Setelah mengatakan hal sebelumnya, Gaby sempat bertemu dengan Ve sebelum masuk ke kelasnya, awalnya Gaby terheran saat menatap mata Ve yang sepertinya tengah bersedih, namun pada Dasarnya Gaby orangnya yang sedikit cuek, dirinya hanya menegur Ve seadanya dan hanya di jawab senyuman Oleh Ve.
"Kamu dari mana?" tanya Gaby pada Ve saat keduanya sudah duduk di bangkunya. "Tadi aku cariin kamu, di kantin tapi gak ada, dan akhirnya..."
Gabriela seperti ragu untuk menceritakannya pada Ve, melihat kondisi sepupunya itu yang sepertinya tengah ada masalah. Nmaun Ve yang memangnya orang yang cukup Peka langsung menatap Gaby yang terlihat berfikir untuk mengatakannya atau tidak.
"Kahirnya kenapa, Gab?" tanya Ve dengan cepat. namun Gaby hanya menggelengkan kepalanya dan menyimpan Buku yang sedari tadi ias pegangi.
"Nggak, nggak! Masalah aku nggak terlalu serius, sku liat kamu lagi gak baik - baik aja, kenapa?" Ujar Gaby yang cukup membuat Ve terheran dan langsung menatapny dengan sebelah alis yang terangkat.
"Aku nggak ada masalah apa - apa... lagi pusing aja sama pelajaran..."
"Kamu fikir kita temenan cuman sehari - dua hari, atau seminggu - dua minggu kali ya!? Aku tau Ve, seberat apapun sekolah, kamu nggak akan mikirin sampe kayak orng stres gini, aku yakin ini pasti ada hubungannya saat kamu ngilang tadi kan, ayo nga..."
Selamat siang anak - anak..."
Sebelum selesai menyelesaikan ucapannya, seorang Guru tiba - tiba memotong pembirncangan mereka, dan dengan terpaksa Gabry harus menghela nafas lelahnya, namun tetap memberikan tatapan pada Ve seolah - olah mengisyaratkan "Kamu Utang cerita sama aku!"
~
selama pelajaran berlangsung, Ve sama sekali tak bisa fokus pada pelajaran tersebut, Gaby yang duduk disebelahnya pun merasakan jika saudaranya ini sedang dialanda masalah, namun Gaby fikir masalah seberat apapun, Ve takan pernah se-setres ini, dan seingat Gaby, selama berteman denganya, hanya ketika Ve ditinggalkan temannya karena kecelakaan, saat itulah Ve benar - benar sangat terpuruk. dankarena hal itu pula Ve menjadi cewek yang bisa dibilang cukup pemberani, namun jauh dari kata tomboy. Ve tetap berpakaian anggun dan feminin, bahkan untuk wajah seukuran Ve, bisa dikatakan sangat cantik, ditambah make-up yang selalu natural, tubuhnya yang ideal, membuat mata lelaki banyak yang terpikat padanya, namun karena sikapnya yang cenderung tegas, membuat para kaum adam yang ada disekolahnya enggan saat mendekati Ve.
Bel berbunyi tanda semua pelajaran di sekolah itu telah usai untuk hari ini, satu per satu murid - murid sekolah itu mulai keluar dari dalam kelasnya.
"Gab, jalan kaki aja, ya... lagi males naek angkot ..." Ujar Ve yang entah masih dengan muka yang sama.
"Iyaudah, yuk..."
Tinn
"Pulang bareng gak?" tanya Nabil tiba tiba menghentikan motornya dan motor Keynal dibelakangnya.
Namun dengan acuhnya Ve melangkah mengabaikan Ajakan Nabil begitu saja dan menarik Gabriela untuk ikut bersamanya.
Nabil yang dasarnya mereka ketahui sifatnya selalu temparamen, langsung turun dari motornya dan menahan tangan Ve dengan cengkraman cukup kuat.
"Eh, gue gak tau loe ada masalah apa sama Gue, dan gue juga gak tau gue ada salah apa sama Loe, seenggaknya kalo loe gak mau loe jawab baik - baik, disini niat gue baik mau nganterin kalian pulang." Tutur Nabil dengan nada yang rendah namun memancarkan tatapan perang terhadap Ve, namun bukanlah Ve yang akan langsung takut menatap balik mata tajam Adzril.
"Udah?" Balas Ve dengan santainya dan langsung melepaskan cengkraman Nabil begitu saja. "Thanks buat tawarannya."
Setelah lepas dari cengkraman Adzril, Ve dan Gabriela melanjutkan langkahnya yang tertahan oleh Nabil.
"GABY CHINTYA, GUE SAYANG DAN CINTA SAMA LOE."Teriak Adzril yang menjadi pusat perhatian orang - orang yang berada di sekitar gerbang sekolah. Gaby dan Ve yang mendengarkan perkataan Adzril itu menghentikan langkahnya, wajah Gaby tertunduk karena dirinya tak suka menjadi pusat perhatian. Saat Ve menyadari keadaan sepupunya, langsung menarik kembali lengan Gaby namun Gaby menahan langkahnya, hal yang membuat Ve kembali terkejut, Gaby berbalik menatap Adzril.
"Sebelum aku jawab, tanya hati kamu terlebih dahulu, omongn kamu barusan itu, Pernyataan buat aku atau Pertanyaan untuk hati kamu sendiri!?" tutur Gaby yang membuat Adzril bingung.
"Selantang dan sekeras apapun suara kamu, aku nggak ngeder dan ngeliat ketulusan dari setiap ucapan kamu!" Lanjut Gaby yang langsung melangkah pergi, bahkan kini dirinyalah yang meanrik lengan Ve.
"Pernyataan atau pertanyaan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments