Keseriusan Mereka!

"Heh, dengerin gue!"

Sentak Ve yang tiba - tiba menghentikan langkah seorang pemuda yang bisa dibilang cukup Tampan, tidak terlalu tinggi, memiliki rambut dengan potongan undercut layaknya potongan jaman sekarang. Wajahnya yang cool tiba - tiba redup saat gadis berandalan itu dengan beraninya mengangkat sedikit kerah baju pria yang kerap disapa Key.

"Apaa - apaan nih?" tanya Key dengan sedikit gugup namun dirinya cukup bisa menangani kegugupannya.

"Gue yakin lo masih ingat dan masih sangat tahu, gimana Gue! dan Gue peringatin sama Loe, buat Loe bilangin ke temen Loe yang sok kegantengan itu, jangan cari masalah sama Gue, kalo idup dia mau aman!" ancam Ve dengan menatap tajam pada siswa malang yang kini terlihat begitu ketakutan pada gadis berandalan yang sangat pintar itu.

"Gue, gak ada hubungannya sama rencana yang akan Nabil lakuin sama Kalian, gue gak tau apa - apa tentang itu!" bantah Key dengan kali ini melepas paksa cengkraman tangan Ve pada kerah bajunya, untunglah saat itu keadaan sekeliling mereka terbilang cukup sepi, atau bahkan sangat sepi, karena memang hanya ada mereka berdua di tempat itu.

"Koq gue gak percaya, ya?" Ujar Ve dengan menatap Key sangat tidak percaya. Bahkan mungkin itu bisa dibilang sangat meledek pada Key. "Loe tau, Bahkan seluruh dunia tau, siapa Loe disisi Nabil, dan siapa Nabil disisi loe, bhkan satu galaksi pun tahu siapa kalian berdua!"

"Ve cukup!" potong Key dengan geram. "Tau apa loe tentang gue? Bahkan lo gak tau dimana saat gue jatuh dan terpuruk, bahkan loe gak tau saat gue bener - bener butuh seseorang saat itu, tau apa loe tentang hidup gue?"

"Udahlah, loe gausah ngerembet ke hal lain, ini gue lagi ngomongin tentang apa yang mau loe dan Nabil rencanain sama keponakan gue! Setelah lo kalah sama Billy trus sekarang loe mau pake troublemaker yang lain buat bisa deketin gue?" balas Ve dengan mengerilangkan matanya. "Loe taugue gimana Key, dan loe tau siapa Gue, dan loe juga udah bisa perkirain apa yang gue rencanain kalo sampe Sahabat loe macem - macem sama ponakan Gue!?"

Walau terdengar hanya sebagai gertakan biasa, namun Key tahu saiapa orang yang ada dihadapannya itu siapa, seratus persen saat itu Key sadar, siapa yang saat ini dirinya hadapi. "Gue ngerti, dan loe juga harus ngerti Ve, gue itu gak ada ikatan apa - apa sama Nabil, bahkan dia bilang sendiri, kalo gue dan dia deket, itu hanaya sebatas karena kebetulan gue dan dia suka ngerusuh, nggak ada ikatan sahabat atau teman dekat layaknya loe dan Naomi.."

Plak

"Gue peringatin sekali lagi sama Loe, loe jangan coba macam - macam sama Gue, atau ponakan Gue!

Tamparan yang cukup pedas dengan perginya tanpa kata membuat kembali hati Key merasa sangat sesak, luka yang sangat lama kembali terbuka, kenangan yang harusnya terkubur, harus terbuka kembali. "Sampai kapan, Ve? sampai kapan loe nyalahin diri gue kayak gini?"

"Bahkan asal loe tau, Ve! Dia juga yang bikin gue babak belur, setelah loe waktu itu!" Teriak Key yang sama sekali tidak Ve Gubris.

Sedangkan, Ve sendiri yang semakin jauh dan kian menghilang dari pandangan Key, tak Jauh berbeda dengan Key, namun Bedanya Ve merutuki tindakan bodohnya yang merasa salah telah menghampiri Key yang kala itu tengah menyendiri diatas rooftop sekolahannya. "Sial, kenapa dia harus nyangkutin dia disaat kayak gini... apa dia gak tau gimana perasaan gue saat ini?"

"Ah... dia mana mungkin mengerti... tau apa dia tentang arti kehilangan!?" Benak Ve terus merutuki kesalahannya dan Key yang hingga berakhir mengingat tentang sebuah Nama yang sanagt kental dengan masalalu dirinya dan Key.

"Naomi..." Lirih Ve dengan menatap nanar pada sebuah ikat rambut berwarna biru yang ia jadikan debuah Gelang di tangan kirinya.

Sedangkan Ditempat lain...

"Eh...  ada neng Gaby..." sapa seorang dengan gaya tengil dan songongnya yang tiba - tiba duduk di samping seorang Gadis yang kerap disapa Gabriela. Gabriela sendiri yang merasa di dekati pria yang tak lain adalah Nabil itu merasa seperti terancam sesuatu.

"Ngapain Gaby?" tanya Nabil dengan sok akabnya.

"Udah lah Nabil, kalo kamu nggak ada urusan penting sama aku, kamu pergi aja!" Ujar Gabriela dengan tetap fokus pada buku yang ia baca. "Dan tolong, banget, aku mohon, kamu stop gangguin aku. kalo kamu sayang sama aku, nggak gini caranya."

Kini entah dorongan dari mana, Gaby dengan beraninya menatap tepat pada mata Adzril, walaupun hanya sekejap Gaby menatapnya. "Cukup kamu berubah ke jalan yang baik, kamu jadi orang yang lebih serius, kamu jadi orang yang jujur, itu cukup jadi bukti, kalo kamu benar - benar sayang sama aku."

Mata Nabil hanya terpakau pada wajah samping Gabriela yang kala itu menatap serius pada bukunya, entah itu tengah benar - benar membaca buku yang ia genggam, atau mungkin hanya sebagai pengalihan semata dari tatapan Adzril yang sangat teduh.

"Apa aku bisa?" Gumam Nabil entah itu padanya, atau Gabriela, ia tujukan pertanyaan tersebut.

"Hanya hatimu sendiri yang bisa jawab pertanyaan itu. kalo kamu serius sayang sama aku, kamu ikutin kemauan aku, tapi kalau ungkapanmu saat itu hanya angin belaka, aku gak akan pernah percaya selamanya sama semua ucapan kamu, Nabil."

buk

Setelah menutup bukunya dengan cukup kencang, tanpa menatap adzril yang saat itu masih berharap Gabriela sedikit menatap Adzril, sekedar untuk memberinya semangat. Namun nihil, Gabriela hanya berjalan begitu saja.

"Gimana gue bisa jujur, kalo selama ini sluruh siswa siswi disini nggak pernah ada yang tau apa - apa soal gue!"

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!