambil berlari mendekati Salma
"Ya ampun!! cepetan. Udah di tunggu sama Pak Indra..--!!!"
" IYA... ini juga sudah cepat !!!"
Buru buru dia menyambar map laporan operasional bulanan yang ada di laci meja kerjanya.
Setengah berlari, Salma ke ruangan Pak Indra, manager cabang yang merupakan salah atasannya.
Salma berdiri mengatur napas dan memperbaiki jilbab dan dandanannya. Lalu mengetuk pintu.
Tok
Tok
Tok
"Masuk--!!"
terdengar sahutan dari dalam.
Salma melangkah memasuki ruangan Pak Indra dengan menenteng map di tangan.
" Selamat pagi, Pak! "
"Pagi, Salma"
" Gimana? sudah siap kan. "
" Iya, Pak. Semua sudah saya siapkan. "
" Hari ini kita ada tamu. Direktur operasional cabang yang baru. Dia gantinya Pak Reno. Tentunya kamu sudah tahu kan? "
" Iya Pak---!!" Salma menganggukkan kepala.
" Oh.. iya.. ini laporan operasional kita bulan ini. Sudah selesai saya check, Pak"
"Taruh saja di meja kerja saya, kamu ikut saya sekarang. Sepertinya tamu kita sudah hampir sampai ---!!"
Salma mengangguk seraya berjalan di belakang Pak Indra dengan patuh.
...___________...
Suasana di lobi tampak hening dan sunyi. Semua staf dan karyawan di kantor cabang ini tampak tegang, tak ada yang berani bersuara.
Kedatangan Direktur Operasional yang baru ini memang agak istimewa. Bagaimana tidak.? Salma mendengar bisik - bisik bahwa Direktur Operasionalnya yang baru adalah anak dari pemilik Perusahaan ini. Orangnya masih muda dan ganteng. Masih single lagi, kata mbak Yuni, staf admin yang satu ruangan denganku itu dengan menggebu-gebu dan bersemangat memberinya informasi dengan detail plus bumbu bumbu penyedap.ck! ck! ck!
Tiga buah Avanza hitam berhenti tepat di depan kantor. Dari dalam mobil pertama muncul dua orang berpakaian serba hitam berjalan mendekati mobil Avanza hitam yang ada di belakangnya. Membungkuk hormat sambil membukakan pintu.
Pintu mobil terbuka, dari dalam keluar sosok tampan yang membuat jantung Salma hampir meloncat keluar.
DEG!
Salma terkesiap dan melongo.
Bola matanya melotot. Tubuhnya menegang. Mendadak tangannya dingin. Lidahnya terasa kelu.
Otaknya mati kutu. Apa dia tak salah lihat? Lelaki itu! lelaki yang sama yang kemarin datang kerumahnya.
Ya.. TUHAN.. Gimana ini. Jantung Salma berdebar- debar. Salma jadi salah tingkah.
Dia berdiri dengan menundukkan kepala di belakang Pak Indra. Mulut nya komat kamit berdoa... Ya Tuhan Semoga saja laki laki itu tidak mengenalinya.
Sosok atletis dengan balutan jas hitam berjalan memasuki barisan staf dan karyawan dengan di kawal beberapa orang yang berbadan kekar menuju lobi.
Pak Indra berjalan menyambut kedatangan Direktur Operasional yang baru dengan jabat tangan yang hangat.
" Selamat datang Pak Rayden! Semoga berkenan dengan penyambutan kami yang sederhana ini" kata Pak Indra dengan hormat.
Lelaki itu berdehem kecil sambil melirik pada Salma yang berdiri menunduk di sebelah Pak Indra lalu membalas jabat tangan Pak Indra.
" Terasa kasih atas penyambutan nya, Om Indra"
" Gimana kabarnya ,Om? "
" Saya baik baik saja, Pak Rayden. " jawab Pak Indra lagi.
" Ayolah om, rasanya saya tua sekali kalau om Indra memanggilku dengan sebutan Bapak" .
Rayden tersenyum menampilkan deretan gigi yang tersusun rapi dengan senyum maut yang bikin jantung karyawan wanita di sini sukses kena serangan jantung.
Pak Indra mengangguk sambil berjalan di samping Rayden.
" Iya.. tapi tetap di kantor ini kamu atasan om.. Sudah sepantasnya om menghormati mu. Sebagai contoh untuk bawahan om yang lain. "
Rayden mengangguk faham, lalu berjalan masuk ke lift bersama Pak Indra. Salma hanya mengekor di belakang Pak Indra tanpa berani membuka mulut.
Lalu Pak Indra menyadari kehadiran Salma dan berbalik..
" Oh.. Iya hampir om lupa".
"Ini Salma. Sekertaris Om di sini. "
Rayden pun berbalik, dan menatap Salma.
Salma salah tingkah dan kikuk. Pipinya merona merah karena menahan malu....
Rayden gemas dibuatnya. Kalau saja ini bukan di depan orang banyak sudah pasti akan di terjangnya Salma.
" Se...se...Selamat datang Pak Rayden" Terbata - bata Salma mengucapkan salam kepada Lelaki itu.
"Saya Salma, sekertaris Pak Indra. Bapak bisa memanggil saya jika memerlukan bantuan."
Dia menarik napas. Ada perasaan lega setelah mengucapkan kalimat tadi.
Rayden tersenyum smirik..
" Akhir nya kita bertemu lagi. Aku memang membutuhkan bantuanmu untuk menjadi istri di masa depan-!"kata Rayden dalam hati.
" Terima kasih nona Salma. Jika anda tidak ' sibuk', Aku memang membutuhkanmu !"
Rayden berbisik lembut di telinga Salma.
Bibir Salma terjatuh rapat.
Akhirnya mereka sampai di lantai empat gedung itu, ruang kerja Rayden.
Pak Indra mendampingi Rayden dan memperkenalkan semua karyawan dan juga staf yang ada di ruangan itu.
...++++...
Sudah tiga hari ini Salma terlihat sibuk sekali. Tentu saja karena selain membantu Pak Indra, Salma juga harus membantu Rayden. Jadi tugasnya double.
( Uh... moga moga aja bonusnya juga double. hehehe).
Salma berdiri di depan pintu ruang kerja Rayden. Di tangannya ada tumpukan dokumen dan laporan penting dari perusahaan yang tersimpan dalam map tebal ini.
Tok
Tok
Tok
Salma menunggu yang punya ruangan mempersilahkannya masuk.
" Ya, masuk ---!!"
terdengar suara serak bariton yang menyuruhnya masuk.
Salma membuka pintu, berjalan mendekati meja kerja Rayden yang terlihat sibuk menatap layar laptopnya sambil sesekali mencocokkan dengan dokumen yang ada di tangan nya. Fokusnya sama sekali tidak teralihkan dengan kehadiran Salma.
"Pak Rayden, ini semua dokumen dan laporan perusahaan yang Bapak minta"
" Oke, taruh saja di sini -!" Rayden berkata sambil menunjuk dengan isyarat kepalanya ke arah samping tanpa melihat ke arah Salma.
" Jika tidak ada lagi yang bapak perlukan, saya mohon diri kembali ke ruangan saya, Pak--!!!"
" No, no, no. Kamu tunggu di situ.!! Sebelum saya menyuruh mu pergi, kamu tidak boleh pergi--!!"
Salma melongo mendengar perintah Rayden.
" Kok nggak boleh pergi-? " pikir Salma.
" Iya, pak-! " jawab Salma singkat.
" Salma, ngapain kamu berdiri di sana, duduk di sofa--!!" Titah Rayden.
Salma mendudukkan pantatnya di sofa yang memang tersedia di ruangan itu. Tangannya bergerak memperbaiki bajunya yang sedikit kusut dan kemudian kembali ke posisi semula.
Salma merasa bosan, dia duduk gelisah sambil memainkan ujung jilbabnya.
Sementara itu, Rayden diam diam memperhatikan Salma.
Dia tersenyum melihat Salma yang salah tingkah karena merasa bosan dan tak nyaman.
" Salma, tolong buatkan kopi yang agak kental. Aku agak sedikit mengantuk-! "titah Rayden memecah keheningan di dalam ruangan itu.
Salma keluar menuju pantry yang tak jauh dari ruangan itu. Dia membuat secangkir kopi pesanan Rayden lalu kembali lagi ke ruangan Rayden.
" Ini kopi nya, Pak!!--"
" Terima kasih, Salma. Kamu duduk aja lagi kembali di sofa. Tunggu aku sebentar. Ada yang ingin aku katakan ---!"
Salma menghempaskan bokongnya kembali di sofa itu. Ada rasa kesal dalam hatinya. Tapi dia nggak bisa protes karena Rayden adalah bosnya. Bahkan Pak Indra atasannya saja menaruh hormat pada Rayden.
...*******...
Salma POV
Aku sungguh tidak menduga. Direktur operasional yang baru ternyata adalah Lelaki yang kemarin yang datang ke rumahku.
Pak Rayden namanya. Dia adalah direktur operasional yang baru yang akan menggantikan Pak Reno yang kini di tugaskan ke Bontang.
Untung saja Pak Rayden tidak mengambil hati atas kejadian kemarin. Padahal hatiku sudah cemas . Aku tak hentinya berdoa dalam hati agar Pak Rayden tidak mengenaliku.
Kini, aku dapat tugas double. Jadi sekretaris Pak Indra dan juga Sekretaris Pak Rayden.
Aku selalu merasa tidak nyaman saat berada di dekat Pak Rayden. Jantungku selalu berdegup kencang. Perasaan was was selalu saja menghampiri. Aku takut Pak Rayden balas dendam kepadaku. hahaha! Lucu sekali.
Seperti saat ini, Pak Rayden memanggilku keruangannya. Dia memintaku membawa dokumen dan juga laporan operasional bulanan perusahaan.
Aku mengantarkan dokumen dan laporan perusahaan yang dia minta. Namun saat aku minta izin untuk kembali ke ruanganku, dia malah menyuruhku tetap berada di sana.
Jujur aku tidak nyaman jika berada satu ruangan dengan laki laki. Apalagi dengan Pak Rayden.
Rasanya malu, gugup, dan takut menjadi satu dalam hati. Namun aku tak bisa berbuat apa apa. Dia Bossnya! Dia adalah anak dari pemilik perusahaan ini.
Oh ya! menurut cerita ibuku, Mamanya Rayden adalah sahabatnya saat masih di SMA. Mereka dulu sahabat karib. Hanya Elise, mama Rayden yang mau berteman dengannya walaupun dia anak orang miskin. Mereka selalu bersama. Elise yang cantik dan anak orang kaya, tapi tidak pernah sombong dengan kekayaannya. Sikapnya biasa saja. Itulah yang membuat ibuku kagum pada mamanya Rayden.
Aku berharap jika mamanya orang yang baik hati dan tidak sombong, pasti anaknya juga baik hati kalee..
( Salma bisa aja--!!)
"Moga aja pak Rayden nggak balas dendam-! "doaku dalam hati
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ari_nurin
kok mobil nya direktur operasional dan anak owner kok Avanza???
😂😂😂
2024-11-14
0
Oktavia
pemilik ceo…. anaknya direktur operasional. dirutnya siapa ? orang lain ya 🤣🤣🤣
2023-07-22
0
Oktavia
hshahaha… prnulis merakyat.
2023-07-22
0